Air Mata Pernikahan

Air Mata Pernikahan

Bab 01

Rian Abraham. Seorang pengusaha muda sukses berusia 28 tahun yang memiliki banyak cabang perusahaan baik di dalam negeri maupun di luar negeri itu adalah suami dari seorang gadis bernama Namira Azalea.

Pernikahan keduanya sudah berjalan hampir 1 tahun lamanya. Namun selama itu juga Namira tidak pernah di perlakukan baik oleh suaminya. Tidak ada satu pun yang di lakukan Namira itu benar di mata Rian. Semua selalu di anggapnya salah.

Meski begitu, namun Namira tetap saja bertahan dengan pernikahannya. Semua itu bukan tanpa alasan, melainkan ia mempertahankan pernikahannya karena memang ia sangat mencintai suaminya dan berharap suatu saat suaminya akan berubah dan bisa mencintainya juga menerimanya sebagai seorang istri yang semestinya.

Sebelum pernikahan di antara keduanya terjadi, Rian adalah kekasih dari kakak Namira. Namun saat menjelang beberapa hari mereka akan menikah, kakak Namira pergi tanpa meninggalkan pesan apapun. Dan pada akhirnya kedua orang tua Namira dan juga kedua orang tua Rian sepakat untuk menjodohkan Rian dengan Namira sebagai pengganti untuk tetap berjalannya sebuah pernikahan.

Namira yang sebenarnya sudah menyukai Rian sejak awal, akhirnya menerima perjodohan itu dengan sedikit keraguannya. Sementara Rian sendiri dengan terpaksa tidak bisa menentang keinginan kedua orang tuanya lantaran takut jika nama baik keluarganya akan tercoreng dengan gagalnya pernikahannya dengan kakak kandung Namira yang sudah pergi meninggalkannya tanpa kabar.

Pagi ini seperti biasa Namira sudah menyiapkan sarapan pagi sebelum Rian berangkat kekantor. Semua sudah tertata rapi dengan berbagai menu makanan kesukaan suaminya itu.

Hingga terdengar langkah kaki yang tengah menuruni tangga, Namira pun bergegas menyiapkan sepiring sarapan pagi karena ia tau itu adalah suara langkah kaki Rian yang tengah menuju meja makan.

"Mas, ini sarapannya ayo duduk dulu." Ucap Namira seraya menarik satu kursi untuk Rian. Bukannya duduk, Rian justru hanya meneguk segelas air putih lalu beranjak pergi tanpa mengatakan apa pun pada Namira.

"Sampai kapan mas?"

Suara Namira itu lantas menghentikan langkah kaki Rian yang kemudian ia memutar tubuhnya menatap kearah Namira.

"Sampai kapan? Sampai kapan kau akan bersikap seperti ini padaku?"

"Sudah hampir satu tahun, apa selama itu tidak juga bisa membuatmu bisa sedikit saja menghargaiku?" Sambung Namira. Rian berjalan menghampiri Namira lalu menarik kuat tangan Namira untuk menghadap kearahnya. Dengan tatapan penuh kebencian Rian mengucapkan kata yang paling menyakitkan bagi Namira.

"Apa kau pikir dengan usia pernikahan yang terus berjalan itu bisa membuatku tidak membencimu?"

"Kau salah Namira."

"Kau adalah benalu dalam kehidupanku, kau adalah sampah paling kotor di mataku dan kau juga adalah wanita paling hina yang tidak tau malu yang ada di dunia ini." Dengan menahan bendungan air matanya, Namira mencoba untuk menguatkan hatinya dari ucapan paling menyakitkan yang di lontarkan oleh Rian padanya.

Setelah puas mengucapkan semua kata yang paling menyakitkan itu, kemudian Rian menghempas kuat tangan Namira lalu pergi dari hadapannya. Sedangkan Namira masih berdiri dengan terus menatap kepergian Rian hingga sudah tidak nampak lagi dari penglihatannya.

Sungguh pada akhirnya Namira pun benar-benar menangis. selama hampir satu tahun Namira yang biasanya terlihat begitu tangguh dan kuat akan setiap hina'an bahkan cemo'ohan Rian, kini ia benar-benar sudah tidak bisa menahannya lagi. Air matanya pun tumpah dan ia pun menangis terisak seraya memegangi dadanya yang seolah begitu sesak ia rasakan.

...****************...

Sementara itu sesampainya Rian di perusahaan miliknya, begitu ia masuk kedalam perusahaannya, ia langsung melempar tas kerja miliknya dengan begitu keras kearah meja kerjanya.

Brugh~

"Hah... " Rian duduk di meja kerjanya seraya memijit keningnya. Pria itu kemudian beranjak dari duduknya lalu berdiri di hadapan jendela perusahaannya dengan kedua tangan yang masuk kedalam kantong saku celananya dan dengan tatapan sendunya yang mengarah keluar jendela kaca perusahaannya.

"Kau dimana Elena? kenapa kau pergi begitu saja di saat hari bahagia kita?"

"Aku tidak bahagia dengan pernikahanku, aku sangat membenci adik kandungmu itu, rasanya aku ingin melenyapkannya saat aku menatapnya." Tak terasa air mata Rian menetes dengan sendirinya tatkala ia mengingat kembali kekasihnya yang sudah meninggalkannya di saat menjelang hari bahagianya itu. Hari bahagia yang menjadi impiannya bersama Elena justru harus pupus lantaran ia harus menikah dengan adik kandung dari Elena yaitu Namira.

Yang ada dalam benaknya setiap detik melihat Namira adalah sebuah kebencian yang amat dalam. Tidak ada sedikit pun rasa simpati bahkan rasa cinta yang mungkin bisa ia berikan untuk Namira. Hanya ada kebencian dan amarah itu lah yang ada dalam benak Rian saat melihat Namira setiap harinya.

Ceklek~

"Rian."

Seorang pria membuka pintu lalu memanggil nama Rian yang kemudian Rian pun langsung mengusap air matanya sebelum pria itu melihatnya.

"Masuklah Key." Ucap Rian pada sahabat sekaligus rekan kerjanya yang bernama Keynan itu.

"Kau habis menangis?" Tanya Keynan yang melihat mata sembab Rian.

"Pertanyaan macam apa itu, mana mungkin seorang Rian Abraham bisa menangis." Ujar Rian menutupi kebohongannya. Keynan pun hanya mengangguk kemudian duduk di hadapan meja kerja Rian dengan meletakkan beberapa berkas di sana.

"Tanda tangani lah ini."

Rian pun menandatangani berkas yang di sodorkan oleh Keynan padanya. Saat Rian menandatangi semua berkas tiba-tiba pandangan Keynan teralihkan pada sebuah foto yang berada di atas meja kerja Rian. "Kau masih menyimpannya?" Tanya Keynan yang melihat foto Elena di meja kerja Rian dan Rian pun mengangguk. "Sampai kapan kau akan terus menunggunya? dia sudah menghianatimu Rian, dia sudah per--"

Brak~

Rian menutup dengan keras berkas yang baru saja selesai ia tanda tangani itu hingga membuat Keynan sedikit terkejut.

"Ambil dan pergilah." Ucap Rian yang meminta Keynan untuk segera pergi dari ruangannya. Keynan pun menunduk senyum seraya menggelengkan kepalanya perlahan. Tidak mengerti dengan sikap sahabatnya itu, kenapa masih saja menyimpan foto Elena? Seorang gadis yang jelas-jelas sudah meninggalkannya dan membiarkannya menikahi wanita lain begitu saja. Apa itu yang di namakan sebuah cinta? itu lah yang terbesit dalam tanya Keynan.

Namun Keynan tidak bisa berbuat apa-apa. Karena ia tau bagaimana watak keras dari sahabat baiknya itu. Tidak akan ada yang bisa menasehatinya atau bahkan memberinya masukan tentang apa yang baik dan tidak kecuali kedua orang tuanya.

Karena di balik keras kepala Rian, ia adalah seorang putra yg paling patuh pada kedua orang tuanya meski pun terkadang itu tidak sesuai dengan keinginan hatinya.

"Baiklah, oh iya jangan lupa nanti malam akan ada jamuan makan malam di perusahaan. Semua CEO akan membawa istri atau pasangan mereka, jadi kau pasti mengerti maksudku." Setelah memberi tau hal itu, tanpa menunggu jawaban dari Rian lantas Keynan lekas membawa keluar berkas yang sudah di tanda tangani oleh Rian sebelumnya.

Terpopuler

Comments

Franki Lengkey

Franki Lengkey

baru baca masi menyimak.. semangat thor💪🏽

2023-06-22

0

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

Rian suami yang jahat terhadap isterinya..

2023-04-13

0

Utci Yeah Zaine

Utci Yeah Zaine

mampir thour siapa tahu critanya beda dengan novel"yang lain

2023-04-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!