NovelToon NovelToon
Kitab Dewa Naga

Kitab Dewa Naga

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Romansa Fantasi / Ruang Bawah Tanah dan Naga / Akademi Sihir / Ahli Bela Diri Kuno / Ilmu Kanuragan
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Mazhivers

Raka secara tak sengaja menemukan pecahan kitab dewa naga,menjadi bisikan yang hanya dipercaya oleh segelintir orang,konon kitab itu menyimpan kekuatan naga agung yang pernah menguasai langit dan bumi...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mazhivers, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 2

Rasa penasaran dan ketakutan bercampur aduk di benak Raka. Ia membolak-balik halaman-halaman kitab itu dengan hati-hati, mencoba mengenali aksara aneh yang terukir di sana. Bentuknya begitu berbeda dari aksara yang biasa ia lihat. Ada lekukan tajam seperti taring naga, dan bulatan-bulatan yang menyerupai mata yang mengawasi. Meskipun tidak mengerti maknanya, ia merasakan adanya getaran energi yang kuat dari kitab itu, seolah-olah ia memegang jantung yang berdenyut dari sesuatu yang sangat kuno dan berkuasa.

Kilasan-kilasan penglihatan yang ia alami tadi masih terbayang jelas di benaknya. Naga-naga raksasa yang saling bertarung dengan dahsyat, kilatan cahaya yang menyilaukan, dan sosok-sosok dewa yang agung. Ia bertanya-tanya, apakah semua itu benar-benar terjadi? Apakah desanya, dunia yang ia kenal, memiliki sejarah yang jauh lebih kaya dan lebih berbahaya dari yang pernah ia bayangkan?

Ia memutuskan untuk menunjukkan kitab itu kepada Maya. Mungkin gadis itu pernah mendengar cerita dari kakeknya tentang aksara kuno atau simbol-simbol aneh. Dengan hati-hati ia membungkus kitab itu dengan kain lusuh dan menyimpannya di dalam keranjang ukirannya. Ia bergegas keluar rumah, berharap bisa menemukan Maya di pasar atau di dekat rumahnya.

Saat Raka tiba di pasar, suasana tampak lebih tegang dari sebelumnya. Para pedagang berbicara dengan suara pelan dan raut wajah khawatir. Beberapa di antara mereka tampak sedang berkemas-kemas, seolah ingin segera meninggalkan tempat itu. Raka mencari keberadaan Maya di antara kerumunan orang, dan akhirnya menemukannya sedang membantu ibunya membereskan barang dagangan.

"Maya!" panggil Raka dengan sedikit tergesa-gesa.

Maya menoleh dan tersenyum lega melihatnya. "Raka! Kau kembali. Aku tadi sempat khawatir karena kau pergi begitu lama."

"Ada yang ingin kutunjukkan padamu," kata Raka sambil melirik ke sekeliling, memastikan tidak ada yang mendengar. Ia menarik Maya sedikit menjauh dari keramaian dan menceritakan tentang penemuannya di hutan.

Awalnya, Maya tampak tidak percaya, namun ketika Raka mengeluarkan kitab itu dari keranjangnya dan memperlihatkannya kepada gadis itu, matanya membulat karena terkejut. Ia menyentuh sampul kulit kitab itu dengan ujung jarinya, merasakan aura dingin yang terpancar darinya.

"Ini… ini seperti yang diceritakan kakekku," bisik Maya dengan nada bergetar. "Kitab Naga… ia bilang, kitab itu menyimpan kekuatan para dewa naga."

"Kau tahu tentang aksara ini?" tanya Raka dengan harapan.

Maya menggelengkan kepalanya. "Tidak persis. Tapi kakek pernah menunjukkan beberapa simbol yang mirip. Ia bilang, kitab ini sangat berbahaya jika jatuh ke tangan yang salah."

Tiba-tiba, seorang pria tua dengan tongkat berjalan mendekati mereka. Wajahnya tampak pucat dan matanya berkaca-kaca. "Kalian… kalian melihatnya?" tanyanya dengan suara serak.

Raka dan Maya saling pandang dengan bingung. "Melihat apa, Paman?" tanya Maya.

"Bayangan hitam… di langit! Tadi terbang melewati desa kita. Besar sekali… seperti naga!"

Ucapan pria tua itu membuat jantung Raka mencelos. Bayangan hitam besar… seperti yang diceritakan Maya. Apakah ini pertanda? Apakah penemuannya ada hubungannya dengan penampakan itu?

Saat mereka masih terdiam karena terkejut, terdengar teriakan histeris dari arah jalan masuk pasar. Orang-orang mulai berlarian dengan panik. "Mereka datang! Mereka datang!" teriak seseorang.

Raka dan Maya saling bertukar pandang penuh ketakutan. Mereka tidak tahu siapa yang datang atau apa yang terjadi, tetapi kepanikan di sekitar mereka terasa begitu nyata. Raka dengan sigap menarik tangan Maya dan membawanya berlindung di balik salah satu gerobak pedagang yang kosong.

Dari balik gerobak, mereka mengintip ke luar. Mereka melihat beberapa sosok berjubah hitam dengan topeng menyeramkan memasuki area pasar. Di tangan mereka, tergenggam senjata-senjata tajam yang berkilauan. Mereka bergerak dengan cepat dan terorganisir, seolah sedang mencari sesuatu atau seseorang.

"Siapa mereka?" bisik Maya dengan suara gemetar.

Raka menggelengkan kepalanya. Ia tidak mengenali mereka, tetapi ada aura jahat yang terpancar dari mereka yang membuatnya merasa sangat tidak nyaman. Salah satu dari sosok berjubah itu berhenti tepat di depan tempat Maya tadi berjualan. Ia melihat ke sekeliling dengan gerakan cepat, lalu menunjuk ke arah keranjang Maya yang masih tergeletak di tanah.

"Cari!" perintah sosok itu dengan suara berat yang teredam oleh topengnya. "Kitab itu pasti ada di sekitar sini!"

Mata Raka dan Maya membulat karena terkejut. Mereka mencari kitab itu? Bagaimana mereka bisa tahu tentang keberadaannya? Apakah ada seseorang di desa mereka yang telah mengkhianati mereka?

Rasa curiga Raka langsung tertuju pada beberapa orang di desa yang selama ini tampak aneh dan tertutup. Ada seorang pandai besi yang baru-baru ini datang ke desa dan selalu menyendiri. Ada juga seorang pedagang keliling yang sering bertanya-tanya tentang legenda-legenda kuno. Mungkinkah salah satu dari mereka adalah mata-mata Kaldor?

Ketegangan semakin meningkat ketika para sosok berjubah itu mulai menggeledah setiap sudut pasar. Beberapa warga desa yang mencoba melawan langsung dilumpuhkan dengan kejam. Raka menggenggam erat tangan Maya, mencoba menenangkannya meskipun hatinya sendiri dipenuhi ketakutan.

Tiba-tiba, mata salah satu sosok berjubah itu tertuju pada tempat persembunyian mereka. Ia berjalan mendekat dengan langkah mantap, pedangnya terhunus. Raka tahu mereka tidak punya banyak waktu lagi.

"Kita harus pergi dari sini," bisik Raka. Ia melihat ke sekeliling, mencari jalan keluar. Di belakang mereka, ada sebuah gang sempit yang mengarah ke arah hutan. "Lari bersamaku!"

Tanpa menunggu jawaban, Raka menarik Maya dan mereka berlari sekencang-kencangnya menuju gang itu. Mereka mendengar teriakan dan langkah kaki mengejar di belakang mereka, tetapi mereka terus berlari, berharap bisa selamat dari kejaran para sosok misterius itu.

Saat mereka berhasil mencapai tepi hutan, Raka menoleh ke belakang. Ia melihat para pengejar mereka masih berusaha menyusul. Ia tahu mereka tidak bisa lari terus seperti ini. Mereka harus mencari tempat persembunyian yang aman.

"Ikut aku," kata Raka sambil menarik Maya lebih dalam ke dalam hutan. Ia mengingat jalan setapak kecil yang sering ia gunakan saat kecil untuk mencari kayu. Jalan itu tersembunyi di balik rimbunnya semak-semak dan mungkin bisa membawa mereka ke tempat yang aman.

Sambil berlari, Raka tidak sengaja menyenggol sebuah batu dan menjatuhkan keranjang ukirannya. Kitab Dewa Naga terlepas dari dalamnya dan jatuh ke tanah. Raka segera berhenti dan mengambilnya kembali dengan cemas. Ia memeriksa apakah ada kerusakan, dan untungnya kitab itu masih utuh.

Namun, saat ia mendongak, ia melihat sesuatu yang membuatnya membeku. Di depannya, berdiri seorang wanita dengan senyum yang sangat manis, namun matanya memancarkan aura dingin yang menusuk. Wanita itu mengenakan pakaian serba hitam dan memegang sebuah tongkat kayu dengan ukiran kepala ular di ujungnya. Raka merasa pernah melihat wanita ini sebelumnya, tetapi ia tidak bisa mengingat di mana.

"Mencari ini, Nak?" kata wanita itu sambil menunjuk ke arah kitab di tangan Raka dengan tongkatnya. "Kitab yang sangat menarik."

Raka merasakan firasat buruk. Ada sesuatu yang sangat berbahaya tentang wanita ini. Ia memeluk Maya erat dan bersiap untuk menghadapi apa pun yang akan terjadi. Ia tidak tahu bahwa wanita di depannya adalah seorang penyihir kuno yang telah lama mengabdi pada Kaldor, dan bahwa pertemuannya ini akan membawa mereka ke dalam bahaya yang lebih besar dari yang pernah mereka bayangkan. Senyum manis wanita itu menyimpan racun pengkhianatan, dan hutan yang tadinya tampak tenang kini terasa mengancam dengan misteri yang tersembunyi di setiap sudutnya. Cinta dan bahaya kini berjalan beriringan, dan Raka harus segera belajar siapa yang bisa ia percayai dan siapa yang tidak, sebelum semuanya terlambat.

1
anggita
like👍iklan👆. terus berkarya tulis. moga novelnya lancar.
anggita
saran sja Thor🙏, kalau tulisan dalam satu paragraf/ alinea jangan terlalu banyak, nanti kesannya numpuk/penuh. sebaiknya jdikan dua saja.
إندر فرتما
moga bagus ini alur cerita
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!