Menceritakan tentang seorang gadis yang anggun dan lemah lembut, namun semenjak jiwa nya digantikan berubah menjadi kejam jika ada yang mengusiknya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nrsl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
"Aaaaaaaaaaah... BRE*GSEK” Maxwell mengacak rambutnya frustasi.
Kedua tangannya mengepal erat, dan..
Bugh
la memukul meja kerjanya dengan sangat keras.
"Kenapa perusahaan Henry menarik semua investasi nya" tanya Maxwell pada dirinya sendiri dengan amarah yang masih menguasai dirinya.
Ya Aiden menepati perkataannya tentang menghancurkan keluarga Adiguna, ia menarik semua investasi di perusahaan tersebut, investor lain yang mengetahui Henry Corp menarik investasi dari Adiguna Corp ikut menarik investasi nya, karena tidak ingin mengalami kerugian.
Efeknya, Adiguna Corp mengalami collapse, bisa di bilang Adiguna Corp sudah hancur sehancur-hancurnya.
"Saya tidak pernah menyinggung mereka. SI*LAN...Aaaaaaaaaaah" Max melempar vas bunga yang ada di meja kerjanya.
Prang
Kini serpihan vas bunga berserakan dimana-mana, tak lama...
Dor
Dor
Dor
Suara tembakan terdengar dari luar, seketika mengejutkan Maxwell
Ceklek
Gio datang langsung memberikan informasi kepada tuannya.
"T-tuan kita telah di serang" ucap Gio.
"BRE*GSEK... lakukan rencana B... CEPAT" ucap Maxwell.
Maxwell diikuti bawahannya berlari menuju Pintu rahasia bawah tanah yang ada di rumah itu tak lupa membawa perlengkapan senjata api nya.
...****************...
Dor
Dor
Dor
Aiden menembak orang yang menghalangi jalannya. Setelah memastikan tidak ada lagi yang menghalanginya, ia pun menendang Pintu rumah itu dengan keras.
Braak
Hening.
Tidak ada orang di dalam, Aiden dan anggotanya memeriksa semua ruangan yang berada di rumah itu, tetapi mereka tidak menemukan ada orang di sana hanya ada bekas serpihan vas bunga yang tampak seperti baru di pecahkan.
Aiden melihat ke arah pintu rahasia yang ada di ruangan tersebut. Aiden mengeraskan rahangnya, tangannya mengepal dengan kuat.
"SI*LAN... mereka melarikan diri" ucap Aiden tatapannya sangat dingin dan tajam, aura membunuhnya kini benarbenar keluar.
"Bima, lacak keberadaan Maxwell saat ini" perintah Aiden.
Bima mengangguk.
"Baik Aiden" ucap Bima dan langsung membuka handphone miliknya, ini sangat mudah karena Bima telah berhasil menyadap handphone milik Maxwell.
Bima mengangkat kepalanya dan menatap Aiden.
"Rumah sakit" ucap Bima.
Deg
"Cia" lirih Aiden.
"BRE*GSEK... MUSNAHKAN TEMPAT INI" perintah Aiden, tak lama ia langsung berlari.
Aiden segera bergegas menuju rumah sakit, ia tidak mau Cia nya dalam bahaya. Cia merupakan dunianya, ia tidak rela jika ada seseorang yang ingin membawa dunianya pergi.
...****************...
Rumah Sakit
Cia saat ini berada seorang diri di dalam ruang rawatnya, papa nya memutuskan untuk pulang sebentar ke mansion karena ada beberapa berkas penting yang harus di tanda tangani, dan mama nya harus pergi ke ruang administrasi untuk mengurus kepulangan Cia besok.
Ceklek
Cia melihat ke arah pintu, ia melihat dua orang pria yang tidak ia kenal.
”Siapa kalian?" tanya Cia.
"Hahahaha, kau tidak perlu tau siapa kami" ucap salah satu pria asing itu.
Mata Cia menatap sebuah sapu tangan yang ada di genggaman pria asing itu.
Cia tersenyum menyeringai.
"Oh, mau bermain-main denganku ternyata" ucap Cia dalam hati.
"Ale jika aku di bius, tolong beri aku obat penawarnya" ucap Cia dalam hati kepada sistem Ale.
[Baiklah Cia... Pemotongan 10 poin]
"Tidak masalah Ale"
[Permintaan di proses]
"Terimakasih Ale"
CIA menatap kembali kedua pria asing itu.
"Apa tujuan kalian?” tanya CIA.
Kedua pria itu tertawa.
"Hahahaha, kau tidak perlu tau gadis kecil” ucap salah satu pria dengan berjalan mendekat ke arah Cia
Perkiraan Cia benar, kedua pria itu membiusnya dengan cara membekapnya, tak lama Cia pun tidak sadarkan diri.
Kedua pria itu membawa Cia melewati pintu belakang rumah sakit agar keberadaannya tidak diketahui oleh siapapun.
Mereka berhasil membawa Cia dengan menggunakan mobil menuju ke gudang terbengkalai di pinggiran kota J. Sebenarnya Cia sudah sadar tetapi ia hanya pura-pura tertidur saja.
"Ale tolong siapkan senjata api dan racun B1" ucap Cia dalam hati
Racun B1 merupakan racun yang bisa melumpuhkan otot tubuh hingga 12 jam, siapapun yang terkena racun tersebut tidak bisa menggerakkan seluruh badannya, hanya bisa melihat dan berbicara saja.
[Baik Cia... Untuk racun pemotongan 10 poin]
"Tidak masalah, Ale"
[Permintaan di proses]
[Senjata api dan racun ada di saku celana mu CIA]
"Hmmm... Terimakasih Ale"
...****************...
Aiden mengendarai mobilnya dengan kecepatan yang sangat tinggi, Aiden benar-benar kalut. Ia tidak bisa berfikir dengan tenang jika itu menyangkut Cia nya.
Tak lama ia memasang earphone ke telinganya, ia akan menelpon Bima menanyakan lokasi terbaru Maxwell saat ini.
"Bima, apakah ada perubahan lokasi Maxwell?" tanya Aiden dengan aura dinginnya.
"Gudang terbengkalai di pinggiran kota J, membawa Cia" ucap Bima di seberang telepon.
Kenapa Bima bisa tau, karena ia menyadap handphone milik Maxwell dan saat ia dalam perjalanan ke rumah sakit, ia mendengar panggilan telpon untuk Maxwell dan ternyata itu dari anak buahnya yang sudah membawa Cia menuju gudang terbengkalai di pinggiran kota J.
Deg
Aiden pun langsung memutar stir mobilnya, ia akan mengarah ke gudang terbengkalai di pinggiran kota J. ia mengendarai mobil nya dengan sangat kencang, untungnya jalanan sepi jadi tidak ada yang menghambatnya.
Inti Cruel yang berada di belakang Aiden, mengikuti arah mobil Aiden.
...****************...
Cia saat ini telah sampai di gudang, tangan Cia di pegang oleh kedua pria asing itu.
"LEPASKAN" ucap Cia dengan kencang.
"DIAM" ucap salah satu pria asing.
Cia mengikuti mau pria asing itu, ia ingin tau buat apa mereka membawanya ke sini. Dan tepat di dalam gudang, Cia melihat seorang pria paruh baya seumuran dengan papa nya. Ya itu adalah Maxwell Adiguna.
Bruuk
CIA di dorong oleh pria asing itu tepat di bawah kaki Maxwell.
"Aaaawwwssss" ringisan Cia, lututnya sakit terkena lantai.
Maxwell tersenyum menyeringai.
"Apa kabar gadis kecil" ucap Maxwell.
Cia mendongakkan kepalanya menatap mata Maxwell dengan tajam.
"Siapa kau?" tanya Cia dengan aura dinginnya.
"Kau tidak perlu tau siapa saya" ucap Maxwell
Tak lama Maxwell mengarahkan senjata api ke arah Cia.
"Yang pasti saya akan membunuh mu, hahahahah" ucap Maxwell dengan tertawa jahat.
Cia tersenyum menyeringai.
"Kau yang akan ku bunuh tuan" ucap Cia yang aura dinginnya kini berubah menjadi aura membunuh.
Maxwell yang melihat aura Cia berubah-ubah terkejut, ia tidak menyangka gadis dihadapannya itu begitu berani.
"Kau tidak bisa membunuhku gadis kecil" ucap Maxwell.
Dor
Cia berhasil menghindari peluru itu, ia dengan cepat langsung menghajar Maxwell .
Bugh
Bugh
Bugh
Praaaak
Senjata api Maxwell terjatuh cukup jauh.
Anak buah Maxwell yang tau tuannya di hajar langsung melawan Cia.
Bugh
Bugh
Bugh
Cia bisa melawan mereka dengan mudah, tak lama ia mengeluarkan senjata api yang ada di sakunya.
Dor
Dor
Dor
Bruuk
Bruuk
Bruuk
Anak buah Maxwell seketika tergeletak, mata tajam Cia mengarah pada Maxwell yang ingin mengambil senjata apinya.
Dor
CIA menembak Maxwell tepat di kakinya.
"Aaaaaaaaaaaa" ringisan Maxwell
Cia mendekat ke arah Maxwell dengan aura membunuh.
"Jadi sekarang siapa yang akan di bunuh" ucap Cia dingin dengan senyum menyeringai.
Bersambung