NovelToon NovelToon
DARAH SOKA

DARAH SOKA

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Penyelamat
Popularitas:464
Nilai: 5
Nama Author: Chira Amaive

Shinkai. Sosok lelaki berusia 25 tahun. Ia tinggal di sebuah rumah sewa yang terletak tepat di sebelah toko bunga tempat ia berada saat ini. Toko bunga itu sendiri merupakan milik dari seorang wanita single parent yang biasa dipanggil bu Dyn dan memiliki seorang anak laki-laki berusia 12 tahun. Adapun keponakannya, tinggal bersamanya yang seringkali diganggu oleh Shinkai itu bernama Aimee. Ia setahun lebih tua dibanding Shinkai. Karena bertetangga dan sering membantu bu Dyn. Shinkai sangat dekat dengan keluarga itu. Bahkan sudah seperti keluarga sendiri.

Novel ini memiliki genre action komedi yang memadukan adegan lucu yang bikin tertawa lepas, serta adegan seru yang menegangkan dari aksi para tokoh. Adapun part tertentu yang membuat air mata mengalir deras. Novel ini akan mengaduk perasaan pembaca karena ceritanya yang menarik.

Yuk, baca kisah lengkap Shinkai dengan aksi kerennya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chira Amaive, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 22

Untuk, Shinkai

Aku sudah bilang datang ke Tanduk Lebah, bodoh. Kenapa kau malah mencoba bunuh diri ke sarang lawan!

Pagi itu, Shinkai yang habis berbelanja untuk bu Dyn mendapatkan secarik surat lagi.

“Sial, siapa sebenarnya pengirim surat ini. Sudah tulisannya jelek, isinya selalu mengejekku pula.”

Pepohohan menari-nari anggun. Angin melintas, menghasilkan sejuk dengan udara segar. Rerumputan berembun menyapu kaki. Kicauan burung yang beterbangan. Sangat menentramkan. Shinkai tersenyum dalam kesendirian. Banyak hal yang patut disyukuri. Ia kembali ke rumah itu. Dengan Aimee yang membuat keributan dengannya seperti biasa. Seolah kejadian semalam tak pernah terjadi. Gadis itu menjaga rahasia Shinkai. Agar bu Dyn dan Neptune masih tertawa utuh dengan tingkah Shinkai dan Aimee. May juga masih di sana. terlepas dari kecurigaan Shinkai, ia adalah gadis kecil yang patuh serta rajin. Ia selalu ada untuk membantu dan meringankan beban. Bahkan menambah pemasukan toko dengan keahliannya meracik parfum.

Nahasnya, karena terlalu fokus pada pikirannya, Shinkai malah menabrak batang pohon besar di depannya. Kawanan anak-anak yang melintas menertawakannya. Juga pasangan suami-istri yang sedang berjoging. Seketika membuat wajah Shinkai memerah karena malu.

“Cari pasanganmu anak muda, agar kau punya hal lain yang bisa dipeluk selain batang pohon,” ucap si lelaki. Sedangkan pasangan menutup mulut dengan mulut tertawa di dalamnya.

“Cih, kau kira aku jomlo menyedihkan, hah?” Shinkai bergumam dengan suara pelan.

Luka-luka pada tubuh Shinkai belum sembuh. Ia dan Aimee berkata bahwa mereka diserang perampok saat ditanya perihal dari mana ia dapat luka-luka itu. Namun, obat oles pemberian Luisa sangat ampuh sehingga luka-luka itu tidak tampak terlalu buruk setelah dioleskan.

Shinkai masih penasaran dengan si gadis pemanah, Luisa. Bersama pengintai misterius bersama Egan. Mereka bukan sekadar menyelamatkan Shinkai dan kawan-kawan, namun ia juga menginterogasi peneror berkostum hitam-hitam itu. Bahkan tidak segan-segan untuk membunuhnya jika tidak mau membuka mulut.

Lantas, apakah Luisa dan Egan mengalami teror juga? Atau mereka hanya sedang menjalankan misi pengintaian dari seseorang?

Semua kemungkinan beradu dalam pikiran. Termasuk kemunculan Sai yang sudah berubah haluan menjadi musuh. Semua itu bisa terjadi ketika ketua sudah pergi. Tevy, semua punya jalan masing-masing setelah ia tiada. Tak ada alasan lagi untuk mempertahankan sekutu jika semua orang hanya mau tunduk di hadapan Tevy.

“Pemisi, Kak. Aku sedang bagi-bagi bunga gratis. Nih, buat kakak!” seseorang berwajah ramah muncul dan memberikan setangkai bunga pada Shinkai.

Jaran sekali ia melihat ada orang yang membagikan jenis bunga itu. Lagi-lagi, bunga soka. Sebenarnya ia sudah sangat muak dengan bunga itu.

“Kau tahu mawar, tidak?” tegas Shinkai, bertanya.

Orang yang membagikan bunga itu mengangguk cepat dengan ekspresi panik.

“Lalu, apa yang kau lakukan dengan bunga seperti ini, hah? Mana mawarnya!”

“Tidak ada. Kami hanya membagikan bunga ini,” jawabnya gelagapan.

“Siapa yang menyuruhmu membagikan ini?”

“Ini adalah kegiatan bulanan toko kami, kak.”

“Lalu, mana mawarnya?” Shinkai mengulang pertanyaan.

“Kami tida membawanya!”

“kalau begitu jangan menghalangi jalanku!”

Orang yang membagikan bunga itu langsung menyingkir dan berlari menuju salah satu temannya yang juga sedang membagikan bunga soka.

“Ada apa, Va. Kenapa kau lari terbirit-birit?” tanya teman dari perempuan yang tadi menawarkan bunga gratis untu Shinkai.

“Orang itu aneh sekali. Aku menawarkannya bunga soka tapi dia malah mencari mawar,” jawab si perempuan tadi.

Suara obrolan itu terdengar sampai telinga Shinkai.

“Mawar? Dia pasti pemuda tidak modal yang mengandalkan mawar gratis untuk diberikan kepada gadis idamannya.”

“Benar. Mungkin dia pemuda yang tidak beruntung masalah percintaan.”

Telinga Shinkai begitu panas dengan obrolan itu. Lebih panas lagi saat tiba-tiba sandalnya putus karena sebenarnya itu memang sandal yang sudah bertahun-tahun dan tidak kuat lagi. Ia langsung membuangnya dan melanjutkan perjalanan tanpa alas kaki.

“Ibu, apakah itu gelandangan?” tanya seorang balita yang duduk bersama ibunya di bangku panjang pinggir jalan.

Shinkai mengeraskan rahang. Anak sialan!

“Tidak, Nak.”

“Tadi ibu bilang, gelandangan itu adalah orang yang berjalan tanpa alas kaki dengan wajah menyedihkan.”

Asem.

___ ___ ___

Proyek mengecat museum pribadi paman Jim. Shinkai datang lagi setelah beberapa kali menjalani kesibukan. Seharusnya ia akan beristirahat beberapa hari untuk memulihkan lukanya. Namun ia merasa lukanya sudah tidak apa-apa. Sepertinya obat oles dari Luisa memang sehebat itu. Sehingga, ia tidak perlu waktu lama untuk memulihkan diri dan kembali bekerja.

“Bagaimana, Shinkai. Kau sudah haus sekarang?”

Paman Jim bertanya pada Shinkai yang berada di atas tangga kayu sambil mengecat dinding.

“Sebentar lagi, paman Jim. Tenang saja.”

“Aku membawakanmu beberapa telur agar luka-lukamu segera kering.”

“Terima kasih, paman Jim.”

Shinkai bergabung dengan paman Jim yang tengah duduk di saung. Ia menegak minuman dingin. Lalu mengupas telur rebus.

“Makanlah semua telur-telur itu, Shinkai. Agar kau segera sembuh.”

“Baik, paman Jim.”

“Bagaimana kabar bu Dyn dan Neptune?”

“Mereka baik.”

“Lalu, bagaimana dengan Aimee? Ia turut terlibat serangan puluhan orang-orang berkostum hitam itu, bukan?”

“Ia bahkan lebih dari baik.”

“Sebuah keajaiban. Padahal kau bilang bahwa ia hampir terbunuh oleh pedang.”

“ya, itu sangat menegangkan.”

“Tapi, syukurlah kalian semua selamat.”

“Benar.”

“Oh, iya. Musuh sekitar enam puluhan orang melawan dua orang serta satu gadis yang tidak bisa bertarung. Artinya, kalian bertarung sambil melindungi seseorang. Bagaimana cara kalian bisa selamat?”

“kami diselamatkan seorang pemanah dan juga dibantu oleh seorang pengintai.”

Paman Jim mengangguk, tanda mengerti.

“Paman Jim, apakah kau tahu tentang salah satu peneror berkostum hitam yang ditabrak lagi dan jasadnya dibawa oleh pasukan Gloine?”

“Ah, berita itu. Jujur saja, pasukan resmi seperti itu sangat meremehkan kondisi, sehingga akupun sangat ingin meremehkannya. Ia membawa jasad itu untuk diteliti? Itu lebih terlihat seperti sekelompok pekerja di bawah pemerintahan yang mencoba melakukan suatu pekerjaan agar terlihat berguna. Lihat saja, mereka tidak berjaga dengan benar. Pertarungan segaduh semalam tidak terjamah mereka. Padahal kau menghadapi tidak kurang dari enam puluh orang,” ungkap paman Jim.

Shinkai mengangguk.

“Maaf saja jika aku mengkritik pasukan khusus seperti itu.”

“Ah, tidak. justru aku juga setuju denganmu.”

“Tapi setidaknya, pekerja tambang tidak perlu khawatir dengan serangan itu lagi. Kau pasti tahu, pasukan Gloine elit lebih banyak ditempatkan di penambangan.”

“Tapi, justru di sana aku melihat banyak yang suka tidur di jam aktif.”

“Justru karena sudah berkelas elit, sehingga mereka bisa lebih banyak bersantai. Tapi tentu mereka jauh lebih terampil dibanding junior-juniornya.”

Sekali lagi Shinkai mengangguk. Ia merasa sangat lega setelah bercerita banyak hal dengan paman Jim. Seperti menemukan sosok ayah yang tidak pernah ditemuinya pada ayah biologisnya sendiri.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!