NovelToon NovelToon
(Bukan) Perjaka Tua

(Bukan) Perjaka Tua

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Pengganti
Popularitas:848.8k
Nilai: 4.7
Nama Author: Puput

Niat hati menikah di umur 22 tahun tapi sampai umur 30 tahun dia belum menikah? Reka Sanjaya seorang CEO tampan yang sukses memimpin Sanjaya Group, dia gagal menikah karena calon istrinya meninggal dalam sebuah kecelakaan hingga membuatnya trauma menjalani sebuah hubungan sampai dia berumur 30 tahun.
Tak sengaja dia bertemu dengan Nayla, cleaning service baru di perusahaannya. Nayla sangat mirip dengan calon istri Reka yang telah tiada. Hal itu membuat Reka menganggap Nayla adalah Azkia hingga dia menawarkan sebuah bisnis pernikahan, yang disetujui oleh Nayla karena Nayla sedang membutuhkan uang.
Apakah keduanya bisa saling jatuh cinta? Bagaimana jika penghalang perasaan itu justru seseorang yang telah tiada?
Baca yuk!! Jangan lupa jadikan favorit.

Sequel dari Godaan Sang Mantan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perhatian Reka

Baru saja Reka tertidur, dia terbangun karena mendengar rintihan dari Nayla. "Nay?" Tangan Reka menyentuh kening Nayla untuk mengecek suhu tubuhnya. "Badan kamu panas banget."

Reka segera turun dari ranjang dan mengambil baskom yang dia isi dengan air hangat beserta handuk kecil. Di kompres kening Nayla agar panas ditubuhnya terserap.

Merasakan dingin di kepalanya, Nayla sedikit membuka matanya.

"Badan kamu panas sekali. Kamu minum obat penurun demam dulu ya." Reka membantu Nayla duduk, kemudian dia ambil obat penurun demam itu dan membantu Nayla meminumnya. Setelah itu dia bantu Nayla merebahkan kembali badannya.

Nayla tak berkata apa-apa lagi. Badannya terasa sangat tidak enak dengan rasa sakit di sekujur tubuhnya Dia kembali memejamkan matanya dengan sesekali merintih.

Reka terus terjaga, dengan telaten dia membasahi kompres lagi saat handuk kecil itu sudah terasa panas. Begitu berulang kali sampai suhu tubuh Nayla berangsur turun.

Dia kini duduk bersandar di headboard dengan tangan yang mengusap puncak kepala Nayla. Lama kelamaan dia tertidur dengan posisi seperti itu sampai malam menjelang pagi.

Nayla perlahan membuka matanya. Hatinya tersentuh saat melihat Reka yang tertidur dengan setengah duduk di sampingnya. Pasti semalam Reka terjaga untuk menjaganya. Andai saja Reka melakukan ini semua untuknya, pasti dia akan menjadi wanita yang sangat bahagia tapi pada kenyataannya Reka menyayanginya hanya karena wajahnya yang mirip dengan Azkia.

Perlahan tangan Nayla menyentuh pipi Reka hingga membuat Reka kini membuka matanya. "Ada apa? Kamu tidur lagi, ini masih pagi banget."

"Aku mau ke kamar mandi." kata Nayla.

"Iya." Reka turun dari ranjang lalu meraih tubuh Nayla dan menggendongnya menuju kamar mandi. Menunggunya sampai selesai setelah itu dia kembali menggendong Nayla lalu dia baringkan di tempat tidur kembali.

Reka menutup tubuh Nayla dengan selimut. "Kamu tidur lagi ya." Kemudian dia rebahkan dirinya di samping Nayla dan menyisakan jarak kosong di tengah.

Nayla menatap wajah Reka yang masih saja belum tertidur.

"Makasih, Pak Reka sudah merawat aku."

Reka memutar tubuhnya sambil tersenyum. "Kamu dengar kata Bunda kemarin, suami harus merawat saat istrinya sakit."

Entah mengapa Nayla menjadi gugup seperti ini. Bukannya memejamkan mata tapi dia justru memainkan jemarinya sendiri.

"Mulai sekarang kamu juga udah gak boleh kerja di kantor lagi. Kamu udah aku pecat." kata Reka sambil melipat tangannya sendiri di dadanya.

"Ih, iya, iya, aku gak kerja lagi di tempat Pak Reka."

"Kok masih panggil, Pak. Kan udah aku pecat."

Nayla melirik tajam Reka. Baru juga hatinya melunak, Reka sudah mulai membuatnya kesal lagi. Tapi kali ini Nayla mengalah. "Iya, Mas Reka."

Reka semakin tersenyum. Satu tangannya terulur dan memeluk Nayla.

"Hmm, Pak, eh, Mas tangannya." Nayal berusaha menyingkirkan tangan Reka yang ada di perutnya tapi sangat berat.

"Ini sebagai bayaran udah jagain kamu semalam." Reka semakin mengeratkan pelukannya.

Jujur saja, Nayla merasa nyaman mendapat pelukan dari Reka. Baru beberapa detik Reka memeluknya, Reka sudah tertidur dengan nyenyak. Dia pandangi paras yang tampan rupawan itu. Andai saja hubungan ini bukan di atas kertas pasti dia akan menjadi wanita yang paling beruntung memiliki Reka.

...***...

"Kok bisa sampai jatuh, nak?" Bu Lela baru datang siang itu saat mendapat kabar jika Nayla terjatuh.

"Kemarin gak sengaja tersandung tangga." bohong Nayla. "Ibu gak usah terlalu khawatir, ada Mas Reka yang merawat aku."

Reka yang duduk di dekat Nayla hanya tersenyum sambil mengusap kaki Nayla yang terbalut itu.

"Ibu khawatir dengar kamu jatuh. Soalnya kalau kamu sakit biasanya manja banget sama Ibu."

"Sekarang manjanya sama saya, Bu. Kemarin sampai nangis-nangis gak bisa ngapa-ngapain." Goda Reka mengejek Nayla. Dia juga puas menertawakan Nayla.

"Ih, apaan sih. Siapa yang nangis." Nayla memanyunkan bibirnya mendengar pernyataan Reka, padahal itu memang benar adanya. Dia cubit pinggang Reka agar dia berhenti menertawakannya.

"Kamu nih." Reka mencubit hidung Nayla membalasnya.

"Malah ngobrol di kamar." Luna masuk ke dalam kamar Reka. "Kita makan dulu yuk. Bu Lela, mari makan siang dulu sama-sama. Reka bawa Nayla keluar kamar juga biar gak bosan di dalam kamar terus."

"Iya, Bun."

Bu Lela dan Bunda Luna keluar dari kamar Reka tapi Reka dan Nayla justru saling tatap.

"Mau makan diluar atau di dalam kamar saja?" tanya Reka.

"Diluar aja Mas," jawab Nayla. "Aku bisa jalan sendiri gak ya?"

"No! Kaki kamu benar-benar gak boleh gerak selama satu minggu." Reka meraih tubuh Nayla tapi Nayla menahan tangan Reka.

"Aku harus mengganti dengan apa, semua perhatian Mas Reka ini?" Nayla menatap Reka dengan sangat dekat.

Reka tersenyum manis yang membuat Nayla semakin meleleh. "Dengan menemaniku seumur hidup kamu."

"Jadi aku harus terus perpanjang kontrak?" Nayla mengalungkan tangannya di leher Reka. Sepertinya dia sudah mulai terbiasa dengan sentuhan-sentuhan Reka.

"Iya. Perpanjang kontrak seumur hidup." Reka semakin dalam memandang wajah Nayla. Bibir itu begitu sangat menggoda. Dia tidak akan melewatkan kesempatan ini. Bagai ada magnet yang saling menarik. Reka menempelkan bibirnya di bibir tipis Nayla dan mulai memagutnya dengan lembut.

Reka tersenyum dalam hatinya saat merasakan balasan dari ciumannya. Terasa begitu mendebarkan, seolah dia enggan melepas ciuman manis itu.

"Reka, ditungguin mertua sama Bunda di bawah malah asyik ciuman di kamar." suara Niko membuyarkan adegan manis putranya itu.

Seketika Reka melepas dirinya. "Ayah, kalau mau ke kamar ketuk pintu dulu."

"Ketuk pintu gimana? Sedari tadi pintunya terbuka."

Nayla semakin menyembunyikan wajahnya karena malu. Bisa-bisanya dia menikmati dan mungkin akan kecanduan dengam ciuman Reka itu.

Reka tersenyum tanpa dosa sambil mengangkat tubuh Nayla. "Iya, lupa." mereka keluar dari kamar dan berjalan menuju ruang makan.

Reka menurunkan Nayla di kursi makan dan tak lupa mengganjal kaki Nayla dengan kursi kecil agar tetap lurus.

"Reka, Bunda tungguin lama sekali."

"Asyik bercumbu di kamar." kata Niko yang memang suka menggoda putra pertamanya.

"Ayah, jangan buka kartu." Reka mengambil piring lalu dia isi dengan nasi dan lauk untuk Nayla.

"Semoga Ibu cepat dapat cucu."

Perkataan Ibunya membuat Nayla hampir saja tersedak.

"Sayang, pelan-pelan. Minum dulu." Reka mengambilkan segelas air putih untuk Nayla dan langsung diteguk habis oleh Nayla.

"Kayaknya sih gak lama lagi." kata Niko sambil tertawa mengingat Reka adalah produk pertamanya dulu yang sekali tembak langsung jadi.

Reka sedikit melirik Nayla yang hanya berdiam diri dengan pipi yang merona.

Apakah sudah saatnya membuat cucu untuk mereka?

💞💞💞

.

Jangan lupa like dan komen ya...

1
Sarida
Luar biasa
Nur Rizqi
semangat reka... semoga g goyah saat badai datang lebih besar y😉
Nur Rizqi
ini manusia g tahu etika banget y... lg angga pergi kenapa g nyuruh si songong keluar. g ada privasi apa y
Nur Rizqi
buat dah buru/Chuckle/ mo tahu versi sachetnya seperti apa😂
Nur Rizqi
ah telat kamu mbak 😅
Nur Rizqi
pembalasan y nay/Curse//Curse//Curse//Curse/
Nur Rizqi
pak reka sopan sekali.... pemuda harapan mertua ini sih😅😅😅
Nur Rizqi
ugh perhatiannya🥹🥰
Nur Rizqi
ugh perhatiannya🥹🥰
Nur Rizqi
iya gitu nay lawan aza, sok kuasa idiiih....👍🏼🔥
Saur Marsaulina Pane
semangat
Ririn Nursisminingsih
hareudang2 akhirnya belah dureennn🤣🤣
Ririn Nursisminingsih
kok lancang sekali nova yas...
Heryta Herman
semua orang punya masa lalu,biarlah itu menjadi pembelajaran ke dpnnya...
Heryta Herman
hihihi..papanya dika ambil kesempatan dlm kesempitan nih..ASI untuk dika di ambil papanya
Khanza Safira
🤣🤣🤣🤣
Khanza Safira
seru banget ih.. bner Nay kita terlalu banyak nonton film 🤣 untung banget yah orang tua si perjaka tua baik baik
Khanza Safira
Alah ntar juga bucin 🤣, btw gas aja Nay, mayan sama sama singel Kok 🤣🤣
Khanza Safira
Yey suka suka /Shy/
Heryta Herman
perjuangan seorang ibu itu tdk mudah,tlng pahamilah hai para suami...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!