Delia wanita yatim piatu yang hidup sederhana, pendidikan nya yang hanya sampai SMP membuat dia sering di pandang sebelah mata oleh keluarga suami nya bahkan di jadikan seperti pembantu.
Amar lelaki yang sangat menyayangi ibu nya, hingga perlakuan ibu nya kepada delia pun dia tidak bisa membela istri nya. Hanya meminta delia untuk terus bersabar.
Delia wanita yang di anggap parasit oleh keluarga suami nya, sebenarnya dia punya penghasilan sendiri dari hasil jualan online yang dia dapat dari sahabat nya.
Simak perjalanan delia dalam novel berjudul " Bukan istri parasit ".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhewy R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Fitnah terbayar lunas
🌹🌹🌹🌹 HAPPY READING 🌹🌹🌹🌹
💞💞💞💞💞
Seperti biasa pagi ini delia belanja di tukang sayuran langganan nya, setiap pagi tukang sayur akan keliling menjajakan dagangan nya. Setiap hari dagangan nya baru dan segar - segar. Pagi ini delia menunggu tukang sayur di depan rumah mpok onah sembari mengobrol tipis - tipis dengan mpok onah.
Dan kebetulan hari ini pun weekend jadi suami delia ada di rumah dan masih tidur, sehabis sholat subuh amar kembali tidur lagi karena badan nya yang memang capek.
Di saat delia dan mpok onah sedang mengobrol , tukang sayur langganan mereka pun datang dan langsung di kerubungi ibu - ibu yang hendak belanja sayuran.
Salah satu di antara ibu - ibu itu ada ibu eka si biang gosip dan ratu nya gosip.
" Ehh ada mbak delia juga, belanja apa mbak?" Tanya bu eka sok akrab, padahal selama ini delia sangat menghindari bu eka. Delia tidak mau bu eka mengorek - ngorek kehidupan rumah tangga nya, selain biang gosip bu eka juga kepo alias selalu ingin tahu urusan orang lain.
" Iya bu , ini belanja tempe, buncis sama ikan saja bu. " Ucap delia sambil memilih ikan.
" Oh... ouw iya mbak, bagaimana cerita kejadian kemarin ?" Tanya ibu eka dengan kepo nya.
Delia yang tidak tahu apa - apa pun binging dengan pertanyaan ibu eka. Karena kemarin memang tidak ada kejadian apa - apa.
" Kejadian apa ya bu ?" Tanya delia masih dengan senyum ramah nya.
" Heleh jangan pura - pura dong mbak, kami ibu - ibu disini sebagian sudah tahu kalau kemarin ibu siti dan tini marah karena mbak delia tidak mau membayar hutang kredit baju di bu rohanah yang sudah dua bulan tidak di bayar. Kok mbak delia tega sih nyuruh bu rohanah nagih ke rumah bu siti, seharus nya mbak delia kan yang bayar " Ucap ibu eka sambil tersenyum sinis ke arah delia.
Delia mencium bau - bau gosip yang tidak enak sudah menyebar di kalangan ibu - ibu. Pasti apa yang mereka dengar tidak sesuai dengan fakta yang sesungguh nya. Tatapan mata para ibu - ibu pun terlihat sinis ke arah delia.
" Buat apa saya membayar nya? Sedangkan saya tidak punya uang. Mereka yang berhutang ya mereka sendirilah yang harus membayar nya " Ucap delia mencoba membela diri.
" Kalian ini pagi - pagi sudah gosip, mana gosip tentang delia. Kalian jangan percaya dengan mulut mertua dan ipar nya delia, kalian juga tahu sendiri bagaimana watak dan sikap keluarga mertua delia. Apa yang kalian dengar belum tentu benar" Ucap mpok onah membela delia.
" Kamu tidak perlu membela delia nah, kamu saja yang sok tahu. Asal kamu tahu ya, delia ini sudah mengambil baju di ibu rohanah dan sudah dua bulan tidak di bayar tapi malah menyuruh bu rohanah menagih di rumah mertua nya. Apa seperti itu yang di bilang menantu baik ?" Ucap ibu eka dengan senyum sinis.
Ucapan ibu eka tadi membuat dada delia sesak dan seakan susah untuk bernafas. Ternyata mertua nya memutar balik kan fakta. Delia mau menjelaskan juga percuma pasti ibu - ibu itu tidak akan percaya dengan penjelasan delia, delia memilih membayar sayuran nya dan segera pergi.
Namun belum juga meninggalkan gerobak tukang sayur tiba - tiba bu rohanah datang ikut berbelanja.
" Kebetulan ini ada ibu rohanah, bu besok - besok kalau delia ambil kredit baju jangan di kasih. Ujung - ujung nya tidak mau bayar dan meminta mertua nya yang bayar, nyusahin mertua saja. Pantas saja ibu siti dan tini menyebut nya istri parasit" Seru bu eka semakin ngelunjak sehingga delia langsung menghampiri ibu rohanah dan meminta untuk menjelaskan nya.
Ibu rohanah pun langsung menjelaskan kejadian yang sebenar nya agar tidak salah paham lagi. Penjelasan ibu rohanah cukup mudah di mengerti sehingga ibu - ibu yang tadi menatap sinis ke arah delia hanya bisa menundukkan kepala karena malu.
" Sudah jelas kan penjelasan dari bu rohanah ? Jadi jangan pernah menghakimi orang kalau tidak tahu yang sebenarnya " Seru delia lalu pergi meninggalkan kerumunan ibu - ibu di tukang sayur. Tidak lupa delia mengucapkan terimakasih kepada ibu rohanah.
Ibu eka pun cepat - cepat membayar sayuran nya dan langsung pergi, dia sangat malu apalagi tadi ibu - ibu ramai.
******
" Eh bu eka ! apa benar kemarin mbak delia di labrak sama ibu siti dan tini ?" Tanya ibu - ibu yang sedang duduk di warung bu ambar sambil menikmati es cendol dawet buatan bu ambar.
Bu eka hanya diam dan langsung masuk ke dalam warung bu ambar untuk membeli sayur matang, karena tadi dia tidak jadi memasak karena malas.
" Bu ambar mintak tumis kacangnya lima ribu sama telur bulat nya 3 saja " Ucap bu eka memesan sayur matang.
" Tumben beli bu, biasa nya masak? "Tanya bu ambar.
" Lagi malas masak bu, cepat ya bu suami dan anak saya sudah menunggu di rumah. " Seru bu eka lagi.
Bu ambar langsung membukus sayur tumis kacang panjang dan telor sambal pesanan bu eka. Setelah selesai bu ambar memberikan nya kepada bu eka.
" Uanv pas ya bu " Seru bu ambar sambil menerima uang dari bu eka.
Bu eka hanya mengamgguk lalu langsung pergi meninggalkan warung bu ambar. Para ibu - ibu yang lain heran melihat tingkah ibu eka yang tidak seperti biasa nya. Biasa nya dia akan duduk dan berlama - lama di warung bu ambar dan pasti ada saja bahan gosip yang di bicarakan nya.
" Lebih baik aku langsung pulang begini daripada aku ikut duduk di sana tapi kena malu karena berita tentang delia kemarin ternyata tidak benar " Seru ibu eka sambil jalan menuju rumah nya.
" Buru - buru amat bu ?" Seru tini menyapa ibu eka yang memang berjalan cukup cepat.
Ibu eka pun berhenti dan menatap tini, dia ingin sekali marah dengan tini karena sudah menceritakan hal bohong tentang delia. Sehingga ibu eka malu di hadapan ibu - ibu yang lain nya. Namun ibu eka memilih diam, kalau dia langsung menegur dengan marah pasti tini dan bu siti tidak akan berteman dengan nya lagi. Apalagi bu siti dan tini termasuk orang terpandang di lingkungan tempat tinggal nya.
* Terpandang darimana ? * Author bertanya dalam diri author. haha
" Oh mbak tini, iya nih mbak buru - buru karena sudah di tungguin sama suami dan anak saya, mereka mau makan siang. Ini baru saja saya beli lauk di warung bu ambar, mbak tini mau beli makan?" Ucap bu eka.
" Oh iya bu, saya mau beli makan siang. Biasa di rumah malas masak jadi mending beli, beli saja yang tidak repot" Ucap tini dengan sombong nya.
" Ya sudah kalau begitu saya duluan ya mbak , sudah di tungguin di rumah" Ucap bu eka lalu berjalan meninggalkan tini.
Tini pun langsung berjalan lagi menuju warung makan bu ambar, kebiasaan tini jika mau makan pasti akan beli. Tini tidak bisa memasak, bisa nya hanya mempercantik diri nya dan memainkan ponsel nya saja. Tanpa dia sadari jika mek up yang dia pakai terlalu tebal dan seperti topeng, tini menganggap mek up nya sudah bagus dan dirinya sangat cantik.
💞💞💞💞💞
******
Masih semangat kan baca Novel Author ? Jangan lupa tinggalkan jejak nya ya❤❤
LIKE, KOMEN, VOTE, FAVORITE, BERI HADIAH DAN RATE BINTANG 5 NYA 🙏❤
TERIMAKASIH 🙏❤
