NovelToon NovelToon
Menjadi Ratu Di Tangan Kakak Ipar

Menjadi Ratu Di Tangan Kakak Ipar

Status: tamat
Genre:Romantis / Perjodohan / Nikahmuda / CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Tamat
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.7
Nama Author: Dhessy

follow Ig : dhee.author

Mungkin ini tidak sepantasnya. Tapi apa daya kalau Mika terlanjur dibuat nyaman oleh kakak iparnya sendiri.

Sedangkan lelaki yang dia sebut suami, dia lebih mementingkan wanita lain ketimbang dirinya.

Nalurinya sebagai perempuan yang haus akan perhatian sudah terpenuhi oleh kakak iparnya, Gavin.

Hingga perlahan cinta itu tumbuh dan tak bisa dicegah lagi. Rasa ingin memiliki itu begitu kuat. Sekuat rintangan yang harus mereka lalui agar bisa bersama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhessy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 13

Andai rumah tangganya baik-baik saja sejak awal dibina, mungkin Mikha tak akan melawan Gilang. Tak akan menolak Gilang ketika dia meminta haknya. Dan tentu saja dengan cara baik-baik.

Sentuhan tangan Gilang di tubuhnya, serta ciuman paksa yang Gilang berikan, membuat Mikha merasa jijik. Rasanya tak rela jika tubuhnya di sentuh dengan tangan bekas menyentuh wanita lain.

Mikha tak bisa lagi berteriak karena bibirnya dibungkam dengan bibir Gilang. Tangannya juga tak bisa menjangkau handphonenya yang terjatuh ke lantai. Mikha hanya berharap Tuhan akan menolongnya. Mengirimkan bantuan lewat mana saja.

"Kenapa, Mikha? Kenapa Lo berontak saat gue sentuh? Kenapa, hah? Lo udah ngapain aja sama Gavin sampai Lo nggak mau gue sentuh?"

Napas Mikha tersengal setelah hampir lima menit lamanya Mikha berhasil menarik napasnya dengan lega. "Gue bukan Lo, Gilang. Lo bisa menebar benih Lo di mana-mana. Tapi bukan berarti gue mudah membuka baju dan celana gue buat orang lain."

Mikha kembali menarik napasnya dalam-dalam. "Buat apa Lo minta dari gue kalau Lo aja udah puas sama wanita Lo? Kalau Lo mau hamilin gue, itu nggak akan berhasil membuat gue membatalkan permintaan cerai gue. Apapun yang akan Lo lakukan, nggak akan pernah bisa merubah keputusan gue."

"Sial!" Gilang berteriak dengan penuh amarah.

Dengan kasar Gilang menarik kemeja yang dikenakan Mikha hingga semua kancingnya terlepas begitu saja. Mikha berteriak kesakitan saat kuku-kuku Gilang yang panjang menggores kulit Mikha hingga meninggalkan bekas. Bahkan sedikit mengeluarkan darah. "Sakit, Lang."

Gilang tak peduli. Amarahnya sudah di ubun-ubun. Emosinya membuat Mikha semakin yakin bahwa dia harus segera melepaskan diri dari ikatan pernikahan dengan lelaki gila macam Gilang

"Mikha!"

Mikha dan Gilang menoleh ke sumber suara. Gavin sudah berdiri di depan pintu kamar Mikha dengan sorot mata penuh amarah. Tidak terima wanita yang dicintainya diperlakukan kasar seperti itu.

"Kak Gavin?"

Gavin menghampiri Gilang dengan langkah cepatnya. Menarik lengan Gilang hingga kini keduanya berdiri saling berhadapan. "Apa yang Lo lakuin ke Mikha?"

Gilang tertawa hambar. "Hey, dia istri gue kalau Lo lupa. Jadi terserah gue mau ngapain dia."

"Ya, dia memang istri Lo." Gavin membenarkan. "Tapi hanya di atas kertas."

Mikha bergegas membenarkan pakaiannya. Mengambil jaket yang tergantung di belakang pintu untuk menutupi tubuhnya. Dia tidak punya banyak waktu untuk mengambil baju di lemari.

"Kak, cukup!" teriaknya saat melihat Gavin hampir saja memukul Gilang.

"Jangan sedikitpun kakak pukul dia," ucapnya mengundang tanya besar Gavin. Juga sedikit rasa kecewa karena Mikha masih saja melindungi Gilang.

Sedangkan Gilang, dia tertawa penuh kemenangan karena mengira kalau Mikha melindungi dan membela dirinya.

"See? Mikha tau siapa yang harus dia bela, Kakakku tersayang."

Mikha tertawa dalam hati mendengarnya. "Kakak tau dia orang yang licik. Pukulan kakak bisa dia jadikan alat untuk menjerat kak Gavin. Jadi stop, Kak. Jangan kotori tangan kakak untuk menyentuh dia. Lebih baik kita pergi sekarang."

Gavin menyunggingkan senyumnya pada Mikha. Apa yang dikatakan Mikha memang benar. Menghadapi orang seperti Gilang, perlu berhati-hati. Dia bisa melakukan apapun dan memanfaatkan segala situasi demi kepentingannya sendiri.

Setelahnya dia mentertawakan Gilang yang terlalu percaya diri. Menghempaskan tubuh Gilang dengan kasar hingga Gilang hampir terjengkang.

Gavin segera membawa Mikha keluar dari rumah tersebut. Tapi teriakan Gilang berhasil menghentikan langkah mereka.

"Kalau Lo nekat pergi dengan Gavin, gue akan telepon orangtua Lo, Mikha."

Bukannya takut, Mikha dan Gavin justru tertawa pelan. "Lo lupa kalau gue juga punya rekaman Lo lagi indehoy sama perempuan lain. Kira-kira lebih marah karena gue pergi sama kak Gavin atau karena lihat video itu, ya?"

Ucapan Mikha mampu membungkam mulut Gilang. Hingga dia hanya bisa membanting apa yang ada di hadapannya untuk melampiaskan amarahnya.

Gelas hias, vas bunga, juga beberapa guci mahal menjadi sasaran kemarahan Gilang.

***

"Perih, kak."

"Sebentar doang, kok. Nanti juga nggak lagi."

Sesekali Mikha mendesis, merasakan perih saat luka goresan kuku Gilang yang ada di bawah lehernya disentuh oleh Gavin.

Sebuah salep dioleskan oleh Gavin agar lukanya tak membekas.

Gavin menyesal dia datang terlambat.

Untung saja dia tak segera meninggalkan rumah Mikha. Tidak semudah itu meninggalkan gadisnya di rumah bersama orang yang jelas-jelas mengancam keselamatan Mikha. Feeling-nya akan terjadi sesuatu yang buruk.

Dan benar dugaannya, Mikha dalam bahaya.

Gavin menyadarinya saat berkali-kali mencoba menghubungi Mikha, tapi Mikha tak kunjung mengangkatnya. Gavin segera keluar dari mobilnya dan masuk ke dalam rumah Mikha dan Gilang.

"Kakak tadi belum pulang apa gimana kok, tiba-tiba udah ada di dalam rumah?"

"Pakai jurus menerawang, lalu jurus menghilang, Kha. Dari terawanganku tadi, kamu dalam bahaya. Lalu aku pakai jurus menghilang untuk sampai ke rumah kamu."

"Nggak lucu!" sahut Mikha dengan kesal, membuat Gavin tertawa kecil.

Di saat seperti ini, masih bisa Gavin bercanda seperti itu. Tidak masuk akal pula.

"Kakak nggak bisa gitu bantuin aku cari bukti lain? Sampai kapan aku kayak gini, Kak? Habis ini aku nggak mungkin kan, pulang ke rumah lagi?"

"Kenapa nggak mungkin?"

"Takut Gilang nekat kayak gitu lagi. Kakak nggak bisa setiap waktu ada di dekat aku. Mau minta tolong sama siapa aku kalau Gilang kayak gitu lagi?"

Apa yang dikatakan Mikha ada benarnya. Andai bisa, Gavin ingin setiap saat ada di dekat Mikha. Melindungi dan membahagiakan Mikha. Tapi Gavin rasa ini belum saatnya.

***

Gavin membawa Mikha ke apartemennya. Bagi Gavin, apartemen adalah istananya meskipun dia hanya tinggal sendiri di sana.

Sejak tiga tahun yang lalu, Gavin sudah memutuskan untuk tinggal di apartemen, meninggalkan rumah kedua orangtuanya.

Untuk seorang lelaki, apartemen Gavin cukup rapi dan wangi. Bahan makanan serta alat masaknya pun lengkap.

Mikha curiga, barangkali Gavin sering membawa perempuan ke apartemennya sehingga apartemen Gavin bisa rapi dan lengkap seperti ini.

"Kenapa?"

Mikha menatap Gavin penuh curiga. "Kakak sering bawa perempuan ke sini, ya?"

"Kenapa kamu berpikir seperti itu?"

"Apartemen kakak sangat rapi untuk Kakak yang seorang laki-laki. Bahan makanan di kulkas juga lengkap. Alat masak juga lengkap. Mana ada cowok yang bisa seperti itu kalau tanpa bantuan laki-laki."

Gavin tertawa keras. "Memang bukan kamu perempuan, selain Mama, yang masuk ke apartemen ini. Perempuan lain sering datang ke sini."

Mikha membulatkan matanya. Hatinya mendadak sakit mendengar Gavin berucap seperti itu tanpa memikirkan perasaan Mikha yang sudah dia buat nyaman.

Tadi disakiti oleh adiknya. Sekarang kakaknya yang berulah.

Mikha berteriak dalam hati. Kenapa takdir Tuhan tak pernah berpihak kepadanya? Kenapa Tuhan tak pernah adil?

Mikha mengira, Gavin adalah rumahnya setelah berbulan-bulan dia sendiri dalam artian tidak ada seorangpun yang berpihak kepadanya selain Sena.

Tapi ternyata dugaannya salah. Gavin sama saja dengan Gilang, orangtua mereka, dan juga orangtua Mikha sendiri yang tak pernah memikirkan perasaan Mikha.

Hati Mikha hancur. Mikha kira, Mikha akan menjadi wanita yang paling bahagia dan aman karena berada di dekat Gavin.

Buat apa Gavin mengatakan cinta kepadanya kalau kenyataannya masih ada perempuan lain yang sering keluar masuk ke apartemen milik Gavin?

Buat apa membuat Mikha nyaman kalau akhirnya Mikha tetaplah bukan siapa-siapa bagi Gavin?

Mikha mengusap air mata yang turun karena besarnya rasa kecewa yang dia rasakan.

Dia tidak butuh Gavin lagi. Dia akan melindungi dirinya sendiri.

"Kenapa malah nangis begini, sih?"

"Jangan sentuh aku!" Mikha menepis tangan Gavin dengan kasar saat akan mengusap air matanya. "Lo sama Gilang sama aja."

"Sama aja gimana? Bicaranya kenapa pakai Lo gue lagi? Nggak sopan!"

"Gue nggak peduli. Lo nggak usah pura-pura nggak tau kesalahan Lo di mana? Lo buat gue nyaman, Lo bilang i love you ke gue, tapi kenyataannya Lo masih sering masukin perempuan lain ke apartemen Lo. Kalian berdua cuma mau mainin gue. Nggak peduli sama perasaan gue. Selamat, Lo udah berhasil."

Mikha dan Gavin menoleh ke salah satu kamar yang tiba-tiba saja pintunya terbuka. Tak lama kemudian, seorang wanita berusia sekitar lima puluh tahun keluar dengan membawa keranjang berisi baju. "Permisi, Pak Gavin. Mau meletakkan baju-bajunya di lemari."

"Baik, Mbok."

Perempuan tersebut segera masuk ke dalam kamar Gavin untuk menata baju-baju Gavin yang sudah disetrika dengan rapi.

"Tuh, perempuan yang sering keluar masuk apartemen ini. Masih mau cemburu?"

Wajah Mikha memerah menahan malu. Rasanya ingin bersembunyi di kolong ranjang daripada harus berhadapan dengan Gavin.

Malu sudah menuduh Gavin yang tidak-tidak. Malu sudah marah-marah tidak jelas.

"Cemburu, ya?"

"Enggak!" Mikha memalingkan wajahnya.

"Cemburu. Udah pasti itu."

"Aku bilang enggak ya enggak." Mikha masih mengelak.

Gavin tertawa keras. Diraihnya tubuh Mikha untuk dia peluk. Meskipun awalnya Mikha memberontak ingin dilepaskan, tapi Gavin justru mempereratnya.

"Tidak ada yang masuk ke sini selain Mama, Mbok Ipah tadi, dan juga kamu. Jangan samakan aku dengan Gilang. Kami berbeda. Aku tidak akan pernah melakukan apa yang Gilang lakukan terhadap kamu."

Mikha menangis di pelukan Gavin. Hari ini begitu melelahkan. Mikha ingin menyerah dengan satu bukti yang sudah ada. Tapi masih penasaran dengan apa tujuan Gilang sampai dia tidak mau menceraikan Mikha.

"I love you," ucap Gavin diiringi kecupan manis di kening Mikha.

Mikha memejamkan matanya menikmati kehangatannya.

🌹🌹🌹

Apakah masih kurang panjang, Bestie? 😅😅

1
Ana Susana
❤️
Katherina Ajawaila
sepertinya seru nih ceritanya, sukses ourhour
Pembenci Author bego
seru lumayan
Kembae e Kucir
Luar biasa
Anonymous
/Good//Good//Good/
Ulil Baba
coba baca
Yundari Gayosa
sigavin plin plan.....pergi aja mika tambayong yang jauhh...bawa cowok lebih dr Gavin ,😀
Yundari Gayosa
Luar biasa
Mei Saroha
kasian Mikha, yg deketin cowo2 pengecut 😞😭
ayu eka2169
Luar biasa
Nur Harfiati
Lumayan
Safa Almira
seruuu
Misel Livita Kundimang
ku bomm yahhh lama lama rumahmu thorr aku udah nangis nangis sampe habisin tissu eehhh malah cmn mimpi si Gavin ajaa huuuu/Right Bah!//Right Bah!/
Tjutju Haryati
Luar biasa
Misel Livita Kundimang
huaaaa sedih bangat bacanyaaaa😭😭dari mulai pernikahan yang tidak bahagia, kisah cinta yang putus di tengah jalan, sampai harus di tinggal matii. gue yakin nggak akn ada wanita yang sekuat Mikha di dunia nyata kalaupun ada pasti hanya ada beberapa yg mampu bertahan dan tidak menjadi gilaaa😭😭😭😭semangat author🥰🥰
Misel Livita Kundimang
Gavin kurang ajar bangat sihhh nggak ada perjuangannya sama sekali aaaaaaa kecewa bangat samaaa gavinnnnn sekecewanya sama gilangg lebih kecewa sama gavinnn
Misel Livita Kundimang
kok muter muter sih ceritanya nggak bisa langsung aja Thor🥹author terlalu mempermainkan perasaan pembaca huuuaaaa😭
Maria Mahdalena Manalu
pengen tertawa sampek mau keluar ni air mata
Alvia Nora
tau rasa Gilang punya berlian mah milih emas palsu secara viona juga pergi tinggal gigit jari kan emang enak....
martina melati
bw hp yg ada video gilang dg viona berhubungan intim (sekretaris) k mertua mikha (ortu gilang) ajukn perceraian...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!