NovelToon NovelToon
Seandainya....

Seandainya....

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Rofie Fitri

seandainya...
waktu bisa ku ulang mungkin aku tidak akan mengajakmu pergi hari itu...
seandainya...
waktu itu kita tetap di kamar masing-masing hanya menelfon mungkin smua itu tidak akan terjadi ..
kini hanya penyesalan yg menggerogoti ku ..
hidupku terasa sunyi tanpa mu...
arga.... aku merindukan mu...
hanya air mata dan doa yg selalu menjadi temanku untuk mengenang mu ...

***********
"Aku tidak mau Regan..!!!" jawab ku dengan lantang dan berurai airmata, aku menatap Regan nanar, bagaimana bisa hal gila itu terlintas di benaknya. aku adalah mantan calon kakak ipar nya walau pada akhirnya Arga ku meninggal. tetapi cinta ku seutuhnya hanya untuk dia.. mungkin seumur hidup aku akan tetap sendiri.
Regan menatap ku dalam seraya berkata rendah dan tampa mau di bantah.
"Gue tidak perlu persetujuan lho ..tidak ada pilihan lain, selain kita menikah Nirina!!"
Akankah pernikahan itu langgeng sementara cinta Nirina hanya untuk Arga seorang..???

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rofie Fitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20. ketegangan di ruang rawat nirina...

Sudah dua hari aku di rawat di rumah sakit, sengaja aku tidak memberi tahu bapak dan ibu. Agar mereka tidak khawatir. Biarkan seperti biasanya mereka menganggap ku baik-baik saja.

 Bunda bolak balik ke sini sering membawa bubur dari rumah. Kata bunda bubur rumah sakit tidak enak tapi kalau buatan nya jauh lebih enak karena di buatnya dengan cinta dan kasih sayang.

 Ayah pulang dari kantor selalu mampir untuk menjenguk ku. Ahh keluarga ini. Selalu begitu, memproritaskan ku dalam segala hal, padahal aku bukan siapa-siapa. Hanya mantan calon menantu yang gagal. Tetapi dia menganggap ku anak. Suatu saat aku akan membalas semua kebaikan mereka, entah dengan cara apa? tapi aku berjanji akan berusaha tidak mengecewakan mereka lagi. Seperti dulu karena keegoisan ku. mereka harus kehilangan anak kebanggaan mereka.

 Aku menoleh ke samping. di sana ada Regan sedang memandangi laptop dengan serius. Entah lah dia sedang bekerja atau mengerjakan tugas kuliah. Dia yang selalu setia menemani ku beberapa hari ini. Wajah kaku itu jarang tersenyum, selalu dominan, tegas tidak mau di bantah, sehingga aku selalu menurut semua yang dia katakan.

 Suara pintu berdecit aku tersentak dari lamunanku tentang Regan. Aku menolehkan ke arah pintu, masuk seorang dokter langsung ceria menyapa.

"Sore.. Maaf telat datang. saya masih menyelesaikan pasien dulu "

 Regan sudah berdiri di samping dokter. Mereka berjabat tangan.

" Tidak apa-apa dok." jawab Regan datar.

Itu bukan dokter yang biasa menangani ku, aku tidak mengenalnya. Dokter tersenyum berjalan ke arah ku duduk di samping ku. "Bagaimana keadaan Rina hari ini?" sapanya sambil tertawa renyah.

"Alhamdulillah sudah lebih baik. Anda mengenal saya??"

 Aku heran,kenapa dia bisa mengenalku padahal kita tidak pernah bertemu. Dan cara dia menyapaku seperti sudah kenal akrab.

" Tentu saya sangat mengenal kamu."

 Aku hanya diam dan bingung aku menoleh ke arah Regan untuk mencari jawaban. tetapi Regan, dia sudah kembali ke sofa dia duduk dengan tenang sudah fokus kembali ke laptop, seperti nya dia sibuk.

Dokter itu tertawa renyah," Seperti nya kita butuh kenalan, agar kamu tidak bingung " dokter itu menyodorkan tangan.

" kenalkan saya Yasmin. panggil saja yas"

 Aku menyambut uluran tangan itu."Ohhh ya saya juga seorang psikolog. Jadi kalau kamu mau cerita atau curhat bisa telpon saya oke" bisiknya seolah-olah orang lain takut mendengar "Dan di jamin bisa jaga rahasia. jadi aman" aku semakin bingung. Untuk apa panggil psikolog aku gak butuh itu, aku sehat.

"Tapi saya tidak butuh psikolog, saya tidak punya masalah apapun, jadi saya rasa tidak perlu." jawab ku Dengan lugas, aku sehat tidak butuh psikolog. "Benarkah??" aku segera mengangguk.dia tertawa dan mengambil tangan ku yang tidak di infus dia memerasnya pelan seolah memberiku kekuatan dan semangat, dia menatapku dengan tulus dan penuh kasih.

"Tidak masalah kalau tidak mau bercerita. Tetapi kita perlu sering bertemu agar kita lebih akrab. Jadi jika suatu saat kamu butuh saya kamu tidak perlu sungkan untuk bercerita, kamu mau kan kenal lebih akrab dengan saya??"

 Aku bingung harus menjawab apa, jika aku menolak aku takut dia tersinggung. Aku menoleh ke arah Regan ingin meminta pendapat, tetapi seperti nya dia sangat sibuk. Sehingga dia tidak terpengaruh dengan pembicaraan aku dan dokter . Terpaksa aku mengangguk kepala.

"Ye .. Terima kasih, mulai sekarang kita teman oke" dengan riang dia berkata lagi"oke teman Minggu depan kita bertemu lagi. Bye .." dia melambaikan tangan dan keluar dari ruang ku.

" Regan kenapa ada psikolog kesini..!! " aku menatap Regan dengan serius, Regan menoleh ke arah ku,seraya berkata

"Tidak ada alasan khusus, agar lho punya teman"

"Tapi kenapa harus orang seperti itu, aku sehat Regan, aku tidak punya masalah"

"Gue tau, makanya gue panggil psikolog untuk tempat lho cerita. karena lho tidak percaya orang lain, untuk mendengarkan cerita lho. Setidaknya lho punya tempat aman untuk menampung cerita lho."

Aku mendesah lelah, terserah dia lah aku capek. Aku ingin istirahat. Melihat muka nya yang menyebalkan itu membuat ku capek.aku sudah membetulkan selimut ku bersiap untuk tidur. Tetapi ada suara pintu dibuka dan suara bunda menyapa dengan ceria

"Halo kesayangan-kesayangan bunda" bunda langsung mencium pipi Regan. Regan cemberut dan menghapus pipinya dengan punggung tangan seraya berkata

"Ish bunda aku bukan anak kecil" bunda cekikikan "Bagi bunda kamu tetap balita kesayangan bunda" Regan memutar bola mata malas sambil bergumam " Padahal sudah bisa buat bayi kenapa masih di kira balita" bunda sudah berjalan ke arah ku tetapi kembali ke arah regan ketika mendengar gumaman nya,dengan cepat bunda menjewer telinga Regan.

"Apa kamu bilang mau buat bayi??" suara bunda melengking memenuhi isi kamar "ahh ampun bunda aku cuma bilang sudah bisa buat bayi." jawab Regan sambil meringis menahan sakit sedang kan aku sudah tertawa di atas berangka, lucu banget melihat balok es takut sama bunda dan dia persis seperti balita yang kena marah ibunya karena membuat kesalahan fatal. Wajah mengiba sambil menahan sakit, muka merah dan berkaca-kaca. Ayah datang langsung menyelamatkan Regan dari bunda.

" Bun ada apa? Kasian anaknya sudah hampir menangis"

"Biarkan dia bicara nya ngelantur yah"

"Sudah lepaskan ayah punya kabar gembira"

Bunda melepaskan telinga Regan dan dia melangkah ke arah ku dengan riang, dia memeluk dan mencium pipi ku dengan sayang.

"Maaf sayang.. Bunda mengabaikan mu, gara-gara dia tuh nyebelin "

"Tidak bunda tetap yang terbaik " jawabku ayah sudah berdiri di samping bunda "Bagaimana keadaan mu??" tanya ayah sambil membelai kepala ku yang tertutup jilbab

"Alhamdulillah Rina sudah merasa lebih baik yah."

"Syukur lah. Kalau tidak ada keluhan besok pagi setelah visit dokter kamu boleh pulang."

"Alhamdulillah" syukur ku dan bunda bersama an dan kita sama-sama tersenyum.

"Kalau begitu besok pulang ke rumah. Biar bunda bisa ngurusin kamu sampai sehat "

"Rina sudah sehat bunda, jadi lebih baik pulang ke kosan saja "

"Tidak sayang. Kamu mulai besok tinggal di rumah saja biar bunda bisa ngawasin kamu, biar makan yang teratur. Maag kamu sudah terlalu parah tidak bisa di abaikan "

"Rina janji.akan lebih teratur makannya bun."

Tiba-tiba Regan berbicara dengan tegas dan menatap ku dalam

"Lho tinggal di rumah, mulai besok."

"Aku gak mau, lagian apa kata orang, aku tinggal di sana sementara Arga sudah tidak ada rasanya tidak etis kita tinggal serumah."

"Di rumah banyak orang bukan hanya kita berdua "

"Tetapi tetap saja aku tidak berhak tinggal di sana."

"OHH Oke kalau begitu kita menikah..!!"

mataku terbelalak kaget mendengar perkataan regan.

\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*

1
cantik
ternyata Regan hebat
cantik
Regan semangat.. yakinlah suatu saat akan bahagia
Rara Kaka
👍👍
rofie fitri
siap kak terimakasih sudah mampir 🙏😘
The first child
Hay kak,
mampir juga ya..
Rara Kaka
👍👍
NOX
Banyak yang harus dikoreksi/revisi. Mulai dari huruf kapital. tanda baca (eyd) dan dialog.
Rangkaian kosakata kamu juga banyak.
Mulai baca2 lagi buat nambah kosakata.
Untuk gaya bahasa, udah sesuai karena kamu ambil genre teenlit.
rofie fitri: siap... nanti di perbaiki 🙏
total 1 replies
NOX
dialog kamu salah
rofie fitri: terimakasih 😘🙏
NOX: chat personal aja. aku kasih tau dikit2
total 3 replies
NOX
Perhatikan syarat penggunaan huruf kapital. nama, tempat dan jabatan.

Hai! Namaku Nirina. Aku tinggal di desa yang berada di pinggiran kota kecil. Aku hanya anak remaja yang baru beranjak kelas dua SMA. Tidak ada yang spesial dalam diriku, kecuali cantik.
rofie fitri: itu yang di awal memang masih belum di revisi. terimakasih nanti saya perbaiki 🙏🤗
total 1 replies
The first child
Hay thor, aku udh mampir dan baca juga nih..
jangan lupa baca karyaku juga ya..
iqbal nasution
semangat
mommy Fadillah
semangat 💪 salam untuk sesama penulis 🙏
rofie fitri: semangat 💪
total 1 replies
mommy Fadillah
hai aku mampir 🤗
rofie fitri: terimakasih 😘🙏
total 1 replies
cantik
penasaran endingnya seperti apa?
‧͙⁺˚*・༓☾σℓ∂єѕт ∂яєαм☽༓・*˚⁺‧͙
kiw kiw diincer abang abang kkn /Facepalm/
‧͙⁺˚*・༓☾σℓ∂єѕт ∂яєαм☽༓・*˚⁺‧͙
bu Vika atau Fika?
rofie fitri: fika🤭
total 1 replies
‧͙⁺˚*・༓☾σℓ∂єѕт ∂яєαм☽༓・*˚⁺‧͙
sangat relate /Facepalm/
‧͙⁺˚*・༓☾σℓ∂єѕт ∂яєαм☽༓・*˚⁺‧͙
boleh boleh aku iseng mampir hehhe
boleh saran? kalau bisa nama orang awali pake kapital ya, Rina Ifa Dewi heheh
rofie fitri: siap 👍
rofie fitri: siap 👍
total 2 replies
Bulanbintang
Hai, Kak. Maaf sedikit koreksi ya.
Setiap awal kalimat sebaiknya gunakan huruf kapital, termasuk untuk nama orang ya, Kak.
Tanda titik di akhir kalimat cukup satu aja, atau kalau dirasa kalimat terlalu panjang, bisa pakai tanda koma untuk memberi jeda.

▪Aku menoleh ke arah Nafi. Aku langsung menjerit melihat hewan berbulu coklat itu sedang melata di tangannya. "Apa tidak gatal? itu ulat ... hewan yang paling kutakuti."
Dewi refleks menutup mulutku, namun bu Fika terlanjur mendengar.

Untuk alur ceritanya udah bagus, Kak. Kita sama-sama belajar ya, semangat terus nulisnya. Bikin cerita apalagi sampai cerita panjang itu nggak gampang, lho. Kamu bisa memulai dan tetap bertahan itu hebat!! 🤗😉
Bulanbintang: Kita sama-sama belajar ya, Kak. Semangat terus, nggak boleh nyerah. Oke??😉
rofie fitri: saya masih baru, perlu banyak bimbingan 🙏
total 3 replies
Naeya
menarik nih kayanyaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!