NovelToon NovelToon
SESAL YANG TERLAMBAT

SESAL YANG TERLAMBAT

Status: tamat
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami / Pelakor jahat / Tamat
Popularitas:363.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mama Mia

Virginia Fernandes mencintai Armando Mendoza dengan begitu tulus. Akan tetapi kesalah pahaman yang diciptakan Veronica, adik tirinya membuatnya justru dibenci oleh Armando.

Lima tahun pernikahan, Virginia selalu berusaha menjadi istri yang baik. Namum, semua tak terlihat oleh Armando. Armando selalu bersikap dingin dan memperlakukannya dengan buruk.

Satu insiden terjadi di hari ulang tahun pernikahan mereka yang kelima. Bukannya membawa Virginia ke rumah sakit, Armando justru membawa Vero yang pura-pura sakit.

Terlambat ditangani, Virginia kehilangan bayi yang tengah dikandungnya. Namun, Armando tetap tak peduli.

Cukup sudah. Kesabaran Virginia sudah berada di ambang batasnya. Ia memilih pergi, tak lagi ingin mengejar cinta Armando.

Armando baru merasa kehilangan setelah Virginia tak lagi berada di sisinya. Pria itu melakukan berbagai upaya agar Virginia kembali.

Apakah itu mungkin?
Apakah Virginia akan kembali?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

06. Kopi dan Virginia

Gedung pencakar langit tinggi menjulang. Di dalam sana lah saat ini Armando Mendoza berada. Gedung megah perusahaan Mendoza Corp kebanggaan keluarga Mendoza yang ia Pimpin sejak ia masih muda dan semakin bersinar hingga saat ini.

Armando sedang duduk dengan fokus pada berkas-berkas di tangan ketika seorang wanita cantik berpenampilan anggun masuk ke dalam ruangannya. Wanita cantik dengan name tag Esmeralda Gonzales di dadanya. Dia adalah sekretaris pribadi Armando Mendoza.

“Saya mengantarkan kopi Anda, Tuan,” ucap Esmeralda seraya meletakkan secangkir kopi yang masih mengepulkan uap panas.

Aroma kopi seketika menguar ke seluruh ruangan. Membuka lebar mata Armando yang sejatinya masih menyisakan rasa kantuk akibat tak nyenyak tidur semalaman.

“Terima kasih,” ucap Armando tanpa menoleh ke arah sekretaris.

Dengan tangan kirinya ia meraih cangkir berisi kopi panas tersebut. Mungkin ia memang butuh secangkir kopi. Perlahan Armando meminumnya, tapi sedetik kemudian memuntahkannya kembali dan meletakkan cangkir dengan kasar di atas meja. Sebagian kopi muncrat ke atas dan terjatuh mengenai berkas-berkas yang ada di atas meja.

“Kopi apa yang kau berikan padaku? Ini sama sekali tidak enak. Mana kopi yang biasa aku minum?” tanya Armando sambil mendongak menatap ke arah Esmeralda.

“Apa kalian sudah mulai bosan bekerja?” Armando benar-benar berang. Sudahlah pikirannya suntuk karena pekerjaan yang tidak beres, ingin minum kopi pun harus melalui drama.

“Maaf, Tuan,” ucap Esmeralda sambil menunduk. “Hari ini nyonya tidak datang mengantar kopi,” lanjutnya lalu kembali menundukkan kepala.

Armando tersentak ,menatap dengan gusar. “Apa kamu bilang? Virginia? Dia mengantar kopi? Jadi kopi yang selama ini aku minum adalah buatan Virginia?”

Esmeralda hanya bisa terdiam sambil menganggukkan kepala.

“Lancang kau! Bukankah aku sudah bilang? Jangan membiarkan wanita itu sembarangan mengatur?” Armando begitu geram. Lidahnya mengakui kopi buatan Virginia memang lebih nikmat, tapi egonya menolak.

Esmeralda terdiam dan tak berani menjawab. Wanita cantik itu teringat saat Nyonya Virginia menghubungi dirinya setiap kali sebelum waktunya Tuan Armando minum kopi.

Hari itu.

Esmeralda yang sedang fokus dengan berkas di hadapannya, menoleh ke arah ponselnya yang tiba-tiba berdenting tanda satu pesan masuk. Ada nama nyonya Virginia di layar dan ia segera membukanya.

“Esme, aku sudah ada di depan.”

Satu pesan dari nyonya Virginia membuat ia segera beranjak dari tempat duduknya. Di luar sedang hujan deras, dan nyonya berdiri menunggu di sana? Esmeralda menyambar payung hitam yang selalu tersedia di sudut ruangan.

“Esme, kamu mau ke mana?” tanya Francisca yang berpapasan dengannya.

“Aku mau ke bawah sebentar.” Esmeralda menjawab sambil berlari.

Francisca mengejarnya, lalu mencekal tangan Esmeralda.“Esme, kenapa kamu membahayakan dirimu sendiri? Jika tuan tahu kamu bisa dipecat!”

Esmeralda menghempaskan tangan Francisca. “Diam! Tuan tidak akan tahu jika kamu tidak melapor.” Esmeralda terus berlari tanpa mempedulikan Francisca yang mencemaskannya. Masuk ke dalam lift, dan menekan tombol untuk lantai terbawah.

Sampai di lobi, Esmeralda membuka payung yang dibawanya, lalu bergegas berlari menuju depan gerbang.

“Nyonya, apa yang Anda lakukan? Anda basah semua.” Esmeralda bertanya cemas. Matanya menatap iba ke arah Virginia yang dalam keadaan basah kuyup dengan memeluk sebuah termos.

Berdiri menunggu di luar gerbang karena Armando pernah mengultimatum dirinya untuk tak menginjakkan kaki di Mendoza corp.

“Aku membawakan kopi.” Virginia menyerahkan termos kecil yang ia bawa pada Esmeralda.

“Nyonya, tapi direktur sudah bilang…”

“Aku tahu.” Virginia menyela ucapan Esmeralda. “Dia pasti melarang kalian untuk menerima barang yang aku kirimkan, bukan?” tanya Virginia tidak peduli.

“Tidak apa-apa, kamu tidak perlu memberitahunya kalau ini aku yang mengirimkan. Dia sangat memilih soal kopi. Aku sudah mencari kopi jenis ini sejak lama.” Virginia menggenggam tangan Esmeralda dengan tatapan memelas, membuat Esmeralda cantik itu merasa terenyuh.

“Coba saja berikan ini padanya. Kalau dia suka aku akan kirim lagi, tapi kamu tidak perlu bilang padanya kalau ini dari aku.” Virginia memaksa Esmeralda untuk membawa termos kopi lalu pergi ke dari sana dengan tertawa gembira.

“Nyonya, bawa payung ini! Anda bisa sakit.” Esmeralda berteriak cemas, tapi Virginia sudah berlalu dengan tubuh basahnya.

Esmeralda hanya bisa menatap Virginia dengan tatapan yang rumit. Tuan Armando sudah menolaknya berkali-kali, tetapi Nyonya Virginia tak juga menyerah.

Itu adalah dulu. Saat untuk pertama kalinya Virginia mengantar kopi. Dan itu berlaku hingga beberapa hari yang lalu sebelum akhirnya nyonya tak pernah lagi datang.

“Nyonya Virginia benar-benar mencintai Anda, Tuan.” ucap Esmeralda.

Menggebrak meja, Armando menatap Esmeralda tajam. "Keluar!!" perintahnya. Ia tidak suka Esmeralda berbicara tentang Virginia. Baginya Virginia adalah palsu. Semua perhatiannya hanya topeng untuk mengambil hatinya.

"Permisi, Tuan." Esmeralda menunduk hormat lalu melangkah meninggalkan ruangan Armando. Dalam hatinya dipenuhi rasa iba untuk sang nyonya, tetapi ia tak bisa berbuat apa-apa. Kembali ke tempatnya dan mengusap setitik air yang dengan lancang merembes di sudut matanya.

Armando menyandarkan punggungnya pada kursi mewah kebesarannya. Mendengus kesal mengingat semua cerita Esmeralda. Menggelengkan kepala tersenyum miring.

“Virginia, kamu benar-benar licik. Bahkan kamu berusaha untuk mengontrol seluruh hidupku.” jemarinya mengetuk-ngetuk meja dengan geregetan. Sesuatu mulai mengusik hatinya, tapi ia terus menyangkal.

“Kamu takkan pernah berhasil Virginia. Aku bukan sebuah robot bodoh yang bisa kamu setir,” gumamnya.

Dering ponsel yang tergeletak di atas meja mengalihkan atensinya. Nama mamanya terpampang di layar, Armando segera meraih ponsel itu dan mengangkat panggilan yang masuk.

“Armando! Ke mana saja kamu? Sudah beberapa hari ini Virginia hilang. Apa kamu tidak tahu? Cepat cari dia?” Suara nyonya besar Mendoza terdengar panik dan marah di seberang sana.

“Hilang?” gumam Armando. “Kalau begitu biar ku lihat, berapa lama ia betah menghilang. Kamu benar-benar wanita licik. Kamu bahkan menggunakan mamaku untuk memaksaku. Apa hanya segitu saja kemampuanmu Virginia?” Armando benar-benar tak peduli.

“Kalau begitu, telepon aku setelah dia benar-benar mati.” Armando berucap sarkas lalu menutup panggilan. Tidak peduli mamanya yang marah-marah di seberang sana.

Tersenyum sinis. “Virginia, kamu benar-benar berusaha dengan luar biasa.”

*

*

*

Jam istirahat di kantin perusahaan.

“Eh kalian dengar berita tidak? Beberapa hari yang lalu di pantai ditemukan mayat perempuan.” ucap seorang karyawan.

“Iya. Aku juga sudah dengar. Katanya wajahnya sudah membusuk dan rusak, sehingga susah untuk dikenali,” sahut karyawan lain.

“Bukankah ini sudah seminggu Nyonya tidak datang ke kantor?”

“Aku dengar nyonya juga sudah keluar dari rumah keluarga Mendoza.”

“Jangan-jangan mayat itu adalah Nyonya.”

karyawan yang lain menimpali.

Armando yang kebetulan baru saja masuk kantin untuk membeli kopi tidak sengaja mendengar percakapan itu. "Nyonya?" serunya.

"Tuan?"

“Tuan?”

1
Khairul Azam
ini sebener nya cerita apa sih
Betty
Bagus
Jolie
bgs
Khansa Sutresno
persis bgt crita di dracin stlh q baca....
Nisa Nisa
Habiskan sisa hidupmu dlm penyesalan Armando. Kamu jahat sekali.
Nisa Nisa
Herannya ada jadilah tes DNA dari mana? siapa pembandingnya. Tdk ada yg bertanya tdk Armando tolol ataupun Cecilia. Sergio sepertinya tahu sesuatu dari Kai
Nisa Nisa
Hanya begitu sikapnya pd Veronica padahal dia sdh tahu kebenarannya, ttg kebohongan vero dan penyiksaan Virginia oleh vero dan ibunya dan begitu dia bilang dia cinta Virginia?? coba kalau dulu bgm sikapnya pada virgi dan vero. kalau ada yg bilang Armando mencintai Virginia dan hanya tertipu oleh vero fix yg bilang gagal paham apa itu cinta dan terlalu memuja Armando
Nisa Nisa
maksa mau mengakuisisi group Morantes, dasar serakah bertopeng demi bisa bertemu Virginia. Itu bukan cinta itu keserakahan
Nisa Nisa
mau menguasai harta morantes jg rupanya. Kurang apa perusahaan mu dibantu saat bangkrut dulu. Dasar manusia tanpa ahlak
Nisa Nisa
manusia sombongnya menyundul langit bahkan tak ada satu kata maaf terucap dari bibirmu. Maunya semua orang menyanjung dan menghormati tp dia sendiri berperilaku lebih rendah dari hewan yg bahkan mencintai anak keturunannya.
Nisa Nisa
Dasar otak rongsokan
Nisa Nisa
yg membaringkan ingatan masa kecil ttg Virginia, kenapa yg dicintai mati-matian adalah veronica. selama lamanya berpisah gk akan ketukar nama dan orang begitu Thor. ini cerita alurnya kacau
Nisa Nisa: maksudnya menbagongkan, bukan membaringkan.
total 1 replies
Nisa Nisa
kok tiba-tiba namanya veronica, sebelumnya Virginia. ini ingatan siapa yg kacau
Nisa Nisa
nah jelas namanya Virginia knp jadi veronica yg diingat Armando tolol
Nisa Nisa
cinta seperti apa sih yg diyakini tokoh2 di novel.. cinta balas budi, cinta masa kecil, cinta hutang nyawa. Tapi salah orang. Itulah jika salah mengartikan cinta, cinta itu ketulusan. cinta is cinta. just it. no reasons
Nar Sih
kasihan kmu esmeralda ,yg harus jdi korban nafsu armando
Nisa Nisa
Sebabnya krn dia lelaki sombong, arogan. Dia berpikir bisa mengendalikan semua orang termasuk Virginia
Nisa Nisa
knp selama ini tdk ada yg mengatakan kebenarannya pada Armando, tdk ibunya tdk Cecilia malah iparnya
Nisa Nisa
jikapun akhirnya Armando percaya jika Virginia yg merawatnya lalu menyesal itu hanya rasa bersalah dan merasa tdk bisa balas budi. Tetap itu bukan cinta. Karena cinta yg datang setelah semua sesal itu bukan cinta tp penyesalan
Nisa Nisa
nah begitulah cinta Armando mau melakukan apa saja utk Veronica, spt selama ini Virginia jg mau melakukan apa saja utk menyenangkan Armando
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!