NovelToon NovelToon
TERSERET JANJI ATHAR

TERSERET JANJI ATHAR

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Idola sekolah
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: my name si phoo

Halwa adalah siswi beasiswa yang gigih belajar, namun sering dibully oleh Dinda. Ia diam-diam mengagumi Afrain, kakak kelas populer, pintar, dan sopan yang selalu melindunginya dari ejekan Dinda. Kedekatan mereka memuncak ketika Afrain secara terbuka membela Halwa dan mengajaknya pulang bersama setelah Halwa memenangkan lomba esai nasional.
Namun, di tengah benih-benih hubungan dengan Afrain, hidup Halwa berubah drastis. Saat menghadiri pesta Dinda, Halwa diculik dan dipaksa menikah mendadak dengan seorang pria asing bernama Athar di rumah sakit.
Athar, yang merupakan pria kaya, melakukan pernikahan ini hanya untuk memenuhi permintaan terakhir ibunya yang sakit keras. Setelah akad, Athar langsung meninggalkannya untuk urusan bisnis, berjanji membiayai kehidupan Halwa dan memberitahunya bahwa ia kini resmi menjadi Nyonya Athar, membuat Halwa terombang-ambing antara perasaan dengan Afrain dan status pernikahannya yang tak terduga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

Athar masih di ruang kerjanya dan sesekali ia melihat cctv yang ada dikamar Halwa.

"Kenapa dia belum tidur juga dari tadi?" gumam Athar yang langsung menutup laptopnya.

Ia segera masuk kedalam lift dan berjalan ke arah pintu kamarnya.

Ceklek!

Halwa memandang wajah suaminya yang baru saja membuka pintu.

"Sudah minum obat?" tanya Athar.

"Sudah,"

"Kenapa belum tidur?" tanya Athar lagi

Ia menghampiri ranjang, duduk di tepi, dan menatap Halwa yang masih bersandar di kepala ranjang.

Halwa menundukkan kepalanya sambil tangannya memainkan ujung selimutnya.

"Aku tidak bisa tidur, Athar."

Athar menghela napas pelan saat mendengar perkataan dari istrinya.

"Tubuhmu butuh istirahat, Halwa. Kamu baru saja pulih."

Halwa menghela nafas panjang saat mendengar perkataan dari suaminya.

" Aku akan membuatmu tertidur pulas." ucap Athar yang kemudian bangkit dari duduknya.

Ia mematikan lampu dan menyalakan sebuah proyektor yang menampakkan bintang-bintang berkelip di langit malam pada langit-langit kamar.

Halwa mendongak, matanya membesar melihat pemandangan indah itu.

Kamar mereka yang tadinya gelap kini seolah berubah menjadi planetarium pribadi.

"Boleh aku naik dan duduk disampingmu?" tanya Athar.

"B-boleh, Athar." jawab Halwa.

Athar naik ke atas tempat tidur dan duduk disamping istrinya.

"Lihat bintang-bintang itu, Hal. Anggap saja kita sedang berada di bawah langit terbuka." ucap Athar.

Halwa merasakan jantungnya berdetak kencang saat suaminya yang sekarang sudah berada disampingnya.

"Ada apa, Hal? Cerita lah yang kamu rasakan saat ini." ucap Athar.

Halwa masih menundukkan kepalanya sambil tangannya bermain-main di selimutnya.

"Tidak apa-apa, Athar. Aku hanya sedikit bingung dengan pernikahan kita. Kamu memintaku untuk menjaga jarak dengan Afrain, tapi kamu tidak mencintaiku." jawab Halwa.

"Lalu kamu mau bagaimana, Halwa?" tanya Athar dengan suara yang lembut.

Halwa menatap wajah suaminya dan ada sedikit keraguan dalam sorot matanya.

"Aku hanya ingin kamu jujur, Athar. Kenapa kamu menikahiku jika kamu tidak mencintaiku? Kenapa kamu memintaku melakukan banyak hal sebagai istrimu, tapi kamu sendiri tidak pernah memberiku kepastian tentang perasaanmu?"

Ia meraih tangan Halwa yang sejak tadi meremas selimut dan menggenggamnya perlahan.

"Halwa, sekarang bukan saatnya kita membahas ini. Aku tahu kamu sedang bingung, dan aku mengerti keraguanmu. Tapi kamu harus ingat, kamu baru saja pulih. Tubuhmu belum sepenuhnya kuat."

Ia memajukan badannya sedikit, mendekatkan wajahnya pada Halwa, membuat jantung gadis itu semakin tak karuan.

"Mengenai perasaanku, Hal. Nanti akan ada saatnya dimana aku akan jujur sepenuhnya padamu. Tapi tidak sekarang. Yang perlu kamu fokuskan saat ini adalah kesehatanmu dan sekolahmu." ucap Athar

Halwa yang mendengar langsung menghela nafas panjang.

"Sekarang tidurlah, Hal. Kamu masih sakit. Biarkan bintang-bintang ini menemanimu sampai terlelap."

Halwa memejamkan matanya sampai air matanya mengalir.

Ia berusaha untuk menahan tangisannya agar Athar tidak mendengarnya.

"Aku akan tidur di sofa, Hal. Bangunkan aku kalau kamu butuh sesuatu."

Athar turun dari tempat tidur dan pindah ke sofa yang ada didekan sana.

Sementara itu di tempat lain dimana Afrain sedang bersiap-siap untuk pulang sekolah.

Ia merasa kesepian karena tidak ada senyuman Halwa yang selalu membuatnya semangat.

"Kak Afrain, aku ingin bicara serius dengan kakak." ucap Dinda yang tiba-tiba datang ke kelas Afrain .

"Mau bicara apa, Din?" Tanya Afrain sambil menutup tasnya.

Dinda memberanikan diri untuk mendekat ke arah Afrain.

"Lupakan Halwa, Kak. Aku tidak mau kak Afrain sedih seperti ini." jawab Dinda.

Afrain yang mendengarnya langsung tertawa ke arah Dinda.

"Din, aku mencintai Halwa. Dan malam Minggu kemarin aku sudah mengutarakan perasaanku." ucap Afrain sambil berjalan ke arah parkiran.

Tubuh Dinda langsung lemas saat mendengar jawaban dari Afrain.

"K-kak Afrain sudah mengutarakan perasaannya? Tidak, tidak. Ini tidak boleh terjadi. Kak Afrain hanya miliku bukan milik Halwa." ucap Dinda.

Rina dan Bobby langsung menghampiri Dinda yang masih ada di dalam kelas Afrain.

"Din, kenapa kamu disini? Kak Afrain mana?" tanya Rina dengan wajah penasaran.

Dinda menatap wajah kedua sahabat yang sedang berdiri di hadapannya

"K-kak Afrain sudah menyatakan cintanya kepada Halwa, Rin, Bob. Aku tidak bisa membiarkan hal ini. Aku akan memisahkan mereka berdua." jawab Dinda dengan perasaan yang sangat sakit.

Rina dan Bobby meminta Dinda untuk menenangkan diri dulu.

"Ayo kita pulang dulu, Din." ajak Bobby.

Dinda menganggukkan kepalaku dan berjalan ke arah parkiran.

Sementara itu Afrain menghentikan motornya di depan toko roti.

Aroma manis roti panggang langsung menyapa hidungnya begitu ia membuka helm.

“Aku belikan yang dia suka, siapa tahu bisa bikin dia senang sedikit,” gumamnya sambil masuk ke toko.

Ia memilih sebuah kue tar mini stroberi, yang ia tahu kalau kue ini favorit Halwa sejak dulu.

Setelah membayarnya, ia keluar dengan kantung kecil berisi kue itu sambil tersenyum kecil.

“Halwa pasti suka,” ucapnya yakin.

Afrain kembali naik ke atas motor dan melajukannya menuju rumah Halwa.

Adzan Maghrib berkumandang dan Afrain menghentikan motornya di depan rumah Halwa.

"Kenapa rumahnya gelap? Apa dia nggak ada dirumah?" gumam Afrain yang langsung turun dari motornya.

Tok... tok.... tok...

"Halwa, apa kamu di dalam?"

Afrain kembali mencoba mengetuk pintu rumah, tetapi hasilnya tetap sama.

"Kamu dimana Hal? Apa kamu tinggal sama Paman kamu?" gumam Afrain.

Afrain mengambil ponselnya dan segera menghubungi Halwa.

Halwa yang masih mengantuk langsung mengangkat ponselnya dengan mata yang masih terpejam.

"Halwa, kamu dimana? Kenapa rumahmu gelap?" tanya Afrain

Halwa yang mendengar suara Afrain langsung membuka matanya.

"K-kak Afrain, di rumahku?"

"Iya, Hal. Kamu dimana?"

Halwa bangkit dari tempat tidur dan melepas selang infus yang masih terpasang di lengannya.

Ia melihat suaminya yang masih tertidur pulas di sofa dekat sana.

"Maaf, aku harus pergi." gumam Halwa.

Halwa membuka pintu kamar dan ia dikejutkan dengan Yunus yang berdiri di hadapannya.

"Nyonya mau kemana?" tanya Yunus.

Halwa menutup mulut Yunus dan membawanya menjauh dari kamar.

Ia tidak mau jika tiba-tiba Athar bangun dan akan menghukumnya lagi.

"Yunus, tolong antarkan aku ke rumah lama. Kak Afrain ada disana." pinta Halwa.

Yunus melepaskan tangan Halwa yang masih menutup mulutnya.

"Apa Nyonya tahu konsekuensinya kalau sampai Tuan Athar tahu?"

"Aku tahu, Yunus. Tapi, tolong aku untuk terakhir kalinya." pinta Halwa.

Yunus menghela nafas panjang saat melihat Halwa yang sedang memohon seperti itu.

"Baiklah, tapi untuk terakhir kalinya dan jangan lama-lama."

Halwa menganggukkan kepalanya dan segera ia mengajak Yunus ke garasi untuk mengambil mobil.

1
November
lanjut
My 78
di tunggu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!