NovelToon NovelToon
AKULAH ANTAGONIS IDAMAN

AKULAH ANTAGONIS IDAMAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Fantasi Wanita
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Monacim

Felisha Rumi adalah seorang siswi SMA yang mendapatkan gelar ratu sekolah. Kecantikan yang kekayaan yang ia miliki sangat menunjang hidupnya menjadi yang paling dipuja. Namun sayang, Felisha merasa cinta dan kasih sayang yang ia dapatkan dari kekasih dan teman-temannya adalah kepalsuan. Mereka hanya memandang kecantikan dan uangnya saja. Hingga suatu hari, sebuah insiden terjadi yang membuat hidup Felisha berakhir dengan kematian yang tragis.

Namun, sebuah keajaiban datang di ambang kematiannya. Ia tiba-tiba terikat dengan sebuah sistem yang dapat membuatnya memiliki kesempatan hidup kedua dengan cara masuk ke dalam dunia novel yang ia baca baru beberapa bab saja. Dirinya tiba-tiba terbangun di tubuh seorang tokoh antagonis bernama Felyasha Arumi yang sering mendapatkan hinaan karena bobotnya yang gendut, kulit yang tak bersih, dan wajah yang banyak jerawat. Terlebih ... dirinya adalah antagonis paling tak tahu diri di novel itu.

Bagaimanakah Felisha menjalankan hidup barunya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Monacim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ANTAGONIS VERSI TERBAIK

Siswa dan siswi yang berada di koridor cukup terpukau melihat gaya Felya yang baru. Siswi dengan perawakan berisi itu tampil beda dan lebih percaya diri. Felya memakai riasan tipis pada wajahnya, pita kecil berwarna biru di rambutnya, dan cara berpakaian yang lebih rapi. Ia memakai parfume berwangi lembut, juga perhiasan aksesoris yang cantik, seperti gelang manik kecil, anting, dan juga jam tangan.

"Ada yang beda nggak sih dari penampilan si antagonis?"

"Iya. Kayak lebih bagus nggak sih. Apa, ya?"

"Lebih dandan tuh cewek. Mungkin mau narik perhatiannya Sendrio. Kan dia dari dulu emang gitu."

"Alah. Walau dandan gimanapun tetap aja burik. Badan segede toren gitu."

"Tapi dia kurusan dikit lho. Apa mata gue aja yang rada seliweng, ya?"

"Iya kali. Tetap aja jelek walau ntar badannya cungkring. Hatinya tuh busuk!"

Felya menghentikan langkahnya sebelum menaiki tangga. Telinganya sudah panas sedari tadi mendengar ocehan samar mereka. Ia tak tahan lagi.

"Takdir gue antagonis kan di versi ini? Oke, gue bakal jadi antagonis dengan versi gue sendiri. Gue bakal tunjukkan antagonis yang menarik dan pastinya bakal menjadi pemenangnya dalam hal apapun," monolog Felya tersenyum pogah.

Segera ia balikkan badannya dan melangkah percaya diri dengan tampang yang dingin. Langkahnya terhenti tepat di depan sekumpulan para sisiwi yang membicarakannya tadi.

"Kalau punya mulut, gunain jangan nanggung dong," sindir Felya. Ia melirik mereka dengan tatapan remeh. "Kalau mau ngejek yang lantang. Jadi gue bisa balas dengan telak juga mulut-mulut penuh dosa kalian!"

Siswi dengan rambut panjang mendorong Felya dengan amarahnya. "Berani lo sama gue, hah?! Lo tuh ular. Lo yang penuh dosa tau nggak!"

Felya mendorong tak kalah keras hingga siswi itu nyaris terjatuh jika tak disambut oleh teman-temannya dengan pekikan khawatir.

"Lo yang ular! Sok sok-an bilang gue ular. Mulut lo dan teman-teman lo lebih berbisa tau nggak!"

Siswi bernama tag Siska itu kembali bangkit hendak menjambak rambut Felya, tetapi tangannya ditangkap oleh Felya sendiri dengan cepat. Senyuman miring tercetak di bibirnya, melihat Siska tampak terkejut. Tak ada yang tahu, Felya versi sekarang adalah ahli taekwondo.

"Sekali lo mau sentuh fisik gue yang berharga, gue patahin nih tangan penuh dosa! Gue nggak pernah main-main. Jangan pikir gue selemah yang kalian bayangkan! Gue bukan cuma licik merencanakan sesuatu, tapi gue unggul dalam hal bela diri. Inget tuh baik-baik!" Felya langsung mengempaskan tangan Siska dengan kasar sebelum pergi dari hadapan mereka.

Siska memegangi tangannya yang sakit karena genggaman keras yang Felya berikan. Ia tak pernah menduga jikalau Felya memiliki keahlian bela diri.

"Gila tuh orang! Brengsek! Dari mana dia bisa bela diri? Setahu gue dia nggak punya keahlian itu. Tuh anak cuma ngandelin badan gede doang. Kerjaanya cuma jajan dan jahatin orang doang!"

"Iya, ya. Tuh anak emang agak lain semenjak kena skors kemarin."

"Bisa aja dia ke dukun selama seminggu di-skors. Dia minta ilmu kuat dan minta saran biar bisa memikat orang. Makanya dandanannya bisa berubah gitu. Ya walau nggak menarik sama sekali sih. Tetap aja cantikan gue ke mana-mana. Modal ubah penampilan dikit doang. Nggak bisa ngerubah apapun!" tegas Siska sebelum pergi meninggalkan teman-temannya dengan perasaan emosi.

Sementara itu, Felya memasuki kelasnya dengan penuh kebanggaan akhirnya ia bisa mengandalikan tubuh Felya versi dirinya. Ia bisa menjadi Felisha lagi dengan tubuh ini, tetapi tetap mengandalkan sisi utama dari Felya, yang tak lain adalah sang antagonis.

DING!

[Misi terbaru untukmu. Dapatkan nilai terbaik dalam pelajaran Bahasa Indonesia.]

Felya menutup matanya rapat sejenak dengan decak kesal. Misi dari sistem benar-benar merusak mood pagi-pagi seperti ini.

"Rese banget sih nih sistem. Apa nggak bisa liat gue tenang. Malah dikasih misi yang paling males gue lakuin. Nilai tinggi?" Felya berdecih dengan raut wajah jenaka. "Sejak kapan gue punya keahlian dalam hal belajar. Dapat enam puluh aja syukur," gerutunya.

Guru bahasa Indonesia datang. Bu Rena duduk di kursinya sambil menata buku di atas meja. Seluruh murid berdiri dan memberikan salam. Bu Rena menyahutinya dengan ramah dan menyuruh mereka duduk.

"Halaman berapa, Bu?" tanya seorang siswa.

Bu Rena meliriknya. "Belum juga Ibu suruh buka buku apa. Kalian nggak perlu buka buku paket atau LKS. Hari ini Ibu ngasih tugas kalian membuat sebuah puisi dengan tema kesedihan. Jadi kalian bikin puisi yang benar-benar menguras emosi. Sesuai bab pelajaran kita yang kelima tentang karya sastra."

"Wiihh, galau cuy!"

"Bikin tentang mantan boleh nggak, Bu?"

"Kayak lo punya mantan aja."

"Lo aja yang nggak tau. Gue nih dulu laku keras!"

"Tentang orang tua boleh, Bu?"

"Kalo tentang diri sendiri, Bu?"

Bu Rena menjawab berbagai pertanyaan tersebut hanya dengan satu jawaban yang sekiranya bisa menyahuti semua pertanyaan itu. "Temanya kesedihan dan kalian bebas menujukan puisi itu ke siapa saja. Buat puisi dalam waktu satu jam pelajaran. Nanti pas jam kedua, kumpulkan dan Ibu bakal panggil kalian maju ke depan untuk membacakannya sesuai nomor absen."

Felya berdecak kesal dalam hati. Membuat puisi? Ayolah Felya tak pernah bisa membuatnya dari zaman SD. Jarang nyambung, mana ketika maju ke depan cara bacanya kaku sekali.

'Gimana gue bisa dapat nilai tinggi kalau kayak gini. Gue kan dodol banget bikin puisi kek beginian. Mana nih sistem asyhu kasih tantangan dapat nilai tinggi lagi.'

Mau tak mau puisi itu harus Felya buat demi menghindari hukuman dari sistem. Felya tak mau ada sesuatu yang hilang darinya lagi. Dengan kata lain, Felya harus melakukan misi apapun yang diberikan oleh sistem untuk mempertahankan apapun yang telah ia dapatkan dari sistem itu sendiri.

'Oke. Gue bakal buat puisi. Biar nggak susah ... Gue perlu nulis sesuatu yang benar-benar terjadi sama gue. Biar lebih ngena dan gue dapat emosinya. Tapi apa ya yang bikin gue emosi? Masa sih Citra. Ck, walau Felya yang asli benci sama Citra, tapi kan gue enggak. Gue nggak benci amat sama dia. Eh, bentar. Ini kan bukan soal benci. Tapi kesedihan! Ya ampun gue nyaris keluar dari tema. Apa sih yang paling menyedihkan dalam hidup gue?' batin Felya.

Tiba-tiba pintu kelas diketuk oleh seseorang. Nyaris semua pasang mata menoleh ke arah pintu.

"Misi, Bu Rena. Bu Rena dicari sama Pak Kepsek, Bu. Katanya mau bahas soal lomba cerpen antar sekolah itu," ujar Sendrio.

Sendrio. Cowok itulah yang datang mengetuk pintu. Felya tersenyum miring. Ide terbaik tiba-tiba menyeruak dari dalam otaknya, begitu melihat tampang Sendrio.

'Randy sekkiya!'

1
Gedang Raja
Luar biasa
Mona_cim: thank u
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!