Nisa. gadis yang tidak sengaja bertemu dengan laki-laki yang bernama Aslan. dan keduanya dalam kondisi terpuruk.
Nisa yang mendapati kenyataan, kalau kekasih hatinya lebih memilih perempuan lain merasa sangat terpukul, padahal hari itu Mereka sudah berjanji akan pergi mendaftarkan pernikahan mereka.
dan ketika melihat laki-laki yang didorong keluar dan sampai terjatuh itu, dan kejadian yang tepat di depan matanya membuatnya langsung berpikir dan bertindak. Nisa langsung mengajaknya menikah, walaupun dia tahu kalau laki-laki itu adalah orang asing.
lalu bagaimana kelanjutan mereka ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tirta_Rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18. pertama kali mencoba jajanan
suami istri baru ini bekerja sama dalam rumah tangga mereka. mereka saling membantu pekerjaan masing-masing, sehingga tak butuh waktu lama pekerjaan itu pun selesai.
"semuanya sudah selesai.. kamu mandi dulu sana dek." tutur Aslan. mendengar itu Nisa mendudukkan tubuhnya di teras kontrakan.
"Nanti aja Kak.. ini masih panas." tuturnya. akhirnya keduanya pun duduk di teras kontrakan mereka dan di sana ada banyak anak-anak yang berlalu lalang dan tampak sedang bermain bersama dengan anak-anak lainnya.
saat mereka sedang duduk dan ngobrol-ngobrol ringan, tiba-tiba ada kang kue putu lewat.
"kak kak. Ada kue putu. kita beli yuk.." usul Nisa.
"kue putu..? apa itu dek..? kakak baru mendengar namanya." tuturnya dengan polos. Nisa yang mendengar itu langsung menoleh dengan tatapan tidak percaya.
"kakak serius nggak tahu kue putu ?" tanyanya meyakinkan diri. Aslan pun kembali menggelengkan kepalanya.
"astaghfirullahaladzim.. Ya udah kakak tunggu di sini. aku beli kue putu dulu ya. nanti kakak bisa coba kue itu." dengan cepat, Nisa pun langsung beranjak dari tempat duduknya. dia masuk ke dalam kontrakan terlebih dahulu, dan kemudian mengambil uang sekitar rp10.000. kemudian langsung berlari keluar sambil memanggil kang kue putunya.
"kue putu rp10.000 ya kang.." ucapnya.
"baik neng.." kebetulan, ada beberapa bocil yang beli kue putu 2000-an. makanya kang kue putunya cukup lama berada di sana.
Setelah sekian purnama menunggu, akhirnya gue putu itu selesai dibuat dan dibungkus rapi oleh kang kue putunya.
"ini neng.. hati-hati panas." ujarnya.
"Iya kang. makasih banyak ya.." setelah selesai membayar, Nisa pun langsung segera menemui suaminya yang masih menunggunya di depan teras kontrakan mereka.
"nah ini dia kue putunya kak.." ucapnya. Aslan langsung memperhatikannya. dia mencium aroma dari kue itu cukup enak menurutnya.
"aromanya aroma pandan ya dek..?" tanyanya. mendengar itu, Nisa pun menganggukkan kepala.
"ayo dicoba Kak.. ini enak kok." ujarnya.
"tapi awas, itu masih panas." tuturnya lagi. Aslan pun langsung mengganggukan kepalanya mengerti. kemudian dia pun langsung mengambil satu, dan memasukkannya ke dalam mulutnya. Seketika matanya pun langsung membuat sempurna.
"mm.. ini enak dek.. aromanya juga sangat wangi.." Gumamnya dengan mata yang berkaca-kaca. jujur saja, seumur-umur Ini baru pertama kalinya dia memakan kue dan jajanan-jajanan lainnya. di luar sana, hadirnya masih berada di keluarga Purnomo, dia hanya makan dan tahu roti gabus aja dan juga air putih atau air mineral kemasan yang sering dijual di toko-toko.
Sementara untuk jajanan lainnya, seperti kue putu, gorengan, atau makanan-makanan seperti bakso dan sejenisnya itu tidak pernah dimakan olehnya. ya walaupun harganya cukup terjangkau dan tentunya mudah dia dapatkan.
tapi begitulah perjalanan hidupnya. keluarga Purnomo selalu menuntutnya ini dan itu. dia pun hanya bisa menurut, karena memang hanya di tempat itu tempat ia bernaung. di dalam hatinya hanya ada bakti untuk kedua orang tua angkatnya dan keluarga angkatnya itu. tak berani banyak membantah, dan juga tak berani mengeluarkan unek-unek di dalam hatinya.
sementara Nisa yang melihat mata suaminya berkaca-kaca seperti itu juga ikut merasa sedih. Nisa mendekati suaminya dan langsung mengusap lengan sang suami.
"Kakak jangan nangis dong.. kalau kakak mau, sekarang kakak sudah bisa membelinya tanpa takut ada yang marah lagi." ucap Nisa dengan suara yang sedikit parau karena menahan tangisnya. Aslan meneteskan air matanya, namun cepat-cepat dia mengusap air matanya itu agar tak dianggap cengeng oleh sang istri.
"hehehe.. kakak hanya terharu saja dek. makanan seenak ini, kakak baru tahu sekarang." ujarnya sambil menahan tangisnya. ternyata, ada orang miskin di dunia ini, tapi tentunya tak si miskin dan sesengsara dirinya.
nisa mengganggukan kepalanya. pokoknya sekarang kakak tidak perlu khawatir lagi. Kakak kan sedang cari uang untuk kita, nanti sekali-sekali kalau tidak sibuk, kita jalan-jalan dan makan di luar ya. Nisa akan ajak Kakak kulineran, sebelum nanti kita meninggalkan kota ini dan kembali ke kampung halaman." ucapnya dengan senyum di bibirnya. Aslan menganggukkan kepalanya dengan mulut yang terus mengunyah kue putu itu.
Dia benar-benar sangat jatuh cinta dengan rasanya. dan sekaligus merasa terharu, karena akhirnya dia bisa menikmati makanan mewah seperti ini, walaupun bagi orang ini makanan atau jajanan yang murah dan biasa-biasa saja.
Aslan yang melihat istrinya sibuk menenangkan dirinya, langsung mengambil satu potong kue putu dan meniupnya dengan perlahan. kemudian langsung menyodorkannya ke arah sang istri, Nisa yang melihat itu tentu saja tidak menolak. dia langsung menerima suapan suaminya itu dengan senang hati.
"makasih Kak.."
"justru kakak yang harus berterima kasih kepadamu.. terima kasih sudah membelikan Kakak kue ini.." ujarnya sambil tersenyum. dan pipinya terasa menggembung karena di dalam mulutnya itu tentu saja ada kue yang terus dikunyahnya tanpa henti.
Nisa yang melihat itu memilih untuk mengalah. dia cukup menikmati 2 kue putu saja, dan kemudian membiarkan suaminya untuk menikmatinya.
saat mereka sedang duduk, tiba-tiba jajanan yang lain pun lewat. dan yang lewat kali ini adalah gorengan panas, yang baru saja selesai dimasak oleh penjualnya.
"ada gorengan Kak!! kita beli ya.." Nisa pun langsung menyeret suaminya dan mengajaknya untuk melihat gorengan yang dijual itu.
"bang gorengan bang!!" panggil Nisa. keduanya pun langsung mendekati tukang gorengan itu.
"Kakak mau gorengan yang mana..? Kakak tunjuk saja. nggak perlu khawatir, uang Kakak disaku Nisa banyak hehehe.." membuat tukang gorengan itu juga ikut tertawa.
"suaminya Mbak..?" tanya tukang gorengan itu.
"Iya bang!! suami saya. kita baru beberapa hari menikah kemarin." ujarnya membuat tukang gorengan itu menganggukkan kepala.
"enak ya sekarang mbak.. sudah ada suaminya." Nisa pun langsung terkekeh.
"kasih semua jenis gorengannya aja bang. satu jenis dua gorengan ya." ujarnya. dia juga jadi bingung untuk memilih, karena dia tahu suaminya pasti belum mencoba semuanya.
"baiklah kalau begitu mbak.." akhirnya tukang gorengan itu pun mengambilkan dua potong gorengan di masing-masing jenis gorengan yang ada di sana.
mulai dari gorengan tahu isi, bakwan, tempe mendoan, donat, pisang goreng, dan masih banyak lagi jenisnya. sampai jajanannya itu berjumlah sekitar rp20.000. setelah selesai membayar, Mereka pun kembali meninggalkan tempat, dan kembali duduk di teras rumah kontrakan mereka.
"gorengan sebanyak ini, apakah akan habis dek..?" tanyanya. mendengar itu Nisa langsung menjawab dengan percaya diri.
"kalau tidak habis nanti kita simpan aja Kak. kalau mau makan lagi, tinggal kita goreng ulang biar rasanya masih tetap enak." Aslan yang mendengar penuturan itu langsung menganggukkan kepalanya semangat.
dia pun segera langsung mencicipi gorengan-gorengan yang mereka beli tadi bersama dengan istrinya. dan jujur saja, lagi-lagi dia hanya mampu meneteskan air matanya ketika merasakan makanan tersebut.