perjalanan seorang remaja yang mencari ilmu kanuragan untuk membalaskan dendam karena kematian kedua orang tuanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Murid Pembantu
Raka yang memang lapar langsung bersantap, selesai bersantap Raka dan Melati duduk di bangku taman yang tak jauh dari kamar Raka
" Melati kau sangat baik, tapi apa ayahmu tak marah, kita berdua saja ?" tanya Raka
" tentu saja tidak, kenapa memang?' Melati balik bertanya
" Aku kan hanya seorang murid baru sedangkan kamu anak ketua, aku khawatir guru tak senang" ucap Raka
" Jangan khawatir ayahku tidak seperti itu, ia dan kakekku selalu berpesan untuk selalu berbuat baik, dan jangan memandang rendah orang lain" sahut Melati
" Aku pernah di salah pahami karena hal seperti ini" ujar Raka sambil menatap bunga yang ada di depannya.
" eh, ada kejadian seperti itu?" tanya Melati. Raka mengangguk lalu ia menceritakan tentang apa yang di alaminya di perguruan Tapak Emas
" sekarang berapa usiamu ?" tanya Melati tiba tiba,
" aku 14 tahun" jawab Raka
" aku baru 13 kalau begitu aku akan memanggilmu kakak, kak Raka harus memanggilku adik" ucap Melati senang
" apa boleh panggil begitu?" tanya Raka Lagu
" siapa yang melarang, oh iya kakak istirahat dulu, besok pagi mulai berlatih" ujar Melati sambil melangkah pergi
karena pagi akan berlatih silat, Raka sengaja bangun dini hari dan menyapu halaman, ia mengumpulkan daun daun yang bergugurun di pelataran, dan mengumpulkan di satu sudut untuk nanti di bawa ke halaman belakang untuk di bakar.
siang Harinya Raka mulai belajar silat bersama murid yang lainnya pelataran, keadaan di sini jelas berbeda dengan perguruan, di sini ia malah di perhatikan oleh kakak kakak seperguruannya, di ajari dari dasar kuda kuda yang baik, dan juga jurus jurus dasar perguruan Harimau Terbang, seperti namanya semua Jurus dasar seperti harimau, ada gerakan mencakar, menerkam dan mengaum dengan kekuatan suara, baru kali ini ia melihat kekuatan suara yang di sertai oleh kekuatan tenaga dalam, salah satu murid senior mempraktekan dengan berteriak di depan pohon akibatnya semua daun pohon itu rontok terkena getaran suara
" Wah hebat kakak" sorak Raka yang mengagumi kekuatan suara Auman Harimau itu, hanya jurus auman itu yang tak bisa ia lihat kelemahannya, sedangkan untuk jurus lainnya ia masih bisa menangkap kelemahan dan kelebihan dari jurus jurus itu.
" Itu belum sebrapa di bandingkan dengan kekuatan Guru, Raka, jika kau berlatih dengan giat kaupun pasti bisa" ucap senior itu sambil menepuk bahu Raka
" aku akan berlatih dengan giat kak" sahut Raka dengan penuh semangat.
Selain jurus tangan kosong yang menjadi andalan perguruan Harimau Terbang, perguruan itu juga mengajarkan menggunakan senjata Tongkat dan pedang.
Pagi berikutnya ketika Raka sedang menyapu Melati datang bersama kakeknya
" Selamat pagi melati, kakek guru" salam Raka saat melihat keduanya
" pagi kak Raka, kakak lihat aku berlatih pedang yah" pinta Melati
" tapi aku belum selesai menyapu Melati" sahut Raka
" pokoknya lihat aku berlatih dulu" melati berkata dengan merengut
" eh Cucuku, biasanya kalau berlatih kau tak mau ada yang melihat, kenapa sekarang kamu ingin Raka melihat kamu berlatih?" tanya sang kakek
" Aku..." wajah melati memerah
" Wajahmu memerah malu ya" goda sang kakek
" Kakek jahat! kakek jahat" melati berkata dengan menghentakan kaki berulang kali
" eh cucuku, engkau masih kecil lho! jangan..."
" Kakek!" potong Melati cepat, dan menarik jenggot kakeknya
" Aduuuh" jerit si kakek kesakitan
" Raka cucuku ini sangat nakal, kamu harus hati hati" Goda kakek
" kakek kalau masih menggodaku aku tak mau belajar ilmu pedang darimu!, aku akan belajar ilmu tongkat saja dengan kakek Mitro" Ucap melati mengambek
" Eh iya iya, kakek ga goda lagi" ucap sang kakek. di dunia persilatan ia di kenal dengan ilmu Pedang Kilatnya, sahabatnya Sumitro di kenal dengan ilmu Tongkat Terbangnya, mereka berdua bersahabat dari dulu saat masih muda, dan termasuk tokoh besar dalam dunia persilatan.
" Kakek Mitro siapa?" tanya Raka yang ingin tahu
" sahabat kakek, dia juga punya perguruan silat di selatan kota ini" jawab Melati
" Melati ayo kita mulai berlatih, gerakanmu masih banyak yang salah dan kaku" ucap Kakek melati , Melati mengangguk dan mengambil pedang kayu dari rak senjata, ia belum di perbolehkan menggunakan senjata asli karena takut melukai diri sendiri
" Kak Raka lihat aku yah" ucap Melati memohon
Raka mengangguk, dan duduk di tepi pelataran
" Melati, kau perhatikan , Ilmu Pedang Kilat walau hanya tujuh jurus tetapi setiap mempunyai banyak perubahan yang di sesuaikan dengan keadaaan " ucap sang kakek, ia mulai memperagakan jurus itu dari awal hingga akhir , awalnya pelan namun makin lama gerakan nya semakin cepat
" nah cucuku apa kau ingat semua jurus jurus itu?" tanya sang kakek,
" Bagaimana aku mengingat semuanya kakek, ajarkan aku jurus nya satu persatu saja" ucap Melati yang memang hanya mengingat separuh dari jurus yang di peragakan itu juga tidak lengkap
" baik, kakek akan mengajarkan sejurus demi sejurus" sahut sang kakek ia mulai melakukan jurus lagi kali ini ia hanya memperagakan satu jurus awal saja. Raka yang menonton tanpa menyadari telah mengingat semua jurus itu, ia bahkan mengetahui tenaga yang di butuhkan untuk setiap serangannya.
Sementara Melati mulai mengikuti gerakan kakeknya, namun butuh setengah hari melati hapal semua gerakan jurus yang di ajarkan
" Melati, Ilmu Pedang Kilat adalah ilmu andalanku, kau harus berlatih dengan giat" ucap si kakek saat mengakhiri latihannya
" Ya kek" sahut Melati cepat, ia mulai berlayih dengan di tonton oleh Raka, setelah seharian ia baru beristirahat dan duduk di sisi Raka
" bagaimana kak, apa gerakanku sudah bisa menyamai kakek?" tanya Melati tiba tiba
" maaf melati, gerakan pedangmu masih sangat kaku, dan banyak kesalahan lain kali kau harus memperhatikan baik baik gerakan kakek, kau harus berkonsentrasi agar cepat menangkap inti dari jurus itu" sahut Raka
" Ya kak, nanti aku akan berlatih dengan penuh konsentrasi" melati mengangguk , setelah beristirahat sejenak ia kembali berlatih, tanpa ragu ia meminta petunjuk pada Raka. Ia percaya Raka jauh lebuh hebat dari dirinya.
Setelah mengulang latihan beberapa kali dan cukup lancar, Melati menyudahi latihannya, sedangkan Raka bekerja kembali, saat Melati akan membantunya ia melarang dan menyuruh beristirahat saja karena di lihatnya Melati sangat letih, seharian berlatih jurus, hanya beristirahat saat makan dan minum saja
" Kalau gitu aku akan mengambil makanan saja" ucap Melati sambil berlari kecil masuk ke dalam rumahnya
Raka menyapu halaman itu, dan duduk di bangku bawah pohon setelah selesai, tak lama Melati membawa sepiring kueh dan dua gelas minuman di bantu seorang pelayan
" kak Raka, ayo kita minum dulu, ini ada Bolu singkong" Ucap Melati sambil menaruh minuman dan makanan yang di bawanya.
setelah beristirahat dan menghabiskan makanan yang di bawa oleh Melati. Raka dan Melati kekamarnya
