Apa yang akan kalian lakukan saat tiba-tiba kalian masuk kedalam novel favorit kalian???
itu lah yang di alami Anya uang harus berjuang hidup di dalam novel sebagai ibu Tiri Jahat tapi ingin berubah jadi ibu tiri baik bak bidadari.
akan kah anya dapat merubah jalan hidup nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tanty rahayu bahari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26: Mengungkap Kebenaran Parsial
Hubungan Elara/Anya dan Duke Alaric kini berada di titik keintiman tertinggi. Cinta mereka didasarkan pada perjuangan bersama dan rasa hormat yang mendalam. Namun, satu bayangan besar masih menggantung di antara mereka: rahasia mengapa Elara tiba-tiba berubah karakternya—peristiwa transmigrasi.
Malam itu, setelah anak-anak tertidur dan mansion sunyi, Anya mengundang Duke Alaric ke studionya. Ia menyalakan lilin, dan aroma lavender memenuhi udara.
Anya mengeluarkan jurnal Elara yang telah ia robek di Bab 23. Ia mengambil sisa-sisa halaman lama dan baru, menunjukkannya kepada Alaric.
“Aku harus memberitahumu lebih banyak tentang mengapa aku berubah,” kata Anya, suaranya pelan dan serius. “Aku tahu kau menerima ceritaku tentang mimpi buruk, tapi itu lebih dari sekadar mimpi.”
Duke Alaric duduk di kursi, tangannya memegang tangan Anya dengan erat. “Aku mendengarkan, Sayang. Aku siap menerima apa pun.”
Kisah yang Lebih Dalam
Anya mengambil napas dalam-dalam. Ia tidak bisa menyebutkan transmigrasi atau novel, tetapi ia bisa menjelaskan struktur plot dan nasibnya.
“Saat aku pingsan setelah insiden vas bunga, aku tidak hanya melihat kematian yang mengenaskan,” jelas Anya. “Aku melihat sebuah Linimasa. Sebuah garis takdir yang telah ditentukan. Aku melihat setiap tindakan kejam yang dilakukan Elara yang lama, dan bagaimana setiap tindakan itu adalah pemicu yang mengarah langsung ke hukuman yang setimpal.”
Dia menunjuk ke halaman jurnal yang robek itu. “Aku melihat bahwa setiap langkah yang Seraphina dan aku ambil telah ditulis. Aku tahu aku akan mempermalukan Siera di pesta, aku tahu aku akan mencoba menyabotase bisnis kecilmu, dan aku tahu aku akan mati di tangan anak-anak kita pada awal September, dibiarkan membusuk di ruang bawah tanah.”
Anya menatap Alaric, matanya dipenuhi dengan kepedihan mengingat betapa mengerikannya nasib itu.
“Linimasa itu begitu jelas, begitu pasti, sehingga rasanya seperti sebuah skenario yang sudah ditentukan. Aku bangun dari pingsan itu dengan satu-satunya tujuan: menghancurkan skenario itu.”
Mengapa Perubahan Begitu Radikal
“Aku harus bergerak cepat, Alaric. Aku harus melawan setiap pemicu di Linimasa itu. Itulah mengapa aku tiba-tiba bersikap baik, karena aku tahu jika aku tidak segera mendapatkan kepercayaan anak-anak, aku tidak akan pernah punya waktu untuk lolos dari takdir itu.”
Anya menjelaskan bagaimana ia menggunakan pengetahuan tentang plot itu untuk mengidentifikasi Baroness Seraphina, dan mengapa ia harus segera membangun Ny. Calla.
“Bisnis itu bukan hanya tentang uang, Alaric. Itu adalah garis hidupku. Jika aku gagal menyelamatkan diriku dengan kebaikan, aku akan melarikan diri dengan uangku. Aku tahu, dengan Seraphina menargetkanmu, aku punya dua pilihan: kembali menjadi penjahat yang bersekutu dengannya, atau menjadi sekutu yang melindungimu. Aku memilih yang terakhir, karena aku tidak ingin mati sendirian.”
Anya membiarkan keheningan itu berlangsung. Ia telah membagi rahasia terbesarnya—bahwa dia tahu masa depannya dan bekerja keras untuk mengubahnya.
Reaksi Alaric
Duke Alaric mendengarkan dengan serius. Dia tidak meragukan cerita Anya. Di dunia yang penuh dengan sihir dan ramalan, ide tentang "Linimasa yang ditakdirkan" tidaklah terlalu absurd.
“Jadi, kau hidup selama berbulan-bulan dengan mengetahui hari kematianmu?” tanya Duke Alaric pelan.
“Ya,” bisik Anya. “Setiap hari adalah perjuangan melawan jam.”
Duke Alaric mencondongkan tubuh ke depan dan memeluk Anya dengan sangat erat. Itu adalah pelukan yang berbeda dari sebelumnya, penuh dengan empati dan kekaguman atas penderitaan yang ia sembunyikan.
“Ya Tuhan, Elara. Kau wanita paling berani yang pernah kukenal,” bisik Duke Alaric. “Kau menghadapi takdir yang ditakdirkan untuk membunuhmu, dan kau tidak hanya mengubahnya, kau menghancurkannya. Kau berhasil. Kau aman sekarang.”
Alaric menarik diri sedikit, menatap mata Anya. “Terima kasih karena telah jujur. Sekarang aku mengerti. Motivasi pertamamu adalah rasa takut, tetapi tindakanmu didasarkan pada cinta dan integritas. Aku tidak akan pernah bertanya lagi tentang masa lalumu, atau apa yang kau lihat. Yang penting, kau memilih untuk tetap tinggal dan berjuang untuk kami.”
“Aku mencintaimu, Alaric,” kata Anya, merasa beban rahasia terbesar telah terangkat.
Duke Alaric mencium dahinya. “Dan aku mencintaimu, Nyonya Duke yang tahu masa depan. Kita akan menulis sisa hidup kita, bukan mengikuti alur cerita yang lama.”
Dengan pengungkapan ini, hubungan mereka menjadi sepenuhnya transparan. Rahasia terbesarnya telah diterima dengan cinta dan dukungan.
...****************...
Bersambung...
Terima kasih telah membaca📖
Jangan lupa bantu like komen dan share❣️