Seorang gadis melihat sang kekasih bertukar peluh dengan sang sahabat. seketika membuat dia hancur. karena merasa di tusuk dari belakang oleh pengkhianatan sang kekasih dan sang sahabat.
maka misi balas dendam pun di mulai, sang gadis ingin mendekati ayah sang kekasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tulisan pena R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 24
"Arif tidak tahu jika aku membawa kamu. Terserah Jika kamu tidak percaya. Tapi, aku memang sengaja membawa kamu ke sini?? untuk apa?? Ya jelas, untuk mempertanggungjawabkan perbuatan kamu kepada Arif, sahabatku. Seberapa menderita hidupnya karena seringnya berkorban demi orang-orang egois seperti kalian, aku yang paling tahu. Kesakitan bertahun-tahun hanya demi menjaga nama baik orang-orang tak tahu diri seperti kamu, seperti mama Aldo, atau pun Aldo sendiri, aku melihat dan menyaksikan sendiri, Aurel. Cacian, hinaan, makian, seperti yang keluar dari mulut busuk Kamu hari itu, sungguh aku sangat kenyang mendengarnya. Tidak ada satu detik pun yang digunakan Arif untuk memikirkan dirinya sendiri, orang-orang tak tahu diri. Yang memberi kesakitan padanya bertubi-tubi tapi tetap dijaganya dengan sepenuh hati. Terlebih kamu!!!"
Aku tercekat. Mata Om Jo yang semula mencibirku kini terlihat menyorotku penuh kebencian. Kilatan amarah, jelas terpampang di kedua manik matannya. Terlihat banyak luka dan kesedihan juga.
"Untuk semua itu Aurel. Aku bersumpah akan membuat perhitungan dengan kamu!!!" ancam Om Jo.
Jedueer!!!
Jantung ku benar-benar terasa lepas sekarang. Apa benar aku telah melakukan kesalahan yang sangat fatal?
Om Jo semarah itu tentu bukan karena alasan sepele kan??
"Nama begitu agamis, tapi kelakuan tak lebih baik dari binatang. Tau apa kamu sampai berani menghujat Arif seperti itu???" Om Jo menatapku dengan kilatan amarah di matanya.
DEGH
Aku ingat kalimat itu. aku memang pernah menghujat Om Arif seperti itu.
"Bahkan sebelum mengenal kamu, Arif tak pernah menyentuh perempuan manapun meski itu seujung kukunya. Dari SMA, Dia sangat pandai menjaga dirinya dari kelakuan sekejap itu."
Tak pernah menyentuh perempuan manapun?? Lalu keberadaan Aldo???
Aku menatap lekat ke arah Om Jo.
Om Jo menyeringai sinis. " Aku pastikan kamu akan sangat menyesali atas apa yang pernah kamu ucapkan ke Arif Aurel. Arif mungkin menganggap kamu berharga.Tapi sungguh, bagiku kamu tak lebih dari sampah!!!"
DEGH
Sampah???
Om Jo masih menghujamku dengan tatapan penuh kebencian. "Mulai minggu depan, kontrak ini berlaku, Aurel. Bersikap lah menghadapi kemarahan Arif karena kebohongan yang sengaja kamu lakukan." tandas Om Jo.
"Aku kira cukup. Silahkan tinggalkan ruanganku."
Aku bergeming, tak bergeser sedikitpun dari tempatku.
"Pintu nya disana.' ujar Om Jo mengusirku.
Aku kembali menatap Om Jo lekat. "Setidaknya, perjelas semua pada saya Om!! Saya akan terima jika alasan kebencian Om pada saya adalah perkataan buruk saya pada Om Arif yang tak mendasar. Itu yang saya pahami. Di usia 18 tahun Om Arif sudah memiliki Aldo, usia anak putih abu-abu.Apa salahnya dari perkataan saya? Bahkan Om Arif tak menyangkal sedikitpun. Om jelas tahu, apa yang terjadi di kamar apartemen Aldo malam itu. Kelakuan busuk itu, apa salah jika Saya menuduh itu seperti buah yang jatuh tak jauh dari pohonnya.?? Kelakuan sama sama bej......"
"Salah!!" Sergah Om Jo menyentak kasar.
" Jika kalimat itu kamu tujukan untuk Aldo, itu tepat. Tapi tidak untuk Arif!!! Dia laki-laki paling murni yang aku kenal. Benar nya Aldo itu tak ada kaitannya dengan arif. Arif tak harus bertanggung jawab apalagi menanggung akibat dari perbuatan Aldo. Kamu salah menargetkan orang untuk pembalasan dendam kamu Aurel."
"Salah??? Lalu, katakan salah saya di mana Om??" sergah ku.
"Saya yakin Om tahu alasan saya datang malam itu ke apartemen Aldo. Anniversary. Om tahu yang keberapa??? Lima... lima tahun. Selama itu Kami bersama. Saya pikir hubungan saya dan Aldo baik-baik saja. Bahkan alasan lain yang membuat saya datang ke kota itu karena Aldo bilang akan memperkenalkan saya kepada Papanya sebagai calon istrinya. Papa yang sangat disayangi Aldo. Lalu, apa salah jika saya seyakin itu terhadap hubungan kami??"
Om Jo bergeming, membiarkan aku meluapkan isi hatiku.
"Tapi, keyakinan saya seketika hancur. Aldo mengkhianati saya dengan sangat nyata. Dengan orang yang juga saya mengenalnya. Bagaimana Aldo bisa melakukan hubungan menjijikan itu Di saat dia masih mengingat tentang saya, tentang janjinya yang akan memperkenalkan saya dengan papa kesayangannya itu?? Om tahu rasanya?? sakit sangat sakit. Hati saya hancur lebur malam itu."
Om Jo masih tak bersuara.
" Saya pikir, Tuhan memang membuka jalan untuk saya balas dendam ke Aldo dengan mempertemukan saya dan papa Aldo di halaman apartemen Aldo saat itu. Membalas penghianatan Aldo melalui Papanya, Saya pikir itu akan menjadi hal yang paling menyakitkan untuk Aldo. Sejak pertama mengenal Aldo, kekaguman Aldo terhadap Papanya, saya sangat tahu tentang itu. Bagaimana Aldo sangat menyayangi Papanya, Saya melihat jelas. Pembalsan dendam Saya pasti akan sangat sempurna. Sesakit apa hati Aldo nanti, itu bisa menjadi penawar rasa sakit hati saya atas pengkhianatannya yang saya yakin itu bukan pertama kalinya."
"Aku tidak menyangkal tentang itu. Tapi Arif dia tidak layak...."
"Hanya Om Arif yang bisa menyempurnakan pembalasan dendam saya Om.!!!" sergah ku.
"Mendapati saya berduaan berpelukan dengan papanya, itu rencana pembalasan dendam saya pada Aldo. Hanya sampai di situ. Saya yakin Aldo akan sangat sakit hati. Papa yang disayanginya memiliki affair dengan kekasihnya. Itu cukup. Rencana Saya hanya sampai di situ..."
Aku menunduk dalam, mengepalkan tanganku kuat kuat. Siapa sangka jika Tuhan memiliki rencana yang lebih besar dari skenario pembalasan dendamku. Bukan Aldo, tapi papa dan mama yang memergoki aku dan Om Arif malam itu. Aku dan om Arif terpaksa menikah malam itu.
Om Jo mengusap wajahnya kasar. "Aku melihat semua apa yang terjadi malam itu Aurel. Tentang Aldo dan tentang pembalasan dendam kamu. Bagaimana kamu menarget Arif, aku melihat semua itu dengan jelas. Aku akui Arif terlalu bodoh, mudah sekali masuk perangkap jebakan gadis amatiran seperti kamu. Sedikit banyak aku akui, pernikahan kalian sampai terjadi itu ada andilku."
DEGH
Aku hendak membuka mulutku. Tapi Om Jo lebih cepat menyambar.
"Ada andilku, tapi bukan berarti aku ikut bertanggung jawab atas skenario kamu!!!" tukas Om Jo cepat.
"Yang aku lakukan, Aku sengaja menahan Aldo untuk tidak menemui kamu malam itu. Aku tahu kamu membuat Janji temu dengan Aldo di rumah kamu karena itu aku sengaja mendatangi Aldo dan membuatnya sibuk hingga tak sempat menemui kamu. Kamu pikir apa?? Membuat Aldo berduaan dengan kamu, Kamu pikir siapa yang paling terluka dari semua sandiwara kamu??? Arif!!! Itu Arif, Aurel. Dia yang tidak tahu apa-apa akan mendapatkan kebencian yang sangat besar dari orang yang mati-matian dia lindungi. Sehancur apa Arif jika itu benar-benar terjadi? Kamu pikir aku akan membiarkannya??? Tidak!!!"
Aku terperangah.
ak nantika eps berikutnya
kasian om Arif 😔
Aurel Aurel kamu menyebalkan
Brravo Om Jo. semangat Aurel untuk mendapatkan hati Om Arif.