NovelToon NovelToon
Rayna Masuk Novel Harem?! Tolong

Rayna Masuk Novel Harem?! Tolong

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Transmigrasi ke Dalam Novel / Harem
Popularitas:10.1k
Nilai: 5
Nama Author: Febbfbrynt

Rayna Sasa Revalia, gadis dengan karakter blak-blakan, humoris, ceria dan sangat aktif. Dia harus meninggalkan orang tua serta kehidupan sederhananya di kampung karena sebuah kesialan sendiri yang men-stransmigrasikan jiwa gadis itu ke dalam sebuah karakter novel.

Sedih? Tentu. Namun ... selaku pecinta cogan, bagaimana mungkin Rayna tidak menyukai kehidupan barunya? Masalahnya, yang dia masuki adalah novel Harem!

Tapi ... Kenapa jiwa Rayna harus merasuki tubuh Amira Rayna Medensen yang berkepribadian kebalikan dengannya?! Hal terpenting adalah ... Amira selalu di abaikan oleh keluarga sendiri hanya karena semua perhatian mereka selalu tertuju pada adik perempuannya. Karena keirian hati, Amira berakhir tragis di tangan semua pria pelindung Emira—adiknya.

Bagaimana Rayna menghadapi liku-liku kehidupan baru serta alur novel yang melenceng jauh?

~•~

- Author 'Rayna Transmigrasi' di wp dan di sini sama!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febbfbrynt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Protagonis Pria Pertama

Arsaka Gilang Vriendra. Dia adalah protagonis pria pertama. Tapi bukan protagonis pria utama. Cowok paranoid yang sangat gampang tersinggung. Sangat jarang berbicara. Jika ia berbicara lima kata pun, menjadi sangat langka. Arsa mempunyai geng motor bernama Garrevra beranggotakan lima orang. Rayna baru menyadari, keempat cogan yang berkenalan dengannya tadi pagi merupakan anggota geng yang di ketuai Arsa. 

Pantes aja, mereka memanggil Arsa dengan ‘Bos’. Batin Rayna.

Garrevra adalah inisial atau singkatan dari nama kelima orang tersebut. G—Gavino, A—Arsaka, R—Ryan, Re—no, dan Vra—Vraka. Mereka membuat geng itu ketika kelas X, dan sudah setahun lebih geng itu berdiri. Tentu saja, seantero sekolah tahu siapa mereka. Garrevra adalah satu-satunya geng motor terkenal yang di miliki sekolah Aquilastar high school. Sekolah Rayna sekarang.

Semua protagonis sama. Mereka mempunyai hidup suram, dan paranoid. Mereka hidup di lingkaran atas, namun sama sekali tidak bahagia. Bagi mereka, keluarga sendiri merupakan penghancur hidup mereka sendiri. Sedari kecil, mereka harus mengorbankan masa kecil untuk menjadi penerus marga, dan perusahaan mereka masing-masing. 

Namun, ada tambahan masalah yang berbeda-beda yang membuat hati mereka gelap. Arsa menganggap geng yang ia dan teman-temannya buat, tempat Arsa pulang. Walaupun ia sangat paranoid, tapi ia juga sangat mempercayai dan menghargai keempat temannya. 

Ketika Arsa bertemu dengan Emira, hidupnya sedikit tercerahkan. Di dalam novel, mereka bertemu di luar sekolah. Saat itu, Arsa di kejar banyak musuh gengnya. Ia terpisah dengan yang lain. Emira yang tidak sengaja melihat perkejaran itu, mengenali Arsa dan membantunya. Emira membantu Arsa saat tepojokkan untuk memasuki mobilnya. Dan Arsa yang memang terdesak, menyembunyikan motornya di sembarang tempat dan menerima bantuan Emira.

Karena rasa terima kasih, Arsa selalu membantu Emira dalam hal apapun. Semakin hari semakin dekat. Semakin lama, Arsa Menyadari, bahwa sikapnya lebih lembut ketika bersama Emira, bahwa dia selalu ingin bertemu dengannya, Arsa selalu merindukannya. Dan ia menyadari bahwa dia mencintai Emira.

“Adek gue keren banget, bisa jinakin dia,”monolog Rayna seraya mengangguk-ngangguk.

Ia terlalu banyak melamun, tidak menyadari perhatian orang lain semakin banyak. Karena, ada lima cowok yang menuju ke mejanya. 

Rayna memasukan bakso kecil ke mulutnya. Ia merasa ada yang salah, karena kantin yang ramai serasa senyap. Saat mengangkat kepalanya, ia langsung bertemu sepasang netra hitam yang merupakan mata orang yang sedari tadi Rayna lamunkan. 

Rayna langsung tersedak bakso di mulutnya,”Uhuk! Uhuk!”

Gavino langsung menghampirinya dan menepuk punggungnya. Sedangkan Reno mengambilkan Rayna es yang ada di meja.

“Lo kalo makan pelan-pelan!”tegur Gavino dengan tangan yang masih menepuk punggungnya hati-hati.

Wajah Rayna memerah seakan menangis. Bakso kecil yang belum sempat di kunyah, langsung keluar karena tepukan Gavino.

Rayna menerima es yang di sodorkan Reno dan meminumnya dengan rakus.

“Hah, Alhamdulillah Ya Allah, gue belum mati,”gumam Rayna yang masih di dengar.

“Lo kenapa, nyampe keselek gitu?”tanya Ryan seraya duduk di depannya. 

“Gue liat Ar—Eh! Lo pada ngapain duduk di sini!”kaget Rayna melihat mereka satu persatu duduk di meja yang sedari ia tempati. 

Gavino dan Reno di sisi kiri dan kanannya. Ryan, Vraka dan Arsa di depannya. Rayna memang senang di kelilingi cogan, tapi masalahnya mereka geng terpenting. Apalagi ada protagonis sebagai ketua mereka.

Rayna baru menyadari, banyak sepasang mata tajam yang kebanyakan cewek menatap ke arahnya. Ia meringis pelan.

“Kenapa? Gak boleh? Ini kan bukan punya lo,”ujar Vraka datar.

Rayna merengut. “Iya! Gue tahu. Tapi kan kalian..”Rayna tidak meneruskan ucapannya saat bertemu kembali dengan mata Arsa. Ia tersentak dan diam.

Ryan mengangkat alis,”Kita kenapa?”

Rayna mencicit,”Nggak.”

“Dari tadi lo ngelamun sambil makan. Gue kira lo kesurupan. Soalnya lo duduk sendirian,”kata Gavino santai.

Rayna mendelik,”Heh, gue masih eling, ya! Iman gue masih kuat, kok. Lagian, mana ada hantu makan bakso.”

Cowok-cowok di meja itu terkekeh. Kecuali Arsa tentunya. Sedari tadi dia hanya diam seperti patung. Namun tatapannya selalu tertuju pada Rayna. Biasanya dia jarang ke kantin, namun saat keempat temannya mengajaknya, entah kenapa hatinya menarik raganya untuk ke kantin, dan kekosongan langsung terisi saat melihat kembali gadis yang sebangku dengannya.

Rayna tentu saja merasakan tatapan Arsa. Karena dia memang orang yang dingin, Rayna malah merasakan ia tidak suka dengannya. Ia tidak nyaman. Terlintas sebuah pikiran untuk pindah kelas. Agar ia jauh dengan Arsa. 

Rayna menatap Gavino yang memakan makanannya yang sudah Ryan pesan. Mencoel bahunya,”Vin, Lo kelas mana?”

Gavino mengangkat kepalanya menatap Rayna. Menjawab dengan ringan,”Gue di kelas XI IPS I. Kelas yang sama dengan mereka.”Gavino menunjuk ketiga temannya dengan dagunya.

“IPS?”gumam Rayna. Lalu matanya berbinar. ”Gue bisa pindah ke IPS gak, ya?”

Ucapan Rayna sontak mendapatkan atensi kelima cowok di meja itu. Mereka menatap ragu dan bingung. Suhu menurun tanpa alasan. 

Ryan merasa menggigil merasakan dingin dari teman di sampingnya. Tanpa sadar suaranya gemetar,”L-lo yakin?”

Rayna mengangguk antusias. Dia sama sekali tidak merasakan apapun.

Gavino melirik Arsa tanpa sadar karena suasananya. Lalu bergumam ragu,”Bisa, sih. Tapi lo harus punya alasan. Apalagi, lo anak IPA. Pandangan guru selalu baik. Tapi lo aneh banget, malah pindah ke IPS.”

Rayna menopang dagu,”Iya, sih ... gua akui gue anak soleh, baik, cantik, pinter. Tapi, gue mau jadi bad girl. Masa di IPA, sih?”

Reno menyentil dahinya,”Pede lo. Mau jadi bad girl segala. Gak cocok.”

Rayna meringis memegang dahinya dengan bibir mengerucut menatap jengkel Reno,”Kenapa gak cocok? Keren tau.”

Mereka geleng-geleng kepala.

Rayna mengedarkan pandangannya. Hampir setengah jam lebih dia duduk. Tapi kantin malah semakin ramai. Saat melihat Emira, mata Rayna berbinar. Bukan pada Emiranya, tapi es krim di tangannya.

“Guys, gue mau ke adek gue dulu!”Rayna langsung beranjak. Tanpa menunggu jawaban mereka, Rayna melangkah menuju Rayna yang terhalang sekitar empat meja,”Es krim! Gue dateng!”

Gavino menggelengkan kepalanya menatal punggung Rayna lagi seraya terkekeh,”Baru kali ini, gue ketemu cewek unik kayak dia.”

Reno mengangguk setuju. Ia menelan siomay di mulutnya dan berkata,”Bener. Katanya dia udah lama sekolah di sini. Tapi gue baru nemuin dia.”

Gavino melirik Arsa,”Bos, lo kan udah lumayan lama sekelas sama dia. Lo harus bergaul, jangan menyendiri terus. Gue liat, dia cewek baik-baik. Bisa lo jadiin temen. Jangan terlalu anti sama cewek.”

Gavino mengatakan itu karena ia tahu, Arsa tidak pernah dekat dengan siapapun. Mereka berempat merupakan teman Arsa sejak ia masuk, dan tak pernah bertambah lagi. Apalagi, dia sangat menjaga jarak dengan perempuan. Gavino hanya takut temannya tidak normal. Ia juga hanya ingin temannya tidak terlalu paranoid terhadap sesuatu.

Seharusnya mereka kelas yang sama. Karena di kelas sepuluh pun, Arsa berada di IPS. Tapi Arsa di kekang oleh orang tuanya untuk masuk ke IPA ketika menaiki kelas XII. Dan mereka harus berpisah sebagai se-geng. Tapi, jika berkumpul atau ke kantin, keempat cowok itu selalu menghampiri bosnya sendiri ke kelas. 

Arsa sedikit tergerak mendengar ucapan Gavino. Namun ada pikiran rumit yang tak bisa ia pecahkan. Ia menjawab dingin sperti biasa,”Dia orang berbeda.”

Gavino tidak berharap bosnya menjawab. Begitupun ketiga temannya. Namun ia juga bingung dengan perkataannya,”Apa yang beda?”

Arsa tidak menjawab. Ekspresinya selalu datar.

“Gue gak tau maksud lo. Tapi, gue setuju sama Gavino. Lo jangan terlalu menghindar dari cewek. Rayna emang beda dan unik menurut gue. Dia bukan cewek genit atau kegatelan. Lo bisa jadiin dia penyemangat. Kalo misalnya dia berinisiatif nanya atau deketin lo, jangan di tolak,”tutur Vraka panjang lebar. 

Vraka emang tidak terlalu banyak bicara atau berbasa-basi. Tapi dia adalah orang yang paling bijak di geng mereka.

Arsa melirik Rayna tanpa sadar di kejauhan. Gadis itu tengah asik memakan es krim dengan wajah sumringah. Tidak peduli dengan pandangan sekitar. Di sampingnya ada seorang gadis yang terlihat menegur karena belepotan.

Arsa sangat tahu orang seperti apa Rayna. Karena gadis itu terlalu mencolok karena sikap pendiamnya. Justru teman sekelas yang paling Arsa ingin tahu, sebenarnya Rayna. Gadis itu sangat jarang bicara. Terlalu pendiam. Selalu suram sepertinya. Terkadang ia pernah penasaran dengan kehidupannya. Apakah sama dengan di sendiri?

Tapi, saat pagi gadis itu datang seakan menjadi orang lain yang memakai identitas Amira Rayna. Nama dan rupa memang tidak salah dan sama, Namun sikap dan penampilannya sangat berbeda dengan gadis pendiam sehari-hari.

Berbeda dengan sikapnya di permukaan yang dingin tanpa ekspresi. Di hati Arsa, dia semakin penasaran dengan Rayna. Gadis itu yang awalnya tidak peduli dengan siapapun, berinisiatif bertanya. Terlebih lagi, kepadanya. Sama sekali tidak takut dengan auranya. Ia dengan berani duduk di sampingnya. Terus menerus mengoceh di telinganya.

Sampai ketika mendengar namanya, gadis itu diam seperti patung. Tidak pernah menoleh lagi padanya. Bahkan ia bisa melihat betapa gemetar tangannya saat menulis.

Kenapa? Ada apa dengan namanya? Gadis itu tidak takut dengan dirinya, tapi kenapa menghindar setelah tahu namanya?

Arsa menjadi kesal entah kenapa. Ia juga sedikit menyesal karena tidak pernah menanggapi ocehannya.

Entah apa yang terjadi, karena temperamennya dengan cepat berubah. Tapi Arsa tidak merasakan tidak nyaman ketika gadis itu bertanya atau berada di dekatnya. Malah, ia menyetujui apa yang di usulkan Gavino dan Vraka kepadanya.

Ya, Arsa menyetujuinya. Ia akan berusaha untuk tidak menolak keberadaan Rayna. Bibirnya sedikit terangkat ketika mata Rayna membola karena bertemu tatapannya. Namun, tidak ada yang melihat senyumannya. 

1
Mamta Okta Okta
crazy up thor.... semangat
Viona Syafazea
lagi thor
Viona Syafazea
baca 30 episode cuma sehari masih berada kurang juga saking serunya... please crazy up dong thor.. 😊
Rita Sofiyani
arsa gue juga sama loo/Drool/
Rita Sofiyani
suka ceritanya kaa
Fitri Apriyani
bagus banget deh kk cuma kalo ap jangan satu bab dong kadang juga ngak ap aku nunguin nya lama kk mana dah ngak sabar lagi nunggu ap nya aku harap jangan gantung ya pokok nya harus tamat kalo ngak aku komentar terus biar kk ap/Smile//Smile//Angry//Determined//Kiss//Plusone//Heart/
Kharisma
yang banyak up ya Thor
biar flashback
Kharisma
loh ini yang di wp ya kk
kok pindah NT?😅
𝓕𝓮𝓫𝓫𝓯𝓫𝓻𝔂𝓷𝓽: haha iya nih, di wp gaada apresiasi meskipun pembaca banyak><
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!