Bumi serasa akan runtuh menerpa Kirana ketika dia mengetahui fakta bahwa Bryan, suaminya, ternyata berselingkuh dengan sahabatnya sendiri, Maudy.
Tak tebersit sedikitpun dalam benak Kirana kalau sahabatnya itu akan menjadi duri dalam rumah tangganya.
Sepuluh tahun menikah dengan Bryan kini diambang kehancuran. Tidak sudi rasanya Kirana berbagi suami dengan wanita lain apalagi wanita itu adalah sahabatnya sendiri hingga dia memutuskan untuk bercerai.
Lantas, bagaimana Kirana menghadapi hidupnya setelah berpisah dengan Bryan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon REZ Zha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10 - Billing credit card
Kirana memperhatikan Bryan yang masih terlihat serius dengan laptop di meja sofa kamar tidur mereka. Jarum jam di dinding sudah menunjukkan pu kul 21.15 menit. Tapi, Bryan masih berkutat dengan pekerjaannya.
Kirana terus menduga-duga pada suaminya itu. Seandainya apa yang ia khawatirkan terjadi, sudah ia bayangkan bagaimana nasib pernikahannya dengan Bryan nanti. Dia tidak akan sudi mentolerir dan memaafkan pengkhianatan.
Memang sangat disayangkan. Tiga belas tahun total hubungannya dengan Bryan, tiga tahun berpacaran, sepuluh tahun menikah.
Kirana menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan. Dia masih berharap jika fakta-fakta yang dapatkan tentang suaminya hanya sebuah mimpi dan tak pernah ada.
"Mas ...."
"Hmmm ..." Bryan merespon tanpa menoleh.
"Kayaknya aku mau dapat promosi jabatan, deh."
Kali ini Bryan menoleh pada Kirana.
"Oh ya? Kamu dipromosi ke mana, Yank?" Namun, tak lama dia kembali asyik dengan laptopnya.
"Aku nggak tahu, Mas. Soalnya promosi jabatan give away," tutur Kirana.
"Give away gimana, Yank?" Bryan terkekeh mendengar ucapan istrinya tentang promosi give away.
"Aku akan diberikan promosi kenaikan jabatan dari big boss bukan karena kinerjaku, tapi karena aku menolong anak pak bos dari penjambret," papar Kirana.
Bryan baru menghentikan fokusnya di layar laptop, ketika hal yang dibicarakan istrinya menyangkut tindakan kriminal.
"Astaga! Penjambretan? Memang kenapa sampai kamu bisa menolong anak bosnya itu, Yank?" Bryan bangkit dan melangkah mendekati Kirana yang duduk berselonjor di tempat tidur dengan bersandar di headboard.
Kirana akhirnya menceritakan bagaimana dia mencegah pelaku mengambil barang milik Nabila, sampai akhirnya mengantar pulang Nabila dan dijanjikan kenaikan jabatan oleh Andra, bosnya.
"Ya ampun, Yank. Jangan nekat kayak gitu, dong! Kalau penjambret itu kalap dan membawa senjata tajam, dia bisa menyerangmu karena kamu menghalangi langkahnya dan membuat dia tertangkap." Jelas saja Bryan mengkhawatirkan Kirana, karena apa yang dilakukan Kirana bisa berbahaya untuk diri Kirana sendiri.
"Orang seperti itu, nggak akan memikirkan orang lain, dia bisa menyakiti orang lain asalkan dirinya selamat." Bryan berharap Kirana melakukan tindakan berbahaya lagi.
Kirana menatap Bryan, ketika mengucapkan kalimat 'nggak memikirkan orang lain, dia bisa menyakiti orang lain asalkan dirinya selamat'. Seandainya dugaannya tentang perselingkuhan Bryan benar, apakah itu juga berlaku untuk Bryan?
"Seperti orang yang berselingkuh, nggak memikirkan perasaan pasangan, dan tega menyakiti hati pasangannya," ucap Kirana sengaja memancing reaksi Bryan.
Ekspresi terkejut langsung ditunjukkan Bryan, saat Kirana menyinggung soal perselingkuhan. Mungkin Bryan tak mengira, kalau istrinya akan membahas soal itu.
"Kenapa kamu bicara seperti itu?" Bryan berusaha menenangkan diri, meskipun dia sempat kaget mendengar kalimat Kirana tadi.
Kirana mende5ah, dia dapat melihat kalau suaminya itu sedang menyembunyikan sesuatu darinya.
"Tadi siang Rita, teman kantor cerita kalau suami kakaknya berselingkuh. Padahal, rumah tangga Kakak dan kakak iparnya itu selama ini terlihat harmonis." Kirana sengaja menyamarkan kisahnya dan menggunakan saudara Rita sebagai korban, padahal kisah yang ia ceritakan adalah kisah yang ia alami sendiri.
"Suaminya itu sama saja tidak peduli perasaan istri dan anaknya kan, Mas? Dia tega menyakiti dan menghianati istrinya, anak-anak, keluarganya." Kirana berkata lirih, tapi masih dengan mata menatap pada Bryan. Dia berusaha menguak kebohongan yang disembunyikan oleh sang suami selama ini darinya.
"Ya sudahlah, itu urusan mereka. Kita nggak usah ikut campur, doakan saja yang terbaik untuk mereka." Bryan bangkit dari tepi tempat tidur dan menyelimuti tubuh Kirana. "Sudah malam, kamu sebaiknya istirahat, Yank." Bryan tak nyaman dengan topik pembicaraan mereka tentang perselingkuhan, sehingga dia sengaja mengakhiri percakapan mereka.
"Aku harus selesaikan pekerjaanku dulu setelah itu aku susul kamu tidur." Bryan mengecup kening Kirana lalu melangkah kembali ke arah sofa melanjutkan pekerjaannya.
***
Tengah malam Kirana terbangun karena desakan ingin buang air kecil. Kirana menoleh ke sampingnya, tak ia dapati tubuh Bryan di sisi tempat tidurnya. Netranya kini mencari ke arah sofa. Terlihat suaminya itu duduk tertidur dengan laptop di pangkuannya dan posisi kepala mendongak ke atas. Sepertinya Bryan sangat lelah dengan pekerjaannya
Kirana bangkit mendekat ke arah Bryan.
"Mas, bangun! Pindah tidurnya di kasur!" Kirana membangunkan Bryan lebih dulu lalu melanjutkan langkahnya ke arah kamar mandi.
Selesai buang air kecil, Kirana sudah tidak menemukan suaminya di sofa, karena Bryan sudah pindah ke tempat tidur.
Tatapan mata kirana kini bertumpu pada laptop milik Bryan yang tak sempat ditutup oleh suaminya itu.
Kembali Kirana menatap Bryan berapa saat. Seperti ada dorongan kuat yang menyuruh dan menggerakkannya untuk mengecek laptop suaminya itu.
Kirana akhirnya bergerak melangkah dan duduk di lantai beralasan karpet, menghadap laptop yang Bryan taruh di sofa sebelum pindah ke tempat tidur.
Apa yang dikerjakan Bryan memang berhubungan dengan pekerjaan, sehingga dia bingung mesti mencari dari mana.
Kirana tertarik melihat isi email pribadi Bryan. Isi email suaminya lebih banyak berisi laporan mutasi perbankan.
Pergerakan cursor Kirana berhenti di sebuah file billing credit card sebuah bank ternama. Kirana membuka billing yang untungnya sudah dibuka lebih dahulu oleh Bryan dan password yang diminta pun hanya tanggal lahir Bryan, membuatnya mudah membuka file tersebut.
Dengan berdegup kencang Kirana mencoba memperhatikan satu persatu detail transaksi juga nilainya. Matanya seketika terbelalak melihat sebuah transaksi bernilai lima puluh delapan jutaan di sebuah toko perhiasan yang membuatnya tercengang.
Tanggal transaksi pembelian itu terjadi dua pekan lalu sementara tanggal cetak billing itu dua hari lalu.
Degup jantung Kirana semakin kencang. Lima puluh delapan bukanlah nilai yang kecil. Lalu, untuk siapa perhiasan yang dibeli oleh Bryan diberikan?
Ulang tahunnya yang ke tiga puluh tiga dan anniversary pernikahan mereka yang ke sepuluh sudah mereka lewati tiga bulan lalu. Itupun hadiah yang diberikan Brian padanya bukan berupa perhiasan dari brand itu.
Bryan tak punya saudara perempuan. Mamanya pun sudah meninggal lima tahun lalu. Jadi, Siapa yang menerima hadiah perhiasan bernilai semahal itu?
Dengan tangan bergetar karena emosi yang seketika menguasai hatinya dan khawatir apa yang dilakukannya diketahui Bryan, Kirana segera mengirim file billing tersebut ke alamat email-nya sebagai petunjuk yang bisa ia berikan kepada detektif yang ia sewa untuk menyelidiki Bryan. Setelah itu ia menghapus riwayat terkirim pada email Bryan.
Kirana tak menutup laptop itu, lalu kembali ke ranjangnya dan duduk di tempat tidur. Memperhatikan wajah Bryan yang terlihat tenang seolah tanpa beban dan rasa bersalah.
Dari rentetan bukti-bukti yang ia dapatkan, Kirana semakin yakin jika Bryan memang sedang menjalani sebuah hubungan terlarang dengan seorang wanita. Entah, siapa wanita yang sanggup membuat Bryan berpaling darinya, sampai berani membelikan hadiah semahal itu?
"Aku nggak nyangka kamu tega lakukan ini ke aku, Mas.." Tanpa dapat dibendung cairan bening menetes di pipi Kirana, menahan hatinya yang terluka mengetahui suaminya berselingkuh.
*
*
*
Bersambung ...
wes gass buruan jadi janda Na
duda tajir melintir sudah menanti kamu,,eeh
dijamin aman dari Bryan
kayanya biarpun Bryan mengemis2 minta balikan
Kirana bakalan ogah2han
selingkuh itu penyakit yah
tat udah di maafkan di kasih kesempatan ke 2 malah di belakang selingkuh lagi,,
ogah lah balikan lagi sama laki² kayak Bryan.jangan jadikan anak² sebagai alasan .mereka akan baik² saja .
ayo na pergi bawa anak2 ke tempat yg gk bryan tau,,,,
Semua sudah jelas Bryan.
Jangan persulit kalau Kirana minta cerai