NovelToon NovelToon
Istriku Berubah Setelah Hilang Ingatan

Istriku Berubah Setelah Hilang Ingatan

Status: tamat
Genre:Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat / CEO Amnesia / Cinta Seiring Waktu / Gadis Amnesia / Pelakor jahat / Tamat
Popularitas:451.1k
Nilai: 5
Nama Author: Itha Sulfiana

Edward terkejut saat istrinya yang hilang ingatan tiba-tiba mengajukan gugatan cerai kepadanya.

Perempuan yang selama empat tahun ini selalu menjadikan Edward prioritas, kini berubah menjadi sosok yang benar-benar cuek terhadap apapun urusan Edward.

Perempuan itu bahkan tak peduli lagi meski Edward membawa mantan kekasihnya pulang ke rumah. Padahal, dulunya sang istri selalu mengancam akan bunuh diri jika Edward ketahuan sedang bersama mantan kekasihnya itu.

Semua kini terasa berbeda. Dan, Edward baru menyadari bahwa cintanya ternyata perlahan telah tumbuh terhadap sang istri ketika perempuan itu kini hampir lepas dari genggaman.

Kini, sanggupkah Edward mempertahankan sang istri ketika cinta masa kecil perempuan itu juga turut ikut campur dalam kehidupan mereka?

*Sedang dalam tahap revisi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Sulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Saingan berat

"Lalu, bagaimana dengan laki-laki dan perempuan yang tinggal serumah? Apa menurut kamu, mereka juga nggak melakukan apa-apa?"

Sial!

Silva sangat kesal sekali. Kenapa Nana sangat pandai melakukan serangan balik?

Apalagi, cara Nana terlihat sangat tenang dan elegan. Berbanding terbalik dengan Nana yang dulu, yang hanya pandai mengamuk tak jelas dan juga mengancam akan bunuh diri jika sedang berdebat dengan Silva dan Edward.

"Berhenti membawa-bawa aku dan Silva, Na! Yang sedang kita bahas sekarang adalah kamu!" tegas Edward. "Lagipula, Silva memang benar. Nggak mungkin laki-laki dan perempuan nggak ngapa-ngapain kalau tinggal didalam kamar hotel yang sama."

Ah, Nana sudah muak. Sejak tadi, dia selalu dituduh secara sepihak.

"Apa ada bukti kalau aku dan laki-laki itu tinggal sekamar?" tanya Nana kepada dua manusia menyebalkan itu.

"Buktinya memang nggak ada. Karena, mungkin laki-laki itu sudah pergi sebelum kami datang," jawab Silva.

"Hello! Memangnya, aku tahu kalau kalian akan datang kemari?" sahut Nana.

"Mu-mungkin, kamu punya mata-mata yang bertugas mengawasi kami?" sahut Silva lagi.

Nana seketika tertawa.

"Tuan Edward percaya pada kata-kata tidak masuk akal perempuan ini?"

Edward hanya diam saja. Dan, diamnya itu dianggap sebagai tanda setuju oleh Nana.

Huft!

Capek sekali meladeni dua manusia itu. Padahal, Nana sudah membayangkan betapa damainya hidup tanpa gangguan dari mereka. Tapi, ternyata Nana salah.

Sepertinya, dua manusia itu tak akan pernah puas mendatangkan masalah dalam hidupnya.

Sabarkan hati Nana, Ya Tuhan!

"Kalau gitu, kita cek CCTV saja!" tantang Nana.

"Oke. Itu ide yang bagus," angguk Edward setuju.

Silva seketika jadi panik. Keberanian Nana untuk mengecek CCTV sebenarnya sudah membuktikan kalau perempuan muda itu tidak salah.

"Ngapain cek CCTV? Ini hotel bergengsi. Pasti, nggak mudah untuk memperoleh izin," kata Silva beralasan.

"Tenang saja!" timpal Nana. "Aku punya seseorang yang bisa mengakses CCTV tanpa perlu meminta izin pada siapapun," ucapnya dengan penuh percaya diri.

"Kamu punya teman hacker, Na?" tanya Edward. "Jangan! Itu berbahaya! Hotel ini milik keluarga Ferrel. Bahkan, keluarga Howarts kamu saja masih tidak bisa berkutik jika berurusan dengan mereka!"

Nana diam tak menanggapi. Dengan santainya, dia mengirim pesan kepada Dylan untuk segera datang ke kamarnya.

"Aku punya satu kesepakatan!" ucapnya setelah pesannya berhasil terkirim.

"Kesepakatan apa?" tanya Edward.

"Kalau tuduhan gundik kamu ini nggak terbukti, maka dia harus bersedia menerima tuntutan resmi secara hukum!" jawab Nana sembari menatap sinis ke arah Silva.

"Dan, kalau ternyata kamu yang bohong, apa kamu bersedia bercerai dari Edward tanpa membawa apa-apa?" balas Silva bertanya.

Mata Edward seketika melotot. Hei, sekali lagi, Edward tak pernah berpikir sampai sejauh itu.

Kalaupun Nana benar-benar selingkuh, paling-paling Edward hanya akan meminta Nana putus dari laki-laki itu kemudian meminta Nana untuk kembali menjadi Nana yang dulu.

Tidak akan ada perceraian.

"Ya, aku bersedia," angguk Nana mantap.

Selang sepuluh menit lebih, Dylan akhirnya datang. Pria itu mengetuk pintu dan Nana langsung membuka pintu untuknya.

"Dia... siapa?" tanya Edward dengan ekspresi tak suka.

"Dia laki-laki yang ada di foto tadi," jawab Nana dengan santainya.

Edward tertegun sejenak. Ditatapnya Dylan dari atas ke bawah.

Sial!

Laki-laki yang dia duga sebagai selingkuhan sang istri itu ternyata sangat tinggi dan tampan. Ditambah lagi, usianya juga terlihat jauh lebih muda dibanding Edward.

Tapi, anehnya, pemuda itu memiliki aura kekuasaan yang luar biasa. Tatapan matanya pun tampak berubah-ubah, tergantung kepada siapa dia menatap.

Hangat kepada Nana namun begitu dingin kepada dia dan Silva.

"Nggak heran kamu mau selingkuh sama dia, Na. Dia memang tampan," celetuk Silva.

Rasa tidak percaya diri langsung menyergap Edward.

"Kenapa? Kamu naksir sama dia?" sahut Nana.

Silva pun seketika mencebik. Nana seolah-olah selalu tahu apa yang dia pikirkan.

"Selingkuh?" Kening Dylan berkerut heran. Suaranya yang berat terdengar sangat jantan. "Siapa yang selingkuh?" tanyanya kepada Nana.

"Katanya, kita berdua yang selingkuh," jawab Nana.

"Hah?" Dylan terperangah. "Sejak kapan? Kita saja baru ketemu lagi tadi malam. Jadi, bagaimana mungkin kita bisa selingkuh?"

"Nggak usah membuat drama dihadapanku!" sergah Edward. "Sandiwara kalian nggak akan mempan!"

"Dia... Suami kamu?" tanya Dylan sambil menunjuk Edward.

"Calon mantan suami," ralat Nana.

"Jangan bicara sembarangan, Na!" kata Edward tak terima.

Namun, Nana hanya menghela napas kasar sambil memutar bola matanya malas.

"Dylan, aku butuh bantuan," ucap Nana.

"Bantuan apa? Katakan saja!"

"Aku perlu cek CCTV tadi malam. Mulai dari kita ketemu sampai aku kembali ke dalam kamar."

"Untuk apa?"

Nana melirik Edward dan Silva secara bergantian.

"Untuk membuktikan kalau kita nggak tidur sekamar tadi malam."

Kening Dylan tampak terangkat sebelah. Tanpa sadar, dia tertawa mendengar ucapan Nana.

"Ya sudah, ayo! Kita ke ruang pengawasan!" ajak Dylan.

Sepanjang jalan, Silva semakin gelisah. Mengingat taruhannya bersama Nana tadi, dia tiba-tiba merasa takut.

"Ed, kayaknya kita benar-benar cuma salah paham. Mungkin, Nana dan laki-laki ini hanya teman biasa. Mereka nggak selingkuh seperti yang kamu duga," bisik Silva sambil menggandeng lengan Edward.

"Nanti, kita akan segera tahu," timpal Edward.

Daripada hanya menerka-nerka yang membuat hatinya gelisah sepanjang waktu, lebih baik Edward mencari tahu sendiri.

Dan, ketika bukti sudah terlihat, Edward seketika menyesal karena sudah salah menuduh sang istri.

"Na, aku minta maaf!" ucap Edward penuh penyesalan.

"Nggak usah minta maaf! Lebih baik, Tuan Edward siapkan pengacara yang paling cakap untuk mendampingi gundik Tuan Edward dipersidangan nanti."

"Ed, aku nggak mau dipenjara!" cicit Silva sambil memeluk lengan Edward semakin erat.

"Na, jangan bertindak terlalu jauh! Silva nggak salah apa-apa. Seharusnya, kamu nggak perlu terlalu berlebihan!" ujar Edward yang lagi-lagi membela Silva.

"Siapa yang berlebihan?" sambar Nana tak terima. "Ini sudah jadi kesepakatan diantara kita berdua."

"Silva itu penakut dan gampang sakit. Kalau kamu jebloskan dia ke penjara, kasihan! Lagipula, semua baik-baik saja, kan? Tuduhan Silva juga nggak berdampak apa-apa sama hubungan kita, kan?"

Ini sudah sangat melewati batas. Nana rasanya ingin meruntuhkan gedung hotel itu saking kesalnya.

"Kayaknya, semua nggak baik-baik saja, Tuan Edward!" celetuk Dylan yang tadi sedang sibuk dengan ponselnya.

"Lihat ini!" Dylan menunjukkan sesuatu dilayar ponselnya.

"Entah siapa yang mengambil foto kami tadi malam kemudian menyebarkannya. Yang jelas, pihak kuasa hukum kami nggak akan tinggal diam!" lanjut Dylan dengan ekspresi wajah yang serius.

Judul artikel yang beredar benar-benar meresahkan.

'Istri pengusaha muda, Edward Huston berselingkuh.'

Dan, wajah Dylan cukup terpampang jelas meski angle-nya dari arah samping.

"Pak Dylan, saya minta maaf! Bisakah kita damai saja? Saya akan kasih Anda kompensasi yang cukup besar asal Anda membiarkan masalah ini. Soal artikel itu, nanti saya yang akan turun tangan langsung untuk mengklarifikasinya. Bagaimana?"

"Berapa banyak kompensasi yang Anda tawarkan?" tanya Dylan.

"Satu milyar."

Nana terkejut mendengar nominal itu. Sangat besar menurutnya. Namun, demi menyelamatkan Silva, bukankah itu memang sepadan? Seharusnya, Nana sadar akan hal itu.

"Satu milyar, ya?" Dylan tersenyum miring. "Anda hanya mampu menawarkan nominal sekecil itu?"

"Satu milyar bukan angka yang kecil untuk ukuran seorang manager hotel seperti Anda, Pak Dylan!"

"Manager hotel?" Sebelah alis Dylan terangkat tinggi.

Sementara, Nana sudah tertawa kencang.

"Apanya yang lucu?" tanya Edward kepada Nana.

"Kamu bilang, dia manager hotel? nggak salah?" timpal Nana.

"Kalau bukan manager hotel, terus... dia siapa?" tanya Edward.

Baginya, orang yang bisa mengakses CCTV hotel dengan mudah hanyalah manager atau atasan diatasnya.

"Ekhem!" Nana berdehem. "Kenalkan! Dia sahabatku. Bisa dibilang, kami tumbuh bersama sejak kecil. Namanya, Dylan Ferrel. Dan, dia adalah penerus satu-satunya keluarga Ferrel."

Dengan bangga, Nana memperkenalkan pria disampingnya yang langsung membuat Edward dan Silva jadi kicep.

Pantas auranya semahal itu. Silva seharusnya sudah peka sejak awal.

"Ja-jadi, dia..." Silva menunjuk Dylan dengan tangan gemetar.

"Ya, dia adalah pemilik hotel ini," sambung Nana.

Hanya disadari oleh Dylan, Edward tampak cemburu berat. Kali ini, muncul saingan berat yang akan membuatnya ketar-ketir.

"Tuan Edward, kalau Anda hanya bisa menuduh Nana dan nggak bisa mempercayainya, lebih baik ceraikan dia saja! Biar saya yang mempercayai dan melindungi Nana!"

1
Tia Saputri
sakit kan luh Edward sama kata²nya
mimief
salah sebut lagi thor🤣🤣🤦
mimief
maksudnya mau dijadikan pembantu gratis lagi ya
jgn harap laah
mimief
ya elah..baru cium kening
belum cium bibir kan
lah kemaren Silvia sama Edward di normalisasi
mah persahabatan kalian dr awal aneh si
rasain lah...apa aja di normalisasi kan
jadi ...ga usah jadi yg paling jadi korban lah
mimief
woi .beda istri beda rejeki
mang aura lu aja yg bawa sial
mimief
harusnya jangan sampe ngorbanin Ampe segitu nya juga na
tapi .kalau ga dramatis begitu
susah juga y ngeluarin mereka
malah jadi makin tuman
mimief
iyalah..Uler Uler berantas aja dr awal
jgn kasih celah
mimief
taik kucing
Lo kira siapa yg mau bertahan ,kita Sudah ngos-ngosan mengejar.. sedangkan dia sibuk mendorong kita
ahh
leganya.. walaupun 4 tahun
anggep aja buang sial
mimief
mang keluarga benalu
pantes bapak nya kesel bgt
mimief
udah kali pada . kesempatan udah beribu-ribu kali dia kasih.
4 tahun tu ga sebentar
Ampe dia sadar pas diantara hidup dan mati...
kita bisa liat seberapa orang perhatian nya
mimief
heran ya..para laki yg mode begini
sebenarnya apa yg Lo harepin si
menurut kalian mang kita patung marmer,yg diapain aja bakalan diem aja
ga punya hak untu sakit dan terluka
hadeeh
boleh ga si gw Jambak ginjal nya,🤣🤣🙄
mimief
ya..ketika Lo bawa Uler kedalem rumah
jangan kaget akhirnya ke gigit juga..
ngapain marah?
kan Elu yg mau
geblek
mimief
iya lah..dia udah suhu na
jadi tau🤣🤣
mimief
wah..mang ya kelebihan pelakor tu cuman ga tau diri sama ga tau malu
ada yg punya kaca gede ga sii
hadeeeh
Wulan Sari
Cerita nya menarik 👍 salam sehat selalu ya 💪❤️🙂🙏
Dedeh Dian
Bagus ternyata alur ceritanya... Makasih author
my+ng
/Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good/
Bunda Iwar
Luar biasa
Ririn Nursisminingsih
kumpulan laki2 bodoh
Ririn Nursisminingsih
syukurin mkanya jadi laki jg bodih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!