NovelToon NovelToon
YISHA : After Reincarnation

YISHA : After Reincarnation

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Romansa Fantasi / Cinta Seiring Waktu / Elf / Fantasi Wanita
Popularitas:782
Nilai: 5
Nama Author: Rin Arunika

Beberapa tahun lalu, Sora dikhianati oleh kekasih dan sahabatnya. Mengetahui hal itu, bukannya permintaan maaf yang Ia dapatkan, Sora justru menjadi korban kesalah pahaman hingga sebuah ‘kutukan’ dilontarkan kepadanya.

Mulanya Sora tak ambil pusing dengan sumpah serapah yang menurutnya salah sasaran itu. Hingga cukup lama setelahnya, Sora merasa lelah dengan perjalanan cintanya yang terus menemui kebuntuan. Hingga suatu hari, Sora memutuskan untuk ‘mengistirahatkan’ hatinya sejenak.

Tanpa diduga, pada momen itulah Sora justru menemukan alasan lain dibalik serangkaian kegagalan kisah cintanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rin Arunika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#26

Saat ini Sora berada di dalam ruangan kamar di hotel itu.

“Ra…” Yasmin menatap Sora dengan tatapan yang sulit diartikan. Saat itu Sora bisa melihat Yasmin tengah menggenggam tissue yang banyak berlumuran cairan merah.

Dan tiba-tiba saja Sora bisa merasakan adanya sensasi tidak nyaman di area sekitar mulut dan hidungnya. Tunggu, jangan bilang…

“Kamu mimisan lagi!” Yasmin mendekat ke arah Sora sambil menyodorkan beberapa lembar tissue yang masih bersih.

Sora segera meraih tissue yang Yasmin berikan dan menggunakannya untuk menyeka cairan merah yang masih mengalir dari lubang hidungnya.

Hingga beberapa lama setelahnya, Sora akhirnya mengutarakan pertanyaannya ditengah keheningan yang didominasi rasa khawatir Yasmin.

“Kok Aku di sini, Bu?”

Yasmin mengambil nafas dalam sebelum Ia menjawab pertanyaan Sora. “Jujur akupun gak paham, Ra. Kamu tadi tiba-tiba pingsan dan mulai mimisan. Aku panik dan spontan bawa kamu ke sini ....”

Melihat Yasmin yang terlihat begitu kebingungan justru membuat Sora kembali teringat dengan sosok asing yang Ia temui beberapa saat lalu.

“Bu. Tadi aku mimpi aneh banget. Masa aku mimpi Bu Yasmin, tapi gak mau dipanggil namanya Bu Yasmin. maunya dipanggil Mevine terus,” kata Sora sambil menatap Yasmin lekat-lekat. Ada sesuatu yang sedang Sora cari tahu diantara kedua netra wanita di hadapannya itu.

Dan tepat setelah Sora menyebutkan nama itu, raut wajah Yasmin seketika berubah. Kedua matanya melebar memperlihatkan bagaimana terkejutnya Ia saat itu. Perlahan-lahan sebuah lengkungan senyum muncul dari sudut bibir Yasmin. Lalu tanpa diduga, Yasmin mendekap erat Sora yang saat itu masih mencerna apa yang tengah dialaminya.

“Ra. Ayo, ikut aku...” Yasmin memegang kedua puncak bahu Sora.

“Ke mana, Bu? Jujur kepalaku masih sakit benget...” Sora tak lekas menyetujui ucapan Yasmin. Ia memang tak mau kembali mengambil resiko untuk memaksakan tubuhnya melawan rasa sakit itu.

Yasmin pun tak bisa berbuat banyak. Wanita cantik itu hanya mengiyakan ucapan Sora dan memberinya waktu untuk mengistirahatkan tubuhnya. Sora terlihat memejamkan kedua matanya dan Yasmin duduk di sebelah Sora sambil memainkan ponsel.

Suasana di ruangan itu menjadi cukup sepi. Hanya bunyi mesin pendingin ruangan yang menjadi sumber suara di sana.

Pada momen itu, Yasmin mendengar suara ketukan pintu dan Ia segera menghambur menghampiri seseorang yang berada di luar sana.

“Dia gimana kondisinya? Udah siuman apa masih-”

“Ssttt...” Yasmin menempelkan jari telunjuknya di bibir dan sikapnya itu berhasil menghentikan serangan pertanyaan yang Rayn berikan.

Bersamaan dengan itu, Yasmin meraih lengan Rayn dan menariknya berjalan menjauhi pintu kamar tempat Sora berada. Giovanni yang sedari tadi berdiri di belakang Rayn masih terdiam dan hanya mengekor pada kedua orang itu.

“Rayn... Kali ini Aku sangat yakin dengan rencanaku.” Yasmin menatap kedua netra Rayn tanpa rasa ragu sedikitpun.

“Sungguh? Jujur Aku sangat cemas ketika melihatnya tiba-tiba pingsan di lobi tadi,” Rayn memang terlihat cemas.

“Justru karena itu, Rayn. Karena ini sudah kesekian kalinya Aku melihatnya mengalami hal seperti itu. Dan kau tahu? Setelah dia tersadar, dia mengaku bermimpi tentang Mevine! Dan hal ini bukan yang pertama kalinya, Rayn…” Ungkap Yasmin dengan raut wajah sendu.

“Jadi sekarang kita akan benar-benar membawanya ke Taman Aster?” tanya Rayn pada Yasmin.

“Iya. Setelah Sora sadar, Aku akan mengajaknya ke tempat itu. Tetapi Aku butuh bantuan kalian,” Yasmin menatap Rayn dan Giovanni bergantian.

“Baik, tentu saja. Kami selalu bersiaga di sekitar kalian,” jawab Rayn.

Setelahnya, Yasmin berlalu dari sana dan berjalan kembali memasuki ruangan kamar. Tepat setelah Ia berbalik seusai menutup pintu dengan sempurna, dilihatnya Sora telah sadarkan diri dan tengah menyandarkan tubuhnya pada kepala tempat tidur. Pandangan mata Sora tajam ke depan namun entah apa yang menjadi fokusnya.

Yasmin tentu saja merasa terkejut melihat Sora dalam kondisi seperti itu

“Bu Yasmin...”

Tatapan Sora dan Yasmin bertemu dan sempat terjadi keheningan yang aneh selama beberapa saat diantara mereka berdua.

“Eh, Ra? Udah bangun? Masih pusing?” Kata Yasmin kemudian memecah keheningan.

“Enggak, Bu. Udah mendingan sekarang. Udah gak begitu pusing lagi,” jawab Sora yang kini mengalihkan pandangannya dari Yasmin.

“Oalah, syukurlah...” kata Yasmin lega. “Kamu mau minum, Ra? Biar aku ambilin di luar.” Yasmin ingat dirinya melihat sebuah dispenser yang berada tak jauh dari pintu kamar mereka.

“Enggak usah, Bu. Nanti Aku ambil aja sendiri. Maaf ya, Bu. Aku jadi repotin. Rencana Bu Yasmin juga pasti jadi ketunda gara-gara Aku...” Sora jelas merasa tak enak hati pada Yasmin.

“It’s okay, Ra. Lagi pula ini juga bukan kemauan kamu.” Jawab Yasmin sambil duduk di ujung kasur. “Ngomong-ngomong, kamu oke gak kalau aku ajak ke luar, sebentar?”

“Bisa, Bu. Ayo,” jawab Sora tanpa ragu.

Dalam hati Yasmin saat itu benar-benar tak ada lagi keraguan tentang rencananya mengajak Sora pergi walaupun Sora baru saja tersadar. Yasmin justru merasa semakin khawatir jika Sora terlalu lama dibiarkan seperti itu.

Kedua wanita itu akhirnya beranjak dari kamar yang tadi mereka tempati dan berjalan melintasi koridor menuju arah lift.

Sora dan Yasmin dengan tenang menunggu pintu lift itu terbuka. Namun, ketenangan Sora seolah sirna ketika dirinya melihat dua orang pria yang tak asing berada di dalam lift yang baru saja terbuka itu.

Atmosfer di tempat itu mendadak terasa aneh bagi mereka terlebih ketika mereka menyadari Sora yang tampak begitu terkejut.

“Bu Yasmin, Bu Sora!” Giovanni menjadi yang pertama menghapus perasaan aneh yang mengudara di sekitar mereka.

“Kalian ... Di sini juga?” Yasmin melebarkan senyum bersikap seolah hal itu memang kebetulan adanya dan bukan bagian rencana mereka.

“Ayo masuk, Bu.” Giovanni mempersilakan kedua wanita itu memasuki lift.

Yasmin masih tersenyum ramah. “Iya. Ayo, Ra.” Lengan Sora diraihnya dengan lembut.

“Lantai berapa Bu?” Kali ini Rayn yang angkat bicara.

“Kita mau ke lobi. Sama ya sama kalian...” Kata Yasmin ketika melihat tombol lobi telah menyala.

Lalu setelah itu, situasi kembali menjadi hening. Namun meski Sora terus terdiam, beberapa pertanyaan sempat muncul dalam pikirannya. Hal itu tentang kenapa Rayn dan Giovanni berada di sana, kenapa mereka datang bersama ke hotel malam-malam. Kenapa?

Lift lalu berdenting ketika mereka akhirnya tiba di lobi yang menjadi tujuan mereka.

“Ra. Sini,” Yasmin meraih lengan Sora dan membawanya menuju sofa di ruang tunggu.

Suasana di lobi hotel cukup sepi mengingat kala itu waktu sudah hampir larut malam.

“Ra. Kamu inget, udah berapa kali kamu ngelihat sosok yang wujudnya mirip aku dan ngaku namanya Mevine?” tanya Yasmin sambil memegang kedua tangan Sora.

Sora tampak diam mendengar pertanyaan Yasmin. Dalam hatinya Ia tak ingat sudah keberapa kalinya ingatan asing itu muncul dalam pikirannya.

“Enggak inget, Bu,” jawab Sora pelan.

“Kamu pernah berapa kali ngalamin kejadian gak biasa, Ra? Semacam kilas balik atau muncul ingatan aneh, pernah?” tanya Yasmin lagi. Kali ini raut wajahnya terlihat serius.

“Aku gak tahu, Bu. Aku sudah terlalu sering mengalami kejadian mengejutkan akhir-akhir ini...” Sora masih tak menunjukkan respon yang baik.

“Aku mungkin tahu penyebab persoalan aneh yang kamu alamin, Ra. Ayo ikut aku...” Yasmin berdiri dari sofa dengan jemarinya yang masih tertaut dengan Sora.

“Bu Yasmin yakin?” Sora berdiri di hadapan Yasmin dengan banyak pertanyaan besar mencuat dalam benaknya.

Bagaimana bisa Yasmin berkata demikian dengan begitu yakin? Dapat wangsit dari mana wanita itu?

“Aku yakin banget, Ra. Kali ini dugaanku udah gak salah lagi. Ayo!” Yasmin benar-benar tidak terlihat ragu dengan ucapannya.

Yasmin memimpin langkah menuju sisi lain lobi yang luas itu diikuti Sora yang berjalan mengikuti jejaknya. Sora hanya terlihat pasrah dan menerima dengan mudah apa yang Yasmin katakan padanya.

#

See you next chapter, temen-temen readers (⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)⁠♡

1
Anononin
Mulutnya diam, tapi hatinya mikir keras, wkwkwkwkkk /Hey/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!