Kisah ini mengisahkan tentang seorang gadis lugu dan seorang pilot playboy yang saling jatuh cinta. Pertemuan pertama mereka terjadi di dalam pesawat, ketika sang pilot memenuhi permintaan sepupunya untuk mengajak seorang gadis lugu, ke kokpit pesawat dan menunjukkan betapa indahnya dunia dari ketinggian, serta meyakinkannya untuk tidak merasa cemas. Tanpa diduga, pertemuan ini justru menjadi awal dari kisah mereka yang dimulai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RUDW, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pesan Singkat
Xander dan Olivia duduk berdampingan di balkon sambil melihat pemandangan kota dan menikmati koktail. Rasanya sedikit berbeda saat ada teman bicara dan Xander menikmati moment tersebut. Mereka mengobrol random seputaran kerja dan aktivitas di luar pekerjaan. Xander suka kepribadian Olivia yang ternyata sumpel dan nyambung di ajak bicara topik apapun. Dia terkesan dengan kepintaran wanita di sampingnya.
Sampai tiba dimana keduanya sedikit mabuk dan posisi duduk mereka sudah sangat dekat. Kulit mereka bersentuhan hingga menimbulkan gelenyar di sekujur tubuh. Dengan berani Olivia duduk dipangkuan Xander. Dia menggoda pria itu dengan gerakan sensual dan mengusap lembut bibir seksi yang menjadi incaran wanita di luar sana.
"Mau menghabiskan malam ini dengan ku di ranjang?" bisiknya merdu. Xander yang sudah tersulut gairah tidak menolak begitu bibir Olivia menciumnya duluan. Mereka berperang lidah sambil berpelukan. Dengan cepat, Olivia menurunkan tali gaun malam yang dia pakai dan nampaklah dua bukit kembar menantang di hadapan Xander. Pria itu meneguk saliva berkali-kali dan tanpa menunggu lama dia menikmati kedua benda tersebut dengan rakus. Desahan Olivia memantik nafsu Xander.
Kalau dipikir-pikir selama ini dia tidak mau bekerja banyak apalagi berciuman dengan sembarang wanita. Dia hanya ingin dipuaskan saja. Ciuman pertamanya adalah sang mantan kekasih saat sekolah tapi kini sudah menjadi istri orang. Dia menemukan kenikmatan berciuman yang sama pada Olivia. Jadilah keduanya menggebu.
Apalagi saat ini, Olivia mengelus lembut milik Xander yang masih terbungkus celana. Sadar kalau mereka masih ada di luar, Xander langsung mengajak Olivia menuju kasur.
Di dalam sana, Xander menggerang nikmat karena mulut Olivia langsung memanjakan miliknya. Karena tidak tahan dia langsung melepas semua pakaian Olivia dan menindih wanita itu.
Bless
Milik Xander masuk tanpa penghalang. Kecewa? Tentu saja. Tadinya dia sempat merasa ingin mengenal Olivia lebih jauh. Tidak ada salahnya bukan. Tetapi, walau lelaki brengsek. Nyatanya, Xander tetap menginginkan wanita baik-baik untuk berada di sisinya seumur hidup.
Tapi persetan dengan perawan atau tidak, Xander tetap menikmati milik Olivia yang sempit. Dia menghajar wanita itu tanpa ampun. Tidak mau kalah, Olivia juga memberi pelayanan terbaik. Dia bergoyang lincah dan liar di atas tubuh Xander. Peluh membasahi tubuh mereka.
Tapi, di tengah aktivitas tersebut, Xander justru melihat bayangan wajah Clarissa pada diri Olivia. Entah kenapa dia merasa yang kini menyatu dengannya adalah Clarissa dan rasanya berkali-kali lebih nikmat saat bayangan itu terus menghantui dirinya.
"Oh.. Clarissa..yeah..enak sayang. Kau sangat nikmat" Rancau Xander membuat Olivia geram.
'Sial, siapa wanita tidak tahu diri itu' batinya tersiksa
Tapi, karena gairah sudah di ubun-ubun. Dia terus bergerak liar hingga pelepasan itu datang dan membanjiri miliknya dan milik Xander.
Xander yang belum keluar segera mengambil alih permainan. Dia menghentak kuat sambil terus menyebut nama Clarissa. Hingga menyadari pelepasan segera datang, dia mencabut miliknya dan membuang semua cairan itu ke perut Olivia. Karena tidak menggunakan pengaman.
Dia puas dan lemas. Xander langsung tertidur begitu saja di sisi Olivia. Sementara Olivia sendiri diselimuti perasaan marah. Walau senang, pada akhirnya bisa berhubungan badan dengan Xander, tetapi, batinya kesal karena Xander justru menyebut perempuan lain. Dalam hati dia bersumpah mencari tahu siapa wanita tidak tahu diri tersebut. Dia sudah bertekad memiliki Xander seorang diri. Karena lelah, dia pun ikut tertidur.
Ke esokan pagi, Xander bangun dengan kepala sedikit pusing. Dia merasa ada yang memeluk pinggangnya. Ternyata setelah dilihat itu adalah Olivia. Xander jadi mengingat kejadian semalam.
"Not bad" ucapnya acuh mengingat Olivia memberikan kesan berbeda padanya semalam. Dia membiarkan wanita itu tertidur. Sementara perhatiannya kini beralih ke ponsel yang sedang bergetar.
Dia mengecek, padahal ada notifikasi pesan dari grup bersama para sahabatnya.
Di sana Leo mengirim gambar, sedang bersama Clarissa di dapur, menemani gadis itu membuat Apple pie.
foto itu dia beri caption
"*menemani gadis manis membuat Apple pie yang enak. Tidak apa-apa aku diabetes.. Karena senyumnya mengalahkan gula ...hehehehe* "
Rupanya pesan itu menimbulkan perasaan tidak nyaman di hati Xander. Dia tidak suka melihat Clarissa tersenyum pada Leo. Padahal di sana juga ada Mirabella, Claire dan Jonathan, tetapi jarak mereka cukup jauh. Sepertinya, Leonardo sengaja mengambil moment dirinya dekat dengan Clarissa untuk menggoda Xander dan Nathaniel yang tidak bisa ikut bergabung.
Mengingat nama Clarissa, Xander langsung mencari kontak gadis itu yang sudah dia simpan beberapa hari lalu saat berkunjung ke kediaman Wilson. Saat itu, dia tidak hanya menyimpan kontak miliknya ke ponsel Clarissa, tetapi dengan sengaja melakukan panggilan dari ponsel gadis itu ke ponsel miliknya agar bisa mengetahui nomor Clarissa.
Begitu ketemu, mendadak dia bingung mau mengetik apa. Dia seperti remaja yang malu-malu.
"*Sial, kenapa aku jadi grogi begini*?" ucapnya sebal. Tetapi tak urung, dia mengetik sebuah pesan yang berisi pertanyaan dan kabar Clarissa
"Hai, Apa kabar? Kamu sedang apa?" dia baca berulang kali. Rasanya sangat aneh. dia tidak suka basa basih sebelumnya. Hingga dia mau hapus saja pesan itu karena terkesan kaku, tetapi justru tidak sengaja menekan bagian sent, hingga jadilah pesan itu sudah terkirim bahkan langsung terbaca.
Dia harap-harap cemas menanti jawaban. Tetapi, setelah ditunggu hampir sepuluh menit malah tidak ada jawaban dan kontak Clarissa yang tadinya online kini Offline.
"What! Dia mengabaikan ku?" pekik Xander tidak percaya.
Sementara di seberang sana, Clarissa yang memang asik menikmati Apple pie bersama keluarga Wilson dan teman-teman Jonathan justru terkejut membaca pesan masuk dari kontak yang namanya sangat aneh. Dia tidak merasa pernah menyimpan kontak tersebut. Jadilah dia mengabaikan pesan itu. Pikirnya orang iseng.
"Siapa si Pria Tampan?" Gumamnya bingung sambil membaca nama kontak 'pria tampan' di ponselnya.
"Siapa?" tanya Mirabella kepo
"Tidak ada. Hanya orang iseng" jawab Clarissa menutup ponsel dan kembali menikmati waktu pagi dengan orang-orang di sana. Kalau ada yang tanya kenapa Leonardo dan Claire ada di sana pagi-pagi. Ini hal yang biasa karena setiap weekend adakalanya mereka olahraga bersama, seperti tadi mereka bertiga ditambah Jonathan lari pagi di taman kota dan memutuskan sarapan di rumah keluarga Wilson. Kebetulan sekali, Clarissa di dapur sedang membuat Apple pie kesukaan Mirabella dan Catherine.
Di tempatnya berada, Xander masih saja kesal. dia semakin penasaran apa yang sedang di lakukan Clarissa saat ini. Apakah masih berdua dengan Leonardo atau sedang membuatkan pria itu minuman bersama kudapan dan masih banyak lagi kecurigaan yang membuat Xander kesal sendiri. Dia sangat penasaran dan rasanya ingin melihat langsung. Apalagi mengingat semalam, dia justru membayangkan Clarissa yang dia tiduri. Padahal itu adalah Olivia.
Cup
Di tengah lamunan, sebuah kecupan menyapa bibirnya.
"Morning" sapa Olivia tersenyum lembut . Padahal wanita itu baru saja bangun.
Walau awalnya tersentak, tetapi mendapati pemandangan menggairahkan di depannya, Xander membalas kecupan Olivia dan meremas dua gunung wanita itu. Tangan yang satu dia mainkan pada inti Olivia yang kini becek.
"Ahh, masih ada banyak waktu sebelum ke bandara sayang, ingin mengulang yang semalam" desahnya sensual di tambah dengan aktivitas tangan yang bermain lembut pada milik Xander.
"Yeah.. Puaskan aku bitch" geramnya lalu tidak lama membuat penyatuan yang kasar. Dia menggempur Olivia sambil menahan rasa geram dan penasaran akan sosok Clarissa .
Di perlakuan seperti itu justru Olivia tertantang dan membalas Xander lebih ganas. Dia memuaskan Pria itu selama dua ronde pagi ini.
Selama melakukan penyatuan, Xander terus membayangkan Clarissa. Hingga di akhir permainan nama yang dia teriakan adalah nama gadis tersebut.
Lagi-lagi Olivia geram. Dia makin penasaran akan sosok Clarissa. Dalam perjalanan ke bandara, Xander banyak diam dan Olivia mencoba tenang. Dia harus membuat Xander ketagihan akan rasa dalam dirinya hingga pria itu akan selalu mencari dia saat membutuhkan kepuasan. Rupanya cara itu berhasil, karena beberapa hari setelahnya terjadilah perjanjian mutualisme di antara keduanya. Dimana Xander menerima tawaran Olivia yang ingin menjadi satu-satunya penghangat ranjang miliknya selama pria itu membutuhkan kepuasan, Olivia siap.
Sementara Olivia mengambil keuntungan dengan memperkenalkan Xander sebagai teman spesial.
Perjanjian yang Sunggu gila dan tidak bermanfaat. Tanpa memikirkan resiko ke depannya.
Hal ini juga Xander lakukan untuk menghilangkan bayangan Clarissa yang selalu menghantui dirinya. Aneh saja. Padahal baru dua kali bertemu gadis itu. Entah sihir apa yang Clarissa miliki. Dia juga kesal karena merasa Clarissa jual mahal tidak menjawab pesannya beberapa waktu terakhir. Terhitung sudah tiga kali mengirim pesan. Tetapi berakhir sama dan tidak di respon. Justru sekarang nomornya di blok.