NovelToon NovelToon
Bertahan Tanpa Nafkah Suami

Bertahan Tanpa Nafkah Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ida Nuraeni

Sudah sepantasnya kalau seorang istri menuntut nafkah pada suaminya. Namun bagaimana jika si suami sendiri yang tidak ada keinginan untuk menunaikan kewajibannya dalam menafkahi keluarga? Inilah yang dialami Hanum Pratiwi, istri dari Faisal Damiri selama 5 tahun terakhir.

Hanum memiliki seorang putra bernama Krisna Permana, yang saat ini masih kuliah di Jurusan Informatika. Tentu saja Hanum masih memerlukan biaya yang cukup banyak untuk biaya pendidikan putranya, ditambah juga untuk biaya hidup mereka sehari-hari. Hanum harus memutar otak untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, bahkan seringkali meminjam kepada saudara dan teman-temannya. Beruntung sang anak bersedia membantu menitipkan kue di kantin, yang bisa dijadikan sumber income keluarga. Namun pendapatannya yang tak seberapa itu, hanya cukup untuk transport dan uang saku sang anak, kalaupun ada lebih untuk membeli beras.

Bagaimana Hanum bertahan dalam 5 tahun ini? Apakah kesulitan ini mengharuskannya menyerah? Lalu bagaimana

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ida Nuraeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12 Tamu Kejutan

Menyambut pagi di akhir pekan memang selalu menyenangkan, meskipun kadang kita tidak tahu apa yang membuatnya senang. Pagi ini cuaca juga cukup bersahabat, cocok untuk keluar rumah melakukan aktivitas sehat. Hanum yang biasanya sibuk menyiapkan jualan sejak subuh, hari ini justru memilih untuk menikmati segarnya udara pagi. Dia memutuskan jalan kaki keliling bersama Ibu Merry, tetangga yang kebetulan seusia. Jam 05:30, Hanum berangkat mengenakan setelan training warna abu-abu, topi golf dan sepatu kets.

Jogging di sepanjang Pantai Panjang menjadi pilihan mereka pagi ini, yang ditempuh dari rumah selama 25 menit dengan berjalan kaki. Mereka sengaja memilih jalan memotong melalui perumahan warga, tidak melalui jalan raya, agar terhindar dari kebisingan kendaraan. Memasuki area pantai ternyata sudah cukup ramai, padahal matahari masih mengintip setengah dari peraduannya. Udara terasa lebih segar meski tercium aroma laut dan angin pun berhembus dingin membawa butiran air laut yang menempel ke kulit wajah. Tampak gulungan ombak yang tenang, menuju bibir pantai seakan mengantri giliran. Hanum dan Bu Merry berlari-lari kecil sepanjang jogging track. Di wajah mereka terpancar semangat dan kenikmatan menyusuri jogging track yang diapit laut dan deretan pohon pinus. Tanpa mereka sadari, jarak yang dilalui sudah cukup jauh dari titik kedatangan. Namun hal itu tidak menyurutkan semangat mereka untuk mengulang perjalanan kembali ke tempat awal.

Akhir pekan akan menjadi pasar dadakan di sepanjang Pantai Panjang, ramai oleh para pedagang. Kalau di pagi hari banyaknya yang menawarkan sarapan, gorengan serta aneka kue. Sedangkan sore hari diisi oleh pedagang yang menjajakan pakaian, aksesoris, mainan bahkan aneka sandal dan sepatu. Melihat semua itu, insting Hanum langsung menyala, dia sudah tahu apa yang bisa dilakukannya untuk mensiasati masa libur di kampus.

Otak encer Hanum langsung bekerja, mulai mengkalkulasi dan menganalisa benefit serta kekurangan yang akan berimbas dari keputusannya. Tangan Hanum rasanya sudah tidak sabar untuk segera mencorat-coret apa yang ada dalam pemikirannya. Itulah yang mendorong langkah Hanum semakin cepat, sampai lupa kalau dia sudah meninggalkan Bu Merry jauh di belakang. Hanum baru tersadar saat Bu Merry memanggilnya dan menunjukkan nelayan yang sedang menggelar aneka jenis ikan.

"Bu Hanum, kita lihat ikan yang lagi digelar itu dulu! Sepertinya cukup menggoda untuk belanja" ajak Bu Merry

"Ikannya masih segar-segar nih Bu, silahkan dipilih." wajah semangat nelayan menawarkan dagangannya cukup memancing perhatian pejalan kaki yang lewat.

Tampak lima ember yang sudah berisi ikan ditawarkan kepada pengunjung yang mendatanginya

"Berapa seember Pak?" tanya Bu Merry sambil menunjuk ember pilihannya.

"Rp 30.000 Bu. Murah nih" jawab pedagang ikan

"Nggak bisa kurang lagi harganya Pa?" tawar Bu Merry

"Itu sudah murah Bu. Saya jualnya dibawah harga pasar" tolak pedagang ikan.

Tanpa banyak tawar menawar lagi, Bu Merry langsung menyelesaikan transaksi jual belinya. Hanum tidak ada niat untuk belanja, mengingat di rumah hanya berdua dengan sang suami, jadi memilih masak yang simple dan nggak perlu waktu prepare lama.

Sepulangnya di rumah, Hanum melihat jam dinding ternyata sudah pukul 9. Dia segera mandi dan melaksanakan shalat Dhuha. Hanum percaya dengan semakin dirinya mendekat kepada Sang Pencipta, semakin mudah baginya untuk menjalani berbagai ikhtiar, dan semakin banyak keberkahan yang diraihnya.

🌾🌾🌾🌾🌾

Hari Senin bagi sebagian orang adalah hari yang super sibuk, namun bagi Hanum semua hari itu sama saja. Dan rutinitas pagi Hanum pun sama, menyiapkan kue untuk jualan, menyiapkan sarapan dan membereskan rumah. Yang berbeda hari ini adalah dia melewatkan memasak untuk sarapan, karena langsung on the way ke kampus. Dua box kue transparan berisi susunan kue yang rapi sudah siang angkut. Jumlah yang dijual hari ini mulai dikurangi lagi menjadi 25 roti goreng dan 40 Cireng isi ayam suwir. Berboncengan motor dengan sang suami, mereka berangkat dengan semangat dan penuh harapan baru. Beruntung sekali Hanum pernah diajak Faras ke kampus dan diberitahu posisi kantinnya. Kedatangan Hanum bersamaan dengan vendor lain yang menitipkan tahu isi pedas.

"Assalamualaikum Teh, mau nyimpan kue" pamit Hanum sambil tersenyum ramah ketika melihat Teteh penjaga kantin sedang mengelap meja besar untuk memajang makanan yang mulai berdatangan.

"Wa'alaykumsalam warahmatullahi warahmatullahi. Eh iya ini ibunya Faras ya? Saya sudah diberitahu Arif sejak satu minggu lalu kalau yang mengirim kue nanti ibunya." Jawab Teteh tak kalah ramahnya menyambut Hanum.

"Terima kasih Teh, mungkin nanti saya akan mengambilnya sisanya agak cepat sekitar jam 16:00. Dan ini ada sedikit oleh-oleh untuk Teteh ngemil sambil nungguin pembeli." ujar Hanum sambil memberikan paper bag yang ditentengnya terpisah.

"Iya tidak apa-apa Bu, silahkan. Masya Allah Ibu ini selalu mengirimkan kami makanan, jadi merepotkan Ibu saja." jawab Teteh sambil tersenyum sungkan.

"Nggak merepotkan sama sekali. Rejeki jangan ditolak ya, biar berkah untuk semua" saran Hanum tersenyum tulus.

"Terima kasih Ibu, hati-hati di jalan."

"Insya Allah. Permisi dulu ya Teh. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuuh." pamit Hanum berbalik menuju parkiran motor.

Sampai di parkiran, dilihatnya Faisal masih duduk di motor. Begitu Hanum sampai di sebelahnya, Faisal langsung menstater motor.

"Bu, kita muter-muter ke pantai dulu ya, biar sekalian refreshing. Sudah lama juga Ayah nggak mengunjungi pantai." ajak Faisal ke istrinya saat mereka sudah keluar dari parkiran kampus.

"Boleh. Kalau Ibu mah sering jalan-jalan ke sini, kemarin sama Bu Merry juga olahraganya sampai sini." ujar Hanum menerima ajakan Faisal

Tring... Tring... Tring....

Belum juga mereka berjalan jauh sudah dikagetkan dengan bunyi telpon Faisal. Terpaksa Faisal menepikan motornya terlebih dahulu, baru melihat handphone. Tertera miss call dari Barata. Faisal kembali memasukkan handphonenya ke saku jaket, tanpa berniat untuk menelpon balik. Baru juga saku jaketnya ditutup, dering handphone kembali terdengar. Terpaksa Faisal mengangkatnya walaupun dengan sedikit menggerutu.

"Wa'alaykumsalam warahmatullahi warahmatullahi. Ada apa sih Le nelpon terus? Gue lagi naik motor, sampai harus berhenti dan minggir gara-gara telpon elu" tanya Faisal cukup keras bicaranya mengimbangi jalanan yang ramai.

"Ya mana gue tahu kalau elu lagi di motor. Gue hanya ingin kasih kabar kalau ada penawaran kerja yang bagus nih. Tapi sepertinya kita perlu bertemu langsung untuk membicarakannya, tidak cukup melalui telpon" beritahu Barata, sahabat Faisal.

"Begitu ya. Kapan memang kita akan bertemunya? Dimana?" tanya Faisal lebih lanjut.

"Aku sama David ke rumah elu sekarang. Nanti kita ngobrol-ngobrol dulu lah, biar sama-sama enak" jawab Barata.

"Ya sudah gue tunggu kalian di rumah. Sudah ya gue jalan dulu sebentar, nanti setelah balik ke rumah baru dishare lokasinya" putus Faisal langsung menutup telponnya.

"Bu, sepertinya nggak jadi jalan-jalan. Si Barata mau ke rumah, katanya ada yang mau dibahas." beritahu Faisal kepada Hanum.

"Kalau memang seperti itu, sebaiknya kita pulang saja. Biar Ibu juga bisa menyiapkan cemilan untuk menjamu tamu kita" putus Hanum tulus.

Akhirnya sepeda motor itu berputar arah, kembali menuju rumah mereka. Sesampainya di rumah, Hanum langsung menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan untuk cemilan. Dia sudah tahu kalau kesukaan sahabat suaminya itu gorengan, maka bakwan dan pisang goreng jadi pilihan Hanum untuk jamuan tamu tak terduga ya hari ini.

Tak sampai dua jam, tampak mobil Avanza silver berhenti di depan rumah. Faisal yang memang sedang menunggu tamunya, langsung keluar untuk memastikan tamunya. Lalu keluarlah dua orang laki-laki dari pintu pengemudi dan penumpang.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuuh. Ya ampun jadi terharu disambut langsung seperti ini" canda Barata sambil bersalaman dengan Faisal.

"Wa'alaykumsalam warahmatullahi warahmatullahi. Iyalah gue harus sambut, kalau tiba-tiba ada tamu yang telpon pun nggak pernah, tiba-tiba bilang mau ke rumah." ledek Faisal membuat keduanya tertawa terbahak.

"Ayo masuk Bar, Vid! Maaf rumahnya kecil, maklum punya orang juga. Hehehe..."

"Meskipun kecil yang penting masih bisa melindungi keluarga." ucap David duduk di sofa tunggal. Sedangkan Barata dan Faisal masing-masing menempati sofa panjang.

Tak lama kemudian Hanum datang sambil membawa nampan yang berisi 3 gelas kopi dan sepiring gorengan bakwan serta pisang goreng.

"Mau ada tamu agung rupanya, sampai nggak jadi berkeliling memanjakan mata. Hehehe.." ujar Hanum penuh nada canda

"Apa kabar mbak Hanum? Itu sih si Faisal nya saja yang malas Mbak, aku kan bilang nggak apa-apa kalau mau pergi dulu. Bagaimana kabarnya Mbak?" tanya Barata sambil bersalaman dengan Hanum diikuti oleh David.

"Alhamdulillah baik. Kabar Hera dan anak-anak bagaimana?"

"Alhamdulillah mereka juga sehat. Ini aku lagi ada yang mau diomongin sama Faisal, mudah-mudahan saja cocok dan berjodoh."

"Aamiin. Silahkan sambil dinikmati, saya tinggal ke dalam dulu" ujar Hanum lalu kembali ke dalam.

Setelah Hanum masuk, mereka bertiga mulai berbicara dengan serius.

"Jadi Bu Juli, eks boss kita dulu alias emaknya si David ini dapat SPK dengan Bank Bxx untuk menangani debitur KPR yang bandel di seluruh Indonesia. Nah dia perlu tenaga untuk per wilayah. Karena sistemnya itu harus ada bukti lapangan/kunjungan ke debitur, baru bisa diklaim komisinya ke pihak bank." Barata mencoba menjelaskan mekanisme pekerjaannya.

"Terus hitungan komisinya buat gue sendiri bagaimana dan berapa persen?" tanya Faisal cepat.

"Nah kalau urusan hal seperti itu ke bos nya langsung saja. Vid, coba jelaskan ke Faisal hitung-hitungannya!"

"Jadi begini Bang. Sebetulnya besaran komisi di Bank Bxx dihitung rata-rata sampai dengan 70% kalau semua tunggakan di lunas.

Jikan bayarnya dicicil berapa kali, rate-nya 50%. Dan jika hanya bayar bunga tertinggal, tanpa pokok pinjaman komisinya 30%. Tapi ini berlaku sistem komisi berlayer ya Bang." terang Barata

"Nah hitungan komisi untuk Abang berapa? Saya bayar 50% untuk setiap tagihan yang lunas baik dicicil atau tunai. Ini saya berikan karena semua fasilitas penagihan ditanggung Abang." tambah David.

"Boleh lihat contoh kasusnya seperti apa, terus pola kerjanya bagaimana?"

"Misal ada yang berhutang, hutang pokok, hutang bunga dan hutang lancar. Hutang lancar itu hutang pokok ditambah hutang bunga, kalau dilunasi langsung boleh mengajukan pengurangan atau potongan tunggakan."

Akhirnya sampai hampir 2 jam mereka membahas tentang penagihan KPR, baru didapat gambaran yang pasti dan jelas akan seperti apa pola kerjanya.

1
Nancy Nurwezia
ceritanya menarik..
Amelia Quil
Penulis hebat! Ceritanya bikin ketagihan! ❤️
Ida Nuraeni: Terimakasih kakak untuk apresiasinya🙏
total 1 replies
Ida Nuraeni
terima kasih kakak sudah mampir di karya saya
Dr DarkShimo
Gemes banget 😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!