Diki Arya Wijaya harus menelan pil pahit saat matanya melihat istrinya masuk ke dalam kamar hotel bersama laki laki lain yang ia tak kenal, dan betapa terkejutnya dia saat mengetahui apa yang di lakukan istrinya dengan laki laki itu di dalam sana membuat ia ingin membunuh keduanya saat itu juga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jero rina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Sore hari telah tiba, Dian pun keluar dari tempat dia kerja dan dengan senang hati karna ia akan bertemu dengan Diki pujaan hatinya.
Saat baru saja sampe di parkiran Dian di kaget kan dengan laki laki paruh baya yang ternya supir yang di tugaskan Diki menjemputnya, dengan bahagia Dian masuk ke dalam mobil yang terparkir di depannya itu karna sudah tak sabar ingin segera melihat wajah tampan Diki.
"Silahkan nona, tuan sudah menunggu anda di ruangannya, silahkan lewat lift kusus agar anda langsung diantarkan menuju ruangan tuan." ucap supir itu.
"Baik pak, terima kasih." ucap Dian dan langsung berjalan menuju lift yang ada di depannya dengan langkah pelan namun pasti karna gugup mau bertemu dengan laki laki yang sudah banyak menolongnya itu.
"Kok aku deg degan gini ya, jantung jangan kenceng dong detak nya, aku gak sanggup nih,." ucap Dian memegangi dadanya yang berdetak kencang.
Di ruangannya Diki tengah tersenyum dan sedikit membenahi dandanannya hanya sedikit karna Diki sudah ganteng dari Sononya.
Tok.... Tok.... Tok....
"Masuk." sahut Diki dari dalam.
"Tuan, di luar ada perempuan yang bernama Dian minta bertemu dengan tuan." ucap Sekar sekertaris Diki.
"Suruh masuk, dan panggilkan Tomi keruangan saya dan minta dia membawakan berkas yang saya minta." ucap Diki.
"Baik tuan." ucap Sekar dan langsung menyuruh Dian masuk ke ruangan Diki.
Dian masuk ke dalam ruangan Diki dan langsung terdiam saat melihat Diki tengah sibuk melihat berkas yang ada di tangannya itu sungguh ketampanan Diki berkali kali lipat terlihat saat dia sedang serius seperti ini.
"Mau sampe kapan kamu berdiri disana?" tanya Diki tanpa melihat kearah Dian.
"Ma... Maaf tuan." ucap Dian dan berjalan ke arah Diki.
Diki bangun dari kursi kebesarannya setelah menegur Dian dan berjalan menuju sofa yang di ikuti Dian.
Tak lama datanglah Tomi membawa maf biru di tangannya dan langsung duduk di dekat Diki.
"Tom minta Sekar buatkan minum, gue mau jus alpukat." ucap Diki
"Kamu mau minum apa?" tanya Diki
"Saya samakan saja tuan. jawab Dian gugup.
"Ok, gue keluar dulu, oh ya kalo butuh sesuatu gue di ruangan gue." ucap Tomi dan pergi dari hadapan Dian dan Diki.
"Baca dan tanda tangani." ucap Diki dingin meminta Dian.
Dengan perlahan Dian mengambil maf di depannya dan membacanya dengan seksama setelah itu ia langsung menandatangani tanpa komentar, karna Dian pernah berjanji akan melakukan apa pun untuk membalas kebaikan Diki padanya yang sudah beberapa kali menyelamatkan hidupnya dari bahaya.
Melihat Dian langsung menandatangani tanpa protes membuat Diki tersenyum tipis sampe Dian pun tak menyadari kalo Diki tengah tersenyum menatapnya.
"Ini tuan sudah saya tanda tangani." ucap Dian menyerahkan kembali maf tersebut pada Diki dan Diki pun juga langsung menanda tangani agar surat itu semakin kuat mengikat Dian dalam ikatan cintanya.
"Baik lah, sekarang kamu pulang di antar supir tadi, dan besok kamu akan di jemput sama supir itu lagi, dan jangan lupa bawa perlengkapan kamu selama tinggal di apartemen saya." ucap Diki datar tapi dalam hatinya ia berteriak girang.
"Baik tuan, kalo begitu saya pulang, permisi tuan." ucap Dian dan langsung bangun dari duduknya karna merasa bahagia sehingga ia nurut saja apa yang Diki perintahkan padanya.
.
.
Bersambung...
Segitu dulu ya, othor dah crezy up ya, jempol othor udah kriting nih,.
Jangan lupa jempolnya ya...
Mak othor tunggu ya kunjungan nya..