NovelToon NovelToon
Hancurnya Anak Pertama

Hancurnya Anak Pertama

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Little Fox_wdyrskwt

Riri, gadis polos nan baik hati, selalu mendapatkan penderitaan dari orang-orang di sekitarnya. Kehangatan keluarganya sirna, orang tua yang tak peduli, dan perlakuan buruk dari lingkungan membuat kepercayaan dirinya runtuh. Di tengah kebaikannya yang tak pernah lekang, Riri harus berjuang melawan luka batin yang mendalam, merangkak dari kehancuran yang disebabkan oleh mereka yang seharusnya melindunginya. Akankah Riri mampu bangkit dari keterpurukan dan menemukan kembali harapannya? Atau akankah ia selamanya terjebak dalam kegelapan yang menyelimuti hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Little Fox_wdyrskwt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

༺ ༻ BAB 12 ༺ ༻

...✧༺♥༻✧...

RiRi melanjutkan mengerjakan tugas kelompoknya. Namun, bisikan-bisikan di dalam hatinya terus bergema.

"Apakah aku sangat jelek?" "Mengapa mereka menghina aku begitu?" "Lagi pula, jika aku cantik, selera ku bukan mereka yang sok cakep itu!" Ia mengerutkan keningnya, menahan air matanya.

"Aku juga bisa kok jadi pintar. Kita lihat saja nanti!" RiRi bergumam keras, suaranya penuh dengan keteguhan. Ia menggerakkan pensilnya dengan cepat, menulis dengan teliti dan bersemangat.

Ia tidak akan membiarkan perkataan teman-temannya menghancurkan semangatnya. Ia akan membuktikan bahwa mereka salah.

RiRi fokus pada tugas kelompoknya. Ia mencari informasi dari berbagai sumber. Ia membaca buku-buku sejarah, mencari artikel di internet, dan bahkan meminta bantuan dari pustakawan sekolah. Ia bekerja dengan tekun dan rajin. Ia ingin mengerjakan tugas ini dengan sempurna.

Ia ingin membuktikan bahwa ia adalah siswa yang pintar dan berprestasi. Ia ingin membuktikan bahwa ia tidak seburuk yang dikatakan teman-temannya.

Ia ingin membuktikan bahwa ia layak dihargai dan dihormati. Ia ingin membuktikan bahwa ia adalah RiRi, yang kuat, pintar, dan tidak akan pernah menyerah.

Berhari-hari RiRi menghabiskan waktu di perpustakaan. Ia membaca berbagai buku sejarah, mencatat poin-poin penting, dan menyusunnya menjadi sebuah makalah yang komprehensif.

Ia bahkan mencari informasi tambahan di internet, memastikan setiap detail akurat dan terpercaya. Ia mengerjakan tugas itu dengan tekun, tanpa mengeluh, walaupun harus mengorbankan waktu istirahatnya.

Ia tidak lagi memikirkan hinaan teman-temannya. Ia fokus pada tugasnya. Ia ingin membuktikan bahwa ia mampu, bahwa ia pintar, bahwa ia berharga. Ia ingin menunjukkan kepada mereka bahwa mereka salah menilai dirinya.

Setelah beberapa hari berjuang, akhirnya RiRi selesai mengerjakan tugas kelompoknya. Makalahnya tebal, lengkap dengan data dan analisis yang mendalam. Ia bangga dengan hasil kerjanya. Ia yakin bahwa makalahnya akan mendapatkan nilai yang tinggi.

Keesokan harinya, Ibu Hani mengumpulkan tugas. RiRi menyerahkan makalahnya dengan percaya diri. Ia menatap Ibu Hani dengan tatapan yang teguh. Ia tidak lagi merasa takut atau minder. Ia telah melakukan yang terbaik. Ia telah membuktikan kemampuannya.

Ibu Hani menerima makalah RiRi dengan senyum tersenyum. Ia melihat ketelitian dan kemampuan RiRi dalam mengerjakan tugas itu. Ia tahu bahwa RiRi adalah siswa yang pintar dan berbakat. Ia bangga pada RiRi.

...✧༺♥༻✧...

Jam pelajaran berganti. Kini waktu untuk pelajaran seni. Ibu Hani meminta para siswanya untuk menggambar sesuatu, apapun yang mereka inginkan, asalkan gambar itu berupa figur manusia. Ini adalah kesempatan RiRi untuk menunjukkan bakat terpendamnya.

RiRi memegang pensilnya dengan mantap. Ia mulai menggambar dengan teliti dan cermat. Ia menggambar seorang putri yang cantik dengan gaun yang mewah dan mahkota yang berkilauan, seperti Cinderella. Ia menuangkan semua keahlian dan perasaannya ke dalam gambar itu.

Setelah beberapa waktu, gambar itu selesai. Ibu Hani mendekati RiRi dan melihat gambar itu dengan seksama.

"Ini sangat bagus," puji Ibu Hani. Senyum tersungging di bibir RiRi. Ia merasa bangga dengan hasil karyanya.

Setelah semua siswa selesai menggambar, hasil karya mereka dikumpulkan di atas meja. Ibu Hani kemudian membawa gambar-gambar itu ke kantornya.

Namun, tiba-tiba RiRi dipanggil ke kantor sekolah. RiRi merasa sedikit gelisah. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi. Ia berjalan menuju kantor sekolah dengan hati yang berdebar-debar.

Suasana kelas menjadi ramai dan lucu setelah Ibu Hani membawa gambar-gambar ke kantor. Beberapa siswa, khususnya kelompok yang dulu membully RiRi, menyorotinya dengan tatapan berbeda.

Rizki, dengan nada bercanda yang masih terdengar sinis, berkata, "Hayo loh, RiRi, gambar apa? Jangan-jangan kamu gambar porno iyaa!"

RiRi menjawab dengan tegas, "Mana ada! Aku gambar putri cantik kok!" Ia merasa sedikit jengkel, namun ia mencoba untuk tidak menunjukkannya.

RiRi sampai di kantor guru dan melihat Kepala Sekolah sedang melihat gambarnya. Bu Iin, seorang guru yang ramah, mendekati RiRi.

"RiRi, ini bener kamu yang gambar? Sangat bagus loh! Nanti kalau kamu sudah lulus sekolah SMA atau SMK, untuk kuliah kamu ambil jurusan desain, ya!"

RiRi terkejut, namun juga senang. Ia tidak menyangka gambarnya sebegitu bagusnya. Ia juga tidak menyangka bahwa Kepala Sekolah sangat mengagumi karya seninya. Ia mengangguk dengan senyum yang tulus.

Ia akan mempertimbangkan untuk mengambil jurusan desain di perguruan tinggi nanti. Ia merasakan sebuah harapan baru dalam dirinya. Bakatnya diakui, dan masa depannya tampak lebih terang.

Bu Iin tersenyum ramah kepada RiRi. "Mungkin kamu nanti bisa ikut lomba menggambar untuk mewakili sekolah. Nanti Ibu akan memilih beberapa temanmu untuk mengikuti lomba itu."

Kalimat Bu Iin membuat hati RiRi berdebar. Ia sangat senang mendengarnya. Ini adalah kesempatan yang sangat baik untuknya. Ia bisa menunjukkan bakatnya kepada orang banyak, dan mungkin bisa mendapatkan pengakuan yang lebih luas. Ia mengangguk dengan semangat. Ia akan berusaha semaksimal mungkin untuk mempersiapkan diri.

Namun, di sisi lain, bayangan teman-teman kelasnya yang dulu membully RiRi terlintas di benaknya. Apakah mereka akan mendukungnya? Atau mereka akan menghalanginya lagi? RiRi merasa sedikit khawatir. Ia tidak ingin keberhasilannya dihalangi oleh perilaku negatif teman-temannya.

RiRi bertekad untuk tidak memikirkan hal itu terlalu lama. Ia akan fokus pada persiapan lomba menggambar. Ia akan berlatih dengan tekun dan rajin.

Ia akan membuktikan bahwa ia layak untuk mewakili sekolah. Ia akan membuktikan bahwa ia adalah RiRi, yang kuat, berbakat, dan tidak akan pernah menyerah.

...✧༺♥༻✧...

Hari-hari berlalu. Suasana kelas masih sama seperti biasanya. RiRi masih sering sendiri, namun ia sudah terbiasa. Ia lebih tenang dan santai. Ia fokus pada pelajaran dan mengembangkan bakatnya dalam menggambar. Ia tidak lagi terpengaruh oleh perkataan negatif teman-temannya.

Tiba-tiba, saat jam pelajaran berlangsung, Bu Iin datang ke kelas. Ia memberi tugas kepada para siswa kelas 9 untuk membuat gambar kaligrafi. Bu Iin menjelaskan dengan jelas tentang teknik dan langkah-langkah membuat kaligrafi yang baik. Ia juga menunjukkan beberapa contoh kaligrafi yang indah dan menginspirasi.

Para siswa terlihat antusias dengan tugas baru ini. Mereka berdiskusi tentang tema dan desain kaligrafi yang akan mereka buat. RiRi juga terlihat bersemangat. Ia memiliki minat yang besar terhadap seni kaligrafi. Ia ingin mencoba teknik baru ini dan menunjukkan keahliannya.

Namun, RiRi juga sedikit khawatir. Ia tahu bahwa membuat kaligrafi tidak semudah menggambar. Ia perlu fokus dan teliti dalam membuat tulisan yang indah dan bermakna. Ia bertekad untuk mencoba yang terbaik dan menghasilkan karya yang membanggakan.

RiRi mulai membuat kaligrafi. Ia memilih tema Asmaul Husna. Ia merencanakan susunan kalimat Asmaul Husna itu akan membentuk sebuah daun yang indah. Ide ini muncul secara spontan di benaknya. Ia merasa desain ini akan menunjukkan keindahan dan keharmonisan Asmaul Husna.

Dengan tenang dan teliti, RiRi mulai menulis huruf-huruf Arab dengan pensil dan tinta khusus. Ia fokus pada bentuk dan ukuran huruf, sehingga terlihat indah dan proporsional. Ia juga memperhatikan komposisi dan keseimbangan desain daun yang akan dibentuk oleh kalimat Asmaul Husna.

Waktu terus berjalan. Dalam waktu satu jam, RiRi telah selesai membuat kaligrafi Asmaul Husna yang indah. Susunan kalimatnya membentuk daun yang sempurna. Tulisan Arabnya indah dan terbaca dengan jelas. RiRi merasa puas dengan hasil karyanya. Ia yakin kaligrafi ini akan mendapatkan nilai yang tinggi.

RiRi mempersiapkan kaligrafinya untuk dikumpulkan. Ia merasa bangga dengan kemampuannya. Ia telah menunjukkan bakat dan kreativitasnya dalam membuat kaligrafi yang indah dan bermakna. Ia yakin bahwa ia bisa mencapai kesuksesan dalam bidang seni kaligrafi.

...✧༺♥༻✧...

...Bersambung…...

1
Ytta
kejam banget
Little Fox🦊_wdyrskwt: iyaa karna ini bukan hanya sekedar cerita tapi kisah nyata autor sendiri
total 1 replies
putribulan
aku mampir kak
Dhiyaandina
ayoo semangat lanjut update kak✨
Little Fox🦊_wdyrskwt: iyooo tunggu selanjutnya iya😍😍
total 1 replies
⚖️Teͥ🆁eͣsͫa🦐♚⃝҉𓆊
semangat berkarya
Little Fox🦊_wdyrskwt: terima kasih
total 1 replies
Little Fox🦊_wdyrskwt
ku sudah mampir juga
yanah~
Mampir kak 🤗 semangat untuk bab selanjutnya 💪
Little Fox🦊_wdyrskwt: okeey arigatoo/Scream/
total 1 replies
Tuan Ketiga 塔塔
selamat tahun Baru 🎉🥳🎉🥳🎉🥳
Little Fox🦊_wdyrskwt: selamat tahun baru juga🎉🎉🎉🎇
total 1 replies
Luka Menjadi Cerita
Aku komentar pertama ☝
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!