NovelToon NovelToon
PLAGUEHART

PLAGUEHART

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Zombie / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Penyelamat
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: Widya Pramesti

Di kota Plaguehart, Profesor Arya Pratama melakukan eksperimen berbahaya untuk menghidupkan kembali istrinya, Lara, menggunakan sampel darah putrinya, Widya. Namun, eksperimen itu gagal, mengubah Lara menjadi zombie haus darah. Wabah tersebut menyebar cepat, mengubah penduduk menjadi makhluk mengerikan.

Widya, bersama adiknya dan beberapa teman, berjuang melawan zombie dan mencari kebenaran di balik wabah. Dengan bantuan Efri, seorang dosen bioteknologi, mereka menyelidiki lebih dalam, menemukan kebenaran mengerikan tentang ayah dan ibunya. Widya harus menghadapi kenyataan pahit dan mengambil keputusan yang menentukan nasib kota dan hidupnya.

Mampukah Widya menyelamatkan kota dengan bantuan Dosen Efri? Atau justru dia pada akhirnya ikut terinfeksi oleh wabah virus?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Widya Pramesti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Toko Baju

Di tengah perjalanan, Widya melaju kencang, menggenggam kemudi dengan tangan yang hampir kaku. Sebelah tangannya menyapu air matanya yang terus mengalir, sedih, merasa bersalah atas kehilangan Alexa. Widya menangis tak bersuara, dan hanya ada suara mesin Harley yang meraung keras seakan menyamarkan kesunyian dan kesedihannya.

Sementara itu, Anna, duduk di belakang, memeluk erat Widya dengan mata yang masih basah karena tangisan. Di terus menyebut ibunya dan tampak trauma.

Sorot mata Widya memandang sekeliling jalanan, bangunan, bahkan toko-toko yang ada di sisi jalan. Tiba-tiba, dia menarik tuas rem, motor Harley itu berhenti dengan suara berdecit. Lalu, mematikan mesin motor Harley tepat di sebuah toko baju yang tampak belum tersentuh oleh zombie. Tanpa ragu, dia menoleh ke Anna yang duduk dengan gemetar di belakangnya.

"Anna, ayo kita masuk ke sana," kata Widya dengan suara lembut. Namun, Anna yang tampak ragu menatap toko itu, melihat beberapa kaca etalase pecah yang ada di dalam sana. "Tapi, aku takut..." ucapnya dengan suara bergetar.

Namun Widya hanya tersenyum tipis dan menggenggam tangan Anna. "Aku ada di sini, kamu tidak perlu takut, Anna," jawab Widya, menyakinkan Anna. Anna mengangguk perlahan, mereka berdua turun dari motor dan memasuki toko tersebut.

Masuk ke dalam. Widya berhasil menendang sedikit sisa puing yang menghalangi pintu, menggeser pintu itu yang bisa di buka ke samping. Sedangkan Anna, menggenggam erat tangan Widya dan berjalan di belakangnya.

Mereka berjalan perlahan melewati lorong toko, hanya ada rak-rak yang penuh dengan pakaian, dan bau debu yang menyengat di udara. Dengan sigap, Widya mengeluarkan pisau yang selalu dibawanya untuk berjaga-jaga.

Melangkah lebih jauh. Tiba-tiba, terdengar suara berisik dari gudang yang terbuka lebar di bagian belakang toko. Widya mengangkat alisnya, menatap Anna. "Tetap di sini. Aku akan memastikan tempat ini aman," ujar Widya, mengisyaratkan agar Anna tetap diam dan aman.

Anna hanya mengangguk. "Tapi, bagaimana jika itu zombie?" suara Anna bergetar, bertanya dengan air mata mulai mengalir di pipinya.

Widya menatapnya dengan lembut, memberi senyuman kecil. "Tidak perlu khawatir, Anna," jawabnya cepat, mengelus kepala Anna dengan lembut. "Aku yakin, tidak ada zombie disini."

"Baiklah. Aku akan percaya denganmu," balas Anna, tiba-tiba memeluk Widya dengan erat. "Tapi. Jangan tinggalkan aku sendirian."

Widya menghela napas dan memeluknya sebentar. "Aku tidak akan pergi jauh, dan meninggalkanmu, Anna. Jangan khawatir."

Anna melepaskan pelukannya. Widya melangkah menuju sumber suara berisik ke bagian gudang toko. Sesampainya di pintu gudang, Widya memeriksa setiap sudut dengan teliti. Namun, tidak ada apa-apa, hanya beberapa tumpukan kardus, barang rongsokan yang berserakan dan barang-barang lainnya.

Widya menurunkan pisau, menghela napas lega dan mengernyit. "Sepertinya cuma tikus," gumamnya, mencoba menenangkan dirinya sendiri.

Saat Widya berbalik untuk kembali ke tempat Anna, namun seketika matanya membulat. Terkejut, panik, Anna sudah menghilang dari tempat semula. "Anna!" serunya, melangkah tergesa-gesa, mencari ke setiap lorong dan ruangan yang ada di toko.

"Anna!" teriak Widya, suara penuh kecemasan. Tiba-tiba, sorot matanya tertuju ke bagian ruang kecil yang terletak di bagian depan dekat meja kasir toko itu. Widya melangkah lebih dekat, menemukan Anna sedang berdiri bersama wanita paruh baya yang tak dikenalnya.

Widya berlari ke arah mereka, matanya penuh kecemasan. "Anna, kenapa kamu bisa disini?" katanya, bertanya dan menatap curiga ke arah wanita paruh baya. "Siapa dia?"

Wanita paruh baya itu tersenyum tipis dan mengulurkan tangannya. "Gina, pemilik toko ini. Aku hanya membawa gadis kecil ini ke tempat yang lebih aman," ujarnya dengan suara lembut, seolah meyakinkan Widya.

"Tempat aman?" tanya Widya mengernyitkan dahinya. "Apa maksudmu? Apa toko ini tidak aman?"

Gina mengangguk. "Ya. Toko ini sebenarnya tidak aman, itu sebabnya aku membawa gadis kecil ini ke ruang ini," jawabnya, melangkah perlahan lebih dekat ke arah Widya.

Widya menatap wanita itu dengan curiga. "Jika toko ini tidak aman. Lalu, kenapa Anda masih di sini?" tanyanya lagi, namun wanita itu mengangkat alisnya dan tersenyum tipis terlihat seperti tidak menyangka akan ada pertanyaan seperti itu.

"Sebelum kota ini terinfeksi zombie. Ada seseorang yang mencoba merusak toko ini dan mencoba mengambil barang berharga," jawab Gina, dengan suara tenang. "Dan sekarang, seseorang tersebut ada di dalam toko ini."

Mata Widya menyipit. "Siapa Dia? Tapi, kenapa hanya ada Anda seorang diri disini?" tanyanya, tak yakin dengan apa yang dikatakan wanita itu. Widya semakin curiga, mencoba menarik Anna untuk pergi, namun wanita itu menghalanginya. "Rahasia. Tapi, kalian tidak bisa keluar dari tempat ini karena di luar juga terlalu bahaya," jawab Gina, tersenyum tipis, berusaha meyakinkan mereka berdua.

"Aku tidak peduli. Dan lebih baik, kami keluar dari tempat yang sangat mencurigakan ini," tegas Widya, berhasil menarik tangan Anna. Namun, sebelum mereka bisa melangkah keluar, terdengar suara langkah cepat mendekat dari sudut ruangan kecil yang gelap.

Seorang wanita muda bertato muncul dari arah belakang, tertawa sinis, memegang pistol di tangannya dan mengarahkannya ke Widya. Wajah wanita itu terlihat marah, dan ada bekas gigitan di lengannya, mengindikasikan bahwa dia sudah terinfeksi.

Terdiam. Widya menatap tajam dan waspada. "Kamu siapa?" tanyanya, namun wanita bertato itu tersenyum lebar. "Kalian tidak perlu tahu siapa aku," jawab wanita bertato, menurunkan senjata itu. "Tapi. Karena kalian sekarang sudah masuk ke dalam toko ini, jadi kalian berdua harus bisa membantuku."

Wanita bertato itu memperlihatkan beberapa bekas gigitan lain pada tubuhnya. Sementara itu, Widya mengernyitkan dahinya dengan bingung. "Bantuan apa yang kamu maksud?" tanya Widya lagi, merasa ada yang tidak beres dari kata-kata wanita bertato ini.

Wanita bertato itu tersenyum lebar. "Darahmu. Aku butuh bantuan dari darahmu, Widya," jawab wanita bertato itu menyebut namanya seperti sudah mengenali dirinya. Sedangkan Widya, mendengarkan namanya di sebut oleh orang asing membuat dirinya terkejut.

"Kamu tahu namaku? Siapa kamu?" suara Widya terdengar terbata-bata, bertanya dengan wajah serius.

Wanita bertato itu tersenyum miring. "Itu tidak penting. Intinya, serahkan darahmu, atau kalian berdua akan mati di sini, " wanita itu mendesak, mengancam, mengarahkan pistolnya kembali ke arah mereka.

Widya menatapnya tajam. "Aku tidak takut dengan ancamanmu," jawabnya, dengan cepat membalikkan badan, melangkah dan menuntut Anna menuju pintu keluar.

Namun, hal itu membuat wanita bertato murka. Tanpa buang waktu, dia menarik pelatuk pistolnya, sebuah peluru meleset dan mengenai lengan Anna yang berdiri di dekat Widya di dekat pintu. Anna menjerit kesakitan, memegangi lengannya yang terluka.

"Anna!" teriak Widya, marah. Tanpa pikir panjang, ia berbalik dan memberikan tinju keras ke wajah wanita bertato itu. "Akanku bunuh kalian!" seru Widya, dan wanita itu terhuyung mundur, wajahnya berdarah. Pistol yang dipegangnya terjatuh ke lantai.

Namun, wanita bertato itu berdiri kembali memegang wajahnya yang berdarah. Tanpa kata-kata, dia menendang perut Widya dengan keras. Widya terhuyung sedikit, segera menstabilkan tubuhnya kembali, menendang keras ke wajah wanita bertato itu, sehingga terhempas ke rak pakaian.

Namun, hal yang tak terduga terjadi. Kulit wanita bertato mulai mengelupas, daging di lehernya menghitam, dan mata merah menyala, gigi taring yang tajam menonjol keluar dari mulutnya. Cakar-cakar yang tajam mulai muncul di ujung jarinya, dengan suara gemeretak, wanita itu bangkit, kepalanya berputar 90 derajat, dan wajahnya berubah menjadi sangat mengerikan. Dia berubah menjadi zombie!

Widya tertegun sejenak, terkejut melihat perubahan itu. Sementara itu, Gina, wanita paruh baya terkejut, menutup mulutnya, matanya terbelalak lebar. Dia melangkah mundur, namun zombie wanita bertato itu yang berada di sisinya langsung melompat ke arah wanita paruh baya, menggigitnya dengan brutal. Darah berceceran, dan Widya melihat itu segera berlari kembali menuju pintu keluar.

Terlambat. Zombie wanita bertato itu bergerak cepat dan melompat ke arah Widya dari belakang sebelum dirinya tiba di pintu keluar. "Manusia jahat. Akan ku bunuh, kalian semua!" seru zombie wanita bertato itu, mengularkan suara serak layaknya manusia.

Dengan cepat, zombie itu mengigit bahu Widya dengan sangat dalam. Sehingga, mata Widya terbelalak lebar, menjerit kesakitan dan terkejut mendengarkan suara wanita bertato itu bisa berbicara seperti manusia.

Tanpa pikir panjang, Widya memutarkan tubuh zombie wanita bertato itu dan membantingnya ke lantai dengan keras. Lalu, dia menarik pisaunya kembali dari pinggangnya. Dengan gesit, menusukkan pisau ke jantungnya berkali-kali hingga zombie itu mengeluarkan jeritan menyeramkan, suaranya semakin melemah dan akhirnya tidak bergerak lagi.

Widya berdiri, napasnya tersengal-sengal, tubuhnya terasa lemas, menatap mayat wanita bertato itu, yang kini hanya tergeletak, tak bergerak lagi dan sudah berubah menjadi zombie. Namun, ada beberapa pertanyaan yang terus terlintas di pikirannya: Kenapa wanita bertato ini bisa mengetahui namaku? Siapa Dia? Dan kenapa dia bisa berbicara seperti manusia. Sementara, tubuhnya sudah berubah menjadi zombie. Jenis zombie apa ini?

Sementara itu, Anna yang berdiri dan menunggu di luar toko, menatap Widya dengan cemas. "Widya!" panggilnya, dengan sekuat tenaga. Widya menoleh, segera berlari menuju ke tempat Anna.

"Anna, bertahanlah. Aku akan mencari tempat aman yang lain," kata Widya, merobek ujung pakaiannya dan membalut luka di lengan Anna.

Setelah selesai membalut luka Anna. Widya menghidupkan kembali mesin motor Harley itu, Anna pun langsung duduk di belakangnya. Tanpa menunggu lama, Widya melajukan kendaraannya ke tempat lain dan mencari tempat yang lebih aman.

1
Pompon
lanjut kak, btw semangat berpuasa ya kak
Pompon
alah mimpi kirain beneran udah tegang bet tadi cak🥴
🟢Widya Dya: jangan lupa sediakan air putih/Facepalm/
total 1 replies
Bluery
jangan-jangan Roger sudah terinfeksi? tapi bukannya dia belum terkena gigitan zombie?😱🤔
Bluery
Alur ceritanya menarik, ada bagian part tersedih,. menegangkan, dan novel ini sangat keren karena banyak sekali cerita aksinya yang membuat pembaca semakin penasaran dan suka/Rose/
Bluery
siapa yang naro bawang disini/Cry//Scowl/
Bluery
😱😱
Bluery
Beautiful/Drool/
Bluery
uwuuu/Chuckle/
ESdoger
bikin merinding
ESdoger
keren ceritanya
ESdoger
Beneran menegangkan dan ceritanya menarik untuk di baca👍 alurnya keren, susah di tebak dan banyak misteri yang belum terpecahkan.
ESdoger
lari ada zombie😱
ESdoger
Jadi ini prof yang menciptakan virus zombie itu?
ESdoger
baru 2 bab udah bikin penasaran
Lovely
Nah, Caver Utama sangat mendukung.
Syari Andrian
Waahhh.. Jangan sampai Laura itu nyerang mereka pas di mobil... Aku curiga kalau dia juga hasil eksperimen dari ayahnya Widya dan ayahnya ana
Pompon
bagus banget, updatenya jangan terlalu lama semangat terus buat author nya 😁😆
🟢Widya Dya: makasih, sorry agak lama updatenya krns Authornya sibuk kerja jarang ada waktu luang🙏🏻😇
total 1 replies
Pompon
langsung buang aja tu orang tendang dari truk biar mampus/Hammer//Hammer/
BuayaMT🐊
Ceritanya bagus, alurnya sangat bagus. Di karya "PLAGUEHART" ini menceritakan sebuah wabah dari ekperimen yang tidak manusiawi, namun penuh banyak misteri. Ekperimen itu dilakukan oleh Professor Arya, tapi tidak menemukan obat penawar dan malah ikut terinfeksi menjadi zombie.
🟢Widya Dya: makasih
total 1 replies
BuayaMT🐊
Seru banget Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!