NovelToon NovelToon
Writer'S Block

Writer'S Block

Status: tamat
Genre:Tamat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Epik Petualangan / Persahabatan / Romansa / Healing
Popularitas:897
Nilai: 5
Nama Author: David Purnama

Dafy Kurniawan seorang penulis fiksi ternama. Karya-karyanya best seller dan berhasil diadaptasi menjadi film yang laris manis.

Setahun belakangan ia mengalami writer’s block. Kondisi dimana seseorang tidak mempunyai gagasan baru sama sekali.

Dafy bepergian melakukan kegiatan diluar kebiasaannya untuk mencari inspirasi dan ide-ide segar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dia Lagi?

Keesokan harinya,

              Dafy telah meninggalkan pulau dan juga si tua Madin. Dari tempat itu ia selalu berhasil membawa pengalaman baru yang tidak akan mungkin terulang lagi.

              Dafy kini kembali berada di pulau yang keindahannya telah banyak tertutupi karena padatnya aktivitas manusia yang berjejalan.

              Selesai menyeberang, setelah turun di dermaga. Dafy bergegas menuju ke stadion yang lokasinya tidak terlalu jauh dari pelabuhan.

              Ia masih ingat dengan acara festival music yang berlangsung selama 5 hari. Dafy hendak pergi ke sana.

              Ini adalah hari terakhir atau hari yang kelima. Dari susunan line up yang kemarin sempat ia baca tidak ada satu pun musisi atu grup band yang familiar dengan telinganya.

              Tapi justru di situlah titik keseruannya. Bisa mendengarkan warna-warna baru yang dipertunjukkan secara live. Mereka adalah jagoan panggung di masa sekarang.

              Dafy sendiri sudah tidak terlalu mengikuti musik dan tren baru yang sedang terjadi. Seleranya berhenti di music awal tahun 90’an.

              Dafy jarang update music zaman sekarang. Ia justru lebih gemar mengorek lagu-lagu yang berasal dari masa lalu. Hingga ke Bach dan Wagner.

*

Pukul 13:00 siang Dafy memasuki stadion.

Di sana ada 3 panggung utama.

Dafy yang mengambil tempat di barisan belakang masih bisa menikmati kegaduhan itu bersama para penonton yang lainnya.

Dafy baru sadar kalau ini adalah festivatl music khusus underground. Bukan selera yang cukup digandrunginya. Tapi ia masih sanggup menikmatinya kalau tidak terlalu lama.

Hari ini adalah hari penutup. Puncaknya adalah tadi malam yang menampilkan line up band-band terkemuka.

Saat ini ketiga panggung itu diisi oleh band-band lokal yang tak kalah gahar dan juga mempunyai fanbase yang gila-gilaan.

Di depan panggung mereka melakukan tarian yang bagi orang seperti Dafy cukup membahayakan. Itulah kenapa ia tidak mau maju ke barisan depan.

Dafy sudah mengelilingi tiga panggung yang semuanya tampil luar biasa. Ia juga menyempatkan mampir ke booth merchandise dan membeli satu kaos dari sebuah band yang ia sendiri tidak tahu lagu-lagunya.

Tapi desainnya sungguh bagus. Jadi lah Dafy membelinya.

Kaos hitam dengan gambar di bagian depannya sebuah sepeda onthel. Sepeda tua yang tersandar di sebuah tembok berwarna abu-abu.

Dafy langsung memakainya saat itu juga.

Jam setengah tiga Dafy keluar dari arena pertunjukkan. Cukup singkat untuk seseorang yang menonton parade konser musik. Hanya satu setengah jam.

Dafy tidak ingin keluar beramai-ramai setelah acara hari ini benar-benar selesai di jam empat nanti. Ia tidak ingin berada di tengah-tengah lautan manusia yang bau badan dan juga bau nafas yang tidak sedap.

Selanjutnya Dafy menuju ke bandara. Ia melewati gang-gang jalan untuk sampai ke jalan raya utama dimana ia akan mendapatkan tumpangan yang akan membawanya ke airport.

Di sebuah gang sempit yang belum terlalu jauh dari stadion. Laju kaki Dafy yang sebelumnya cepat tiba-tibar berhenti.

Di bawah tiang listrik dan tepat di sebelah bak sampah. Ada seorang perempuan yang tampak sedang kepayahan di sana.

Setelah didekati, perempuan itu bahkan tidak sadarkan diri.

Perempuan yang mengenakan kemeja putih itu bersandar di dinding gang yang penuh dengan corat-coret.

Sialnya Dafy hanya seorang diri di sana.

Parahnya lagi Dafy mengenali wajah perempuan itu.

“Tolong jangan tolong jangan tolong jangan tolong jangan”,

“Tolong”, pilihan Dafy dari lubuk hati yang paling dalam.

Lihatlah,

Kemeja putihnya kotor terkena bekas muntahan.

Bau nya sangat eksklusif.

Mukanya pucat seperti orang mati.

              Tidak pakai alas kaki.

              Rambut keritingnya lepek.

              “Dia lagi?”,

              Tapi tubuhnya tetap saja menggiurkan.

              “Bagaimana aku bisa lupa?”, kata Dafy di dalam hati.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!