Dokter Amelia, seorang mata-mata cantik dan cerdas, menyusup ke dalam kehidupan Gubernur Tantra. Misinya adalah mencari kelemahan Tantra untuk kepentingan musuh politiknya. Namun, keadaan berubah ketika Tantra jatuh cinta padanya dan menikahinya. Amelia terjebak antara tugas dan cinta.
Bagaimana kelanjutannya, selamat membaca.....
Ada Giveaway untuk pembaca setia yang mau ikut komen di setiap episodenya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nur danovar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 12 Pisah Kamar
Part 12 Pisah Kamar
"Amelia aku sudah menunggumu, kau dimana?"
"Maaf Alvin, Tantra sakit aku tidak mungkin pergi sekarang dia bisa curiga"
"Arghh! Baiklah kabari aku secepatnya untuk bertemu"
"Iya"
Amelia kembali ke ruang perawatan Tantra, ia sudah melepas atribut kerjanya sebagai dokter dan bersiap ikut pulang bersama Tantra.
"Ayo mas kita pulang" kata Amelia sembari dengan canggung mengulurkan tangan untuk memapah Tantra.
"Johan!" Tantra menolak bantuan Amelia, ia lebih memilih Johan yang membantunya berjalan hingga mobil.
"Mari pak"
Johan memapah Tantra bergegas keluar dari rumah sakit. Amelia mengikuti dari belakang sembari terus menatap punggung Tantra. Dengan postur Tantra yang tinggi tegap memang Amelia pasti kesulitan jika harus memapah suaminya itu. Tapi setidaknya ia sudah basa basi menawarkan bantuan.
Sepanjang perjalanan pulang Tantra tertidur di dalam mobil. Amelia duduk di sampingnya beberapa kali menempelkan tangannya ke kening Tantra memastikan pak gubernur tidak demam.
Setibanya di rumah, Amelia segera memasang infus di tangan Tantra dan memaksa suaminya untuk beristirahat.
"Pak Johan aku ingin bicara dengan mu" kata Amelia.
Johan mengangguk, keduanya pergi keluar kamar Tantra.
"Kondisi mas Tantra drop dan sebenarnya jika tidak keras kepala ia bisa mendapat perawatan di rumah sakit tadi. Pastikan mas Tantra makan tepat waktu jika sedang di kantor dan jangan lupa vitaminnya di minum"
"Baik Bu"
Johan memandang Amelia, ia sudah menyadap jepit rambut yang di kenakan Amelia dengan memasang alat rahasia disana. Johan tahu seharusnya siang ini Amelia bertemu Alvin tapi Amelia sengaja membatalkannya karena Tantra sedang sakit. Johan tidak berani mengartikan apakah ini sebuah perhatian Amelia pada Tantra atau hanya bagian dari siasat Amelia dan Alvin saja.
"Kenapa kau melihat ku begitu?" suara Amelia membuyarkan isi pikiran Johan.
Johan menggeleng samar,
"Bu saya permisi karena harus kembali ke kantor untuk mengambil laptop yang tertinggal"
"Hmm baiklah, cepat kembali kemari pak Johan siapa tahu mas Tantra memerlukan mu"
Johan mengangguk, ia melangkah pergi menuju mobilnya.
Sementara Amelia kembali ke kamar Tantra, ia menunggui Tantra yang sedang beristirahat. Amelia membaca buku di sofa tepat di samping tempat tidur.
Amelia terlihat membaca buku tapi pikirannya melayang entah kemana. Ia sampai heran kenapa dirinya memilih membatalkan pertemuannya dengan Alvin dan lebih memilih menemani Tantra yang sedang sakit. Harusnya ini kesempatan untuknya bisa kabur dari Tantra.
Bodoh, ada apa dengan mu Amelia? seharusnya kau temui Alvin dan tidak perlu kembali ke rumah ini lagi!
"Johan..." terdengar suara parau Tantra memanggil sang ajudan.
"Johan kembali ke kantor untuk mengambil laptop mas, ada apa? biar aku yang ambilkan? Mas mau minum?"
Tantra mengangguk pasrah ia memegang haus dan badannya terasa lemas.
Amelia meraih segelas air putih lalu membantu Tantra untuk minum. Situasi ini membuat keduanya canggung. Tiba-tiba saja jantung Tantra berdetak cepat melihat wajah Amelia yang begitu dekat dengan wajahnya.
Sial kenapa jantungku seperti mau lepas?! Jangan sampai Amelia tahu...
"Pergilah temui Inka, ia akan menjelaskan peraturan baru padamu" kata Tantra.
"Peraturan baru?"
Tantra memejamkan matanya pura-pura tidur agar Amelia tidak banyak bertanya.
Amelia menemui Inka di ruang tengah.
"Mas Tantra bilang ada peraturan baru?"
"Benar Bu"
"Peraturan apa?"
"Pisah kamar Bu"
Oh jadi mas Tantra ingin pisah kamar denganku? Itu bagus aku bisa lebih leluasa untuk menghubungi Alvin. Atau mungkin Lin waktu aku bisa kabur dari rumah ini.
"Barang-barang milik ibu sudah saya pindahkan ke kamar tamu sesuai instruksi bapak"
Amelia mengangguk, ia bergegas menuju kamar tamu yang sekarang menjadi kamarnya.
terimakasih thor sdh up .. Next,🙏