NovelToon NovelToon
Sumpah Gadis Di Tepi Sungai

Sumpah Gadis Di Tepi Sungai

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Dikelilingi wanita cantik / Identitas Tersembunyi / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:8.2k
Nilai: 5
Nama Author: Syarifah Hanum

Gadis cantik selesai mandi, pulang ke gubugnya di tepi sungai. Tubuh mulus putih ramping dan berdada padat, hanya berbalut kain jarik, membuat mata Rangga melotot lebar. Dari tempatnya berada, Rangga bergerak cepat.
Mendorong tubuh gadis itu ke dalam gubug lalu mengunci pintu.
"Tolong, jangan!"
Sret, sret, kain jarik terlepas, mulut gadis itu dibekap, lalu selesai! Mahkota terengut sudah dengan tetesan darah perawan.
Namun gadis itu adalah seorang petugas kesehatan, dengan cepat tangannya meraih alat suntik yang berisikan cairan obat, entah apa.
Cross! Ia tusuk alat vital milik pria bejad itu.
"Seumur hidup kau akan mandul dan loyo!" sumpahnya penuh dendam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syarifah Hanum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

Anak anak berkumpul di rumah Nadira, mulai dari balita hingga remaja usia belasan tahun.

 Semuanya bergembira, berseru riuh saling berebutan ingin terlebih dahulu di layani.

"Kak punya aku mana?"

"Aku duluan kak!"

"Cepatlah kak!"

Pekikan bocah bocah itu, makin membuat Nadira kewalahan melayani.

Tidak sia sia, Nadira mengikuti saran bu Iyus untuk berbisnis jajanan anak anak, bisnis ringan yang hampir tak pernah mati bagi pelakunya.

Sudah sebulan, Nadira menggeluti bisnis ini, dan tak pernah sepi! Dari mulai buka hingga tutup, selalu saja ramai.

"Sabar! Sabar! Semua dilayani dengan baik!"

Dengan senang hati Nadira meladeni anak anak itu yang selalu saja suka bersikap tak sabaran.

Beruntung, Bella mau membantu kerepotan Nadira, tentu saja tidak gratis! Nadira memberi upah yang pantas buat gadis cantik dan baik itu.

Bu Iyus juga senang melihat bisnis recehan milik penghuni rumah kontrakannya itu, yang makin hari makin berkembang. Yang secara tidak langsung membuat kompleks perumahannya semakin terkenal.

Apa lagi Bella, secara jor joran mempromosikan jualan Nadira di sosmed miliknya.

"Bella banyak uang sekarang!"

Pamer anak itu pada ibunya sambil mengibas ngibaskan uang di depan wajahnya.

Bu Iyus tersenyum melihat tingkah anak gadisnya yang sedang berbangga hati pada ibunya.

Tapi kebahagian sederhana, ibu dan anak itu ternoda dengan.kedatangan Dinna yang marah marah.

"Nadira! Mana Nadira?", teriak Dinna sekencangnya memanggil Nadira, sehingga urat urat di lehernya bertonjolan.

" Hei Dinna, tak perlu lah kamu teriak teriak memanggil Nadira! Lagi pula orangnya pergi! Lagi belanja untuk jualannya.

Ada kepentingan apa kau kemari hah? Kalau tidak ada urusan lebih baik kau pulang saja!"

Bu Iyus dan Bella pada saat itu memang sedang menjaga warung Nadira, karena pemiliknya sedang keluar.

"Tolong ibu bilang ke Nadira, kalau jualan itu yang benar!"

"Maksud bu Dinna apa?", tanya Bella tak senang dengan sikap yang ditunjukan oleh salah satu tetangganya itu.

" Jangan karena ingin banyak untung, lantas jualan sembarangan. Tidak higenis, air mentah!", tuding bu Dinna.

Bella meradang mendengar ocehan bu Dinna, ia merasa penghasilannya bakal terancam dengan tuduhan sembarangan oleh bu Dinna.

"Ibu jangan mengada ngada ya! Selama ini aku ikut membantu kak Nadira, jadi aku tahu bagaimana cara kak Nadira mengolah semua jualannya!

Di sini ada cctv, semua ucapan dan tindakan ibu yang telah memfitnah, bisa kami laporkan dengan pasal perbuatan tidak menyenangkan".

" Bukan begitu maksudku!", ucap Dinna melunak.

Tapi tidak dengan Bella, gadis remaja itu sudah terlanjur emosi.

Ia berlari kencang menuju ke rumah bu Dinna untuk mencari keberadaan anak bu Dinna yang sering jajan ke tempat Nadira.

"Dito, sini!", ucap Nadira begitu melihat bocah itu sedang bermain main mobil mobilan di teras rumahnya.

" Ada apa kak Bella?", tanya Dito.

Bocah itu menghentikan permainannya dan menghampiri Bella.

"Dito tadi sakit perut?"

"Nggak kok!"

"Dito mau kakak traktir jajan di kedai.kak Nadira?"

"Mau kak! Mau! Dito mau es nenas, mau cilok dan pisang coklat!"

"Ayo!", ucap Bella sambil menarik dan menyeret lengan Dito.

Di kedai, wajah bu Dinna pucat pasi melihat Bella membawa anaknya.

Tanpa banyak bicara, Bella memasukan jajanan yang diminta oleh Dito ke dalam kantong plastik kresek transparan.

" Horee..kak Bella baik sekali! Terimakasih kak Bella! Kakak cantik deh!".

Dito bersorak sambil melompat lompat kesenangan. Bocah itu bahkan tidak menghiraukan kehadiran ibunya di kedai itu.

"Dito! Kembalikan semua itu! Nanti kamu sakit perut!", bentak Dinna.

" Kapan Dito sakit perut Ma? Nggak pernah kok Dito sakit perut gara gara makan jajanan kak Bella.

Lagi pula mama juga ikutan makan kan?"

Setelah bicara begitu, Dito melarikan diri dari tatapan galak ibunya.

Sedangkan Dinna, merasa malu bukan main. Anaknya sendiri membongkar kedok dan niat jahatnya kepada Nadira.

Sebenarnya ia memendam benci sejak Nadira tidak memberi pinjaman uang yang dia inginkan.

Serta ia juga kepingin punya usaha rumahan seperti Nadira, namun ia tak mampu karena tak punya modal.

Saat Nadira pulang dengan mengendarai motor matiknya, ia berpapasan dengan Dinna yang datang dari arah berlawanan untuk kembali pulang ke rumahnya.

Nadira melempar senyum manisnya kepada Dinna, bukannya membalas, Dinna malah melengos membuang muka.

"Ada apa dengan perempuan satu itu ?", pikir Nadira heran.

Tiba di rumah, Nadira makin heran, Bella dan bu Iyus berwajah ketat.

" Ada apa ini?"

Sambil memarkirkan motornya, Nadira bertanya pada keduanya.

"Itu mak lampir, mau cari gara gara dia!", ucap Bella mengadu dengan bersungut sungut.

" Apa sih bu?"

Kali ini Nadira bertanya pada bu Iyus, karena jawaban Bella tidak memuaskan.

Mendapat pertanyaan dari Nadira, bu Iyus menceritakan semua kejadian tadi.

"Sudahlah bu! Tak usah diladeni! Jangan takut dengan omong kosong bu Dinna, saya yakin Tuhan pun berpihak pada yang benar", ucap Nadira tenang.

Kemudian ia menoleh kepada Bella.

" Tolong bantu kakak Bella!"

Wajah gadis itu tidak lagi ketat, kini ia tersenyum sumringah. Dengan cekatan ia membongkar belanjaan Nadira dan.menyusunnya di dalam rumah.

"Abaikan orang dengki! Tingkatkan kwalitas diri!", ucap Bella sambil hilir mudik keluar masuk, membawa belanjaan Nadira dari motor ke dapur.

Bu Iyus dan Nadira tertawa berderai mendengar kalimat yang terlontar dari mulut gadis remaja itu.

" Kak Nadira, ada menu baru nih! Sosis mekar dalam aci. Ditambah saus kacang!"

Gadis itu sudah selesai membantu Nadira lalu ia bermain ponselnya.

Ia sedang menonton salah satu sosmednya yang sedang menayangkan apa yang ia katakan tadi.

"Mana? Coba kakak lihat!"

Nadira tidak ingin membuat Bella kecewa, ia berusaha menunjukan jika ia tertarik dengan apa yang dikatakan oleh gadis itu.

"Besok kita buat ya! Tapi jangan banyak banyak dulu, kita coba tiga puluh saja!"

"Wuih kakak memang keren!"

Bella memeluk Nadira dari belakang, ia senang sekali karena Nadira mengikuti apa maunya.

Terbayang olehnya, ia akan mendapatkan upah dari Nadira dan membuat tabungannya semakin banyak.

Nadira menarik nafas panjang, ia menikmati pelukan Bella dengan nyaman.

Rasanya ia bersyukur sekali menemukan keluarga ini, yang akhirnya menjadi bagian dari dirinya.

Hubungan mereka yang terjalin baik dan saling percaya, sungguh sangat disyukuri oleh Nadira.

Terdampar di tempat asing, di tengah ibu kota, dengan membawa segala permasalahan hidupnya, bahkan kini ia juga hamil karena diperkosa, namun ia merasa tenang karena bu Iyus dan Bella merangkulnya dengan cinta.

"Eh, kakak kok malah melamun? Kakak menangis? Maafkan Bella jika menyakiti kakak ya!"

Wajah Bella terlihat muram, ia salah sangka, ia pikir pelukannya menyakiti Nadira.

"Enggak dek! Kakak cuma terharu karena takdir mempertemukan kita, dan kalian menerima kakak dengan baik", ujar Nadira sambil mengelap ingusnya dengan punggung tangannya, lalu ia membersihkannya dengan kain roknya.

" Ish, kakak jorok!"

Bella tertawa kemudian berlari menjauhi Nadira.

"Assalamualaikum!"

Seseorang mengucapkan salam di depan pintu. Tawa Bella seketika berhenti begitu juga dengan Nadira yang wajahnya langsung berubah masam saat ia tahu siapa tamunya.

1
Afri Nilawati
alur yg berbeda
Afri Nilawati
lanjut kk
Syarifah Hanum: Terimakasih sudah mampir 🙏
total 1 replies
kagome
Lumayan
kagome: sama-sama Kak🤗
Syarifah Hanum: Terimakasih,🙏
total 3 replies
emi_sunflower_skr
Terima kasih sudah bikin hari-hariku lebih berwarna 🌈
Syarifah Hanum: Terimakasih, sudah mampir🙏
Syarifah Hanum: Sama sama!
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!