Cerita ini Mengisahkan Seorang Guru Fisika Bernama Yayan, dan Guru Kimia bernama Ribca Yang Berjodoh karena Dijodohkan oleh Siswa-siswi di sekolah tempat mereka mengajar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon All Yovaldi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 11: Ketegangan di Ujian Akhir
......................
Waktu terus berjalan, dan SMAN 5 Buntok semakin memasuki masa-masa ujian akhir. Suasana di sekolah mulai terasa tegang, terutama di antara siswa kelas XI yang harus mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian yang akan menentukan kelulusan mereka. Meski demikian, hubungan antara Pak Yayan dan Bu Ribca semakin kuat, dan para siswa tetap mendukung keduanya.
Di ruang kelas, Alsa, Sapina, dan Yovaldi duduk bersama, membahas persiapan ujian. “Kita harus belajar lebih giat. Ujian ini sangat penting untuk masa depan kita,” ucap Alsa sambil mencatat materi yang perlu dipelajari.
“Ya, dan kita juga harus memastikan agar Pak Yayan dan Bu Ribca tetap fokus. Mereka pasti sangat stres dengan segala rumor yang beredar,” tambah Sapina.
Yovaldi mengangguk, “Mari kita buat jadwal belajar bersama. Kita bisa saling membantu dan memberi semangat satu sama lain.”
Mereka pun merencanakan sesi belajar kelompok di taman sekolah, di mana suasananya yang segar dapat membantu mengurangi stres. Semua sepakat untuk mendukung satu sama lain, baik dalam belajar maupun dalam menjaga nama baik guru mereka.
---
Hari Ujian Pertama
Hari ujian pertama tiba. Siswa-siswa kelas XI berkumpul di aula untuk mendengarkan pengarahan dari Pak Diano. “Selamat datang, kalian semua telah berusaha keras. Ingat, ujian ini adalah kesempatan untuk menunjukkan semua yang telah kalian pelajari,” ujarnya dengan nada optimis.
Bu Ribca dan Pak Yayan duduk di antara para guru, memberikan dukungan kepada siswa mereka. Bu Ribca merasakan ketegangan di udara. Dia tahu betapa besar harapan para siswa terhadap hasil ujian ini.
“Jangan biarkan tekanan menguasai kalian. Fokuslah dan percayalah pada diri sendiri,” lanjut Pak Yayan, berusaha memberikan motivasi.
Setelah pengarahan, para siswa diarahkan ke kelas masing-masing untuk memulai ujian. Alsa, Sapina, dan Yovaldi masuk ke dalam kelas dengan rasa percaya diri, meskipun hati mereka berdebar-debar.
Ujian dimulai, dan suasana menjadi hening. Hanya suara pensil yang terdengar saat mereka mengisi lembar soal. Alsa berusaha mengingat semua yang telah dipelajari, sedangkan Yovaldi sesekali melirik ke arah Sapina untuk memastikan mereka tetap pada jalur yang benar.
---
Kekacauan di Kelas
Namun, di tengah ujian, situasi mulai tidak terkendali. Roni, yang sebelumnya berusaha menyebar rumor, terlihat gelisah. Dia tidak bisa menerima kenyataan bahwa Pak Yayan dan Bu Ribca mendapat dukungan dari siswa lain. Dalam kepanikannya, Roni mulai membuat keributan di kelas.
“Eh, kalian semua! Bagaimana bisa kalian menganggap mereka layak menjadi guru? Mereka tidak profesional!” teriaknya, mencuri perhatian semua orang.
Suasana menjadi kacau. Para siswa yang tadinya fokus langsung teralihkan. Alsa merasa geram dan bangkit berdiri. “Roni, hentikan! Ini ujian, dan kamu harus menghormati keputusan kami!”
“Dia tidak akan pernah menghormati keputusan kita,” kata Sapina, berusaha tenang meski marah. “Dia hanya ingin merusak suasana.”
Pak Yayan dan Bu Ribca segera masuk ke kelas, mendengar keributan yang terjadi. “Apa yang terjadi di sini?” tanya Pak Yayan, suaranya tegas namun tetap sabar.
Roni yang merasa terdesak mulai berbohong, “Mereka tidak layak menjadi guru. Mereka lebih fokus pada hubungan pribadi mereka daripada mengajar kita!”
Bu Ribca menatap Roni dengan serius. “Apa yang kamu katakan itu tidak benar. Kami ada di sini untuk mendidik kalian dan mendukungmu.”
Dengan situasi yang semakin memanas, Pak Diano masuk ke dalam kelas. “Apa yang sedang terjadi di sini? Kami tidak akan membiarkan gangguan seperti ini mengacaukan ujian!”
---
Perdebatan di Ruang Guru
Setelah kejadian itu, Roni dipanggil ke ruang guru untuk membahas perilakunya. Para guru berkumpul, termasuk Pak Yayan dan Bu Ribca, untuk mendiskusikan langkah selanjutnya.
“Roni perlu diberi pelajaran. Tindakan mengganggu selama ujian tidak dapat diterima,” ucap Ibu Yunita, guru bahasa Inggris.
“Tapi kita juga harus mendengar alasannya. Mungkin ada masalah yang lebih dalam di balik perilakunya,” jawab Pak Davi, guru matematika, dengan nada bijaksana.
Pak Diano mengangguk. “Kita perlu pendekatan yang tepat. Kita tidak bisa membiarkan satu siswa merusak suasana belajar yang telah kita bangun bersama.”
Bu Ribca menambahkan, “Kami akan berbicara langsung dengan Roni. Mungkin dia butuh dukungan, bukan hanya hukuman.”
Pak Yayan setuju, “Kita harus memberikan Roni kesempatan untuk menjelaskan. Mungkin dia merasa tertekan dan kesepian.”
---
Percakapan dengan Roni
Setelah beberapa saat, Roni dibawa ke ruang guru. Wajahnya tampak lelah dan bingung. “Kenapa aku dipanggil?” tanyanya dengan nada defensif.
“Roni, kami ingin tahu apa yang membuatmu berperilaku seperti itu selama ujian,” kata Bu Ribca dengan lembut. “Kami di sini bukan untuk menghukummu, tetapi untuk memahami.”
Roni terdiam, menatap ke bawah. “Aku tidak suka cara mereka mengajar. Mereka lebih fokus pada hubungan pribadi mereka daripada memperhatikan siswa.”
Pak Yayan menjawab, “Kami berusaha memberikan yang terbaik. Hubungan pribadi kami tidak mempengaruhi cara kami mengajar. Kami ada di sini untuk kalian.”
“Lalu kenapa kalian tidak membahasnya? Kenapa harus sembunyi-sembunyi?” Roni mulai terbuka, meski masih terdengar marah.
Bu Ribca menjelaskan, “Kami menghormati kalian sebagai siswa. Hubungan kami bukanlah yang terpenting. Kami ingin kalian fokus pada pendidikan.”
---
Menemukan Titik Temu
Perlahan, Roni mulai merasa lebih tenang. “Aku merasa terasing di kelas. Semua orang mendukung mereka, dan aku merasa sendiri,” ungkapnya dengan nada rendah.
Alsa, yang mendengar percakapan itu dari luar, segera masuk dan berkata, “Roni, kami tidak ingin kau merasa sendirian. Jika ada yang mengganggu, bicaralah pada kami. Kami adalah teman.”
Sapina menambahkan, “Kami semua punya hak untuk merasa nyaman di kelas. Mari kita buat suasana yang lebih baik bersama.”
Setelah berbincang, Roni mulai membuka diri. “Maafkan aku. Aku tidak seharusnya berbuat begitu. Mungkin aku butuh teman untuk bicara.”
Pak Diano tersenyum, “Bagus, Roni. Ini adalah langkah positif. Mari kita semua saling mendukung.”
---
Kembali ke Kelas
Setelah pertemuan itu, Roni merasa lebih lega. Dia mengerti bahwa dukungan dari teman-teman sangat berarti. Kembali ke kelas, suasana semakin tenang. Para siswa kembali fokus pada ujian, dan Roni berjanji untuk memperbaiki sikapnya.
Ketika ujian berakhir, Bu Ribca dan Pak Yayan menyambut para siswa dengan hangat. “Kalian telah melakukan yang terbaik. Kami bangga kepada kalian,” kata Bu Ribca.
Yovaldi menyela, “Kami juga berterima kasih pada kalian berdua. Terima kasih telah mendukung kami!”
Alsa dan Sapina mengangguk setuju. “Kami semua di sini untuk belajar dan tumbuh bersama.”
---
Refleksi di Akhir Hari
Setelah hari yang melelahkan, Bu Ribca dan Pak Yayan duduk di teras rumah, menghirup udara malam yang segar. “Aku merasa sangat bangga dengan siswa-siswa kita,” kata Bu Ribca sambil tersenyum.
“Ya, mereka menunjukkan kekuatan yang luar biasa. Kita juga belajar banyak dari mereka,” jawab Pak Yayan.
Mereka saling menatap dengan rasa syukur. “Hubungan kita semakin kuat, meski ada banyak tantangan yang harus dihadapi,” ungkap Bu Ribca.
“Benar, dan kita harus terus mendukung satu sama lain,” jawab Pak Yayan, memegang tangan Bu Ribca.
Malam itu, mereka berdua merasakan kedamaian dan harapan. Dengan dukungan dari siswa-siswa, mereka yakin bisa menghadapi setiap tantangan yang ada di depan mereka.
...----------------...
Jadi di SMAN 5 Buntok, hubungan antara Pak Yayan dan Bu Ribca semakin kuat, dan para siswa semakin kompak. Dengan cinta dan persahabatan, mereka siap menghadapi ujian-ujian yang datang, baik dalam belajar maupun dalam kehidupan. Dalam kebersamaan, mereka menemukan kekuatan untuk terus maju dan saling mendukung satu sama lain. Sehingga Membuat cerita ini lebih menarik untuk dilanjutkan, Benar ngak sih??😆😆😆
Next yuk.......
btw.. semngat ya kak author nya/Chuckle/