NovelToon NovelToon
Last Night

Last Night

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Romansa / Pihak Ketiga / Bad Boy
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Razella

"Hidup aja, ikutin kemana arus bawa lo. Teruskan aja, sampe capek sama semua dan tiba-tiba lo bangun dirumah mewah. Ucap gue yang waktu itu ga tau kalo gue bakalan bener-bener bangun dirumah mewah yang ngerubah semua alur hidup gue "- Lilac

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Razella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Light House

Hari-hari setelahnya semua berjalan seperti biasanya. Tak terasa Lilac sudah tingga disana selama empat bulan. Dan selama itu pula semua tak ada yang aneh. Bahkan Johan tak lagi memunculkan batang hidungnya. Sedangkan Jojo pun masih sama. Pria itu hanya bisa berinteraksi dengan Lilac lewat Bori. Si hiasan kucing yang kini tergeletak di atas kasur, sedangkan si pemilik kamar lagi-lagi rebahan dilantai.

"Gue bingung bahannya apa aja. Terus juga kalo ngga langsung belajar sama yang bisa tuh rasanya gue was-was, Jo."

"Saya panggilkan koki besok."

Lilac memunculkan kepalanya dari pinggir kasur. Ia tatap Bori seakan menatap Jojo. Padahal niatnya bukan meminta untuk didatangkan koki, tapi agar pria itulah yang datang langsung kerumah dan mengajarinya cara membuat kue putu. Kalian tentu tau kan kue putu?

"Gue ngga bilang kalo mau belajar sama koki lo itu."

"Lalu kamu mau apa? Kan nanti bisa belajar sama koki."

"Lo emang bajingan." Umpat Lilac lalu bangun dari duduknya untuk pindah ke kasur.

"Gue tuh mau nya lo yang dateng kesini buat ajarin gue. Gue ngga mau diajarin sama orang lain."

Lilac menidurkan tubuhnya secara telentang diatas kasur. Sempat ia lirik Bori yang masih belum memberikan jawaban.

"Lo udah budek kah? Ngga bisa ngomong?" Lilac menoleh pada Bori yang masih tersenyum seperti biasa, walau dalam hati ingin sekali Lilac melemparnya jika Jojo tak segera menjawab.

"Berani juga kamu minta saya datang kesana." Ucapnya diakhiri dengan kekehan menyebalkan. Pokoknya, tertawa saja pria itu terdengar menyebalkan.

"Sorry, gue bukan cewek menye-menye. Ngga ada dikamus gue main kode-kode an."

"Hmm...terus barusan pake acara ngatain saya bajingan itu apa kalo bukan cara kamu menjaga image depan saya?"

"Ngga ya anjir. Diem aja deh lo. Gue mau mikirin kue buat pak Udin. Enaknya bikin apa ya? Huh..."

"Turun. Saya tunggu didapur."

Tiga kata terakhir yang diucapkan pria itu langsung membuat Lilac terlonjak. Wanita itu tentu saja langsung rusuh turun dari kasurnya. Bahkan dari saking tak sadarnya, ia lupa tak sengaja membanting pintu kamar hingga seorang pekerja menegurnya. Lilac dengan cepat minta maaf dan langsung berlari turun kebawah. Tanpa alas kaki.

"Jojo mana?"

Tanyanya begitu sampai dibawah dan melihat bu Aini, Raja dan Rama tengah duduk lesehan diruang tamu. Ketiganya tampak sedang merangkai sebuah kalung bunga. Kalung bunga itu biasanya memang akan digantung dipohon-pohon sekitar rumah. Kata bu Aini, bunga itu akan membawa wanginya disekitar pohon. Dan tujuannya hanya itu saja sebenarnya.

"Jojo siapa non?" Tanya Rama bingung. Begitu juga dengan kedua orang lainnya yang ada disana. Tanpa bertanya lagi Lilac langsung melangkah menuju pintu utama rumah. Dalam hati mengumpati Jojo yang bisa-bisanya malah membohonginya.

Cklek...

Lilac membuka pintu lebar-lebar. Wanita itu terpaku, diam ditempat dengan tanganyang sudah menggantung disisi tubuhnya. Didepannya kini berdiri seorang pria berkulit tan dengan seragam militer. Tak lupa dengan topeng dansa, kalau kata Lilac, menjulang menatapnya.

"Isadora."

Lilac hanya bisa diam saat pria itu memeluknya erat, bahkan hampir membuat tubuhnya melayang. Pundak sempitnya diciumi begitu lembut.

"Dalam hitungan ketiga, kalo lo ngga lepasin gue, gue bakal tendang aset lo." Bisik Lilac penuh penekanan. Pria itu benar-benar. Apakah ia hanya ingin menciumi dirinya tiap datang kemari. Akhirnya dengan terpaksan Jojo melepas pelukannya pada sang pujaan hati. Ah, jika saja Lilac tau betapa Jojo selalu memujanya di perantauan. Kini keduanya bertatapan dengan Lilac yang mendongak saat Jojo menaikkan dagunya dengan telunjuk.

"Ayo saya ajari bikin kue putu."

Setelah mengucapkan kalimat singkat itu, Jojo langsung melangkah masuk kedalam rumahnya dan menyapa orang-orang yang ada disana. Dan mereka terlihat begitu dekat, begitu akrab. Bahkan Raja dan Rama mengusak rambut pria itu dengan gemas. Apakah kedua bocah itu lupa kalau dia lah yang sudah berniat membawa Lilac pergi saar itu?

"Nona ngga ngasi tau kalo adek mau kesini? Nona ngga asik ah." Keluh Raja. Sedangkan Lilac hanya menatap mereka dengan datar.

"Manis, ayo sini. Katanya mau belajar bikin putu sama adek ya? Ibu bantu boleh ya nak?"

Barulah saat mendengar ucapan bu Aini, Lilac menunjukkan senyum tipisnya. Dan semua itu tak luput dari pandangan Jojo. Wajah tenang Lilac akan selalu ia rindukan. Sungguh, menahan untuk tak mencium bibir wanita itu selama berbulan-bulan adalah hal yang paling sulit baginya bahkan dibandingkan dengan berperang.

"Iya, ibu."

Berakhirlah mereka semua mengeluarkan semua alat masak yang ada dan langsung berubah haluan untuk makan-makan besar. Untung saja meski tak punya tetangga, rumah itu punya para pekerja yang selalu siap membantu dan memberika dukungan layaknya keluarga. Karena, kebanyakan wanita paruh baya yang ada disana memang para ibu-ibu yang sudah tak ber-keluarga dan ditinggalkan oleh anak-anaknya.

"Biar Raja sama Rama aja dek yang cari bambunya dibelakang." Raja bersiap mengambil sebuah pisau besar yang bisa digunakan untuk memotong bambu. Dan Jojo hanya mengiyakan saja apa mau bocah itu.

"Terimakasih, Raja, Rama."

Setelah mereka berdua berjalan kearah belakang rumah untuk mencari bambu yang bisa digunakan untuk membuat kue putu, akhirnya Jojo melanjutkan tugasnya memotong gula merah. Didepannya kini ada Lilac yang sedang memarut kelapa. Wajah wanita itu selalu terlihat tenang. Bahkan saat ketakutan pun wanita itu bisa menjaga mimik wajahnya agar tak terintimidasi. Siapa yang tak jatuh hati?

"Sekali lagi lo ngeliatin gue kek orang mesum, muka lo yang gue parut."

Lilac melayangkan tatapan tajam saat sadar jika Jojo sedari tadi memperhatikannya. Pria itu benar-benar. Tak cukupkah ia mencium Lilac dan memeluknya didepan banyak orang hari itu dan hari ini? Sedangkan yang disinisi hanya terkekeh pelan.

"Coba semua orang denger kamu ngomong kaya gini. Apa ngga kaget mereka."

"Gue ngomong kaya gini cuma ke orang yang kurang ajar aja. Gue ngga suka diremehin apalagi sama orang kek lo."

"Raja dan Rama kurang ajar, kenapa kamu ngga begini ke mereka? Apa saya spesial?"

Jojo mencondongkan tubuhnya dan menatap Lilac tepat dimata wanita itu. Lilac yang tak mau kalah tentu saja membalasnya dengan mengangkat sebelah alisnya. Sudah dia katakan bukan? Lilac tidak suka dianggap remeh, apalagi seorang pria.

"Kalo lo masih berani pake topeng kaya gitu, gue masukin lo kedalam list orang yang ngga bisa gue percaya dan kurang ajar." Tekan Lilac sambil kembali memarut kelapanya.

"Haha, mana ada orang ga kenal yang kamu percayai buat denger semua keluh kesah kamu setiap pulang kerja?"

Lilac menunjuk wajah Jojo dengan kelapa yang ada ditangannya.

"Itu berarti lo yang bego. Ngga ada status tapi mau-mau aja jadi tempat curhat gue. Jangan ajak gue ngomong. Gue betot kepala lo pake ini kalo ngeyel."

Kini Jojo tertawa keras saat parutan yang tadinya masih Lilac gunakan, malah wanita itu arahkan padanya. Hal itu tentu saja membuat semua orang yang ada disana menatap kedunya sambil berbisik-bisik. Tak terkecuali bu Aini yang malah ikut menggibahi Jojo dan Lilac. Lilac menghela napas saat melihat seluruh halaman depan kini penuh dengan orang-orang sibuk yang membantunya membuat kue. Biasanya hanya Rama atau Raja yang membantu Lilac membuat kue. Namun kali ini semua orang turut serta. Halaman rumah Jojo yang luas kini jadi lebih terang. Lampu gantung mengelilingi tempat itu seiring hari yang kian sore.

Rasanya Lilac begitu senang. Senang karena rumah itu kini terasa lebih ramai dari biasanya. Walau hanya ada ibu-ibu dan pak Udin yang menjadi sumber suara paling keras disana.

"Johan."

Jojo yang tadinya fokus mengiris gula merah langsung menoleh pada Lilac yang masih tenang dengan pekerjaanya. Pria itu tak menunjukkan ekspresi apapun. Lebih tepatnya tak terlihat karena terhalang topeng yang ia kenakan. Ia, selama ini semua ekspresi pria itu tertupi dan mereka baru saja bertemu dua kali selama beberapa bulan ini. Hanya dua kali, batin Lilac.

1
santi
👍👍
Dzakwan Dzakwan
Penuh kejutan, ngga bisa ditebak!
Laqueno Sebaña
Keren banget bro, aku terhanyut dalam cerita ini!
Razel: terimakasih yah/Smile//Smile/
total 1 replies
La Otaku Llorona <33
Tidak ada yang kurang.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!