࿙⃛࿚⃛࿙⃛࿚⃛ ୨୧ ࿙⃛࿚⃛࿙⃛࿚⃛
T𝖾𝗋𝗶𝗆𝗮 𝗸𝗮𝘀𝗶𝗵 𝘀𝗮𝗒𝗮 𝗎𝖼𝗮𝗽𝗸𝗮𝗻 𝗸𝖾𝗽𝗮𝗱𝗮 𝘁𝖾𝗆𝗮𝗻-𝘁𝖾𝗆𝗮𝗻 𝗒𝗮𝗻𝗀 𝘀𝗎𝗱𝗮𝗵 𝗆𝗮𝗎 𝗆𝖾𝗅𝗎𝗮𝗻𝗀𝗸𝗮𝗻 𝘄𝗮𝗸𝘁𝗎𝗻𝗒𝗮 𝗎𝗻𝘁𝗎𝗸 𝗆𝗮𝗆𝗽𝗶𝗋 𝗸𝖾 𝗻𖦹𝘃𝖾𝗅 Μ𝗶𝗆𝗶𝗻 𝗒𝗮𝗻𝗀 𝗯𝖾𝗋𝗷𝗎𝗱𝗎𝗅 НΕRN𝖠NDΕЅ : T𝗵𝖾 К𝗶𝗻𝗱𝗻𝖾𝘀𝘀 Μ𖦹𝗻𝘀𝘁𝖾𝗋𝘀. Μ𝗶𝗆𝗶𝗻 𝗯𝖾𝗋𝗵𝗮𝗋𝗮𝗽 𝘀𝖾𝗆𖦹𝗀𝗮 𝗸𝗮𝗅𝗶𝗮𝗻 𝘁𝖾𝗋𝗵𝗶𝗯𝗎𝗋 𝗱𝖾𝗻𝗀𝗮𝗻 𝖼𝖾𝗋𝗶𝘁𝗮 𝗶𝗻𝗶 𝗱𝗮𝗻 𝗆𝖾𝗻𝗒𝗎𝗸𝗮𝗶𝗻𝗒𝗮̥ J𝗮𝗻𝗀𝗮𝗻 𝗅𝗎𝗽𝗮 𝗯𝖾𝗋𝗶 𝗅𝗶𝗸𝖾 𝗷𝗶𝗸𝗮 𝗸𝗮𝗅𝗶𝗮𝗻 𝘀𝗎𝗸𝗮٫ 𝗱𝗮𝗻 𝘁𝗶𝗻𝗀𝗀𝗮𝗅𝗸𝗮𝗻 𝗸𖦹𝗆𝖾𝗻𝘁𝗮𝗋 𝗷𝗶𝗸𝗮 𝗮𝗱𝗮 𝘀𝗮𝗋𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗋𝗶 𝗸𝗮𝗅𝗶𝗮𝗻 𝗎𝗻𝘁𝗎𝗸 𝖼𝖾𝗋𝗶𝘁𝗮 𝗶𝗻𝗶̥
𓏲🦋 ๋ ̥̥ N𖦹𝘃𝖾𝗅 𝗶𝗻𝗶 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗽𝗮𝘀𝘁𝗶 𝗎𝗽𝗱𝗮𝘁𝖾 𝘀𝖾𝗵𝗮𝗋𝗶 𝘀𝖾𝗸𝗮𝗅𝗶̥
𓏲🦋 ๋ ̥̥ N𖦹𝘃𝖾𝗅 𝗋𝖾𝘀𝗆𝗶 𝗆𝗶𝗅𝗶𝗸 𝗮𝗎𝘁𝗵𖦹𝗋 @sskwriting_
𓏲🦋 ๋ ̥̥ T𖦹𝗅𖦹𝗻𝗀 𝗷𝗮𝗻𝗀𝗮𝗻 𝗆𝖾𝗻𝗀𝖼𖦹𝗽𝗒 𝗸𝗮𝗋𝗒𝗮 𝗶𝗻𝗶٫ 𝗯𝗶𝗷𝗮𝗸 𝗅𝗮𝗵 𝗯𝖾𝗋𝗸𝗮𝗋𝗒𝗮̥
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Tiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ϲһα⍴tᥱr 11
Zyan dan Dicto masuk ke dalam, dan menariknya mereka mendapatkan sambutan dari Carlos dan beberapa orang konglomerat yang hadir di sana. Zyan nampak kasihan ketika melihat para gadis tersebut dengan wajah ketakutan karena di perlakukan tidak pantas. Carlos menghampiri mereka bahkan bersalaman dengan Zyan dan Dicto.
"Kalian kemana saja, ayah kalian mencari kalian. Dia kesulitan membuka sebuah kotak karena sidik jari yang di pasang di kotak itu katanya di buat oleh anaknya, "
Mendengar kotak tersebut Zyan langsung memberitahukan bahwa kotak itu menggunakan sidik jarinya. Mereka kemudian melakukan sedikit perbincangan untuk mengalihkan perhatian Carlos. Sementara itu, Varez membunuh penjaga lift tadi dan menggunakan penutup wajah untuk bisa masuk ke ruangan di mana mereka menyekap para gadis tersebut. Setelah beberapa menit mencari akhirnya Varez menemukan ruangan tersebut yang di jaga oleh dua pria. Varez menyamar dengan mengatakan bahwa dia di minta Carlos untuk membawakan gadis-gadis itu. Mereka pun percaya dan memperbolehkan Varez masuk. Setibanya di dalam, Varez langsung melihat-lihat ke sekeliling para gadis itu seperti mencari seseorang. Varez kemudian memperlihatkan foto Kirana dan menanyakannya pada para gadis itu. Namun sayangnya tidak ada yaang melihat Kirana sama sekali, karena Kirana setelah di tangkap langsung di kirim ke Dubai. Varez lalu mencari jalan keluar agar bisa membebaskan gadis-gadis yang masih terkurung. Saat hendak keluar, para penjaga itu langsung di lumpuhkan oleh Varez dan berhasil bebas. Mereka berhasil lolos dengan berjalan pelan sambil membungkuk dari arah lain sehingga tidak ada satu pun orang yang melihat mereka. Sesampainya di pintu lift, Varez mematikan akses masuk lift dan juga menonaktifkan alat-alat berbahaya di lantai 4. "Dengar, di lantai 1 sudah tidak ada siapa-siapa lagi, kalian berlari lah secepat mungkin lalu segera meminta bantuan, " ucap Varez. Mereka semua langsung masuk ke dalam lift dan turun ke lantai 1. Varez lalu kembali masuk dan memberikan isyarat bahwa semua pekerjaannya sudah beres.
"Em tuan Carlos, apakah selama ini Oscar menceritakan tentang hubungan kami kepadamu?"
"Tidak, dia hanya menceritakan bahwa dia punya 3 anak laki-laki yang entah pergi kemana. Tapi ngomong-ngomong di mana saudara kalian satunya?"
"Di sini, " ucap Varez dengan gagahnya berjalan masuk menghadap Carlos. Carlos yang ingat dengan wajah Varez terdiam kebingungan.
"Kau?"
"Ya. Saya anak pertama Oscar Hernandes, Alvarez Hernandes. Tapi itu dulu, sekarang karena keserakahan dan kelicikannya kami tidak menerima dia sebagai ayah kami lagi, "
"Dimana keponakan ku?" Tanya Varez.
"Kalian sudah menipu ku dan beraninya masuk ke kawasan ku. Kau mau tau kenapa keponakan mu sekarang berada? Ya. Aku mengirimkan dia pada kakeknya, "
"BERANINYA KAU, " ucap Zyan yang langsung menghajar Carlos hingga tersungkur di lantai. Melihat itu semua tamu Carlos langsung berdiri dan mempertontonkan perkelahian mereka di bawah. "Kalian lihat apa? SERANG MEREKA SEKARANG!" teriak Carlos. Para anak buah Carlos langsung turun dan mulai menyerang mereka bertiga bersamaan. Varez, Zyan, dan Dicto dengan gagahnya melawan anak buah Carlos dengan mudahnya. Bagi mereka, para berandalan tersebut tidak sebanding dengan mereka. Carlos yang bingung bagaimana bisa Varez dan kedua adiknya bisa masuk langsung mengecek CCTV. Dari CCTV terlihat di lantai 2 dan 3, anak buahnya sedang berbincang-bincang seperti tidak terjadi apa-apa. Melalui pengeras suara Carlos meminta mereka semua untuk ke lantai 5 di karenakan adanya penyusup. Setelah itu Carlos bersama beberapa pengawalnya pergi kabur melalu pintu lain. Setelah menghabisi beberapa anak buah Carlos, Varez kebingungan karena tidak menemukan keberadaan Carlos. Dan tiba-tiba, para petinju dan juga ketiga pembunuh tersebut tiba.
"Oh jadi kalian penyusupnya?"
"Beraninya kalian menipu ku. Lihat saja akan ku makan kaki kalian satu persatu, dan kau yang lebih dulu ku santap, " tunjuk pria kanibal tersebut pada Dicto.
"Ke-kenapa aku? Kakak ku duluan lah. Kakinya lebih besar dari padaku, "
Para petinju itu langsung berlari menyerang mereka. Satu persatu dari mereka mulai bertarung dengan Varez, Zyan, dan juga Dicto. Dicto merasa kesulitan saat mendapati lawan yang cukup besar, bahkan dia sempat terjatuh berkali-kali. Melihat adiknya dalam bahaya, Varez langsung mengambil pistol dari belakang bajunya dan menembak petinju itu. Aksi Varez yang tiba-tiba main senjata membuat mereka kesal dan langsung menyerang Varez beserta saudaranya. Perkelahian tersebut hampir di menangkan oleh para petinju tersebut, namun di waktu yang bersamaan sekelompok polisi dan beberapa tentara datang dan langsung menembaki mereka semua termaksud tiga pembunuh berdarah dingin tersebut. Rupanya mereka datang berkat laporan dari beberapa gadis yang berhasil selamat. Varez, Zyan, dan Dicto berhasil di selamatkan dan di beri perawatan.
"Berita terbaru datang dari kepolisian New York yang telah berhasil membebaskan sekitar 234 gadis-gadis yang di culik. Polisi menyatakan bahwa ini semua berkat bantuan ketiga bersaudara yang cukup tangguh dan kuat. Semua juga mengucapkan banyak terima kasih pada Varez, Zyan, dan Dicto yang sudah menolong hidup para gadis muda kota New York, "
...----------------...
"Apa-apaan ini? Cepat hubungi Carlos!" Ucap Oscar yang menonton acara tersebut.
"Hallo?"
"CARLOS, APA-APAAN INI SEMUA?"
"Tuan. Saya tidak tau kalau mereka yang sudah merusak rencana kita selama ini, "
"Selama ini? BERANINYA KAU MENUTUPI MASALAH INI DARI KU. KAU PIKIR KAU SUDAH CUKUP HEBAT?"
"Maaf tuan, "
"AGHHHH, "
"Tuan. Saya mengirimkan dua gadis kepada mu, "
"APA GUNANYA MEREKA?"
"Mungkin mereka dapat berguna. Dua gadis itu adalah keponakannya anak sulung mu, "
Mendengar itu Oscar terdiam dan tersenyum kecil. Dia lalu mematikan telfon tersebut dan mulai merencanakan sesuatu.