Lara telah menghabiskan tiga belas tahun hidupnya sebagai wanita simpanan, terperangkap dalam cinta yang terlarang dengan kekasihnya, seorang pria yang telah menikah dengan wanita lain. Meski hatinya terluka, Lara tetap bertahan dalam hubungan penuh rahasia dan ketidakpastian itu. Namun, segalanya berubah ketika ia bertemu Firman, seorang pria yang berbeda. Di tengah kehampaan dan kerapuhan emosinya, Lara menemukan kenyamanan dalam kebersamaan mereka.
Kisahnya berubah menjadi lebih rumit saat Lara mengandung anak Firman, tanpa ada ikatan pernikahan yang mengesahkan hubungan mereka. Dalam pergolakan batin, Lara harus menghadapi keputusan-keputusan berat, tentang masa depannya, anaknya, dan cinta yang selama ini ia perjuangkan. Apakah ia akan terus terperangkap dalam bayang-bayang masa lalunya, atau memilih lembaran baru bersama Firman dan anak mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syah🖤, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 16
Jangan lupa like komen dan votenya yah
Terimakasih
_
Setelah pertemuannya dengan Lara, David merasakan seolah-olah awan gelap yang membayangi hidupnya mulai terangkat. Namun, ia juga sadar bahwa meskipun ia telah membuat keputusan untuk bersama Arini, bagian dari dirinya masih perlu waktu untuk menyembuhkan luka-luka lama.
Hari-hari berikutnya dihabiskan David dengan lebih fokus pada hubungannya dengan Arini. Mereka berusaha membangun kembali hubungan yang sempat renggang, mengisi kekosongan yang ada dengan percakapan jujur dan waktu bersama. David tak lagi memendam perasaan, mencoba memastikan setiap keraguan dapat dibahas dengan terbuka.
Sementara itu, Arini merasakan perubahan. David, yang dulu terkesan menjauh dan bimbang, kini terlihat lebih berkomitmen. Meski demikian, Arini masih merasakan ketidakpastian dalam dirinya. Terkadang ia bertanya-tanya apakah David benar-benar sudah melupakan Lara, atau hanya berusaha menenangkan perasaan bersalahnya. Keraguan itu menghantui pikiran Arini, tapi ia berusaha untuk percaya pada keputusan David.
Suatu sore, ketika mereka berjalan di taman yang pernah mereka kunjungi di masa awal hubungan mereka, Arini memutuskan untuk mengungkapkan isi hatinya.
"David, aku senang kita bisa memulai kembali. Tapi aku ingin tahu, bagaimana perasaanmu sekarang setelah semua yang terjadi?" tanya Arini dengan lembut, namun ada nada tegas dalam suaranya.
David menoleh dan menatap mata Arini. “Aku merasa lega, Arini. Aku tahu keputusanku untuk bersamamu adalah keputusan yang benar. Tapi aku juga tidak akan berbohong—rasa sakit dan kenangan tentang Lara masih ada, meski perlahan mulai memudar. Aku ingin kita bisa membangun masa depan bersama, tapi aku juga paham kalau itu tidak akan mudah.”
Arini terdiam sejenak. "Aku menghargai kejujuranmu. Aku hanya butuh kepastian bahwa kamu memang sudah siap untuk sepenuhnya bersama denganku, tanpa ada bayangan masa lalu."
David mengangguk, memahami kekhawatiran Arini. “Aku siap, Arini. Aku tahu butuh waktu, tapi aku di sini sekarang. Aku ingin kita bisa bersama tanpa ada keraguan lagi.”
Mendengar itu, Arini tersenyum kecil. Meskipun masih ada kekhawatiran yang tersisa, ia merasa hatinya mulai lebih tenang. Setidaknya, David sudah bersedia membuka diri dan membicarakan semuanya dengan jujur.
"Apa aku boleh menanyakan sesuatu?"seru Arini disela sela kebersamaannya dengan David
"Tentu saja sayang kau boleh menanyakan apa yang membuatmu penasaran"jawab David menoleh kearah Arini yang tengah duduk di samping nya.
"Hal apa yang membuat kamu tidak menikahi Lara?" Tentu saja Arini penasaran dengan alasan dibalik hubungan David dan Lara. Kenapa mereka tidak menikah saja waktu itu? Kenapa David menyetujui jika ia di jodohkan dengan dirinya jika dia ternyata memiliki seorang kekasih? Pertanyaan pertanyaan itu begitu terngiang ngiang di pikiran Arini ia begitu penasaran dengan alasan di balik hubungan David dan Lara.
"Aku sudah menduga kau pasti penasaran" David terbahak kemudian ia menceritakan alasan kenapa ia dan Lara tidak menikah saja waktu itu.
David dan Lara bertemu di sebuah cafe 13 tahun yang lalu David yang saat itu berumur 22 tahun dan Lara 16 tahun saat itu mereka berdua masih sama sama sedang menempuh pendidikan David yang saat itu sedang berkuliah semester 6 dan Lara masih duduk di bangku SMA kelas10, tiga tahun mereka menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih, namun hubungan mereka di tentang oleh keluarga David karena perbedaan keyakinan diantara mereka namun hal itu bukan menjadi alasan bagi mereka untuk bersatu, David rela merelakan keyakinan yang ia anut dari kecil hanya untuk hidup bersama cinta terakhirnya hingga kabar pertunangan antara David dengan Wanita yang jauh lebih tua darinya menyebar ke seluruh keluarga dan teman-temannya sampai terdengar ke telinga Lara. Awalnya David menolak mentah mentah perjodohan itu karena ia hanya mencintai Lara seorang namun tekanan keluarga besar dengan berat hati David menerima perjodohan itu.
Belum selesai sampai di situ ide gila untuk melakukan kawin lari dengan Lara muncul dibenaknya namun saat itu Lara masih bersekolah dan Lara pun enggan melakukan hal gila tersebut, ide gila selanjutnya David memohon kepada Lara untuk tetap bersama dirinya dalam waktu yang lama layaknya seperti pasangan suami istri namun dalam rahasia tak ada satupun yang mengetahui hubungan mereka masih berjalan walau David telah menikah.
Berjanji akan segera menikahi Lara setalah ia menceraikan istrinya membuat Lara sabar menunggu momen tersebut terjadi, setiap satu minggu dua atau tiga kali David pasti akan mengunjungi apartemen tempat tinggal mereka berdua, melakukan kegiatan layaknya sepasang suami istri dan hal hal lain di dalam apartemen tersebut, Lara dengan suka rela memberikan mahkota nya kepada David tanpa adanya pernikahan karena ia tau jika nanti ia akan di nikahi kekasihnya itu karena cinta mereka berdua begitu kuat dan David sudah berjanji akan menikahi Lara setelah momennya tepat dan ia akan langsung menceraikan istrinya.
Setalah mendengarkan cerita di balik hubungan rahasia antara suaminya dan Lara Arini paham bahwa memang seberat itu David melepaskan Lara karena bagaimanapun juga Lara adalah wanita yang begitu David cintai dan membuat pria itu nyaman, namun hal itu tak membuat Arini khawatir karena ia tahu David memilih nya bukan Lara.
Mereka melanjutkan jalan mereka, membicarakan hal-hal ringan dan rencana masa depan. Hari itu, di bawah langit senja yang indah, David merasakan bahwa cinta itu memang membutuhkan keberanian—keberanian untuk jujur, untuk berubah, dan untuk memulai kembali.
Di lain sisi, Lara berusaha menjalani hidupnya tanpa bayang-bayang David. Meski perpisahan mereka meninggalkan luka yang dalam, ia mencoba untuk fokus pada karier dan kehidupannya sendiri. Namun, setiap kali ia teringat momen-momen bersama David, hatinya masih terasa perih.
Suatu malam, saat duduk di kamarnya, Lara menerima pesan dari seorang teman yang mengajaknya untuk bertemu. Dengan enggan, Lara memutuskan untuk keluar, berusaha mengalihkan pikirannya dari kenangan yang menyakitkan.
Saat ia tiba di kafe tempat mereka biasa berkumpul, Lara melihat seseorang yang ia kenal—seseorang yang tak pernah ia duga akan menjadi bagian penting dalam perjalanan hidupnya ke depan. Pertemuan itu, meskipun tampak kebetulan, menjadi titik awal bagi Lara untuk mulai membuka hatinya kembali.
Terkadang, meskipun cinta yang lama masih menyisakan luka, hidup selalu memberikan kesempatan baru bagi mereka yang siap menghadapi perubahan. Begitu pula bagi David, Arini, dan Lara, yang kini harus menemukan jalan mereka masing-masing di tengah kerumitan perasaan dan pilihan hidup.
Dan meski masa depan mereka masih penuh dengan ketidakpastian, mereka tahu bahwa dengan waktu dan kejujuran, segala luka bisa sembuh, dan cinta sejati bisa tumbuh kembali dari tempat yang paling tak terduga.
Episode selanjutnya dimulai dengan Lara yang merasa kosong setelah pertemuan terakhirnya dengan David. Meskipun ia telah berusaha untuk melanjutkan hidup, perpisahan itu membekas dalam hatinya lebih dalam daripada yang ia kira. Luka batinnya perlahan-lahan mulai mempengaruhi kesehatan fisiknya.
Hari-hari berlalu, dan Lara semakin sulit untuk menjalani rutinitasnya. Pekerjaan yang biasanya menjadi pelarian dari pikirannya tentang David kini terasa lebih berat. Lara mulai kehilangan semangat, nafsu makannya berkurang, dan tidurnya tidak nyenyak. Malam-malam dihabiskannya dengan berbaring terjaga, memikirkan segala hal yang telah terjadi. Ketidakmampuannya untuk menerima kenyataan bahwa David telah memilih Arini membuat rasa sakit itu semakin tak tertahankan.
Suatu pagi, Lara bangun dengan perasaan pusing dan lelah yang tak biasa. Tubuhnya terasa lemah, dan kepalanya berdenyut hebat. Meskipun begitu, ia memaksakan diri untuk bangun dan bersiap untuk pergi bekerja. Namun, di tengah perjalanan menuju kantornya, tubuh Lara tak lagi mampu menahan beban emosional dan fisik yang dialaminya. Ia pingsan di tengah jalan.
Untungnya, seorang pejalan kaki melihatnya dan segera membawanya ke rumah sakit. Keluarganya segera dihubungi, dan beberapa jam kemudian Lara terbaring di ranjang rumah sakit, terhubung dengan berbagai alat medis. Dokter mengatakan bahwa kondisi Lara disebabkan oleh stres berat dan kelelahan, ditambah dengan kurangnya asupan makanan dan istirahat.
Ketika keluarganya berkumpul di sisinya, Lara berusaha menahan air matanya. Ia tak ingin mereka tahu seberapa besar rasa sakit yang sebenarnya ia rasakan. Namun, di dalam hatinya, Lara tahu bahwa semua ini adalah akibat dari perpisahannya dengan David. Keputusasaan dan kesedihan yang terus menghantuinya telah merampas kebahagiaannya dan kesehatannya.
~
Salam Author;)
Katanya perlu bicara ujung2nya perlu waktu lagi dan lagi baik sama lara juga sama arini beberapa bab muter itu2 aja, Maaf ya Thor kayak ceritanya hanya jalan di tempat aja 🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻