NovelToon NovelToon
Sistem Kekayaan Mutlak

Sistem Kekayaan Mutlak

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Balas Dendam / Sistem / Dikelilingi wanita cantik / Crazy Rich/Konglomerat / Kaya Raya
Popularitas:103.6k
Nilai: 4.6
Nama Author: RyzzNovel

Lahir dalam keluarga yang miskin, Artian Morph harus menelan pahitnya hidup ketika orang tuanya meninggalkan dirinya sendiri.

Pada saat dia berpikir bahwa dirinya sangat bahagia karena pacarnya berada di sisinya, semuanya hancur setelah dia mengerahkan sisa tabungan yang orang tuanya tinggalkan untuknya.

Ketika kehidupannya terjerumus dalam neraka kesedihan, orang orang mulai mencemoohnya, diperlakukan dengan kasar tanpa ada satupun yang menolongnya.

"Ahaha, apakah kematian benar benar sangat merindukanku?"

Ketika dia menyerah pada hidupnya, berniat untuk melompat dan bunuh diri dari sebuah jembatan yang sepi.

Suara yang tak manusiawi layaknya suara dari kecerdasan buatan terdengar di udara yang kosong.

«Sistem Di Aktifkan»

Roda takdir kini kembali berputar, mereka yang diatas harus segera terjatuh dan yang dibawah akan mulai merangkak untuk mendapatkan posisi yang diatas.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RyzzNovel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12: Menyedihkan

Suasana dipenuhi dengan keheningan yang mencekam ketika tatapan Luna yang tajam tertuju pada Artian.

Setelah beberapa saat waktu hening, suara merendahkan dari Luna terdengar:

“…Apa yang kau lakukan disini?“

Artian hanya menatap Luna dalam diam, wajah yang pernah dia begitu cintai itu sekarang nampak tidak mengunggah selera baginya.

Kenapa dia bisa jatuh cinta pada wanita seperti itu? Artian sendiri bingung.

“Apa ada yang salah jika aku disini?“ Artian menjawab.

Luna sendiri mengerutkan keningnya, menatap Artian dengan jijik kemudian memalingkan pandangannya.

“Tentu saja itu salah, lagipula mana mungkin orang sepertimu bisa masuk di tempat seperti ini bukan?“

Artian tersenyum.

Lina sepertinya benar benar membenci keberadaannya. Lina kembali menatapnya, menghela nafas kemudian lanjut berbicara:

“Kau itu miskin dan kamu harusnya bersyukur dengan kebahagiaan yang aku berikan padamu.“

Kebahagiaan…

Bagi Artian, itu tidaklah salah karena untuk waktu yang lumayan, Lina benar benar telah memberinya kebahagiaan. Namun, sayangnya kebahagiaan itu lenyap dengan kenyataan bahwa Lina mengkhianati nya.

“Kebahagiaan itu tidak ada gunanya karena kamu meninggalkan ku, bukankah kamu harusnya mengetahui hal itu?“

Artian tidak berniat berbasa-basi sebenarnya, namun entah kenapa dia malah melakukannya saat ini.

Dengusan kesal Lina terdengar di ruangan itu ketika wanita itu melangkah maju dengan langkah yang sombong, tersenyum dengan senyuman kejam yang merendahkan.

“Itu wajar kan?! Lagipula sampah yatim piatu sepertimu sudah tidak memiliki apapun untuk memberiku kebahagian.“

Senyumannya semakin menjadi-jadi ketika dia menunjuk ke arah Adam.

“Tapi lihatlah Adam. Dia memberiku banyak hal, harta, perhiasan, kekuasan dan sebagainya. Bahkan sekarang, dia membelikanku sebuah perhiasan mahal yang hanya ada di paviliun ini.“

Lina terdiam sejenak, kemudian melanjutkan dengan wajah yang mengeras dan penuh amarah.

“Uang yang kamu habiskan untukku dulu, kamu bisa menganggapnya sebagai biaya atas kebersamaan ku padamu. Sekarang, enyahlah.“

Merasa puas dengan hinaan yang dia lontarkan, Lina melewati Artian dan mendekati Adam yang berdiri dengan tenang menyaksikan semua hal yang terjadi.

Pada saat itu juga, suara tawa yang kering terdengar.

“Ahahaha…”

Suara tawa itu terdengar begitu ceria maupun sedih, hanya suara tawa yang agak kosong dan santai membuat Lina melirik Artian yang adalah pelaku dari suara tawa yang menggema itu.

“Apa yang lucu?!“ Ucapnya dengan geram.

Namun, Artian hanya menggelengkan kepalanya sembari mengangkat kedua bahunya. Tersenyum dengan santai namun terlihat begitu sarkas.

“Tidak kupikir harga kebersamaan mu ternyata semurah itu.. pft..— haha..- yah, baiklah, kamu benar benar murahan benar?“

Wajah Lina menggelap dengan diliputi oleh amarah, namun belum sempat dia melakukan sesuatu, Artian melanjutkan dengan wajah dan nada yang mengejek.

“Mulai dari pacar, pegangan tangan, ciuman hingga ke hubungan malam yang panas berkali-kali, semuanya bahkan kurang dari sepuluh juta bukan begitu? Murahnya…”

Berbagai reaksi terlihat di dalam paviliun itu, mereka menatap Lina dengan tatapan aneh yang sepertinya jijik dan sama sekali tidak menyangka dengan kejadian tersebut.

Disaat yang sama, Lina terlihat mengatupkan bibirnya dengan begitu erat ketika tangannya terkepal dengan begitu erat.

Bibirnya bergetar, ketika membukanya untuk berbicara.

“Jangan berbicara omong kosong! Kita tidak melakukannya sebanyak itu dan hanya beberapa kali saja!“

Senyuman Artian semakin melebar.

“Namun, bukankah pada akhirnya kita tetap melakukannya?“

Artian menyeringai ketika dia melirik ke arah Adam yang wajahnya menggelap dengan aneh.

Menyadari sesuatu yang aneh itu, Lina melirik ke arah Adam dengan bingung kemudian raut wajahnya menjadi pucat dan penuh dengan keputusasaan.

“Ti-tidak..! Ada—”

“LINA!“

Suara bentakan Adam menggema di dalam paviliun itu, suara yang penuh dengan amarah dan kekecewaan.

Lina tersentak dan tidak mampu berbicara ketika dia merasakan bahwa hidupnya akan segera berakhir pada saat itu juga.

“Aku tidak percaya bahwa kamu berbohong padaku! Padahal aku sudah percaya padamu bahwa kamu tidak pernah melakukannya dengan Artian! Tapi apa ini?! Kamu mengecewakanku!“

Ini dia, Lina benar benar bisa merasakannya bahwa dia benar benar telah berakhir pada saat ini.

Disaat yang sama, Adam menabrak tubuh Lina hingga Lina tersungkur di lantai. Beranjak untuk segera pergi, Adam berhenti sejenak saat dia menatap Lina.

“Jangan sampai aku bertemu denganmu lagi dimasa depan! Pada saat itu aku tidak akan memaafkanmu jalang sialan.“

Suasana menjadi hening ketika tidak ada satupun yang berbicara, keheningan tersebut hanya diisikan oleh suara rengekan dari Lina yang menangis.

“Berakhir… semuanya sudah berakhir.. mengapa ini terjadi..? Tidak..! Tidak..! Aku tidak mau..!“

Suaranya begitu rendah namun hampir semua yang berada di paviliun itu masih bisa mendengarkan suaranya.

Artian juga mendengarnya, namun dia sama sekali tidak peduli. Itu adalah harga murah yang harus dia tanggung.

Tanpa mengatakan apapun, Artian berbalik dan melangkah untuk pergi, dibelakangnya, Alexander mengikuti dengan raut wajah yang penuh dengan emosi aneh.

Lina yang melihat Artian bergegas pergi, dia mengatupkan bibirnya dengan erat kemudian segera bangkit dan berlari.

“Tunggu!“

Tangannya meraih pakaian Artian, mencengkram pakaian itu dengan erat kemudian berlutut dengan wajah yang dipenuhi dengan tangisan kesedihan.

“Kamulah yang membuatku berada di posisi ini! Jadi kamu harus bertanggung jawab!“

Artian tidak mengatakan apapun dan hanya menatap Lina dengan tatapan menyedihkan.

Saat itu Lina tersenyum sambil menangis tersedu-sedu.

“Benar juga! Kamu mencintaiku dan masih mencintaiku! Jadi karena itulah! Aku masih bersedia menjadi pacarmu! Aku juga akan melakukan apapun bahkan jika harus melakukan hal hal nalam hari seperti biasanya! Karena itu kumo—”

Merasa jijik dengan tindakan itu, Artian segera memotong.

“Menyedihkan,” ucapannya yang terdengar seperti sebuah bisikan itu menggema membuat Lina terdiam.

Saat itu juga Artian melanjutkan.

“Ini terjadi karena kamu mengkhianatiku.. dan ini hanyalah harga yang murah setelah apa yang kamu lakukan, sebaiknya kamu bersyukur karena aku tidak melakukan sesuatu yang lebih kejam daripada ini.“

Menyelesaikan ucapannya, Artian menggenggam lengan Lina kemudian melemparnya hingga membuatnya tersungkur.

“Enyahlah dari hadapanku, karena keberadaanmu itu benar benar menggangguku.“

Tidak mampu mengatakan apapun, Lina terdiam di tempatnya, tidak menangis maupun tertawa. Wajahnya kosong ketika dia melihat Artian yang lekas pergi keluar dari paviliun itu.

Setelah keheningan sejenak, dia tiba tiba tertawa hampa.

“Hehe.. hahaha.. ahaha.. aku sudah berakhir… hahaha..“

Kayaknya seseorang yang telah kehilangan jiwa dan segala tujuan hidupnya, Lina tertawa dengan hampa ketika dia menatap langit langit.

Pada saat itu juga, beberapa penjaga akhirnya mengambil inisiatif dan menyeret Lina keluar dari paviliun itu- tidak, dia diseret dengan menyedihkan hingga keluar dari Empyrean Plaza.

Ditinggalkan di luar kayaknya seorang gelandangan yang telah pasrah pada kehidupannya.

***

1
Anonymous
Luar biasa
M Rizky
semangat terus berkarya/Drool//Drool//Drool/
M Rizky
semangat thoor/Drool//Drool//Drool/
coco
mo hiatus kah kaya novel novel sebelah???
Weaver's: enggak, ini otak saya lagi kosong, kalau nulis narasi sekarang bakal aneh, jdi istirahat bntr sambil lanjutin yang baru
total 1 replies
Mas Jono
12 km 10 menit,,,tubuh masih lemah,,,🤔🤔🤔🤔🤔
Deni Saputra
cukup penasaran..lanjut
Deni Saputra
senang y byk uank
Deni Saputra
lanjut
Deni Saputra
ayo bangkit
Dimas Setiawan
nice
coco
banyakin up nya thorr hheheheh
Tama Go
upp lagi Thor
ardikyezt
Luar biasa
X Rei
Lnjutt trus thorr
Hapid228 Hapid
jgn lupa cerita lanjutanya
Hapid228 Hapid
lebih banyak buat cerita sistem di usia 23/25 kaya gini tor seru
Dimas Setiawan
nice
mas maman
lanjut trus tor
Elok Fauziah
Semangat thorrr🔥🔥🔥
Didi Wahyudi
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!