NovelToon NovelToon
Strange Rebirth

Strange Rebirth

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Sistem / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Teen School/College / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Lemonia

Reyna dikirim ke masa lalu setelah berhasil menjebloskan suaminya kedalam penjara.

"Kenapa baru sekarang? Kenapa aku kembali saat aku sudah terbebas dari baj*ngan itu?"

.

"<Bos! kamu membuat mereka lebih dekat! Lakukan sesuatu bos!>"

"Biarkan saja dulu. Sistem, dimana tokoh antagonis sekarang?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lemonia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12: Transmigrasi

"Siapa itu yang bicara?"

Jaden bertanya dengan nada bingung, matanya menyapu sekeliling ruangan.

""

Jaden diam sejenak. Berkonsentrasi untuk mencerna suara yang ternyata ada di dalam kepalanya. "Apakah seperti ini?" Jaden berbicara dalam hati.

""

Jaden mengangguk beberapa kali. "Jelaskan padaku apa yang sebenarnya terjadi?" tuntutnya.

"

"Tunggu, tunggu, tunggu!" Jaden memotong suara itu, dia merasa tidak familiar dengan hal ini. "Apakah aku mengalami transmigrasi?" tanyanya. Sebelumnya dia hanya membaca kejadian seperti ini di novel, namun sekarang dia mengalaminya sendiri.

"Kamu... em, aku harus memanggilmu apa?"

""

"Baiklah, sistem bagaimana dengan tubuhku yang asli?"

""

"Apakah bisa berhenti memanggilku host?"

""

"Panggil aku..." Jaden berpikir sejenak, mencari panggilan yang keren dan tidak kekanak-kanakan. Dengan senyuman penuh percaya diri, dia akhirnya berkata, "Panggil aku bos!"

"..."

Jaden menunggu respon sistem, namun hanya keheningan yang dia dapat.

"Hei!" serunya dengan nada mendesak.

""

"Ah, dan juga, berhenti menggunakan bahasa yang formal!"

""

Jaden mengangguk puas. "Lanjutkan penjelasanmu." katanya dengan senyum melengkung di wajahnya.

"

"Bukan itu! Jelaskan mengenai kondisiku sebelum aku di pindahkan ke sini."

""

"Bagaimana dengan supir yang menabrak ku?"

""

Jaden merasa sedikit kecewa. Setelah segala upayanya untuk bertahan hidup, baik pamannya maupun sopir truk itu tidak mendapat balasan yang setimpal. Itulah yang membuat orang-orang mudah melakukan kejahatan—hukuman di dunia terlalu ringan.

"Baiklah, jadi apa tugasku disini?"

""

Jaden tetap diam menunggu sistem menjelaskan sampai selesai, dia tidak berniat memotongnya lagi.

""

Jaden mengusap wajahnya dengan frustrasi. Kenapa dia harus berurusan dengan remaja labil di usianya sekarang? Sambil masih bergumul dengan pikirannya, dia menoleh ketika merasakan kehadiran seseorang di dekatnya.

Ternyata, ada dua wanita sedang menatap ke arahnya. Salah satunya memiliki rambut panjang hitam yang lembut dan berkilau. Wajahnya berbentuk oval, dengan mata besar berbentuk almond berwarna cokelat gelap, kelopak mata yang melengkung cantik, dan garis lipatan yang halus. Hidungnya kecil dan proporsional, sementara bibirnya tampak plum. "Bagaimana keadaanmu?" suaranya lembut namun penuh kekhawatiran.

"Aku… merasa pusing. Sepertinya kepalaku benjol," jawab Jaden pelan, tangannya meraba benjolan di kepalanya. Dia sedikit terkesima dengan wanita yang berdiri di depannya, tampak seperti bidadari yang menatapnya dengan penuh khawatir.

"Kamu jatuh dari tangga, tentu saja benjol. Untung saja tidak mengalami gegar otak." Celotehan itu membuat Jaden mengalihkan pandangannya ke seorang wanita yang satunya. Rambutnya pendek, dia memiliki aura yang kuat dan mandiri. Wajah yang mungil dengan mata tajam yang penuh semangat, dipasangkan oleh alis yang tebal namun rapi.

Wah, apakah semua karakter novel selalu digambarkan dengan sempurna seperti itu? pikirnya.

Lalu dia baru tersadar oleh sesuatu, "aku jatuh dari tangga?" bukan kecelakaan?

""

"Ya, aku lupa!"

"Jangan bilang kamu beneran gegar otak?" Si Rambut pendek bertanya dengan nada khawatir, mengangkat alisnya dan menatap Jaden dengan cemas.

"Entahlah, aku tidak mengingat kejadian baru-baru ini." Jaden mengerutkan kening, berpura-pura sedikit kehilangan ingatan untuk saat ini.

""

Apakah dia sedang mengejekku? "Diamlah."

"Aku minta maaf, akulah yang mendorongmu jatuh." jatuh," kata wanita yang Jaden anggap secantik bidadari, sambil menundukkan kepala. Rasa Penyesalan terlihat jelas di wajahnya.

"Itu tidak sengaja. Lagi pula kamu yang memaksanya bicara di tengah tangga," ujar yang lainnya, membela temannya.

"Tunggu, kenapa orang yang aku rasuki terdengar seperti lelaki yang breng*ek?"

"Sudah Bulan," dia menenangkan temannya lalu bidadari itu beralih menghadap Jaden, memintanya untuk pulang dan beristirahat.

Jelas Jaden tidak keberatan, dia membutuhkan itu. Setelah mengalami kecelakaan sampai membuatnya kehilangan nyawa, dan diberitahu bahwa dia bertransmigrasi ke dalam sebuah novel, ya, Jaden butuh istirahat!

"Terima kasih..." Jaden melirik name tag yang menempel di seragam si bidadari. Sayangnya rambutnya yang panjang menutupi sebagian nama itu, hanya terbaca 'Adeline'. "...Adel."

Si rambut pendek tertawa kecil, "Tumben sekali kamu memanggilnya Adel. Oh atau kamu memutuskan untuk move on?"

"Move on? Sistem, jelaskan!"

""

"APA?!"

""

Jaden kelabakan, "Itu... itu tidak ada hubungannya. Dan kata siapa aku akan move on? Aku masih mau berjuang," katanya dengan terbata.

"Radit," Reyna memanggilnya, Jaden merasa merinding dengan nada tegas dibalik suaranya yang lembut.

"Aku tidak akan memaksa. Aku yang memutuskan kapan aku berhenti." Jaden membalas, suaranya rendah dan penuh tekad. Mata mereka bertemu sejenak, sebelum Reyna memalingkan wajahnya memutus tatapan.

"

" Hei! Setidaknya jelaskan padaku lebih banyak lagi! Seperti dimana aku tinggal?"

Naasnya sistem tidak menjawab lagi, dia benar-benar pergi.

Sial.

"Sekarang ayo antar aku pulang," Jaden memandang Reyna dengan harap. Dia tidak ingin terlunta-lunta di jalanan karena tidak tau dimana dia harus berteduh. "Kepalaku masih sangat pusing, tidak mungkin aku membawa motor sendiri." Jaden memperlebar matanya, meminta belas kasihan.

"Kalau begitu naik taksi saja," jawab Reyna, ragu.

"Biar aku yang meminta izin guru piket. Kamu antar saja dia pulang," kata si rambut pendek, (Jaden belum tahu namanya) sambil menyentuh bahu Reyna dengan lembut.

Reyna menatap temannya sejenak, kemudian mengangguk. "Baiklah," jawabnya akhirnya, menerima tanggung jawab itu.

YESS!

1
aca
masih teka teki
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!