Hanya menceritakan perjalanan cinta antara Achana si murid lugu dan Jeffery si guru arogan. Dengan sebuah peristiwa yang membuat mereka menjadi dekat dan menumbuhkan benih-benih cinta di antara mereka.
Kemudian apa jadinya jika orang yang saling mencintai itu kedatangan orang dari masa lalu mereka? Apakah mereka akan tetap bisa mempertahankan cinta mereka? Atau malah goyah karena ego masing-masing?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chryssa_Dike, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
"Ayo ikut saya keruangan saya" ucap Jeffery sambil menarik tangan Acha menuju ke ruangannya.
"Maaf pak, tapi Acha harus ke kamar mandi dulu"
Jeffery tak mengindahkan ucapan sang murid dan tetap menarik Acha menuju ruangannya.
Sesampainya di ruang kepala sekolah, Jeffery mengambil sesuatu di salah satu ruangan yang bernuansa hitam itu,
Setelah keluar dari ruang itu, Jeffery memberikan sebuah kemeja putih pada Acha.
"Ganti lah bajumu, di toilet itu" tunjuk Jeffery pada sebuah ruangan yang ia yakini sebagai toilet.
"Tidak perlu pak" tolak Acha
"Saya tidak menerima penolakan Acha. Kalau kamu tetep kekeh menolak, maka tidak ada pilihan lain selain saya sendiri yang menggantikan baju kamu yang basah itu" ucap Jeffery penuh penekanan
Mendengar ucapan sang guru, seketika Acha pun langsung berlari ke arah kamar mandi yang ada di ruangan itu dan mengganti pakaiannya.
'Apa dia mau ke kelas dengan pakaian yang basah dan menyeplak seperti itu'
'apa itu tadi? maroon' batin Jeffery.
'ahh....kenapa bisa aku berfikir seperti itu' batinnya sambil menggelengkan kepalanya.
Saat keluar dari kamar mandi, Acha melihat gurunya itu melamun dengan menggelengkan kepalanya.
'Kenapa ya Pak Jeffery, apa Pak Jeffery sakit? Telinga Pak Jeffery juga terlihat memerah, apa telinga Pak Jeffery yang sakit?' batin Acha sambil berjalan mendekati kursi dimana Jeffery duduk.
"Pak Jeffery saya sudah selesai ganti baju" ucap Acha di depan Jeffery yang masih saja melamun.
Jeffery tetap diam dalam lamunannya.
"Pak Jeffery" ucap Acha sambil menjentikkan jarinya di depan wajah Jeffery.
Mendapati itu, Jeffery pun tersadar dari lamunannya.
"Ahh....iya Cha ada apa?"
"Itu pak, Acha sudah selesai berganti pakaian jadi Acha ke kelas dulu ya" pamit Acha.
"Sebentar Acha tolong duduk dulu, ada yang mau saya tanyakan pada kamu" ucap Jeffery sambil menyuruh Acha duduk disebelahnya.
"Ah iya pak silahkan"
"Kalau boleh tau kenapa ya baju kamu basah tadi" tanya Jeffery pada Acha.
"Itu pak..... tadi Acha nggak sengaja menyenggol minuman teman Acha jadi airnya tumpah deh kena baju Acha" bohong Acha.
'ahh.....rupanya kau mau berbohong ya'
"Ohh....seperti itu ya?"
"Iya pak"
"Ya sudah silahkan kembali ke kelas, dan untuk bajumu masukkan ke dalam tas ini" ucap Jeffery sambil menyerahkan sebuah tas pada Acha.
"Baik pak, terimakasih untuk baju dan tasnya" ucap Acha sambil berjalan keluar ruang kepala sekolah.
"Besok. setelah saya cuci akan saya kembalikan lagi pak"
"Ya"
Setelahnya Acha pun keluar dari ruang kepala sekolah menuju ke arah kelasnya.
Jeffery sendiri pun menelpon seseorang kepercayaannya.
'Chan, tolong pindah anak kelas dua belas yang bernama Mina ke sekolah lain' ucap Jeffery saat panggilan telpon tersambung.
'Wehh....santai bro, kaget nih gue' ucap Chan sahabat Jeffery yang bekerja sebagai guru bahasa inggris dan wakil kepala sekolah di sekolah ini.
'Ada apa ini, kenapa tiba-tiba ingin mengeluarkan dia' tanya Chan
'Tidak ada, yang terpenting tolong pindahkan dia ke sekolah lain dengan dalih apa pun itu, entah pertukaran pelajar atau yang lainnya, yang pasti dalam minggu ini dia harus sudah pindah' ucap Jeffery penuh penekanan setelah itu langsung mematikan sambungan telpon.
'Eh anjir, kenapa ya dia? Tidak biasanya di berbuat gegabah seperti ini, kecuali ada orang yang melukai orang terdekatnya' batin Chan sambil melakukan semua tugas yang diperintahkan Jeffery padanya.
***
Hanya butuh waktu tiga hari, Mina pun akhirnya di pindahkan ke sekolah lain, walaupun harus dengan sedikit paksaan dari pihak sekolah. Karena Mina yang kekeh tidak mau dipindahkan dari sekolah ini.
Berita Mina pindah sekolah pun dengan sangat cepat menyebar, Saat mengetahui mina di pindah ke sekolah lain karena proses pertukaran pelajar, semua murid merasa janggal dan sedikit tidak percaya.
Pasalnya Mina adalah murid yang tidak terlalu pintar, jadi mana mungkin ia mengikuti pertukaran pelajar.
