NovelToon NovelToon
PRIA

PRIA

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang
Popularitas:16.2k
Nilai: 5
Nama Author: Arif C

Novel ini menceritakan tentang seorang pria bernama Raka yang berusaha untuk memperbaiki pandangan orang lain terhadap dirinya.

Raka yang sudah pernah mendekam di penjara, mendapat banyak cemoohan dari orang sekitar bahkan keluarganya sendiri.

Apakah mungkin Raka bisa memulihkan nama baiknya yang sudah buruk di pandangan orang-orang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arif C, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12

Raka pun memutuskan untuk bertemu dengan Laras lagi di rumah kedua orang tuanya. Raka merasa yakin kalau Laras masih berada di sana.

Setelah pulang berjualan dan juga menjemput Rama. Rama kembali diantar oleh anak dan istrinya untuk pergi ke rumah Laras. Jantungnya berdegup kencang seketika.

Tetapi sayangnya saat itu ketika Sarah menghentikan mobil di depan rumah tersebut.

Tak ada tanda-tanda kehidupan sama sekali di rumah itu.

"Nampaknya rumah Laras sedang sepi, Raka. Sepertinya tidak ada siapa-siapa di tempat itu," pikir Sarah. Raka pun merasa kecewa karena dia tidak bisa menemui Laras saat itu juga.

"Padahal aku ingin menanyakan kembali di mana letak kuburan anak kembar itu. Apa mungkin nampaknya Laras tidak mau menemuiku dengan sengaja," ujar Raka.

Tetapi dari kejauhan Raka mendengar ada seseorang yang meminta tolong.

"TOLOONG! TOLOONG!" teriak seseorang dari dalam rumah itu. Raka pun terperanjat mendengarnya.

"Sarah, apakah kamu mendengar sesuatu?" tanya Raka. Sarah menggelengkan kepalanya, dia tidak menyadari apa maksud Raka.

"Aku tidak mendengar apapun, Raka. Aku hanya mendengar kamu sedang bicara kepadaku," jawab Sarah.

"Kamu perhatikanlah lagi baik-baik, Sarah," kata Raka sembari menunggu suara teriakan minta tolong itu.

Lama-lama terdengar juga di telinga Sarah dengan suara teriakan tersebut.

"TOLOONG AKU! TOOLOONG!" teriak seseorang lagi.

"Astaga, Raka! Sepertinya ada yang ingin membutuhkan bantuan kita," sahut Sarah.

"Kamu benar, Sarah. Nampaknya suara itu adalah suara Laras," jawab Raka. Dia memang sudah hafal dengan suara mantan istrinya itu. Sarah pun terperanjat mendengarnya.

"Ya Allah, apa yang terjadi dengannya?" kata Sarah.

"Kalau begitu kita tengok ke dalam. Siapa tahu dia membutuhkan bantuan kita," tandas Raka.

Dia pun segera bergegas keluar dari mobil itu dan menghampiri rumah Laras bersama Sarah.

"Kamu tunggu di sini dulu ya, Sayang? Mama pasti akan segera kembali, tutur Sarah kepada Rama. Rama hanya menganggukkan kepalanya.

"Iya Mama," jawab Rama dengan patuh. Walaupun sebenarnya dia merasa heran dengan apa yang terjadi saat itu.

Kemudian Raka pun sampai di depan teras rumah itu, dan dia mendengar jelas suara teriakan Laras.

"TOOLONG! TOLOONG AKU!" teriak Laras lagi.

'Astaga, apa yang terjadi dengan Laras?" pikir Raka.

Tok tok tok!

Tetapi ketika Raka mengetuk pintu rumah itu, tak ada yang membukanya. Sehingga membuat Raka semakin cemas dengan kondisi Laras. Apalagi dia mengetahui jika saat itu sedang mengandung.

"Ada apa ini? Kenapa pintunya tidak juga dibukakan oleh orang yang ada di dalam?" tanya Sarah, dua begitu masa heran dan ikut merasa cemas.

"Nampaknya menjadi sesuatu pada Laras, dia sepertinya seorang diri di dalam rumah ini," jawab Raka.

"Lalu apa pintunya terkunci?" tanya Sarah lagi. Raka pun memeriksa, ternyata memang benar pintu rumah itu terkunci dari dalam.

"Benar, Sarah. Pintu rumah ini terkunci dari dalam. Tetapi aku tidak tega mendengar teriakan Laras dari dalam rumah ini," papar Raka.

"Kalau begitu, kamu dobrak saja pintunya, Raka. Siapa tahu sebenarnya Laras sedang meminta tolong, ini sesuatu yang sangat darurat," saran Sarah.

Raka pun menganggukkan kepalanya, dia lalu berusaha mendobrak pintu rumah tersebut.

Tetapi Sarah merasa heran karena tidak ada yang mendengar teriakan Laras saat itu. Padahal jeritannya terdengar jelas.

'Apakah tetangga di sini sangatlah cuek, sampai mereka tidak mengetahui apa yang terjadi di dalam sana?"' pikir Sarah.

Brak!

Akhirnya Raka pun berhasil mendobrak pintu rumah itu. Dia dan Sarah kemudian mencari Laras ke seluruh ruangan.

Ternyata Sarah menemukan Laras di kamar mandi, dia pun begitu kaget melihat kondisi Laras yang memprihatinkan.

Saat itu Laras tengah terduduk, kepalanya bersandar di dinding kamar mandi tersebut.

Yang lebih mengejutkan, Sarah melihat banyak sekali darah yang mengalir di bagian bawah tubuh Laras.

"Astaga, Laras! Apa yang terjadi denganmu?" sahut Sarah sambil menghampiri Laras. Laras terperanjat ketika mendengar ada yang datang.

"Tolong aku, tadi aku terjatuh di kamar mandi. Rasanya sakit sekali," kata Laras sambil merintih kesakitan.

"Raka, tolong Laras!" seru Sarah dari dalam kamar mandi. Raka pun segera menghampirinya, dan dia pun ikut terkejut ketika melihat apa yang terjadi dengan Laras.

"Ya Allah, kenapa jadi begini Laras?" tanya Raka.

"Aku tadi terjatuh di kamar mandi," jawab Laras, dia kembali mengerang kesakitan karena mungkin ada sesuatu yang buruk menimpa pada janinnya.

"Ayo kita segera membawa Laras ke rumah sakit, Raka. Aku takut terjadi sesuatu pada kandungan Laras," ujar Sarah.

Raka pun setuju. Dia kemudian menggendong

Laras untuk segera masuk ke dalam mobil Sarah untuk dibawa ke rumah sakit.

Di tengah kesakitan Laras saat itu, dia merasa lega karena ada bantuan yang datang menghampirinya.

Walau bantuan tersebut datang dari Raka dan istrinya, karena mereka ingin menanyakan kembali tentang keberadaan makam kedua anak kembar Raka.

Namun saat itu Raka tidak terlalu memikirkan hal tersebut. Yang terpenting adalah Laras bisa segera ditangani.

Supaya tidak terjadi sesuatu yang buruk kepadanya dan juga calon bayi yang sedang dalam kandungannya.

"Biar aku saja yang menyetir, Sarah. Kamu bersama Laras saja," kata Raka Sarah pun menganggukkan kepalanya.

Raka lalu minta Rama untuk pindah ke depan di samping Raka. Rama yang kaget dengan apa yang terjadi.

Dia hanya bisa mematuhinya. Lalu Sarah pun menyandarkan kepala Laras ke bahunya.

Walaupun bagian jok mobil Saras saat itu terkena darah oleh Laras. Tetapi dia tidak peduli, asalkan mereka bisa membawa Laras ke rumah sakit untuk segera ditangani.

Tetapi ada kecemasan di benak Sarah, jika Laras saat itu mengalami keguguran. Karena dia mengalami pendarahan yang cukup banyak.

Tanpa menunggu lama lagi, mereka segera menuju ke rumah sakit. Saat itu Laras terus mengerang kesakitan.

"Ayolah, cepat! Aapakah masih lama? Aku sudah tidak tahan, ini sangat sakit sekali," rintih Laras sambil memegangi perutnya yang sudah berlumuran darah.

"Tenang saja, Laras. Sebentar lagi kita akan segera sampai ke rumah sakit. Tenangkan dirimu, tarik napsmu pelan-pelan, lalu keluarkan buat dirimu merasa rileks," saran Sarah yang berusaha untuk menenangkan Laras.

Laras juga mencoba mengikuti saran dari Sarah. Walaupun sakit yang mendera dirinya tidak juga berkurang.

Kemudian Raka pun segera sampai di rumah sakit setelah 15 menit perjalanan. Lalu petugas Rumah Sakit segera membawa Laras ke ruang Instalasi Gawat Darurat.

"Sebaiknya kamu hubungi suaminya, Raka. Dia harus tahu tentang hal ini," saran Sarah. Raka menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak tahu nomor ponsel Roy, Sarah. Yang tahu hanyalah Laras sendiri," jawab Raka. Sarah pun kemudian berpikir sejenak.

"Baiklah kalau begitu, kamu tunggulah di sinim. Sementara aku akan menunggu di rumah Laras sampai ada orang yang datang dan memberitahukan kalau Laras saat ini sedang berada di rumah sakit," Sarah berinisiatif untuk kembali ke rumah Laras.

"Apakah tidak merepotkanmu, Sarah? tanya Raka Sarah mengelengkan kepalanya.

"Tentu tidak, Raka. Ini sangat penting dan darurat," jawab Sarah sambil tersenyum tipis.

1
@Tie
ini diucapkan apa cuma dlm pikiran?tp ada ditimpali sm raka,apa raka bs baca pikiran?
@Tie
hatinya
siskaa putri
sepertinya menarik
Tester
Saya adalah pemberi komentar pertama
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!