Tag khusus : Membaca Pikiran
Thalita terbangun kembali setelah meminum racun buatan suaminya.
Deo begitu ambisius ingin menyingkirkan istrinya itu agar bisa menikahi adiknya.
Namun takdir berkata lain, Thalita kembali hidup dan memasuki area istana kerajaan sebagai seorang putri yang terbuang.
Thalita yang awalnya seorang wanita kantoran itu harus menjalani berbagai rintangan sebagai seorang putri buangan.
Apakah Lita mampu mengubah takdirnya menjadi putri yang terhormat ?
Dan apakah ia bisa menundukkan hati sang pangeran yang begitu dingin di kerajaan itu ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah yuni rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hampir Saja
Pelayan Sun segera menyelinap pergi dari kerumunan orang - orang yang ada di istana. Ia menemui sosok berpakaian hitam - hitam seperti ninja.
"Selir Huan memerintahkanmu untuk segera bergerak."
Sosok itu mengangguk lalu segera pergi sebelum ada yang melihatnya. Pelayan Sun kembali ke dalam istana membaur dengan para pelayan.
Tak diketahui siapa nama suruhan pelayan Huan itu, yang jelas ia diperintahkan untuk membunuh dan sudah siap dengan senjatanya yang akan segera membidik sasaran.
Sebuah busur panah beracun yang mematikan itu mengarah pada seorang putri dengan gaun berwarna hijau toska. Putri yang tidak lain bernama putri Zhiping itu tengah bercanda dengan saudarinya. Kemampuan membaca pikirannya ada kelemahan juga, tidak menjangkau jarak kurang lebih 50 meter. Hingga saat selir Huan merencanakan siasat ia tak tahu akan terancamnya nyawanya.
Anak panah itu sudah dilepaskan dari busur panah dan melesat begitu cepat mengarah sasaran.
Putri Zhiping tak tahu jika ada bahaya datang.
Pangeran Liang Zee yang memiliki ketajaman penglihatan segera bergerak cepat ketika melihat anak panah itu meluncur ke arah Putri Zhiping. Ia berteriak, "Awas ...!"
Seketika itu juga ia menarik Putri Zhiping menghindar dengan cepat dari ancaman maut.
Dengan tangan kanan memegang pedang, Pangeran Liang Zee menebas anak panah itu hingga patah menjadi dua. Ia melirik dari mana asalnya serangan itu.
Sebuah pohon Wadang yang menjulang tinggi, terlihat sosok berpakaian ninja yang bergerak cepat untuk kabur.
Raja Qing yang melihat kejadian lansung di depan matanya segera memerintahkan prajurit termasuk pangeran Zul untuk segera bertindak menangkap pemanah tersebut. "Tangkap penjahat itu sampai dapat, aku ingin melihat siapa pelaku yang ingin membunuh Putri Zhiping !" titahnya geram.
"Cepat kejar!" seru pangeran Zul memberi komando. Ia bersama puluhan prajurit segera menyebar ke luar istana.
"Kamu tidak apa - apa kan Putri?" tanya Pangeran Liang Zee, dari tatapannya ia begitu khawatir akan keselamatannya.
Putri Zhiping sedikit gugup, hampir saja ia mati dengan tak berguna. Beruntungnya calon suaminya itu menolongnya hingga ia berhutang nyawa padanya. Ia tak bisa melukiskan betapa bersyukurnya telah selamat dari maut.
"Ah, iya, terima kasih Pangeran, aku berhutang nyawa padamu !" ujar Putri Zhiping. Pangeran Liang Zee melepaskan dekapannya.
Selir Huan sangat geram, rencananya melenyapkan putri buangan itu gagal lagi.
Putri Jian melihat kedekatan Pangeran Liang Zee dengan Putri Zhiping sangat cemburu. Ia tak sudi melihat pemandangan yang menyakitkan hati itu lalu pergi dengan hati yang terluka.
Karena sebuah kerusuhan akhirnya pesta segera diakhiri. Raja menghampiri sang putri untuk menanyakan keadaanya. "Bagaimana keadaan mu Putri Zhiping ?"
"Saya baik." sahutnya lemah. Ia sungguh tidak menyangka dengan kejadian barusan. Apakah pelaku ini orang yang sama yang meracuni dirinya ? Pangeran Liang Zee menggiring Putri Zhiping untuk segera pergi dari sana dikhawatirkan ada serangan lagi.
Putri Zhiping melewati selir Huan. Ada tatapan dingin dari matanya. "B3rengsek, kamu bisa terhindar dari maut lagi !" geramnya dalam hati yang langsung terbaca oleh Putri Zhiping. Jika Putri Zhiping menanggapi justru itu bisa membuat curiga jika dia bisa membaca pikiran. Dan nyawanya dalam genggaman selir Huan rupanya. Ia harus lebih berhati - hati kedepannya. Dia lebih memilih mengabaikan ucapan selir Huan itu dan memikirkan rencana untuk membongkar kedok selir jahat itu. Motif mengapa selir Huan ingin sekali membunuhnya juga perlu ia ketahui. Tak disangka musuhnya berada dekat dengannya.
"Aduh !" pekik Selir Huan sontak mengangkat kaki sebelahnya, ia menatap tajam ke arahnya.
Dengan sengaja Putri Zhiping menginjak sepatunya. Lalu berkata setengah berbisik, "Ah, maafkan aku Selir Huan. Rupanya mataku tak begitu jeli jika ada penghalang jalanku." lalu bergegas pergi.
Selir Huan mendelik mendengar ucapan Putri Zhiping. "Kau !"
Pangeran Liang Zee mengantar Putri Zhiping sampai di depan kamar. "Segeralah masuk !" titahnya.
Putri Zhiping tersenyum manis ke arahnya, "Terima kasih sudah mengantarku sampai di sini. Rupanya kamu begitu peduli padaku."
Pangeran Liang Zee tersenyum kecut. "Jangan berbesar kepala dulu, Putri. Aku melakukan itu hanya untuk memastikan calon istriku aman saja. Tidak ada yang lebih. Ingat, aku memintamu menjadi istri hanya untuk menghindari desakan orang tuaku saja."
"Sungguh, hanya itu saja ? Baiklah, karena aku sudah tahu niatmu memilihku karena alasan itu, aku tidak akan pernah menggodamu. Lagi pula hanya wanita gila yang jatuh cinta padamu. "
Mendengar ucapan itu, Pangeran Liang Zee menatap tajam.
" Aku akan istirahat di dalam. Pelayan Wei, tolong antar Pangeran Liang Zee keluar !" ujar Putri Zhiping menghindari tatapan yang seperti elang itu.
"Tidak perlu, aku bisa pergi sendiri." tolaknya dan segera pergi. Sikap dinginnya kembali ia tunjukkan.
Pelayan Wei sangat cemas dengan keadaan Putri Zhiping sekarang, "Putri, Anda sungguh tidak apa-apa?" ia mulai menangis.
Putri Zhiping mengangkat tangannya, "Pelayan Wei, aku baik - baik saja, kamu jangan mencemaskan aku seperti ini. Sudah, jangan menangis ya ! Kamu membuatku menjadi sedih, padahal hari ini hari ulang tahun ayahku." ucapnya sedikit cemberut.
"Saya tidak bisa membayangkan jika tidak ada Pangeran Liang Zee di sana, Anda pasti sudah ...." kembali menangis.
Putri Zhiping memeluknya, "Pelayan Wei, aku tidak akan mati secepat itu tanpa membawa perubahan di zaman ini. Kamu tenang ya,"
Pelayan Wei mengangguk saja lalu mengusap air matanya, "Lalu, apa maksud dari perkataan Pangeran Liang Zee tadi ? Bukankah ia memilih Anda menjadi istri karena menyukai Anda ?"
Putri Zhiping memiringkan kepalanya, " Aku tidak yakin. Tapi siapa pun orang yang tulus mencintai aku maka orang itulah yang berhak atas diriku." kemudian ia mengakhiri obrolan untuk beristirahat. Begadang membuat kue semalam membuatnya cepat lelah dan mengantuk.
Sementera itu di luar istana, orang suruhan selir Huan tadi sedang mencoba kabur dari pengejaran para prajurit. Panglima perang turun langsung mengejar penjahat itu.
"Berhenti kamu !" teriak pangeran Zul bersiap menangkap nya.
Orang suruhan itu telah terkepung dan sangat sulit untuk bisa kabur lagi.
Ia mengangkat kedua tangannya tanda menyerah tanpa perlawanan entah itu tipu muslihat atau bukan, para prajurit harus siaga.
Dan begitu ada kesempatan orang suruhan itu menarik pedangnya dan melawan. Terjadilah pertempuran yang sengit diantara mereka.
Penjahat itu harus ditangkap hidup - hidup agar bisa diinterogasi, siapa dalang dari percobaan pembunuhan itu.
Setelah lama bertarung orang berpakaian seperti ninja itu akhirnya berhasil dibekuk.
"Katakan, siapa yang menyuruhmu!" pangeran Zul mengancam dengan hunusan pedang.
Orang itu masih bungkam.
"Cepat katakan!" bentaknya lagi yang nampaknya berhasil. Orang itu mulai membuka suaranya.
Rupanya orang suruhan itu tidak sendiri ada semacam mata - mata yang mengintai dari jauh.
Dan tiba - tiba saja sebuah pisau belati meluncur cepat mengenai tenggorokan orang suruhan tadi hingga menyebabkan meninggal dan hal ini membuat kesulitan para prajurit untuk mengetahui siapa dalang percobaan pembunuhan.
semangat thor,, sehat and sukses slalu 💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻😘
semangat truss yaa thor,, 💪🏻💪🏻💪🏻😘