NovelToon NovelToon
VRASKARA KESAYANGAN OSIS

VRASKARA KESAYANGAN OSIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Playboy / Anak Genius / Murid Genius / Cinta Seiring Waktu / Karir
Popularitas:813
Nilai: 5
Nama Author: uck infl

mohon maaf jika ada kesamaan pada nama pemeran dan lain lain

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon uck infl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

S1 - 12 PERTEMUAN TAK TERDUGA

Hari-hari di Paris terus berlalu dengan cepat bagi Bela. Setelah beberapa bulan menyesuaikan diri dengan kehidupan di kota mode ini, dia mulai merasa semakin terikat dengan lingkungan sekitarnya. Namun, suatu hari, kehidupannya di Paris mengalami perubahan tak terduga.

Saat sedang menyelesaikan proyek desainnya di kampus, Bela menerima undangan untuk menghadiri pameran seni kontemporer yang diadakan di sebuah galeri bergengsi di Quartier Latin. Acara ini diselenggarakan untuk merayakan pencapaian seniman muda di Paris, dan Bela diundang karena dianggap sebagai salah satu talenta muda yang menonjol di bidang desain.

Malam itu, Bela tiba di galeri dengan gaun malam panjang hitam yang elegan, merasa sedikit canggung di tengah kerumunan orang-orang elegan dan seniman berbakat. Namun, dia segera disambut hangat oleh beberapa kenalan baru yang dia temui selama mengikuti program studinya.

Di salah satu sudut galeri, dia melihat seorang pria muda sedang berdiri sendirian, memandang lukisan-lukisan dengan penuh perhatian. Wajahnya tampak serius dan sedikit misterius, mengundang rasa penasaran Bela.

Tanpa ragu, Bela mendekati pria itu. "Halo, saya Bela," ucapnya sambil tersenyum ramah.

Pria itu membalas senyumnya dengan hangat. "Halo, Bela. Aku adalah Marc. Senang bertemu denganmu."

Mereka mulai berbincang-bincang, saling bertukar cerita tentang minat mereka dalam seni dan desain. Marc ternyata seorang seniman muda yang sedang meniti karirnya di dunia seni rupa kontemporer Paris. Percakapan mereka berlanjut dengan aliran yang lancar, mereka saling tertarik akan pandangan dan minat mereka terhadap seni.

Saat malam semakin larut, mereka berdua menemukan diri mereka terlibat dalam diskusi yang semakin dalam tentang inspirasi, kreativitas, dan impian masa depan. Bela merasa terhubung dengan Marc secara emosional dan intelektual, menemukan bahwa mereka memiliki banyak persamaan dalam pandangan hidup dan tujuan mereka.

Pada akhir malam, Marc mengajak Bela untuk makan malam bersama di salah satu restoran terkenal di sekitar Montmartre. Bela dengan senang hati menerima ajakan itu, merasa bersemangat untuk melanjutkan percakapan mereka yang menarik.

Di tengah makan malam yang penuh dengan tawa dan cerita, Bela merasa ada chemistry yang kuat antara mereka berdua. Marc adalah pria yang cerdas, penuh semangat untuk seni, dan memiliki kepribadian yang mengagumkan. Mereka berbagi pandangan tentang dunia, mimpi, dan tantangan yang dihadapi dalam mengejar karir mereka masing-masing.

Saat mereka berjalan pulang ke apartemen Bela di tengah malam, mereka melanjutkan percakapan mereka tentang segala hal. Bela merasa seperti dia telah menemukan seseorang yang bisa dia ceritakan tentang kehidupan barunya di Paris, seseorang yang mengerti dan mendukung impian-impiannya.

***

Minggu-minggu berikutnya, Bela dan Marc menghabiskan waktu bersama secara teratur. Mereka menjelajahi Paris bersama, mengunjungi museum seni, galeri, dan festival budaya. Setiap momen bersama membawa mereka semakin dekat satu sama lain, membangun ikatan yang kuat dan mendalam di antara mereka.

Di sela-sela kesibukan Bela dengan studi dan Marc dengan karya seninya, mereka menemukan keseimbangan yang sempurna antara hidup profesional dan pribadi. Mereka saling mendukung dalam mengejar impian masing-masing, memberikan dorongan dan inspirasi satu sama lain di setiap langkah.

Ketika musim semi tiba di Paris, Bela merasa hidupnya lebih lengkap daripada sebelumnya. Dia memiliki karir yang berkembang dalam desain mode, teman-teman yang mendukung di Jakarta, dan sekarang, cinta yang tak terduga dengan Marc, seorang seniman yang membuat hatinya berdebar lebih cepat setiap kali mereka bertemu.

Pada suatu sore yang cerah di taman Montsouris, Marc mengambil tangan Bela dengan lembut. "Bela, aku ingin kau tahu betapa spesialnya kau bagiku," ucap Marc dengan tulus.

Bela tersenyum dan merasa hangat di dalam hatinya. "Dan kau juga spesial bagiku, Marc. Kau telah membawa cahaya dan kebahagiaan dalam hidupku di Paris."

Marc mengambil napas dalam-dalam. "Bela, apakah kau mau menjadi bagian dari hidupku, bukan hanya di Paris, tetapi di manapun kita berada?"

Bela terkejut namun bahagia mendengar pertanyaan itu. Dia memandang mata Marc yang penuh kasih dan keyakinan. "Ya, Marc. Aku mau."

Mereka berdua tersenyum bahagia, merangkul satu sama lain di bawah sinar matahari yang hangat. Di tengah taman yang indah itu, di kota cinta Paris, mereka merayakan keputusan yang membawa mereka kepada cinta yang tumbuh di antara seni, impian, dan keajaiban hidup.

***

Bela dan Marc menikmati hari-hari mereka bersama di Paris, saling menemukan bagian baru dari diri mereka dan kota yang mereka cintai. Di tengah segala aktivitas mereka, Bela tidak melupakan panggilan video rutin dengan teman-teman dekatnya di Jakarta. Zaza, Gabriel, dan Nafa selalu ingin mendengar tentang kehidupan barunya dan, tentu saja, tentang Marc.

"Sungguh, Marc itu tampan dan baik hati," kata Bela dengan senyum lebar dalam satu panggilan video. "Aku merasa sangat beruntung."

Zaza, yang selalu ceria dan penuh semangat, menyeringai. "Jadi kapan kita bisa bertemu dengannya, Bela? Kamu harus membawanya ke Jakarta suatu hari nanti!"

"Benar," tambah Gabriel. "Kami ingin memastikan dia layak untukmu."

Nafa, dengan nada bercanda, berkata, "Kau tahu kami selalu mendukungmu, Bela. Tapi serius, Marc terdengar seperti pria yang hebat."

Bela merasa bersyukur memiliki teman-teman yang selalu mendukungnya. Meskipun mereka berjauhan, ikatan persahabatan mereka tetap kuat. Mereka merencanakan untuk bertemu di Jakarta saat liburan musim panas berikutnya, memberi Bela kesempatan untuk memperkenalkan Marc kepada teman-temannya.

***

Di Paris, Bela dan Marc terus menjalin hubungan yang semakin dalam. Mereka saling mendukung dalam mengejar impian masing-masing. Bela sering menghadiri pameran seni Marc, memberikan dukungan dan apresiasi untuk karyanya, sementara Marc sering menemani Bela ke berbagai acara mode, bangga dengan prestasi dan dedikasinya.

Suatu malam, setelah acara mode yang sukses, Marc mengajak Bela berjalan-jalan di sepanjang Sungai Seine. Mereka berjalan beriringan, menikmati pemandangan malam Paris yang indah dengan lampu-lampu kota yang memantul di permukaan air.

"Paris memang kota cinta," ucap Bela sambil tersenyum pada Marc. "Aku merasa sangat beruntung berada di sini bersamamu."

Marc mengangguk setuju. "Aku juga merasa beruntung, Bela. Kau telah membawa begitu banyak kebahagiaan dalam hidupku."

Mereka berhenti di bawah Menara Eiffel yang berkilauan di kejauhan. Marc memandang Bela dengan penuh kasih dan berkata, "Bela, aku ingin kita merayakan setiap momen bersama. Aku ingin menghabiskan lebih banyak waktu denganmu, mengenalmu lebih dalam, dan membangun masa depan bersama."

Bela tersenyum bahagia, merasakan kehangatan di hatinya. "Aku juga, Marc. Aku sangat mencintaimu."

Mereka berciuman di bawah bintang-bintang Paris, merasakan bahwa cinta mereka adalah bagian dari keajaiban kota ini. Di tengah gemerlapnya malam, mereka berdua berjanji untuk saling mendukung dan mencintai, tidak peduli apa pun yang terjadi di masa depan.

***

Musim semi berlanjut, membawa kehangatan dan warna-warna cerah ke kota Paris. Bela dan Marc merencanakan perjalanan ke Jakarta, tempat Bela akan memperkenalkan Marc kepada teman-teman dan keluarganya. Mereka berdua merasa bersemangat dan sedikit gugup, tetapi juga yakin bahwa hubungan mereka akan semakin kuat.

Di Jakarta, Zaza, Gabriel, dan Nafa menyambut Bela dan Marc dengan antusias. Mereka semua berkumpul di rumah Zaza untuk makan malam bersama, menghabiskan malam dengan cerita, tawa, dan kebahagiaan.

"Bela, Marc, selamat datang di rumah!" Zaza menyapa mereka dengan pelukan hangat. "Aku sangat senang bisa bertemu denganmu, Marc."

Gabriel menambahkan, "Kami sudah mendengar banyak cerita tentangmu. Senang akhirnya bisa bertemu langsung."

Nafa, dengan senyum lebar, berkata, "Kau membuat Bela sangat bahagia, Marc. Terima kasih telah menjadi bagian dari hidupnya."

Malam itu dipenuhi dengan kehangatan persahabatan dan cinta. Bela merasa bersyukur karena Marc diterima dengan begitu baik oleh teman-temannya. Mereka semua berbagi cerita tentang kehidupan, impian, dan tantangan yang mereka hadapi. Marc dengan cepat merasa seperti bagian dari keluarga besar mereka, menemukan kebahagiaan dalam kebersamaan yang hangat dan penuh kasih.

***

Hari-hari di Jakarta berlalu dengan cepat, diisi dengan perjalanan, pertemuan keluarga, dan momen-momen indah bersama teman-teman. Bela merasa hatinya penuh dengan kebahagiaan, menyadari bahwa dia memiliki dua rumah yang penuh dengan cinta – satu di Paris dan satu lagi di Jakarta.

Sebelum kembali ke Paris, Bela dan Marc menghabiskan waktu di pantai, menikmati keindahan alam Indonesia. Mereka berdua duduk di atas pasir, memandang matahari terbenam yang spektakuler.

"Bela," ucap Marc, memegang tangan Bela dengan lembut. "Aku ingin menghabiskan sisa hidupku bersamamu. Kau membuatku merasa lengkap dan bahagia."

Bela menatap mata Marc dengan penuh cinta. "Aku juga, Marc. Aku tidak bisa membayangkan hidup tanpamu."

Di bawah sinar matahari yang memudar, Marc mengeluarkan cincin dari sakunya dan berkata, "Bela, maukah kau menikah denganku?"

Bela terkejut dan terharu, air mata kebahagiaan mengalir di pipinya. "Ya, Marc. Aku mau."

Mereka berpelukan dengan erat, merayakan janji mereka untuk masa depan bersama. Di pantai yang indah itu, di bawah langit yang berwarna-warni, mereka merayakan cinta mereka yang tak terduga dan memulai perjalanan baru sebagai pasangan yang berkomitmen untuk saling mencintai dan mendukung selamanya.

_____

Bela dan Marc kembali ke Paris dengan hati yang penuh kebahagiaan dan tekad. Kehidupan di kota mode ini sekarang terasa lebih berwarna dengan komitmen baru mereka. Persiapan pernikahan menjadi fokus utama mereka, tetapi mereka juga tetap menjalankan aktivitas sehari-hari yang telah menjadi bagian dari hidup mereka.

Sementara itu, teman-teman Bela di Jakarta tidak pernah ketinggalan dalam memberikan dukungan. Zaza, Gabriel, dan Nafa terus berkomunikasi, membantu Bela merencanakan pernikahan impiannya dari jarak jauh. Mereka berbagi ide, memberikan saran, dan memastikan Bela merasa didukung di setiap langkah.

Di tengah kesibukan ini, Bela dan Marc menyempatkan diri untuk menikmati momen-momen kecil yang membuat mereka semakin dekat. Mereka sering berjalan-jalan di taman, menghadiri pameran seni, dan mengeksplorasi sudut-sudut kota yang belum mereka kunjungi. Setiap momen bersama terasa berharga dan memperkuat ikatan mereka.

Suatu hari, saat mereka berjalan-jalan di taman Luxembourg, Bela merasakan perasaan damai yang mendalam. Marc meraih tangan Bela dan berkata, "Bela, aku ingin kita selalu mengingat bahwa cinta kita adalah fondasi dari segalanya. Tidak peduli seberapa sibuk atau sulit kehidupan ini, kita selalu punya satu sama lain."

Bela tersenyum dan mengangguk. "Aku setuju, Marc. Kita akan menghadapi segala sesuatu bersama-sama, baik suka maupun duka."

***

Pernikahan Bela dan Marc diadakan di sebuah kapel kecil yang indah di luar Paris. Acara tersebut dihadiri oleh keluarga dan teman-teman terdekat, termasuk Zaza, Gabriel, dan Nafa yang terbang dari Jakarta untuk hadir dalam momen istimewa ini. Bela mengenakan gaun putih elegan yang dirancangnya sendiri, sementara Marc tampil gagah dalam setelan jas klasik.

Zaza berdiri di samping Bela sebagai pendamping pengantin wanita, air mata kebahagiaan mengalir di pipinya saat melihat sahabat terbaiknya berjalan di altar. Gabriel dan Nafa juga tampak bahagia, merasakan kehangatan persahabatan mereka yang tak tergantikan.

Saat Bela dan Marc saling mengucapkan janji setia, semua orang di kapel merasakan keajaiban cinta mereka. Mereka berjanji untuk saling mencintai, menghormati, dan mendukung dalam segala situasi. Dengan ciuman pertama sebagai suami istri, mereka meresmikan ikatan yang telah mereka bangun dengan penuh cinta dan komitmen.

Pesta pernikahan yang diadakan di taman kapel penuh dengan kebahagiaan dan tawa. Makanan lezat, musik yang merdu, dan tarian yang riang mengisi malam itu. Bela dan Marc berdansa di bawah bintang-bintang, merasa seperti dunia adalah milik mereka.

Di tengah malam, Gabriel memutuskan untuk memberikan pidato yang penuh kehangatan. "Bela dan Marc, kalian adalah contoh dari cinta yang tulus dan tak terduga. Kita semua di sini merayakan kalian dan ikatan indah yang kalian miliki. Semoga kebahagiaan selalu menyertai kalian."

Zaza dan Nafa bergabung dalam pidato tersebut, menambahkan ucapan selamat dan harapan mereka untuk masa depan Bela dan Marc. Mereka semua berpelukan, merayakan persahabatan yang telah membawa mereka sejauh ini dan cinta yang kini menyatukan mereka.

***

Setelah pernikahan, Bela dan Marc menikmati bulan madu yang indah di Bali, tempat yang eksotis dan penuh dengan keindahan alam. Mereka menghabiskan hari-hari dengan mengeksplorasi pantai, hutan, dan kuil-kuil, menikmati setiap momen bersama tanpa tekanan dan gangguan.

Di sebuah pantai yang sepi, saat matahari terbenam, Marc menggenggam tangan Bela erat-erat. "Bela, aku berjanji akan selalu mencintaimu dengan sepenuh hati. Terima kasih telah menjadi bagian dari hidupku."

Bela tersenyum lembut. "Aku juga berjanji, Marc. Kita akan menghadapi segala sesuatu bersama, baik suka maupun duka, dan aku tidak sabar untuk menjalani sisa hidupku denganmu."

Mereka berdua berciuman di bawah sinar matahari yang memudar, merasa bahwa mereka telah memulai bab baru yang penuh dengan harapan dan kebahagiaan. Bulan madu mereka menjadi kenangan yang tak terlupakan, mengukir momen-momen indah yang akan selalu mereka kenang.

***

Kembali ke Paris, kehidupan baru mereka sebagai pasangan suami istri membawa banyak perubahan. Mereka menemukan ritme baru dalam rutinitas sehari-hari, belajar untuk saling kompromi dan mendukung dalam setiap aspek kehidupan. Bela terus mengembangkan karirnya di dunia mode, sementara Marc semakin dikenal di kancah seni kontemporer.

Mereka juga memutuskan untuk memulai proyek bersama – sebuah galeri seni dan mode yang menggabungkan visi kreatif mereka. Proyek ini menjadi simbol dari kerja sama dan cinta mereka, tempat di mana mereka bisa mengejar impian mereka sambil mendukung satu sama lain.

Pembukaan galeri tersebut dihadiri oleh banyak teman, keluarga, dan kolega. Zaza, Gabriel, dan Nafa tentu saja hadir, membawa semangat dan dukungan yang tak ternilai. Bela dan Marc merasa sangat bersyukur atas keberadaan mereka dalam hidup mereka, menyadari bahwa persahabatan dan cinta adalah fondasi yang membuat segala sesuatu menjadi mungkin.

Di tengah keramaian pembukaan galeri, Bela berdiri di samping Marc, merasakan kebahagiaan yang mendalam. "Kita telah melalui begitu banyak hal bersama, Marc. Dan aku tahu ini baru permulaan dari segala hal indah yang akan kita capai."

Marc memeluk Bela dengan penuh cinta. "Aku setuju, Bela. Dengan cinta dan dukunganmu, aku yakin kita bisa menghadapi apa pun yang datang. Aku mencintaimu."

Mereka berdua tersenyum, merasakan kehangatan dan kebahagiaan yang melingkupi mereka. Di tengah keramaian, di antara karya seni dan desain yang mereka ciptakan bersama, mereka merayakan cinta dan impian yang telah membawa mereka sejauh ini.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!