NovelToon NovelToon
The Worst Villain

The Worst Villain

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Balas Dendam / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:23.5k
Nilai: 5
Nama Author: @hartati_tati

Fany, seorang wanita cantik dan anggota mafia ternama, tergeletak sekarat dengan pisau menancap di jantungnya, dipegang oleh tunangannya, Deric.

"Kenapa, Deric?" bisik Fany, menatap dingin pada tunangannya yang mengkhianatinya.

"Maaf, Fany. Ini hanya bisnis," jawab Deric datar.

Ini adalah kehidupan ketujuhnya, dan sekali lagi, Fany mati karena pengkhianatan. Ia selalu ingat setiap kehidupannya: sahabat di kehidupan pertama, keluarga di kedua, kekasih di ketiga, suami di keempat, rekan kerja di kelima, keluarga angkat di keenam, dan kini tunangannya.

Saat kesadarannya memudar, Fany merasakan takdir mempermainkannya. Namun, ia terbangun kembali di kehidupannya yang pertama, kali ini dengan tekad baru.

"Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitiku lagi," gumam Fany di depan cermin. "Kali ini, aku hanya percaya pada diriku sendiri."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @hartati_tati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

Setelah menikmati setiap tetes latte-nya, Regina berdiri dari mejanya dan merapikan tasnya. Dia melangkah dengan anggun keluar dari kafe, pintu berbunyi pelan saat dia membukanya. Namun, Regina tidak langsung pergi. Dia berjalan menuju mobil mewah yang terparkir tidak jauh dari pintu kafe. Mobil itu berkilauan di bawah sinar matahari pagi, memancarkan aura kemewahan.

Regina duduk di kursi penumpang dan menutup pintu mobil dengan lembut. Dari balik kaca yang sedikit gelap, dia memperhatikan kafe tempat Fany bekerja. Tatapan matanya penuh perhatian, memperhatikan setiap gerakan Fany di balik meja bar.

Fany, yang tidak menyadari bahwa dirinya sedang diamati, terus bekerja dengan cekatan. Dia menyiapkan minuman, menyusun peralatan, dan melayani pelanggan dengan senyuman hangat yang tidak pernah pudar dari wajahnya. Setiap gerakan Fany menunjukkan dedikasi dan ketulusan dalam pekerjaannya, sesuatu yang tidak luput dari perhatian Regina.

Regina duduk diam, matanya mengikuti setiap langkah Fany di dalam kafe. Dia terpesona oleh cara Fany berinteraksi dengan pelanggan dan bagaimana Fany tampak menikmati setiap momen dalam pekerjaannya. Pikiran Regina melayang, merenungkan sesuatu yang hanya dia sendiri yang tahu.

Sesaat kemudian, setelah merasa cukup memperhatikan, Regina mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan pesan singkat kepada seseorang. Setelah itu, dia duduk kembali dengan tenang, masih mengamati Fany dari kejauhan. Pandangannya penuh dengan pemikiran mendalam, seolah-olah sedang merencanakan sesuatu yang besar.

Di dalam kafe, Fany tetap sibuk dengan tugasnya, tidak menyadari bahwa ada seseorang yang mengamati setiap gerakannya dengan begitu intens. Hari itu, kafe tempat Fany bekerja terasa lebih hidup dan penuh makna, tanpa dirinya tahu bahwa seseorang yang misterius sedang memperhatikannya dari luar.

Langit senja mulai berubah menjadi gelap, dan bintang-bintang perlahan muncul di langit yang menghitam. Tepat pukul 9 malam, Fany menyelesaikan pekerjaannya sebagai barista di kafe. Setelah membersihkan meja terakhir dan membereskan peralatan, dia menuju ruang ganti. Fany mengganti pakaian kerjanya dengan seragam sekolah, bersiap untuk melanjutkan pekerjaan part-time lainnya.

Sambil melangkah keluar dari kafe, Fany menarik napas dalam-dalam, menikmati sejenak udara malam yang sejuk. Dia kemudian berjalan dengan cepat, fokus pada tujuannya. Tidak jauh dari kafe, di dalam mobil yang terparkir rapi, Regina masih setia memperhatikan Fany. Tatapannya tak lepas dari gadis itu sejak sore, penuh dengan rasa ingin tahu dan perhatian.

Saat Fany melangkah ke arah gang gelap, Regina memutuskan untuk bertindak. Dia keluar dari mobilnya dengan diam-diam, memastikan langkahnya tak terdeteksi. Regina mulai mengikuti Fany dengan jarak yang tidak terlalu jauh untuk untuk memastikan dia tidak kehilangan jejak.

Di bawah cahaya lampu jalan yang redup, bayangan Fany tampak bergerak dengan cepat, sementara Regina terus mengikutinya dengan hati-hati.

Regina terus mengikuti Fany dari kejauhan, matanya tak lepas memperhatikan setiap gerakan gadis itu. Dia melihat Fany berhenti di depan sebuah rumah mewah yang megah. Fany tampak ragu sejenak sebelum akhirnya mengetuk pintu beberapa kali. Suara ketukan terdengar jelas dalam keheningan malam.

Tak lama kemudian, pintu rumah mewah itu terbuka. Fany membungkukkan badannya dengan sopan sebelum masuk ke dalam, menunjukkan rasa hormat yang mendalam kepada penghuni rumah tersebut.

Regina mengamati adegan itu dengan penuh perhatian, rasa penasaran makin menggumpal di benaknya. Dia mengambil handphonenya dan menghubungi seseorang yang dia percayai.

"Halo, ini aku. Cari tahu informasi tentang seseorang," kata Regina dengan nada serius.

"Tentu, Nyonya. Apa yang harus aku lakukan?" jawab suara di telepon, siap menerima instruksi.

"Ada sebuah rumah mewah di Jalan Maple nomor 27. Fany baru saja masuk ke dalam rumah itu. Aku perlu kamu menyelidiki siapa pemilik rumah itu dan kenapa Fany bisa berada di sana. Cari tahu semua yang bisa kamu dapatkan," jelas Regina dengan tegas.

"Baik, aku akan segera melakukannya. Aku akan menghubungimu begitu ada informasi," janji suara di telepon.

"Aku tunggu kabar darimu," kata Regina sebelum menutup telepon.

Regina menutup telepon dan kembali menatap rumah mewah itu dengan penuh tanda tanya. Di dalam pikirannya, berbagai spekulasi muncul mengenai alasan Fany berada di tempat tersebut. Dengan hati-hati, dia kembali ke mobilnya, menunggu dengan sabar sambil berharap segera mendapatkan jawaban dari penyelidikan yang sedang berlangsung.

Di dalam rumah mewah itu, Fany terdiam mematung di dekat pintu masuk, ekspresi wajahnya datar meskipun di depannya terjadi pemandangan yang tidak biasa. Sepasang suami istri tengah bertengkar hebat di ruang tamu, suara mereka bergema di seluruh ruangan tanpa memperdulikan siapa pun yang mungkin mendengar atau melihat mereka.

"Kamu selalu saja menghamburkan uang tanpa berpikir panjang! Apa kamu tidak memikirkan masa depan keluarga kita?" ujar suami dengan nada tinggi.

"Oh, jadi sekarang semuanya salahku? Kamu yang selalu sibuk dengan pekerjaanmu, tidak pernah peduli dengan apa yang terjadi di rumah!" kata istri dengan suara gemetar.

Suara mereka beradu satu sama lain, menciptakan atmosfer yang memenuhi ruangan yang seharusnya mewah. Suami memandang istri dengan ekspresi kesal, sedangkan istri menunjukkan ketidaksenangannya dengan sikap suami yang terkesan cuek terhadap urusan keluarga.

"Aku hanya mencoba memberi yang terbaik untuk kita, termasuk masa depan anak-anak kita!" ucap suami dengan penuh penegasan.

"Dan aku hanya mencoba menciptakan rumah tangga yang layak untuk mereka! Kamu tidak bisa terus berpikir bahwa uang adalah segalanya!" ujar istri dengan nada tinggi.

Pertengkaran mereka tidak menunjukkan tanda-tanda mereda, setiap kata yang terucap semakin menegangkan suasana di sekitar mereka.

Pertengkaran mereka semakin memanas, sementara Fany hanya bisa berdiri di sana, menunggu dengan sabar. Pelayan wanita yang membuka pintu untuk Fany, seorang wanita berumur dengan wajah penuh keletihan, menghampirinya dengan lembut.

"Mari, Nona Fany. Saya antar Anda ke kamar tuan muda," kata pelayan.

Fany mengangguk pelan dan mengikuti pelayan itu melewati lorong panjang yang didekorasi dengan barang-barang mewah dan lukisan indah. Mereka tiba di sebuah pintu kayu besar yang dihiasi ukiran klasik. Pelayan membuka pintu dan mempersilakan Fany masuk.

"Ini kamar tempat Anda akan mengajar. Tuan muda sudah menunggu," kata pelayan dengan nada profesional.

Di dalam kamar, seorang murid SMP duduk di meja belajar, matanya terangkat dengan antusias saat melihat Fany masuk. Fany mengatur buku-buku pelajaran di meja, mencoba mengalihkan pikirannya dari pertengkaran yang baru saja disaksikannya.

"Halo, bagaimana kabarmu hari ini? Siap untuk mulai belajar?" kata Fany dengan suara lembut.

"Halo, Kak Fany! Iya, aku sudah siap," kata Raihan dengan senyum manis.

Dengan senyum kecil, Fany memulai sesi lesnya, berusaha menciptakan suasana yang tenang dan produktif di tengah rumah yang penuh dengan ketegangan. Meskipun suara pertengkaran sesekali masih terdengar samar dari kejauhan, Fany fokus pada tugasnya sebagai guru les, memberikan yang terbaik untuk muridnya.

1
R yuyun Saribanon
sampai bab ini..thor kamu melupakan peristiwa penembakan terhadap fanny..siapa yg menembakan n motifnya..jangan putus mata rantainya thor
@ImIm: Bukan dilupakan tapi belum dibahas.
total 1 replies
R yuyun Saribanon
siapa yg melakukan penyerangan?
R yuyun Saribanon
bingung saya..keluarga mengamati dari jauh tapi fani makan dari tong sampah dan beberapa kali mengalami penyerangan..
Sofi Sofiah
yah kalo gini bisa mati penasaran aku....tabung baca adeh untuk brfa hari klo gni ...gak bisa aku baca terlalu sdikit Thor soal nya ceritamu terlalu bagus untuk ku ..dan aku sangat suka cerita seperti ni....
Padriyah Balqis
masih penasaran lagi ...Thor lanjut lagi
R yuyun Saribanon
ortunya akan jemput fanny setelah jd mayat
Sofi Sofiah
apakah orang yg mmbuat tuduhan palsu itusangat bodoh sehingga Fany yang menjadi sasaran....mau hilang kali ya nywa nya
R yuyun Saribanon
nah ini baru keren
Uswatun hasanah
ayo Fany peranmu kunanti temukan pekaku dan permalukan.. ada yang mau bermain denganmu ternyata... 😒
Uswatun hasanah
apakah ada yang bundir.. ngeri.(moga nggak /baperan).. 🤨
Sofi Sofiah
cerita nya keren...aku maraton baca dari awal tpi rasanya masi kurang
Zeendy Londok
lanjut thor
Uswatun hasanah
masih jadi teka teki ni..
Uswatun hasanah
iri dengki akan menghancurkan dirinya sendiri.. 😌
Uswatun hasanah
wow.. hebat .. suka mengintimidasi ternyata Fany.. gak bakal dibully... 😅
Uswatun hasanah
kehidupan Fany yang sesungguhnya dimulai... nunggu part selanjutnya...
Leha
keren
Leha
Buruk
Uswatun hasanah
ok.. ditunggu partai selanjutnya.. pertemuan... 😉
Uswatun hasanah
kayaknya Fany mati rasa..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!