NovelToon NovelToon
Kisah Cinta Ketua OSIS Dingin Dan Si Gadis Bar-bar'

Kisah Cinta Ketua OSIS Dingin Dan Si Gadis Bar-bar'

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / ketos / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa
Popularitas:2.1M
Nilai: 4.7
Nama Author: Rosma Sri Dewi

Arkana Rafandra Pramana, seorang ketua OSIS di sebuah sekolah bonafit. Ia memiliki wajah yang sangat tampan dan banyak diidolakan oleh kaum hawa. Di samping itu, ia adalah putra dari Arsenio Raymond Pramana, pemilik perusahaan nomor satu di Indonesia. Di saat hidupnya merasa damai, tiba-tiba dikacaukan oleh seorang gadis yang sangat bar-bar. Senja ... ya nama wanita itu adalah Senja. Seorang gadis manis yang merupakan adik kelas Arkana. Senja memiliki pribadi yang ceria dan mampu menarik perhatian seorang Arkana. Namun, sayangnya perjalanan cinta mereka tidak bisa mulus, karena Arkana dijodohkan dengan gadis bernama Hanna, putri dari sahabat papa dan mamanya. Arkana dengan sangat terpaksa menerima perjodohan, karena hutang budi, dimana mamanya Hanna pernah menyelamatkan nyawa mamanya Arkana. Arkana benar-benar dilema, terjebak di antara dua pilihan. Antara cintanya atau balas budi.Apakah, Arkana bisa bersatu dengan Senja? ataukah dia memang ditakdirkan berjodoh dengan Hanna?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma Sri Dewi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Minta maaf

Hari berganti begitu cepat. Sekarang sudah kembali lagi hari Senin. Sekolah juga kembali masuk, demikian juga dengan para pekerja harus kembali bekerja hari ini.

Senja mengembuskan napasnya dengan embusan yang cukup berat, karena mulai hari ini, hari-harinya akan kembali berat setelah kembalinya pamannya kemarin ke Jogja.

Setelah dirinya selesai mengembuskan napasnya, Senja kemudian melebarkan senyumnya dan bersikap seolah-olah dirinya bahagia saat berjalan memasuki area sekolahnya.

"Hai, selamat pagi, Senja!" Senja terjengkit kaget begitu tiba-tiba jalannya dihadang oleh seseorang yang tidak lain adalah Arkana.

Gadis remaja berusia 16 tahun itu, mengernyitkan keningnya, bingung dengan sikap kakak kelasnya yang tiba-tiba senyam-senyum di depannya.

"Kamu kenapa?" tanya Arkan.

"Justru aku yang nanya, Kakak kenapa? Kakak sehatkan?" tanya Senja dengan mata memicing.

"Jadi kamu kira aku lagi sakit? Kan kamu bisa lihat sendiri kalau aku baik-baik saja,"

"Iya sih. Kalau fisik memang terlihat baik-baik saja. Berarti otak kakak yang lagi bermasalah," Senja berucap dengan santai.

Mulut Arkan membesar mendengar ucapan yang baru saja terlontar dari mulut gadis bertubuh mungil di depannya itu.

"Kenapa kamu bisa mengatakan otakku bermasalah?" tanyanya.

"Ya, mau gimana lagi. Kakak juga kenapa senyum-senyum tidak jelas, kan aneh. Kemana perginya wajah sinis yang kemarin-kemarin Kakak tunjukkan?" sindir Senja, membuat Arkana menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal sama sekali.

"Emm, ya gitu deh," sahut Arkana, grogi.

"Sial, kenapa aku bisa jadi grogi begini sih?" Arkana merutuki dirinya sendiri.

"Ya Udah, sepertinya tidak ada yang mau dibicarakan kan? aku mau masuk kelas dulu. Kalau mau tebar pesona, nanti-nanti saja, ya!" ucap Senja dengan penuh percaya diri.

Arkana mengernyitkan keningnya, kaget dengan sikap Senja yang terlalu percaya diri.

"Heh, percaya diri sekali kamu kalau aku mau tebar pesona padamu. Untuk apa aku tebar pesona? karena tanpa tebar pesona pun, sudah banyak yang terpesona, termasuk kamu," balas Arkana.

"Kenapa jadi Kakak yang sekarang terlalu percaya diri?" Senja menatap Arkana dengan alis yang bertaut.

"Wah, tenyata ketua OSIS yang katanya dingin itu, bisa narsis juga ya," ejek Senja dengan sudut bibir yang sedikit terangkat ke atas membentuk senyuman, mengejek.

"Sepertinya aku harus mengungkapkan sisi lainmu pada semua siswa di sini," lanjut Senja lagi sembari melihat sekeliling dan bersiap buka mulut.

"Wo, hmphhh!" Senja yang hampir saja ingin berteriak seketika kesulitan untuk bersuara karena tangan Arkan sudah membekap mulutnya. Arkan tanpa sadar salah satu tangannya sudah merangkul pundak Senja dari belakang.

"Sttt, jangan teriak! Jangan aneh-aneh deh!" bisik Arkan.

Senja menganggukkan kepalanya, mengiyakan lalu memberikan isyarat agar Arkan melepaskan bekapannya, dengan menunjuk-nunjuk tangan Arkan.

"Huh," Senja mengembuskan napas lega.

"Kakak, mau membunuhku ya? Aku kesulitan bernapas lho," protes Senja.

"Maaf. Makanya jangan aneh-aneh!"sahut Arkana, santai.

"Kak Arka, kamu sudah jadi minta maaf ke Senja?" celetuk Adelia yang muncul tiba-tiba.

Perdebatan Arkana dan Senja sontak berhenti dan secara bersamaan menoleh ke arah, Adelia.

"Minta maaf?" gumam Senja sembari menatap Arkana dengan tatapan menyelidik.

"Minta maaf untuk apa?" imbuhnya.

Adelia berdecak sembari menggeleng-gelengkan kepalanya. Kemudian gadis berlesung pipit itu mengembuskan napasnya dan menatap kesal pada kakak laki-lakinya itu.

"Hmm, roman-romannya belum minta maaf, nih. Iya kan?"tanya Adelia, memastikan.

Arkana tidak menjawab sama sekali. Pemuda itu hanya menganggukkan kepala dengan raut wajah malu.

"Sudah kuduga. Bagaimana bisa minta maaf kalau dari tadi aku lihat-lihat kalian berdua asik berdebat saja," sindir Adelia melirik sinis ke arah kakak laki-lakinya.

Arkan kembali cengengesan sembari menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal sama sekali. Karena asik berdebat, laki-laki itu sampai lupa tujuan awalnya yang sebenarnya ingin meminta maaf, karena sudah salah paham pada adik kelasnya itu.

"Kalian berdua lagi bicara apa sih? Siapa yang mau minta maaf dan mau minta maaf ke siapa?" celetuk Senja yang dari tadi masih belum paham apa yang dibicarakan oleh kakak beradik itu.

Adelia, menoleh ke arah Senja dan tersenyum manis. Lagi-lagi Senja mengerenyitkan keningnya, melihat senyum temannya itu. Senyum yang beberapa hari yang lalu tidak pernah dia dapatkan dari gadis itu.

"Ada apa ini? Kenapa kalian berdua tiba-tiba aneh. Senyum-senyum tidak jelas. Tadi, Kak Arkan sekarang kamu. Sikap kalian berdua benar-benar membingungkan," protes Senja, mulai kesal.

Adelia dan Arkana, saling silang pandang, seakan bertanya, siapa di antara mereka berdua yang lebih dulu bicara.

"Kalian berdua tidak ada yang mau bicara ya? Ya udah, kalau tidak mau bicara, aku pergi dulu!" pungkas Senja akhirnya, sembari beranjak pergi.

"Senja, maaf!" Senja yang nyaris melangkah tiba-tiba menghentikan langkahnya dan kembali berbalik begitu mendengar suara Arkan yang mengucapkan kata 'maaf'.

"Maaf? Maaf untuk apa?" Senja menaikkan sudut alisnya.

"Maaf karena sudah salah paham padamu, sehingga kami mengabaikanmu beberapa hari ini. Tapi, sumpah, Sen, ini bukan murni kesalahanku. Kak, Arka yang menyebarkan hoax," Adelia mengangkat jari telunjuknya, menunjuk ke arah Arkana.

"Hei, kenapa kamu jadi menyalahkanku?" protes Arkana tidak terima.

"Kan memang Kakak yang menyebabkan aku salah paham sama Senja?" sahut Adelia juga tidak mau disalahkan.

"Tapi, kan tetap saja kamu juga salah," protes Arkan lagi. Sumpah demi apapun, Arkana yang diliatnya sekarang, sangat jauh dari gambaran seorang laki-laki yang memiliki sikap sangat dingin, seperti yang dia dengar-dengar dari beberapa siswi di sekolah itu.

"Aku dengar-dengar dia dingin? Dingin dari mananya? mata orang-orang buta kali ya, menganggap laki-laki rese bin gila, seperti dia itu, dingin," bisik Senja pada dirinya sendiri.

Senja menghela napasnya dengan sekali hentakan. Jujur dia begitu bahagia kalau satu-satunya temannya di sekolah itu sudah kembali. Namun, dia belum tahu apa yang sebenarnya membuat dua orang kakak beradik itu salah paham padanya.

"Kenapa jadi kalian berdua yang berantem?" tegur Senja, mulai jengah dengan sikap dua kakak beradik itu. "Sebenarnya, kalau boleh tahu, apa hal yang membuat kalian berdua salah paham?" walaupun, Senja sebenarnya ingin berusaha untuk tidak mau tahu, tapi tetap saja dia tidak bisa menahan diri untuk tidak mencari tahu.

"Nih, lihat! Kak Arkan salah paham karena video ini," Adelia menunjukkan video yang ada di ponselnya.

"Dia kira itu rumah kamu dan pasangan suami-istri itu orang tua kamu. Jadi, dia mengira kamu hanya sengaja berpura-pura miskin dan hidupmu sangat menyedihkan, padahal sebenarnya kehidupanmu sangat berkecukupan," terang Adelia dengan lugas.

"Oh, begitu. Jadi, sekarang kalian sudah tahu siapakah mereka?" tanya Senja memastikan.

Adelia tersenyum dan menganggukkan kepalanya, menganggukkan kepala.

Sekali lagi maaf ya, Nja. Aku tidak akan marah lagi ke kamu. Kamu mau kan memaafkanku?". Adelia menangkupkan kedua tangannya, memohon maaf.

"Iya, maafkan aku juga, ya. Aku memang terlalu gegabah dalam menyimpulkan sesuatu," Arkan. Kembali buka suara.

Senja kembali menghela napasnya dan tersenyum. "Tenang saja, aku tidak pernah benci kalian berdua kalian, karena aku memang sudah terbiasa diperlakukan seperti itu.Tidak akan ada yang percaya kalau aku menyangkal," sahut Senja yang di balik senyumnya ada luka yang tersembunyi.

"Terima kasih!"

"Kamu sudah sarapan Senja?" celetuk Arkan tiba-tiba mengalihkan pembicaraan. Ia seketika teringat kalau paman dari gadis itu sudah kembali ke Jogja dan tidak tertutup kemungkinan kalau gadis bertubuh mungil itu belum makan.

"Kak Arka!" belum sempat Senja menjawab, tiba-tiba Hanna datang dengan bibir mengerucut.

Tbc

1
Vira Zulfiyanti
ceritanya bagus, tp buanyakk typo nya, dari nama, kata kata nya banyak typo, mohon koreksi Thor
Vira Zulfiyanti
yg bener danisa adik sepupu Adelia lah Thor, bukan kakak sepupu
Bang Ipul
mks thor sayang lurang panjang ceritanya blm puaaaaaasss bacanya
Bang Ipul
lanjuut
Bang Ipul
selamat ya buat arsen doblel upnya thor
Bang Ipul
lanjuut
Bang Ipul
wah hamidun kembar kayaknya senja nih
Bang Ipul
sabar
Bang Ipul
selamat ya arsen (arkan dan senja)
Nasya Agnia oktaviani
maksa bangett
Bang Ipul
hahhhhh bang arkan gemes deh
Bang Ipul
hahhhhhhh sukurin kau aldo
Bang Ipul
wuuuiih aldo gercep amat ya aku suka"
Bang Ipul
ayo han jgn menyerah tunjukin pesonamu eeaaaaa
Bang Ipul
aldo klu cinta bilang jgn gengsoy
Bang Ipul
hahhhhh gemess
Bang Ipul
oh aldo mangkanya masih jomblo nungguin adel x ya
Bang Ipul
bagus senja aku suka
Bang Ipul
uuuhhh gemesin deh
Bang Ipul
udah dapat pintu hidayah rupanya si hanna sukur deh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!