"Ini semua salah ku!, aku pantas mendapatkan semua ini" Suara hati Faela, tubuhnya terjatuh dari lantai tempat tinggal istri selingkuhannya.
"Bru.. uk" Suara tubuh Faela yang terjatuh dari lantai 15 apartemen termewah dikota itu.
Darah mengalir dari kepalanya dengan deras, dan dia menghembuskan nafas terakhir nya dengan mata terbuka memandang awan biru.
Tiba-tiba saja Faela melihat cat warna merah menyirami tubuhnya.
"Kamu tidak apa-apa? " Tanya Siska, teman kuliah Faela.
Faela lalu mengusap matanya dengan kain lap yang diberikan Siska.
"Siska!, dia bukannya tinggal di luar negeri bersama suaminya. Kenapa dia disini? " Pikir Faela yang kebingungan.
Lalu dia melihat sekelilingnya dan dia berada di kampus lamanya.
Apa yang terjadi pada Faela?, Bagaimana kisah cinta Faela yang sebenarnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ms. simple, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sentuhan.
Hugo yang melihat kemarahan dari Fa ela, dia berusaha menghentikan Fa ela.
"Sudah hentikan!, tidak enak dengan tamu hotel yang lain" Cegah Hugo.
Hugo lalu menyuruh Fa ela masuk kedalam kamar Nico dan Hugo lalu menutup pintu kamar Nico.
Yoyo yang mendengar keributan diluar dia pun keluar dari kamar Nico, sambil membawa tas nya.
"Ada apa ribut-ribut Ana? " Tanya Yoyo.
Fa ela pun tambah marah setelah melihat Yoyo.
"Lihat itu, dia komplotan gadis penipu itu! " Seru Fa ela sambil menunjuk kearah Yoyo.
"Siapa kalian? " Bentak Yoyo dengan keras.
Hugo pun maju kearah Yoyo, sebelum berjalan kearah Yoyo dia berpesan kepada Fa ela.
"Sebaiknya kamu urus yang wanita dan biar aku urus yang pria" Ucap Hugo.
Akhirnya Hugo berjalan kearah Yoyo dan minta agar Yoyo memberikan tas yang dia bawa.
Yoyo pun melemparkan tasnya kearah Hugo, dan dia berusaha melarikan diri dari sana. Hugo pun lalu melumpuhkan Yoyo dengan bela dirinya sehingga dia tidak berkutik.
Sedangkan Ana yang juga mencoba kabur dari Fa ela, Fa ela lalu menjambak rambutnya.
"Mau kemana kamu j$$#$@k! " Ucap Fa ela sambil menjambak rambutnya Ana.
"Aww, lepaskan rambut ku! " Seru Ana yang kesakitan.
"Aku tidak akan membiarkan kamu kabur" Ucap Fa ela.
Fa ela lalu memegangi tangannya, dan melintir tangannya kearah belakang, lalu dia mengambil sabuk yang ada di pinggang Ana.
"Apa yang kamu lakukan? " Tanya Ana yang khawatir akan apa yang dilakukan oleh Fa ela.
"Diam kamu" Bentak Fa ela sambil mengikat Ana dengan sabuk milik Ana.
Ana hanya bisa pasrah atas apa yang sudah dilakukan Fa ela. Lalu Fa ela menelepon polisi untuk datang ke kamar hotel ini dan melaporkan ada pencurian.
Hugo yang masih berkelahi dengan Yoyo, Yoyo yang berusaha untuk melawan. Tapi tidak bisa melawan Hugo, saat Hugo lengah Yoyo mengambil pisau lipat disaku celananya.
Dan Fa ela yang melihat itu langsung berteriak pada Hugo.
"Awas Hugo! " Teriak Fa ela dengan keras.
Hugo lalu menghindari serangan Yoyo, tapi tangannya terluka karena pisau tersebut, Hugo yang marah lalu membuat Yoyo pingsan seketika itu juga.
Tak beberapa lama polisi dan karyawan datang kesana dan meringkus dua orang penipu itu, polisi meminta keterangan mereka tapi Fa ela akan kesana setelah melihat keadaan saudaranya.
Fa ela menghampiri Nico yang sedang tertidur diranjang kamar hotel.
"Kakak bangun! " Panggil Fa ela.
"Tenang saja, dia hanya tertidur pulas. Sepertinya mereka memberikan obat bius pada kakakmu" Penjelasan Hugo yang menghampiri Fa ela.
Fa ela pun ingat dengan tangan Hugo yang terkena pisau dari Yoyo.
"Bagaimana tanganmu? " Tanya Fa ela yang cemas.
"Tidak apa-apa" Jawab Hugo.
Fa ela melihat darah ditangan Hugo.
"Tidak apa-apa, apanya darahmu keluar dari tanganmu" Ucap Fa ela yang marah.
Hugo lalu melihat kearah tangannya. "Luka seperti ini sudah biasa untuk ku" Ucap Hugo.
"Sekarang kamu buka jas dan pakaian mu, biar aku obati. Tunggu sebentar, aku telepon pegawai hotel untuk antarkan kotak obat kemari" Ucap Fa ela dengan tegas.
Hugo pun menuruti perintah Fa ela, Fa ela menghubungi pegawai hotel untuk membawa apa yang dia minta, saat menoleh ke Hugo, dia melihat Hugo melepaskan kemejanya.
Otot yang ada ditubuhnya kelihatan, perutnya yang sixpack membuat Fa ela tertegun melihat tubuh Hugo yang sempurna.
"Masih remaja saja punya otot-otot yang seperti model, pemandangan ini tidak boleh aku lewati" Pikir Fa ela.
Tiba-tiba saja, pintu kamar mereka diketuk oleh pegawai hotel tersebut.
"It.. u pasti pegawai hotel yang mengantar pesananku" Ucap Fa ela yang berpura-pura tidak melihat tubuh Hugo.
Fa ela membuka pintu kamar tersebut, dan pegawai itu mengantarkan pesanan Fa ela.
Fa ela lalu berjalan kearah Hugo dengan membawa kotak obat untuk Hugo.
"Duduk lah" Suruh Fa ela dengan gugup.
Dengan lembutnya Fa ela mengobati luka ditangan Hugo, dan itu membuat Hugo tidak bisa membendung perasaannya.
Jantungnya berdetak dengan kencang, apalagi saat Fa ela menyentuh lengannya.
"Tangannya lembut sekali" Pikir Hugo.
Saat Fa ela mengoleskan obat ke lukanya, setelah mengoleskan obat dia meniup luka Hugo.
"Kata mamaku, jika diolesi obat akan terasa perih. Jadi mamaku selalu meniup lukaku setelah diberikan obat agar tidak terlalu perih" Ucap Fa ela sambil meniup luka Hugo.
Hugo hanya terdiam memandang Fa ela, dari matanya, hidungnya dan bibirnya. Semua yang dimiliki Fa ela dia tertarik.
Fa ela lalu membalut luka Hugo dengan sangat baik.
"Sudah!, untuk sementara aku obati nanti kamu bisa kerumah sakit" Ucap Fa ela sambil memandang Hugo.
Tiba-tiba saja Hugo memegang tangan Fa ela, mata mereka saling berpandangan. Sedikit demi sedikit Hugo mendekatkan wajahnya kearah Fa ela.
Jantung Fa ela pun berdebar dengan kencang sama seperti Hugo, tanpa Fa ela sadari dia menutup matanya, saat Hugo mau mencium bibirnya.
Brak..
Dan tiba-tiba saja Nico berteriak.
"Fa ela, apa yang sedang kamu lakukan disini? " Tanya Nico dengan kencang.
Sontak saja, suara Nico membuat mereka berdua kaget. Dan menjaga jarak satu sama lain.
"Kakak bodoh ini!, sadar diwaktu yang tidak tepat" Pikir Fa ela, sambil menatap Nico dengan tajam.
Hugo lalu memalingkan wajahnya dari Fa ela, sedangkan Fa ela berlari kearah Nico dan memukul kepalanya dengan keras.
"Dasar bodoh!, ngak pakai teriak bisa kan? " Ucap Fa ela kesal.
"Dimana Ana? " Tanya Nico yang setengah telanjang."Ah, kepalaku pusing sekali! "Ucap Nico sambil memegangi kepalanya.
"Gadis penipu itu ada dikantor polisi" Ucap Fa ela dengan kesal.
Saat mereka berdua asyik ngobrol Hugo memakai pakaiannya.
"Kenapa? " Tanya Nico.
"Karena dia dan Yoyo mau merampok mu kakakku sayang! " Seru Fa ela.
"Maksudmu mereka berdua penipu? " Tanya Nico yang tidak percaya.
"Iya.Oh ya benar!, kita harus kekantor polisi untuk membuat laporan" Ucap Fa ela.
"Kamu telepon ayah sekarang" Suruh Fa ela dengan tegas.
"Terus aku kesana dengan telanjang seperti ini" Ucap Nico.
"Kakak benar, disamping hotel ada toko pakaian. Kakak tetaplah disini biar aku yang akan belikan dirimu pakaian" Ucap Fa ela.
"Baiklah kakak tunggu disini! " Seru Fa ela.
Hugo lalu menghampiri Fa ela dan meminta ikut dengannya, saat mereka berdua pergi dari kamar Nico.
Nico baru sadar kalau adiknya bersama seseorang pria.
"Siapa pria yang bersama dengan Fa ela tadi? " Tanya Nico pada dirinya sendiri.
Mereka berdua pun pergi dari kamar hotel Nico, dan bersama naik lift.
Saat naik lift banyak orang yang masuk kedalam lift dengan jumlah besar sehingga lift terasa penuh.
Tanpa sadar Hugo berada di depan Fa ela dan Fa ela berada di pojok lift.
