Apa jadinya jika kamu diajak menikah kontrak oleh seorang pria tampan, kaya, tapi arogan? Apakah kamu mau? Tentu saja tidak ada yang ingin menolak tapi ternyata tidak bagi Serena Ibrahim. Gadis itu menolak karena ia bukan wanita gampangan meskipun ia sudah dikenal sebagai gadis rental.
Bimantara ARS tidak menerima penolakan. Pria arogan itu mempunyai banyak macam cara agar gadis ingusan itu mau menikah dengannya demi sebuah taruhan.
Berbagai macam intrik dan perangkap pun dilakukan oleh pria arogan itu agar bisa mendapatkan apa yang ia inginkan.
Berhasilkah sang CEO arogan? Cuss ikuti, bagaimana kisah mereka selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bhebz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 GRCA Mana Bayarannya
"Pecicilan?" ulang Serena. Perasaan, aku tak melakukan apapun seperti yang dituduhkan oleh kamu mas, lanjutnya dalam hati.
"Ya, kamu pecicilan di depan semua teman-teman aku. Kamu tahu gak kalau aku gak suka kamu seperti itu!" jawab Bima. Serena langsung menggaruk kepalanya yang tak gatal.
Pecicilan darimana coba? Sungguh, ia semakin bingung.
"Emangnya kalau aku ramah sama semua teman kamu, itu pecicilan namanya mas Bim?"
"Kamu 'kan yang meminta aku untuk ramah sama teman kamu mas. Kamu bilang aku harus bahagia sebagai istrimu. Jadi aku lakukan itu."
Bima tidak menjawab. Ia tak mampu membalas perkataan istrinya yang memang sangat benar. Tapi sayangnya ia tidak suka, karena entah kenapa ia sangat cemburu kalau ada yang melihat Serena penuh hasrat.
Laju kendaraannya pun ia tambah supaya ia tidak berdebat lagi dan bisa sampai di rumah dengan cepat.
"Kamu bilang aku harus tahu tugas aku di depan semua teman-teman kamu. Jadi aku lakukan sesuai perintah. Emangnya itu salah juga?" tanya Serena seraya menatap wajah Bima dari arah samping.
"Ah sudahlah! Pokoknya aku gak mau mata teman-teman aku menatap kamu seperti itu!" sentak Bima masih dengan wajah kesalnya.
"Lah, apa itu masuk dalam perjanjian kita mas? Aku 'kan gak bisa mengatur mata orang lain untuk menatap atau tidak menatap kepadaku," gerutu Serena seraya memasang wajah cemberut.
"Pokoknya kamu gak boleh lagi seperti tadi. Sok akrab sama semua orang apalagi pada teman-teman laki-laki!" tegas Bima tak terbantahkan.
Serena tak mampu membalas pengaturan dari pria itu. Ia hanya bisa menghembuskan nafasnya ke atas sampai poninya bergerak-gerak. Berulang-ulang ia lakukan untuk meredakan emosinya.
Bibirnya yang imut dan agak tebal itu langsung manyun karena kesal. Komat-kamit tak jelas.
"Kamu mengumpat aku ya?" kesal Bima yang berhasil menangkap ekspresi Serena oleh ekor matanya.
"Gak. Aku cuma mengutuk kamu mas!" balas Serena dan kembali melanjutkan komat-kamitnya.
"Apa?!"
"Iya. Aku mengutuk kamu. Lalu kenapa? Gak boleh juga?!" tantang Serena sengit.
"Gak boleh! Kecuali kalau itu kutukan yang baik."
"Ish!"
"Selama kita menikah. Kamu hanya boleh memikirkan yang baik-baik tentang aku. Dan ingat untuk tidak berpikir akan kembali ke mantan pacarmu itu!"
"Ish dasar egois!" kesal Serena seraya mencebikkan bibirnya. Daging tak bertulang dan berwarna pink itu semakin manyun dan alhasil membuat ekspresinya itu tertangkap oleh mata Bima.
Sial!
Kenapa gadis itu jadi sangat menggemaskan dengan gayanya seperti itu?
Bibirnya itu, kenyal dan juga manis, huh.
Apa dia punya ilmu pelet ya sampai semua orang sangat suka memandang wajahnya termasuk aku?
Aaaa Tidaaaak!
Bima langsung mencengkram kemudinya karena tiba-tiba tak bisa menghalau perasaan asing yang tiba-tiba merambat pada hatinya.
"Jaga bibirmu dan jangan sok imut begitu!"
Serena langsung memutar bola matanya malas.
"Ish! Kamu itu menyebalkan tahu gak! Bibirku yang sudah kamu cium pun kamu mau atur juga!" kesal Serena dan membuat Bima tak sadar mengulas senyum samar.
Dada pria itu kini berdebar. Entah kenapa otaknya kini bertraveling dan ingin merasakan rasa bibir gadis itu lagi.
"Aku tadi pecicilan dan sekarang sok imut, terus aku bagusnya kayak gimana?"
"Diam saja dan jadi patung!"
Brrrrr
Serena langsung bertanduk. Ia pun meremas udara yang ada dihadapannya karena kesal. Pria ini benar-benar sangat aneh dan juga menyebalkan.
"Kenapa?" senyum Bima.
"Ish!"
Gadis itu mencebikkan bibirnya dan memilih diam. Ia melempar pandangannya ke arah luar karena sudah tidak mau berdebat dengan suaminya kontraknya itu.
Bima pun sama, ia pun terdiam dan tidak berdebat lagi sampai kendaraan roda empat itu berhenti di depan sebuah rumah besar dan mewah.
"Turun!" tegas pria itu.
Serena menurut. Ia turun dari mobil itu tanpa mengucapkan sebuah kata pun. Melangkahkan kakinya kemanapun suaminya itu melangkah hingga membuat Bima jadi bingung.
"Kamu mau kemana?" tanya Bima saat gadis itu mengikutinya sampai ke kamarnya.
Serena tak menjawab.
"Ini kamar aku. Kamu bisa tidur di kamar tamu!"
Serena hanya tersenyum tipis kemudian menjawab, "Aku istrimu. Aku harus tidur di dalam kamu!"
"Hah?! Kamu udah pengen banget ya tidur sama aku?!" cibir Bima dengan senyum menyeringai.
"Gak. Aku hanya ingin tidur di kamar ini tapi tidak dengan kamu!" jawab Serena santai kemudian melempar tubuhnya di atas ranjang king size milik suami kontraknya itu.
"Heh? Kamu berani sok ngatur ya?! Ini kan rumah dan kamar aku!" tatap Bima tajam.
"Ya emang. Aku juga tahu kok. Kamu saja mau mengatur semua urusan hidupku masak aku tidak!"
"Benar-benar gadis rental aneh!" ucap Bima seraya menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Kamu yang aneh. Mau menikah tapi maunya semau gue!" sindir Serena.
"Itu hak aku karena aku sudah membayar kamu."
"Lah terus mana bayarannya?!" tanya Serena seraya menengadahkan tangannya.
"Serahkan sekarang juga, atau perjanjian kita batal!"
🌺🌹🌺
*Tobe Continued.