NovelToon NovelToon
TERIKAT CINTA VAMPIRE TAMPAN

TERIKAT CINTA VAMPIRE TAMPAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Vampir
Popularitas:41k
Nilai: 5
Nama Author: Henny

Gelya akhir-akhir ini sering bermimpi bercinta dengan seorang lelaki misterius. Wajahnya tak jelas hanya tubuhnya yang terasa lebih dingin dari manusia biasa.
Sampai akhirnya, ia dipertemukan dengan lelaki tampan yang selalu hadir saat malam hari. Lelaki yang mampu mengguncang hati Gelya dan membuatnya jatuh cinta setengah mati. Lelaki yang ternyata selalu hadir dalam mimpi Gelya. Bagaimana percintaan antara manusia dan vampire ini terjalin? Ada misteri apa dibalik kedatangan vampire yang berusia hampir 2000 tahun itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Henny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Serangan

"Gelya, besok malam aku nggak akan menemui kamu. Aku ada urusan sedikit di luar kota." kata Zoran saat ia menemui Gelya malam ini. Bibi Mila sedang ada acara makan malam dengan kantornya sehingga Gelya meminta Zoran menemaninya.

Gelya menatap Zoran. "Aku pasti akan merindukanmu."

Zoran terkekeh. Ia menarik tangan Gelya dan gadis itu sudah mengerti. Zoran ingin Gelya duduk di pangkuannya. Seperti biasa, Gelya duduk saling berhadapan dengan Zoran.

"Berapa hari kamu akan ada di luar kota?"

"Dua hari, sayang. Aku akan membuka usaha baru di sana. Namun orang-orang yang akan bekerja harus aku sendiri yang menyeleksi."

"Andai aku bisa ikut."

Zoran membelai wajah Gelya. "Kalau kamu sudah selesai kuliah, maka aku akan membawa mu kemana saja. Aku janji."

Gelya mengangguk. "Aku ingin pergi kemana saja dengan dirimu."

"Kamu milikku. Hanya milikku." Zoran mencium bibir Gelya dengan sangat mesra. Gelya langsung memejamkan matanya menikmati ciuman itu. Gelya seakan sudah candu dengan ciuman Zoran. Benar apa yang Zoran katakan, Gelya adalah perempuan yang cepat terbakar gairahnya.

"Kamu mau?" bisik Zoran.

"Takut bibi keburu datang."

"Aku bisa mendengar suara mobil bibi mu 500 meter sampai 1 km dari sini."

"Oh ya? Apakah semua vampire bisa melakukannya ?"

"Tidak, sayang. Ini butuh juga latihan khusus."

"Pantas saja kamu tahu saat itu bibi ku yang sedang bercinta ya?"

Zoran tersenyum. "Kamu sudah banyak tahu rahasia seorang vampire."

"Apakah itu bahaya?"

Zoran dengan cepat membaringkan Gelya di atas sofa. Ia mencium kekasihnya itu tanpa menjawab apa yang Gelya katakan. Keduanya larut dalam kemesraan yang dalam.

"Apakah kamu tersiksa?" tanya Gelya begitu Zoran kembali berhasil membuatnya mendapatkan puncak kenikmatan.

"Ya."

"Kalau begitu jangan puaskan aku sementara kamu sendiri tersiksa."

Zoran menyentuh wajah Gelya. "Seorang perempuan yang sudah pernah merasakan kenikmatan bercinta pasti ingin mendapatkan lagi dan lagi. Aku tak ingin kamu mendapatkannya dari orang lain."

"Aku bukan wanita seperti itu. Hanya dengan kamu saja aku bisa merasakan seperti ini. Dulu, aku sangat menjaga prinsip hidupku. Aku tak pernah larut dengan teman-teman ku yang merokok, minum alkohol, melakukan seks bebas. Namun denganmu, entah mengapa aku ingin melanggar semuanya."

Zoran menatap Gelya tanpa berkedip. "Mengapa kamu harus mencintai aku sedalam ini? Pada hal denganmu, aku tak pernah menebarkan racun pemikat."

"Memangnya kita punya alasan untuk mencintai orang lain?"

Zoran memeluk Gelya yang tidur di sampingnya. Ada sesuatu yang ingin dia katakan namun tertahan di mulutnya.

"Nampaknya, bibimu akan segera tiba, sayang." Zoran mengecup pipi Gelya sebelum melepaskan gadis itu dari pelukannya. Keduanya sama-sama bangun dari sofa. Gelya mengenakan kembali pakaiannya sedangkan Zoran memperbaiki dandanannya.

Benar saja, tak lama kemudian terkenal suara mobil Mila memasuki halaman. Tak lama kemudian, terdengar suara sepatu Mila yang memasuki ruang tamu.

"Eh Zoran." sapa Mila.

"Selamat malam, bibi." Zoran dengan sopan membungkukkan badannya.

"Selamat malam. Bibi mau langsung tidur." Mila segera berjalan menuju ke kamarnya.

"Bibimu tak memperlakukan jam malam untuk cowok bertamu?" tanya Zoran.

"Nggak. Hanya jika aku keluar malam, paling lambat jam 11 harus sudah berada di rumah."

Zoran duduk kembali. Gelya pun ikut duduk di samping Zoran. "Ini baru jam setengah sebelas. Sedikit lagi baru pulang ya?" Gelya jadi manja.

"Aku akan tidur di sini."

"Apa?" Gelya jadi kaget.

"Aku akan tidur di sini tanpa mengambil apa yang bukan hakku."

"Bagaimana jika bibi terbangun di tengah malam dan memeriksa aku?"

"Aku akan membuatmu bibi mu tertidur sampai pagi tanpa ada gangguan."

Gelya tertawa. Dia tahu ini salah namun dia juga belum ingin melepaskan kekasihnya itu pergi. Dan malam itu untuk yang pertama kali Zoran tidur di kamar Gelya tanpa melakukan apapun. Ia hanya memeluk Gelya sampai gadis itu tertidur dan segera meninggalkan rumah itu saat jam sudah menunjukan pukul setengah lima subuh.

***********

Sebenarnya Gelya tak mau lagi berjaga sampai malam hari. Namun karena anak Bobi sedang sakit, Gelya pun hari ini jaga sampai jam 10 malam.

Jerry dan Dina yang akan menggantikan dia malam ini. Gelya bertugas sendiri malam ini.

Untunglah pembelinya cukup ramai sehingga Gelya tak merasa kesepian.

Jarum jam sudah menunjukan pukul setengah sepuluh malam saat Jerry datang. Sedangkan Dina datang dengan wajah sedikit pucat.

"Ada apa?" tanya Gelya yang sudah bersiap untuk pulang.

"Ada orang meninggal di perempatan jalan sana. Jantungnya hilang dan dia seakan tak ada darah." Dina nampak sok.

"Minum dulu, Dina."

Dina langsung menghabiskan sebotol air mineral yang Gelya berikan. Perempatan jalan itu adalah jalan menuju ke rumah bibinya.

"Apakah kamu melihat mayatnya?" tanya Jerry penasaran.

"Aku adalah orang kedua yang lewat di situ dan melihat mayatnya. Mayat itu sangat pucat dengan dadanya lubang." jawab Dina.

"Jangan pikirkan lagi. Polisi sudah menanganinya kan? Aku mau pulang dulu." Gelya yang sudah berganti pakaian segera memakai jaketnya. Tak lupa ia menyimpan pisau lipatnya dalam saku jaketnya. Rambutnya yang panjang dibiarkannya tergerai. Zoran berpesan bahwa sebaiknya bagian lehernya selalu tertutup agar tak mengundang mahluk lain mengincarnya.

Setelah menarik napas panjang beberapa kali, Gelya akhirnya melangkah menyusuri jalan raya yang masih agak ramai.

Ia melihat di perempatan lampu merah ada beberapa polisi. Ada pagar pembatas yang dilingkari dengan pita kuning. Masih banyak orang yang berkumpul di sana walaupun Gelya yakin kalau mayat itu sudah tak ada.

Ia terus melangkah, mengarahkan kakinya menuju ke rumah bibinya. Dari perempatan itu, Gelya harus berbelok kiri lalu masuk kompleks perumahan. Lampu jalan entah kenapa tak menyala malam ini. Gelya merasa seperti ada yang mengikutinya. Gadis itu mempercepat langkahnya. Namun bayangan yang mengikutinya pun begitu cepat.

Gelya akhirnya sedikit berlari karena rumahnya masih agak jauh. Kompleks perumahan ini nampak sangat sepi.

Langkah Gelya terhenti saat dilihatnya ada sesosok hitam menggunakan jubah dan topi lebar berdiri di depannya. Jarak mereka sekitar 5 meter.

Gelya merasakan detak jantungnya berdetak sangat cepat. Namun ia berusaha tenang, tak mau kehilangan konsentrasi dan kewaspadaan.

Sosok hitam itu perlahan mendekati Gelya. Gadis itu mundur beberapa langkah. Gelya segera membalikan badannya dan berlari. Ia dapat merasakan kalau mahluk itu mengejarnya.

"Tolong......!" teriak Gelya sambil terus berlari. Ia sudah berbelok meninggalkan kompleks perumahan bibinya.

Tiba-tiba Gelya merasakan kalau tangannya di tarik. Gelya terkejut melihat mahluk itu sudah ada di belakangnya. Gelya berusaha melawan saat dilihatnya kuku mahluk itu tajam dan telah berhasil merobek jaketnya.

Gelya merasakan kulit di tangannya menjadi perih. Ada darah yang menetes dan membuat mahluk itu terdengar tertawa saat ia menjilati darah Gelya yang ada di kukunya.

Bau amis tercium dari mahluk hitam itu. Gelya hampir saja dicekiknya saat sebuah cahaya lampu mobil menyilaukan mata mahluk itu dan ia langsung berlari pergi.

Gelya terduduk di atas aspal sambil memegang lehernya yang sakit. Mobil itu berhenti dan penghuninya turun.

"Gelya?"

Gelya mengangkat wajahnya. "Dokter Zein ?" Ia senang melihat siapa yang datang.

"Kamu terluka? Ayo masuk ke mobil." Dokter Zein membantu Gelya berdiri dan segera membawanya ke rumahnya yang ternyata sudah dekat.

"Rumah sakit jaraknya agak jauh. Maaf jika aku harus membawamu ke sini." kata dokter Zein.

"Tak apa, dok."

"Bukalah jaket mu, aku harus memeriksa lukamu."

Gelya membuka jaketnya. Nampak ada luka memang dari bahu samping di lipatan tangannya.

Zein bergegas ke ruangan kerjanya. Mengambil beberapa obat dan perban yang memang tersedia di sana. Ia juga menyiapkan baskom berisi air hangat dan handuk kecil.

Dengan telaten Zein membersihkan luka Gelya. "Lukanya tak lebar tapi cukup dalam. Seperti bekas benda tajam."

"Aku tak tahu apa yang dipakainya untuk membuat luka ini." Gelya berbohong. Sebenarnya ia tahu kalau kuku panjang mahluk itu yang membuatnya luka.

"Tahan sedikit ya Gelya. Ini mungkin agak perih." Kata Zein sambil menunjukan sebuah botol berisi cairan berwarna kuning. Cairan itu ia siram ke luka Gelya membuat Gelya sedikit merintih karena sensasi dingin dan panas yang sekaligus ia rasakan.

"Maaf....!" Kata Zein sedikit menyesal karena ia tahu Gelya kesakitan.

"Tak apa."

Zein melanjutkan pengobatannya di lengan Gelya. Setelah luka itu terbungkus, ia kemudian memeriksa leher Gelya. Ada bekas merah di sana.

"Kamu harus melaporkan kejadian ini pada polisi. Kalau perlu aku akan menemanimu. Supaya polisi bisa lebih intens lagi berpatroli."

"Baiklah. Tapi maukah dokter mengantar saya untuk membuat laporan?"

"Tentu saja. Kesaksian ku pasti dibutuhkan mereka."

Zein ke kamarnya sebentar. Ia ternyata mengambil sebuah jaket berwarna coklat. "Pakailah ini karena kemejamu kotor dengan dengan darah dan kamu tak mungkin memakai jaketmu yang sudah sobek itu."

"Maaf dokter, aku sudah merepotkan mu."

"Tidak ada yang direpotkan, Gelya. Ayo!"

Keduanya pun pergi ke kantor polisi. Selama satu jam lebih Gelya dan juga Zein membuat laporan. Mereka meninggalkan kantor polisi sekitar jam 1 tengah malam.

Zein mengantarkan Gelya ke rumah bibinya. "Besok, aku akan memeriksa lukamu lagi. Tolong datang ke rumah sakit jam 4 sore. Boleh kan?"

"Tentu saja, dok."

"Hati-hati, ya?" ujar Zein sebelum meninggalkan rumah Gelya. Lelaki itu masuk ke dalam mobilnya dan segera pergi. Sedangkan Gelya langsung menuju ke kamarnya. Ia langsung meraih ponselnya dan menelpon Zoran. Tak lama kemudian, cowok bule itu menerima panggilannya.

"Sayang, aku pikir kalau kamu sudah tidur. Tadi aku menelepon mu tapi tak diangkat. Kamu lagi ngapain?"

Gelya mengarahkan kamera ponselnya ke lengannya. "Mahluk yang ada di rumahmu waktu itu, dia menyerang ku dan melukaiku."

"Astaga Gelya, kenapa bisa terluka. Aku kan sudah bilang padamu agar jangan keluar malam." Zoran nampak marah. Ia segera menutup panggilan telepon. Gelya bersandar di kepala ranjang sambil memegang lehernya yang terasa sakit. Perlahan ia memejamkan matanya tanpa bermaksud membaringkan tubuhnya.

Namun baru satu jam saja, Gelya merasakan kalau ada seseorang yang berdiri di hadapannya. Ia membuka matanya.

"Zoran?"

***********

Secepat itukah Zoran kembali dari luar kota?

1
Eka ELissa
kn udh di bikin awan hitam ma ujn ma trigl Mak....😄
Eka ELissa
waduh glya kmu dlm bhya tau
Eka ELissa
trigel ngopi aj kmu mimpi mo dptin glya.....GK smudh itu kmu bukan lwn nya zooo....tau kmu cumn pecundang GK pntes dptin glya
Novi
mksh Mak up nya, tetp semangat n sehat selalu 🙏😇🤗
Apriyanti
makin seru aja ni cerita nya
lanjut thor
Rinny Santoso
aduh aq komentar aoa ya mam semakin menegangkan.... semoga gelya selamat.... semangat mami....
tintiin21
krn si ratu vampir spertinya manusia setengah vampire... 🤔🤔😁😁😁
dan Gelya terjebak lg... 🙈🙈🙈
Novi
seruu,, pkkx crtax Kak Henny semua bagus 😍😍😍😍
Apriyanti
lanjut thor
Rinny Santoso
semakin kesini semakin banyak yg menginginkan gelya.... apa benih yg zoran tanam di perut gelya bisa tumbuh kalo disiram benih dr zein...

tapi pertanyaannya... apakah mampu zoran melihat gelya bercinta dengan zein... 🤔🤔 heheheh itu sih hanya pikiran aq aja mam...

😅😅😅😅
Eka ELissa
waduh spa tuh jgn2 iblis trigl
Eka ELissa
aduh jgn2 Zein dlm bhya..,
Novi
mksh Mak up nya, tetp semangat n sehat selalu 😇🤗🙏
Anie Sandi
waduhhhh....si trigel ikut naik kapal 🫣
tintiin21
waduh tirgel udh otw ke pulau ini... 🙈🙈🙈
gia nasgia
Dasar manusia Serigala yg minim ahlak selalu saja punya seribu satu cara, untuk menggangu kebahagiaan Zoran dan Gelya 😏
Lovely_88
Gelya2 kok berulang trs si g cerdas2 selalu g sadar loe n suami loe siapa heran aja
Eka ELissa
waduh moga aj kmu GK ktmu tirgl ...iblis itu glya.. knp zo GK tau ya lok Bu RT itu pliaraan trigl
Eka ELissa
waduh zooo.....😄😄🔥🔥🔥
Eka ELissa: waduh nguji adrenalin ya mak
Enny Olivia: kalau Giano dan Jero bercinta di danau, yg ini bercinta di pantai
total 2 replies
gia nasgia
Aduh Gelya kamu ceroboh dgn mengaktifkan ponsel mu , semoga Zoran tahu klau Tirgel tahu keberadaan nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!