TERIKAT CINTA VAMPIRE TAMPAN
Tangan dingin dan besar itu menyentuh seluruh bagian tubuh Gelya membuat gadis itu merasa sangat panas. Ia terbakar pada api gairah yang sangat dalam. Apalagi ketika bibir dingin itu menyentuh seluruh permukaan kulitnya. Gelya merintih dalam balutan rasa yang membuatnya terbang ke langit ketujuh.
Kepalanya menggeleng seakan mengatakan kalau ini salah. Bagaimana mungkin ia bercinta dengan lelaki yang wajahnya tak begitu jelas?
Namun sentuhan demi sentuhan itu mengikis rasa bersalah yang sementara Gelya alami. Ia mengangkat pinggulnya saat penyatuan itu terjadi. Tangannya memegang erat bahu kekar yang sedang berada di atasnya.
"Gelya .....!"
Suara bibinya membuat Gelya membuka matanya. Tempat tidurnya yang tepat menghadap ke cermin meja riasnya, menampakan wajahnya yang basah dengan keringat.
"Gelya....!" terdengar suara bibinya.
"Iya, bi." Gelya menjawabnya. Ia perlahan turun dari ranjang dan membuka pintu kamarnya.
Mila, bibi Gelya menatap ponakannya. "Kamu sedang apa sampai berkeringat seperti itu?"
"Aku mimpi buruk, bi. Tadi pulang kuliah aku langsung ketiduran."
"Itulah sebabnya orang tua sering bilang. Saat Maghrib, nggak boleh tidur." Mila menjitak kepala ponakannya. "Pingkan menelpon. Meminta mu untuk menggantikan dia sif malam sampai pagi. Besok kamu kan nggak kuliah jadi bibi iyakan saja. Soalnya mamanya Pingkan masuk rumah sakit."
"Baik, bi. Gelya mandi dulu."
"Jangan lupa makan baru berangkat kerja."
Gelya mengangguk. Ia pun menutup kembali pintu kamarnya. Setelah mengambil handuk dan baju ganti, Gelya segera menuju ke kamar mandi dan letaknya di dekat dapur.
Sudah 5 tahun Gelya diasuh oleh adik mamanya ini. Mila usianya baru 32 tahun. Ia seorang janda yang ditinggalkan oleh suaminya. Mila menikah mudah. 19 tahun ia sudah memiliki anak. Anaknya seorang laki-laki yang kini diambil paksa oleh mantan suaminya untuk tinggal dengan mereka di Singapura.
Putra Mila sudah berusia remaja. Sayangnya sang suami hanya mengijinkan Mila mengunjungi putranya setahun 2 kali. Saat liburan panjang kenaikan kelas dan libur natal.
Semenjak bibinya bercerai 5 tahun yang lalu, Gelya pun terpaksa tinggal dengan bibinya itu karena kedua orang tuanya yang meninggal secara mendadak. Rumah bibinya sederhana dan kamar mandinya hanya ada satu.
Saat Gelya membuka semua pakaian yang membungkus tubuhnya, matanya terbelalak melihat baju dalamnya. Kain berbentuk segi tiga itu nampak basah dengan cairan yang agak mengental.
Walaupun Gelya belum pernah pacaran, namun Gelya tahu apa itu. Dan ini sudah 3 kali ia alami selama 2 minggu ini.
"Mengapa mimpi itu terasa begitu nyata? Aku bahkan dapat merasakan bibir yang menyentuh dadaku itu." Gelya dengan cepat menggosok sabun ke seluruh bagian tubuhnya. Ia seperti ingin menghapus jejak lelaki yang bercinta dengannya itu. Bau parfum yang sangat menggoda itu pun masih bisa Gelya cium.
Selesai mandi, Gelya segera mengenakan seragam tempat ia bekerja. Sebuah mini market yang pasti ada di setiap kelurahan dan desa. Sudah 1 tahun Gelya bekerja di mini market itu. Sebenarnya sang bibi kurang setuju Gelya kerja. Namun Gelya tak mau terus menyusahkan bibinya. Gadis berusia 20 tahun itu merasa bahwa ia harus melakukan sesuatu untuk meringankan bebas sang bibi yang bekerja di sebuah bank swasta itu.
"Makanlah !" kata Mila sambil membuka tutup saji.
Gelya pun menikmati makan malamnya. Setelah ia selesai makan dan mencuci peralatan makan yang digunakannya, Gelya segera pamit menuju ke tempat kerjanya. Letaknya tak jauh dari rumah tempat tinggal Gelya. Jika jalan kaki tak sampai 10 menit dan jalanan nya juga ramai sehingga Gelya tak perlu takut. Lagi pula kota ini terkenal dengan kota yang aman dan damai. Tak seramai ibu kota.
Sesampai di mini market tempatnya bekerja, nampak toko agak sepi.
"Kak Bobi....!" panggil Gelya.
Lelaki bertubuh gembul itu muncul dari balik salah satu rak.
"Aku senang kalau kamu sudah datang. Aku sedikit tegang sendirian." kata Bobi sambil membawa catatan barang yang baru saja diperiksanya.
"Maaf ya kak aku terlambat 17 menit. Soalnya tadi pulang kuliah aku ketiduran. Baru saja dibangunkan oleh bibiku."
Bobi menarik napas panjang. "Aku kok menjadi tegang akhir-akhir ini."
"Karena peristiwa pembunuhan yang ada di sebelah toko kita ini?"
Bobi mengangguk. "Ingin rasanya nggak sif malam. Tapi kalau sif malam gajinya kan 2 kali lipat. Istriku sebentar lagi melahirkan. Aku butuh uang extra untuk membeli perlengkapan bayi."
"Semoga semuanya bisa diadakan sebelum waktunya ya, kak." Gelya langsung berdiri di depan kasir dan mulai melakukan tugasnya. Memasukan id sebagai pemegang kasir saat ini.
"Gel, menurut kamu, apa benar gosip yang beredar kalau lelaki itu terbunuh karena vampire. Soalnya ada dua lubang di lehernya."
Gelya tertawa. "Kakak percaya kalau vampire itu ada?"
"Percaya nggak percaya sih."
"Makannya jangan keseringan nonton film horor. Lagi pula vampire itu kan hanya ada di luar negeri. Kalau kita di Indonesia hanya ada kuntilanak, wewek gombel, pocong, suster ngesot dan tuyul."
"Vampire itu bukan hantu. Mereka manusia, tapi tak ada detak jantungnya. Mereka hanya keluar di malam hari dan makannya darah manusia. Terutama darah bayi dan darah perawan kayak kamu."
"Tetap saja mereka sudah mati, kak. Ngapain harus takut sama orang yang sudah mati?" Gelya menatap Bobi. "Kak, jangan menakut-nakuti dong. Kalau diingat-ingat ini malam ketiga kematian lelaki misterius itu."
"Ih...Gelya, kok aku rasanya merinding sih?"
Gelya tertawa. Sejak kecil kedua orang tuanya sudah mengajari dia untuk tidak takut pada hantu. Gelya justru diajarkan ilmu bela diri. Karena orang jahat lah yang harus ditakutinya.
Jarum jam pun terus bergerak. Sejak tadi hanya ada 3 pembeli yang singgah. Mereka adalah para sopir truk yang melintasi jalan ini.
"Gelya, vampire itu kebanyakan adalah cowok tampan dan mempesona. Kalau cewek ia akan sangat cantik. Katanya jangan menatap mata mereka karena mereka bisa menghipnotis seseorang lewat tatapan matanya. Saat kita bersentuhan dengan mereka, kulit mereka sangat halus dan dingin."
"Kak, kok bicara vampire lagi sih?" tanya Gelya.
Bobi terkekeh. "Perasaanku sebenarnya nggak enak." Bobi menatap ke luar toko. "Hujan gerimis. Sekarang sudah jam 1 lewat 10 menit. Aku ke toilet dulu ya? Perutku sakit."
Gelya mengangguk. Ia pun memutar lagu dari siaran YouTube. Gelya sangat suka dengan suara piano. Apalagi piano klasik. Sementara memutar lagu, ia juga memeriksa wa grup yang ada. Siapa tahu ada hal lucu yang mereka muat di sana yang boleh membuat Gelya tertawa. Gadis itu memang belum mengantuk. Dan baru kali ini dia mendapatkan sif malam. Soalnya bibi Mila tak mengijinkan Gelya ambil sif jaga malam sampai pagi. Jam kerja Gelya hanya pagi sampai jam 10 malam saja. Gelya beruntung semua karyawan di sini selalu bersedia jika Gelya mau tukar sif karena ada perubahan jam kuliah.
Bunyi lonceng yang di gantung di depan pintu masuk berbunyi. Menandakan ada orang yang datang. Lonceng itu memang digantung jika jarum jam sudah menunjukan pukul 10 malam.
"Selamat datang di Next Mart. Selamat belanja." sapa Gelya. Ia melihat kalau yang datang adalah seorang laki-laki. Ia bertubuh tinggi, menggunakan topi berwarna hitam dan jaket hitam juga. Lelaki itu nampak berjalan ke arah rak yang berisi sabun-sabun.
Gelya kembali fokus ke layar ponselnya sampai ia tak menyadari kalau lelaki itu sudah berdiri di depan meja kasir.
Saat Gelya mengangkat wajahnya, ia langsung terpana menatap ketampanan pria di depannya. Seorang bule, dengan mata berwarna biru.
"Bisa saya hitung belanjaannya?" tanya Gelya karena lelaki itu hanya memandangnya. Gadis itu menggunakan bahasa Inggris.
Dengan tatapan dingin lelaki itu meletakan sekotak telur, sabun cair dan 2 dos tissue.
"Tak ingin ditambah yang lain? Kami punya promo wafer coklat ini......" Gelya seperti biasa memberitahukan promo toko mereka.
"Aku hanya ingin rokok." lelaki bule itu menggunakan bahasa Indonesia yang cukup fasih. Lalu ia menyebutkan salah satu merk rokok yang cukup terkenal dengan harga yang cukup mahal itu.
Gelya pun segera menghitung semua belanjaan lelaki bule itu. "Semuanya seratus dua puluh satu ribu, tuan."
Lelaki itu tanpa banyak tanya mengambil dompetnya dari balik jaket hitamnya. Ia kemudian mengeluarkan 2 lembar uang berwarna merah.
"Ambil kembaliannya, nona."
Lelaki itu menolak struk dan uang kembaliannya. Gelya kaget. "Tapi tuan....!"
Lelaki itu akhirnya tersenyum. Sangat manis dan Gelya merasakan kalau dada nya berdesir menatap senyuman itu.
Tangan Gelya mengambil tas belanjaan lelaki itu dan memberikannya padanya. Tangan mereka saling bersentuhan. Tangan lelaki itu terasa dingin. Namun sentuhan itu justru menimbulkan sesuatu yang aneh di tubuh Gelya. Seperti yang ia rasakan di mimpinya.
"Gelya.....! Gelya....!"
Gelya tersadar dari lamunannya. Boby susah berdiri di sampingnya. "Kamu kenapa? Melamun saja."
"Eh...anu tadi....!"Gelya menatap uang yang masih dipegangnya. Matanya terbelalak saat sadar bahwa uang itu bukan 2 lembar seratus ribu melainkan ada 5 lembar. "Astaga...banyak sekali!"
"Apanya yang banyak?"
"Tadi....tadi ada pembeli yang memberikan aku uang. Belanjaannya hanya seratus ribu lebih namun dia memberikan aku 5 lembar seratus ribu."
Bobi terkejut. "Wah Gelya, kamu beruntung sekali. Pembelinya cowok atau cewek?"
"Cowok. Bule. Tapi dia bisa bahasa Indonesia."
"Sudah ku katakan kalau kamu itu sangat cantik. Pasti si bule jatuh hati padamu."
Gelya hanya tersenyum tipis. Ia tak mungkin mengatakan pada Bobi kalau cowok itu nampak misterius. Nanti Bobi yang penakut itu bisa langsung histeris.
Pukul 4 dini hari, Bobi sudah tertidur di sudut ruangan beralaskan tikar. Gelya tak mau menganggunya karena ia tahu si gendut itu begitu gigih mencari nafkah karena setelah 2 tahun menunggu, istrinya akan segera melahirkan.
Untuk menghilangkan rasa kantuknya, Gelya membuat secangkir kopi. Ia tahu jalanan di depan sudah kembali ramai karena sebentar lagi para pedagang akan segera ke pasar. Di belakang toko ini memang ada pasar kilat. Yang bukanya mulai jam 5 subuh sampai jam 10 pagi.
Baru saja Gelya akan menikmati kopinya, terdengar bel pintu berbunyi. Saat Gelya membalikan badannya untuk melihat siapa yang datang. Ternyata pria tadi. Si bule yang membuat darah di tubuh Gelya kembali berdesir.
***********
Bagaimana menurut kalian cerita ini?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Dedeh Herawati
lanjut thor
2024-11-01
1
sherly
wah Thor biasanya main Ama buleee skrg Ama vampire ya, agak ngeri enak kayaknya nih... hehehhe
2024-05-06
1
Mimin Sumarni
baru kali ini cerita nya horor Mak,
2024-04-30
1