NovelToon NovelToon
Hitam Putih Kehidupanku

Hitam Putih Kehidupanku

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Balas Dendam / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua / Penyesalan Suami
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: inge gustiyanti

Menceritakan tentang seorang wanita cantik yang bernama Quinley. Dia telah jatuh cinta kepada bosnya pada pandangan pertama. Setelah pertemuan pertama dia dengan bosnya, hubungan mereka menjadi dekat dan ada rahasia yang terkuak sehingga mereka menikah.

Namun tanpa diduga olehnya, dia telah diculik oleh suaminya. Di dalam penculikan itu hidupnya seperti di neraka yang telah membuat dirinya hancur berkeping-keping, hilangnya masa depan dan hilangnya impian dia. Kelamnya sebuah takdir kehidupan yang telah merubah dirinya menjadi seorang wanita tanpa empati dan penuh dendam.

Seperti apakah warna-warni kehidupan dirinya setelah pertemuan pertama dia dengan bosnya?

Bagaimana alur kehidupan dia dan bosnya setelah pertemuan pertama mereka?

Silakan dibaca cerita novel yang dibumbui dengan intrik-intrik kehidupan ☺

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inge gustiyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12, Acara Yang Penting Untuk Kita

Langit malam yang bersinar dengan cahaya lampu-lampu kota yang terang. Bulan sabit pucat bersinar seperti cakar keperakan di langit malam menyelimuti bintang yang membentang hingga tak terhingga. Keindahan malam hari di kawasan makmur London barat dan di sekitar 2,5 mil barat daya Charing Cross telah menaungi orang-orang yang berada di sebuah wilayah yang terletak di tepi utara sungai Sungai Thames, termasuk Albern, Samuel, Albert dan beberapa orang wedding organizer.

Mereka melakukan perjalanan menuju rumahnya Quinley. Roda-roda dari mobilnya Albern dan Samuel telah menggilas aspal jalan raya yang mulai berputar mengikuti arah setiran pengemudinya. Mobil yang dikendarai oleh mereka terjebak macet. Suara bising dari bunyi klakson beberapa kendaraan yang ditekan oleh para pengemudinya mengudara.Kemacetan di jalan raya telah memacu emosi para pengguna jalan raya sehingga membunyikan klakson. Antrian kendaraan berada di wilayah ini membuat kemacetan yang panjang.

Setelah menelusuri jalan raya yang penuh dengan kendaraan, mobil- mobil yang ditumpangi oleh mereka berhenti di lahan parkiran rumahnya Quinley. Albern membuka seat belt, lalu membuka pintu mobil, lalu turun dari mobilnya. Berjalan menuju ke pintu utama rumah itu. Langkah kakinya menyusuri tempat parkiran yang lumayan besar. Tujuan mereka datang ke rumahnya Quinley pada malam ini untuk melamar Quinley dan untuk mempersiapkan hari pernikahan Albern dengan Quinley.

Menghentikan langkah kakinya di depan pintu rumah itu. Albern memencet bel rumah sebanyak tiga kali. Tak lama kemudian pintu rumah itu terbuka. Albern terpana dengan sosoknya Quinley yang sedang berdiri di hadapannya. Rambut pirangnya Quinley dipotong dan diurai. Menggunakan baju tanpa lengan berwarna gold. Bermake up flawless yang mampu mempertajam kecantikan wajah yang dimiliki oleh Quinley.

Sedangkan Quinley menelan salivanya melihat sosoknya Albern yang menggunakan setelan jas warna cokelat tua. Badan tegap dan kekar milik Albern yang mengenakan jas yang tampaknya dijahit khusus untuk ukuran badannya karena menempel dengan begitu pas di tubuhnya. Celana panjang yang berwarna cokelat tua tampak indah membungkus kaki jenjangnya. Tatapan mata mereka saling memaku sehingga mereka mematung seketika.

"Ekhm," deheman Samuel yang membuyarkan pandangan mereka.

"Eh, selamat malam Albern, Om Samuel, Albert. Silakan masuk!" ucap Quinley ramah dan sedikit kikuk.

"Selamat malam," balas Samuel ramah.

Tak lama kemudian Quinley membalikkan tubuhnya, lalu melangkahkan kakinya menuju ke ruang tamu. Albern, Samuel, Albert dan dua orang dari wedding organizer masuk ke dalam rumah itu, lalu mengikuti langkah kakinya Quinley. Mereka berjalan menuju satu set sofa ruah tamu yang bernuansa klasik modern. Di meja ruang tamu sudah disajikan aneka cemilan kue dan teh hangat. Mereka menghentikan langkah kakinya mereka di depan satu set sofa tersebut.

"Silakan duduk!" ucap Quinley sopan, lalu mereka menduduki tubuhnya di tempat masing-masing.

"Di mana Mommy kamu?" tanya Samuel.

"Mommy masih di dalam kamar."

"Hai Sam, selamat malam semuanya!" ucap Quinza ramah dan ruang sambil berjalan menghampiri mereka.

"Selamat malam juga Quinza," balas Samuel lembut sambil beranjak berdiri.

Quinza menghentikan langkah kakinya di hadapan Samuel, lalu mengulurkan tangan kanannya ke Samuel, "Bagaimana kesehatanmu Sam."

"Baik, bagaimana kabar kamu?" ucap Samuel ramah sambil membalas uluran tangan kanannya Quinza, lalu mereka berjabat tangan.

"Baik juga Sam," jawab Quinza sambil melepaskan genggaman Samuel. "Ini pasti Albert?" lanjut Quinza sambil menoleh ke Albert.

"Iya Tante, selamat malam Tante," ujar Albert sambil mengulurkan tangan kanannya ke Quinza.

"Selamat malam juga Albert yang tampan," ucap Quinza sambil membalas ukuran tangan kanannya Albert, lalu mereka berjabat tangan.

"Silakan duduk Sam dan Albert," ucap Quinza ramah setelah melepaskan genggaman tangan kanannya Albert.

"Selamat malam Tante Quinza, saya bersama keluarga saya dan dua orang dari wedding organizer berniat datang kesini untuk melamar Quinley dan juga ingin membahas tentang pernikahan kami," ujar Albern lugas.

"Selamat malam juga calon menantuku yang ganteng. Tante setuju banget kamu melamar Quinley malam ini. Silakan langsung tukar cincinnya," ucap Quinza to the point.

"Sepertinya anakku tak sabaran untuk melamar anakmu Quinza," seloroh Samuel dengan nada suara bercanda.

Semuanya tertawa kecil merespon ucapan selorohnya Samuel. Tak lama kemudian Albern membuka kancing jasnya, lalu mengambil sebuah kotak cincin. Membuka kotak tersebut, mengambil sebuah cincin emas putih yang berhiaskan batu safir. Albern meraih tangan kirinya Quinley yang sedang duduk di sebelah kanannya, lalu menyematkan cincin itu ke jari manisnya Quinley. Quinley tersipu malu dan sangat bahagia menerima lamaran Albern sehingga membuat desiran lembut di relung hatinya Quinley membuncah.

"Maaf acara lamarannya tidak romantis, tapi apakah kamu bahagia?" tanya Albern lembut sambil menatap intens ke Quinley.

"Iya nggak apa-apa, aku sangat bahagia," ucap Quinley senang sambil menatap Albern dengan mata yang berbinar-binar.

Sedetik kemudian Quinley mengambil cincin yang satunya lagi. Meraih tangan kirinya Albern, lalu menyematkan cincin perak yang berhiaskan batu safir ke jari manisnya Albern. Albern langsung menarik tangan kanannya Quinley, lalu mengecup punggung telapak tangan kanannya Quinley dengan lembut. Rona merah menyeruak di pipinya Quinley menerima perlakuan dari Albern itu. Albern menyatu jemari mereka, lalu menggenggamnya dengan erat. Quinley membalas genggaman jemarinya Albern sehingga saling melengkapi dan saling mengisi.

"Lamaran yang singkat," ujar Samuel dengan nada suara yang bercanda.

"Tidak apa-apa Sam, yang penting, pernikahan mereka tidak singkat," samber Quinza. "Ayo diminum dulu tehnya dan dimakan kuenya," lanjut Quinza.

"Ini dia yang aku tunggu dari tadi, cheese cake terenak di dunia," ujar Samuel sambil mengambil satu piring kue yang berisi cheese cake.

"Tante aku ingin pesta pernikahan kami bertemakan garden party dan klasik," ujar Albern serius sambil menoleh ke Quinza.

"Kalau Tante sich, terserah Quinley," ucap Quinza bijak.

"Sayang, kamu setuju?" tanya Albern sambil menoleh ke Quinley.

"Aku setuju," jawab Quinley lembut.

"Memangnya kamu berencana mau di mana pesta pernikahannya?"

"Di Cliveden Berkshire, The Goring, Coworth Park Berkshire, Rutin Castle, Claridge's, Penolva dan Lumley Kastle Durham. Aku inginnya di Lumley."

"Ya udah di Lumley aja," ujar Quinza yakin.

"Acara pemberkatan jam delapan pagi, setelah pemberkatan, langsung pesta."

"Sip."

"Sayang kamu setuju?" tanya Albern lembut sambil menoleh ke Quinley.

"Aku setuju," jawab Quinley lembut.

Quinley memandang tatapan intens dari Albern sehingga membuat dia gugup. Dia menelan salivanya melihat wajah gantengnya Albern dengan garis rahang yang tegas, dagu yang lancip dan dua lesung pipi. Pahatan yang paripurna, ganteng dan manis. Untuk menutupi rasa gugupnya, Quinley mengambil secangkir teh yang berada di atas meja. Diangkatnya cangkir beserta tatakannya dengan tangan yang gemetar. Tiba-tiba tak sengaja Quinley menjatuhkan cangkir dan tatakannya.

Pranggg ...

"Astaga!" pekik Quinley kaget, lalu Quinley menjongkokan badannya untuk mengambil pecahan beling. "Aauuwww!!" lanjut Quinley spontan karena telunjuk tangan kanannya tergores pecahan beling.

Sontak Albern meraih tangan kanannya Quinley yang tergores sehingga mengeluarkan darah segar. Spontan Albern menghisap jari itu supaya darahnya berhenti mengalir sambil menatap intens ke Quinley. Quinza memberikan kotak P3K ke Albern. Albern menerima kotak itu setelah melepaskan tangan kanannya Quinley. Quinley kembali duduk di sofa. Dengan cekatan Albern mengambil tisu basah yang antiseptik, lalu membersihkan jari telunjuknya Quinley yang terluka. Mengambil plester, lalu membukanya. Dengan telaten Albern membalutkan plester itu ke luka jari telunjuk itu dengan plester.

"Terima kasih," ujar Quinley lembut.

"Iya, sama-sama," balas Albern sambil merapikan kotak P3K.

"Biar Mommy aja yang membereskannya," ujar Quinza ketika Quinley hendak membereskan pecahan beling itu lagi.

Quinley merasakan getaran dari smartphone miliknya yang berada di dalam kantung celana. Albern menatap tajam ketika Quinley beranjak berdiri dari sofa. Albern menarik tangan kirinya Quinley sehingga Quinley terduduk lagi. Quinley menoleh ke Albern, lalu memanatap ke Quinley dengan raut wajah yang kesal. Quinley merogoh kantung celana kanannya, lalu mengambil smartphone miliknya. Menghela nafas dengan kasar ketika melihat nama Bertand di layar smartphonenya, lalu menolak panggilan telepon itu.

"Bagus, kamu sudah mengerti bagaimana cara menghormati acara yang penting untuk kita," ucap Albern tegas.

1
momy hana
gd
momy hana
ada sedikit celah lah kk autor,hgn smp quinza mati semangat kk
momy hana
tlg lanjut kk,ceritanya menarik bgt, kasihan bgt quinly, apa bnryg lg disiksa ibunya quin
Inge Gustiyanti: maaf kemarin 2 belum sempat update, karena anak lagi sakit ,🙏 . Saya usahakan hari ini update. Terima kasih sudah menyukai cerita novel saya yang ini.
total 1 replies
Inge Gustiyanti
Alur ceritanya jelas dan detail
Alphonse Elric
Terima kasih author! 🙏
Ánh sáng
Kayak jadi ikut merasakan cerita yang dialami tokohnya.
Maximilian Jenius
Update secepatnya thor! Kami sudah tidak sabar ingin tahu kelanjutannya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!