Bayi Rahasia Yang Di Tinggalkan

Setelah selesai dengan diskusi panjang tentang pernikahan Nata dan Gio. Mereka semua berhasil menentukan hari dan tanggal yang bagus untuk melangsungkan pesta.

"Jadi sudah di pastikan satu Minggu dari sekarang adalah pesta pernikahan kalian.." ujar Anwar mengambil keputusan.

"Yeaay..pesta..akhir nya kita pesta.." ujar Jona girang.

"Kenapa justru kamu yang kegirangan? sahut Nata tertawa geli melihat tingkah Jona.

"Aku sangat senang, karena keluarga kita akhirnya menggelar pesta juga.." jawab Jona senang.

"Maaf, mama tidak bisa memberikan pesta yang layak untuk kalian.." ucap Maya sendu.

"Tidak apa ma, aku juga tidak menginginkan pesta yang mewah.." jawab Nata menghibur mama nya.

"Terima kasih nak, kamu tidak menyalahkan mama dan papa karena masih belum mampu memberikan yang terbaik untuk mu.." ucap Maya getir

"Yang terpenting adalah pernikahan kami sah di mata hukum dan agama.. Yang lain nya tidak terlalu penting.." tukas Nata tenang.

Maya dan suami nya tersenyum lega karena putri sulung nya yang sangat dewasa dan pengertian.

"Ya sudah, karena semua nya sudah di putuskan. kembalilah ke kamar, hari sudah larut.." tandas Anwar pada putri nya.

kedua putri nya dan juga calon menantu nya mengangguk dan kembali ke kamar mereka.

****

Gio bolak balik di atas tempat tidurnya, sudah dua jam Gio berusaha untuk tidur tapi selalu gagal. Gio tidak bisa memejamkan matanya sama sekali. Gio tiba-tiba sangat merindukan Nata. Gio ingin tidur sambil memeluk erat Nata.

Karena tidak bisa tidur Gio segera bangkit dari tempat tidur nya, Gio ingin mendinginkan kepalanya dengan meneguk air dingin. Saat mau menuju lemari pendingin Gio menangkap sosok yang dia rindukan sedang menegak minuman juga. Gio segera menghampirinya dan memeluknya dari belakang. Nata yang kaget tiba-tiba ada yang memeluknya reflek menoleh ke belakang.

Cup... Gio mencuri kecupan singkat di bibir Nata.

Nata membalikan badannya dan memeluk hangat Gio. Melihat Nata yang tiba-tiba inisiatif memeluknya membuat sudut bibir Gio naik melengkung.

"Kenapa belum tidur ? Tanya Gio lembut

"Aku haus dan perutku sangat lapar.." Nata membuka tudung saji dan mengisi piring nya dengan nasi.

"Kenapa tiba-tiba lapar ? Tadi tidak cukup? Tanya Gio heran.

"Entahlah.. tiba-tiba saja aku menjadi sangat lapar.." sahut Nata cuek dan menyantap makanan di piring nya.

Gio meraih kursi dan ikut duduk di sebelah Nata. Melihat Gio yang malah duduk di sampingnya kening Nata berkerut.

"Kenapa masih disini ? Tidur sana.." usir Nata cuek.

"Aku masih mau disini, melihat mu makan sampai selesai.." ujar Gio tenang.

Gio menatap Nata sebentar lalu meraih piring yang di depan Nata.

"Sini biar aku yang suapi.." Gio merebut sendok dari tangan Nata.

Nata yang lagi malas berdebat dengan Gio hanya bisa pasrah membuka mulut setiap kali Gio mengarahkan sendok ke mulut nya. Sampai nasi yang di piring sudah habis tanpa sisa. Nata meraih gelas yang sudah di sisi air oleh Gio dan meneguknya sampai habis.

Gio mengusap sudut bibir Nata yang basah dengan ibu jarinya. Nata menangkap tangan Gio dan membawa ke mulutnya.

Cup..Nata memberikan kecupan ringan di telapak tangan Gio.

"Terima kasih sudah menemaniku makan.." ucap Nata dengan senyum lembut.

"Aku senang melakukan nya.." Gio membalas mengusap pipi Nata dengan penuh kasih sayang.. "'kembali lah tidur.." ucap Gio yang di balas anggukan oleh Nata.

Sebelum meninggalkan dapur Gio melangkah ke arah lemari pendingin dan mengeluarkan sebotol minuman dingin dan menegaknya.

Setelahnya Gio meninggalkan dapur dan kembali ke kamar nya.

"kakak dari mana larut malam begini ? Tanya Jona yang baru keluar dari kamar mandi.

Nata yang juga menutup pintu kamar bersamaan dengan Jona yang keluar dari kamar mandi terlonjak kaget.

"Aaau..ya ampun kamu mengagetkan ku Jona.." Nata mengusap pelan dadanya yang masih terkejut.

"Maaf.. justru aku yang kaget kakak tidak ada saat aku terbangun.." jawab Jona naik ke atas ranjang. "kakak habis dari mana ? Sambung Jona membaringkan badannya.

"Aku dari dapur, aku lapar .." jawab Nata santai sambil membaringkan badan nya di sebelah Jona.

Jona reflek memutar badan nya menghadap Nata sambil menopang kepala nya dengan bertumpu tangan.

"Apakah kakak tidak merasa aneh tiba-tiba merasa lapar di tengah malam ? Tanya Jona serius

''Kenapa harus aneh ? Memang nya lapar harus ingat waktu ? Tanya Nata cuek

"Iyaa.. biasanya kakak kan tidak suka makan kalau sudah larut malam.." ucap Jona heran.

"Karena tidak lapar, bukan karena tidak suka.. sekarang karena aku lapar.." jawab Nata memejamkan mata nya.

"Tetap saja ini bukan kakak yang biasanya.." sahut Jona

"Haaaah.. Nata menutup mulut nya yang menguap.. "Terserah.. aku ngantuk mau tidur.." lanjut Nata memperbaiki posisi tidurnya.

Jona yang masih penasaran dengan sikap kakaknya yang tiba-tiba aneh hanya mengerutkan kening nya juga kembali tidur.

****

Pagi harinya Jona bangun lebih awal di bandingkan kakak nya. Jona melihat kakak nya yang masih tidak bergeming dari tidur nya.

"Kak.. kak Nata.." Jona menggoyang goyangkan bahu Nata.. "Bangun kak nanti kakak terlambat.." sambung Jona lagi.

Nata menggerakkan badan nya sedikit dan kembali menarik selimut nya.

"Berikan aku lima menit lagi.." Nata makin menggulung badannya dengan selimut.

"Nanti kakak terlambat pergi kerja.." Jona kembali mengingatkan Nata.

Tidak ada jawaban dari Nata, yang terdengar hanya dengkuran halus dari dalam selimut. Jona menggelengkan kepala melihat kakaknya yang tidak mau bangun. Jona melangkah keluar kamar menuju meja makan.

"Kakak mu mana ? Kenapa belum keluar juga untuk sarapan ? Tanya Maya menaruh beberapa roti di atas piring suaminya.

"Sudah aku bangunkan, tapi kakak malah minta waktu 5 menit lagi untuk tidur.." sahut Jona cuek dan menggigit roti di tangan nya.

"Tumben dia susah di bangun kan.. biasa nya dia bangun paling awal.." balas Maya dengan wajah bingung nya.

"Memang nya kalian tidur jam berapa tadi malam? Tanya Anwar menatap Jona

"Tidak terlalu malam,, tapi kakak tengah malam bangun karena lapar. setelah selesai makan, kakak kembali tidur.." jawab Jona santai.

Gio yang dari tadi hanya mendengarkan, kemudian menggeser kursinya dan berdiri.

"Biar aku bangunkan lagi, nanti dia tidak sempat sarapan kalau tidak bangun sekarang.." ucap Gio meninggalkan meja makan.

Gio membuka pintu kamar Nata dan tersenyum melihat Nata yang seperti kepompong yang bergelung. Gio melangkah kan kakinya menuju tempat tidur dan membelai lembut wajah Nata. Merasa terusik Nata menggeliatkan badannya nya bergumam pelan.

''Beri aku lima menit lagi,, kenapa tidak membiarkan ku tidur dengan baik.." sungut Nata yang mengira itu perbuatan Jona adiknya.

Nata semakin merapat kan selimut nya karena masih mengantuk.