Si Janda Yang Menggoda

Wulan dan juragan Baron sedang berada di sebuah pasar malam untuk menemani Ryan yang sedang naik kuda-kudaan.

"jadi bagaimana Wulan?" tanya juragan Baron yang memberikan jaketnya pada Wulan yang hanya mengenakan baju yang cukup tipis.

"masa Iddah ku belum selesai mas, jika mas Baron memang serius menerima ku dan Ryan, tolong tunggu, dan aku akan memberikan jawaban untuk pertanyaan itu, tiga bulan lagi," jawab Wulan yang melihat kedekatan antara Ryan dan juragan Baron.

"baiklah cantik, tapi jangan kaget jika kamu akan kedatangan keluarga aneh yang akan mengatakan hal buruk tentang ku, dan seandainya aku kehilangan semua harta ku, apa kamu masih mau menikah dengan ku?" tanya juragan Baron.

"tentu saja aku masih mau," jawab Wulan.

juragan Baron pun merasa senang, karena wanita yang sudah dia cintai dari lama.

Akhirnya memberikan persetujuan untuknya, dan dia akan benar-benar memiliki Wulan seutuhnya.

Di rumah Ajeng, wanita itu sedang bertukar pesan dengan Farid, pria yang tadi dia temui di sekitar sawah desa.

Keduanya membuat janji untuk bertemu di tempat karaoke yang ada di kota.

Untuk saling berbincang dengan santai, karena jika mereka melakukannya di rumah atau di sekitar desa.

Mereka tak suka dengan para tetangga yang julidnya minta ampun.

juragan Baron mengantar Wulan dan Ryan ke rumah, dan tadi dia juga membelikan beberapa oleh-oleh untuk ibu dari Wulan.

Dan tak lupa pria itu juga memberikan sebuah kartu ATM untuk Wulan dan putranya.

tentu saja dia menolak pemberian dari juragan Baron, "tolong jangan seperti ini, jadikan aku calon istrimu bukan selingkuhan mu yang hanya peduli dengan uang mu,"

"baiklah, dan maafkan aku ya dek, dan mungkin seminggu ke depan aku akan jarang menghubungi mu karena aku harus keluar kota untuk beberapa urusan," kata juragan Baron.

"baiklah aku mengerti mas, hati-hati ya karena aku di sini selalu menunggu mu," kata Wulan dengan senang.

Ia terus melihat pria itu pergi meninggalkan pekarangan rumah, dan setelah itu menutup pintu dan istirahat.

bahkan dia lupa jaket milik juragan Baron, "kenapa mencium aromanya saja membuat ku begitu menyukainya," gumam Wulan yang mengakui aroma tubuh juragan Baron ini begitu maskulin.

Pukul satu dini, ada dua orang yang sedang mencari belut di sawah, mereka merasa jika malam ini begitu apes.

"Iki kodok Yo podo nandi? Kok gak ada yang nongol satu pun ya, aneh .." kesal salah satu pria.

"mbok ya sabar, mau dapat bagaimana kalau kamu terus mengomel begini," kesal temannya yang juga lelah karena dari jam sepuluh mereka hanya dapat sedikit.

"coba kita lihat di sungai kecil yang di belakang barongan itu yuk, biasanya banyak,"

"jangan lah, kamu tau di sana tempatnya ular tau," kesal pria yang lain.

"tapi di sana itu paling jarang di suruh sama orang, sudah ayo jika tidak berani,biar aku saja," jawab salah satu pria.

Mereka pun mulai mencari apapun yang bisa di jadikan uang, karena air sungai yang tak banyak, mereka bisa banyak menemukan belut.

Tapi saat melakukan susur sungai itu, mereka kaget melihat ada sesosok yang awalnya mereka kura batang pisang yang tersangkut di sungai kecil itu.

Tapi saat keduanya lihat makin dekat, mereka berdua kaget bukan main, pasalnya mereka melihat sesosok tubuh manusia yang sedang tertelungkup di sungai itu

"tolong mayat!!" teriak kedua pria itu yang langsung lari ke area pos kamling yang ternyata beberapa orang itu sudah tertidur karena lelah.

"mayat!! Pak tolong ada mayat!!" teriak kedua orang itu mengejutkan semua orang yang ada di pos kamling itu.

"apa mayat apa, siapa?" tanya kelima pria yang baru terbangun dari tidurnya.

"itu pak, ada di sungai di sawah pojokan, dia sudah mati atau madih hidup, kami tak tau kau karena terlalu takut!!" panik kedua pria itu

"sudah tenang saja, kita lihat dulu ke sana dan lihat siapa dulu, dan pak Tejo tolong pukul kentongan agar semua warga datang agar tau apa yang terjadi," kata pak RW yang kebetulan malam itu juga tugas ngeronda.