NovelToon NovelToon
Menantu Yang Disembunyikan

Menantu Yang Disembunyikan

Status: tamat
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Tamat
Popularitas:780.6k
Nilai: 4.8
Nama Author: Dewi Risnawati

Lima tahun menikah belum diberikan keturunan. Namun tak membuat kadar cinta Pria yang bernama Abian Rahardian itu berkurang pada istrinya.

Suatu hari Abi diminta oleh orangtuanya untuk datang, maka disela kesibukan ia menyempatkan diri untuk memenuhi permintaan orangtuanya. Sedikit penasaran, ada hal penting apa yang ingin mereka bicarakan.

"Tidak, Ma! Aku tidak bisa menduakan Diana, tolong Ma, jangan membuat hubungan aku dan Diana hancur. Kami bahagia, anak itu hanya masalah waktu saja, aku yakin suatu saat nanti Diana pasti bisa Hamil," ujar Pria itu meyakinkan sang Mama.

Tak mempunyai pilihan lain selain mengikuti kemauan kedua orangtuanya yang menginginkan kehadiran seorang cucu. Apalagi kondisi Mama yang sedang sakit membuat Abi tak bisa menolak.

"Dengar! Aku menikahimu bukan karena cinta, tapi karena Ibuku!" Abian Rahardian.

"Tenang saja, Tuan, Tujuan kita sama. Aku menerima tawaran ini juga karena Ibuku!" Sharena Husman.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Risnawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

Sesaat suasana hening. Sha sedikit merasa lega karena sudah mengeluarkan uneg-uneg yang selama ini ia tahan. Sebenarnya ia ingin tahu dimana letak kesalahan yang dia perbuat hingga atasannya begitu tak menyukainya.

"Pak, bolehkah saya tahu dimana letak kesalahan saya? Mungkin saya bisa memperbaiki agar Bapak tidak marah-marah lagi dengan saya. Rasanya sangat tidak nyaman saya yang seorang bawahan selalu membuat Bapak marah. Saya juga tidak apa-apa bila di pindahkan ke divisi lain," ucap Sha kembali. Berharap Pria itu bisa memberinya jawaban dan alasan kenapa sikapnya seperti itu.

"Kamu tidak perlu tahu!" jawab Pria itu singkat.

"Tapi saya berhak tahu, agar Bapak tak semena-mena terhadap saya!" balas Sha yang memang begitu keukuh dalam beradu argument.

"Bukankah peringatan dari awal masih belum bisa membuatmu paham? Tadi kamu sudah mengingatnya. Jika ingin tetap menjadi sekertaris saya, maka harus tahan mental dan menebalkan telinga," jawab Pria itu masih fokus mengemudi.

"Kalau begitu saya akan meminta Pak Ikhsan untuk memindahkan saya ke divisi lain," ujar Sha yang akan menggunakan senjata terakhirnya, yaitu Pria baya yang begitu baik dengannya. Sebenarnya ia sangat sungkan harus melibatkan Pak Ikhsan, namun demi kenyamanan hati dan pikiran, maka ia harus kembali meminta pertolongan beliau.

"Jangan mulai lagi kamu, Sha, kamu paling suka membuat antara ayah dan anak berselisih paham ya?" tekan Abi. Baru kali ini dia memanggil nama sekertarisnya saat tak di depan orang.

"Saya hanya ingin meminta jawaban Bapak, agar saya tahu dimana letak kesalahan saya selama ini? Saya hanya tidak nyaman bila di perlakukan seperti ini. Atau saya lebih baik resign saja!" Akhirnya kata-kata itu terucap juga dari bibirnya, sepertinya solusi yang baik bila ia berhenti di perusahaan itu, jadi dia bisa lepas dari perjanjiannya dengan orangtua atasannya itu.

Seketika Abi menghentikan mobilnya secara mendadak saat mendengar Sha ingin resign. Apa-apaan ini, kenapa wanita ini begitu kokoh dengan pendiriannya? Apa alasan yang ingin ia berikan.

"Sepenting itukah jawaban dariku untukmu?" tanya Abi mencoba untuk tetap tenang. Ia tidak menginginkan wanita itu berhenti, bagaimana pula dengan kemarahan Papa yang harus ia hadapi.

"Ya, saya butuh penjelasan dari Bapak."

"Baiklah, saya akan memberikan alasan kenapa saya selalu marah padamu. Sebenarnya saya sudah pernah mengatakan sebelumnya, bukan?"

"Apa itu? Maaf, saya benar-benar tidak ingat apa itu?" tanya wanita itu begitu polos.

"Senyum kamu!"

"Se-senyum? Emang apa yang salah?"

"Aku tidak ingin melihat kamu selalu tersenyum kepada saya, kamu boleh tersenyum dengan siapa saja, tapi tidak dengan saya!" tegasnya yang membuat Sha terpaku. Rasanya itu bukanlah alasan yang tak masuk akal. Apakah seburuk itu senyumnya?

"Kenapa diam, Apakah kamu sudah mengerti dimana letak kesalahan kamu? Apakah kamu bisa memperbaikinya?" tanya Abi membuyarkan lamunan wanita itu.

"Ah, ba-baiklah. Saya sudah mengerti sekarang, saya berjanji akan mengubahnya, saya tidak akan pernah tersenyum kepada Bapak," jawab Sha polos sekali.

"Baguslah kalau begitu."

Tak ada percakapan lagi diantara mereka, sepertinya pembahasan mereka sudah selesai, gadis itu juga sudah mendapatkan jawaban yang sebenarnya hati kecilnya tidak yakin, namun demi kenyamanan bersama, ia akan mencoba mengubahnya.

Setibanya di kantor, Sha segera mempersiapkan file-file yang harus ia bawa, dan membacakan jadwal pertemuan dan rapat pimpinan yang akan di laksanakan selesai jam makan siang.

Gadis itu benar-benar menepati janjinya untuk tak lagi mengukir senyum saat berinteraksi dengan atasannya itu. Sha hanya fokus dengan pekerjaannya.

"Sudah selesai, Pak. Hanya itu saja agenda kegiatan Bapak hari ini," ujarnya dengan nada datar.

"Baiklah, ayo kita berangkat sekarang. Apakah tempatnya sudah kamu tentukan? Kita harus sampai tepat waktu," ujar Abi, ia sepertinya juga sedang mengubah nada bicaranya agar Sha tetap betah menjadi sekertarisnya.

"Sudah, Pak. Semua sudah dipersiapkan."

"Yasudah, ayo kita jalan sekarang."

Dua insan itu segera menuju tempat penting dimana tender besar akan mereka terima bila berhasil meyakinkan kliennya.

Jam sebelas tiga puluh, pertemuan di akhiri, senyum puas terukir di bibir Abi, ia merasa sangat senang karena berhasil mendapatkan tender besar itu. Namun lain halnya dengan Sha yang tetap tenang dan tak memperlihatkan ekspresi apapun di wajahnya.

Sesaat Pria itu menatap Sha yang hanya diam. Ada yang aneh, tapi ia berusaha tetap menyangkal. Abi segera bangkit berjalan mendahului Sha, ia ingin segera sampai di kantor.

Setibanya di kantor, Abi dan Sha di kejutkan dengan kehadiran Diana yang sudah duduk anteng di sofa yang ada diruangan itu.

"Sayang!" Seru wanita itu tersenyum bahagia menyambut kedatangan suaminya. Diana segera masuk kedalam pelukan Abi, dan bergelayut manja.

"Kamu kesini kok nggak beri aku kabar?" tanya Abi sembari membalas pelukan istrinya.

Sha segera menuju meja kerjanya, tak ingin melihat adegan mesra pasangan itu. Tak peduli mereka mau berbuat apa, yang penting pekerjaannya selesai.

"Mas, aku mau minum," rengek Diana pada suaminya.

"Hmm, baiklah. Aku akan menelpon OB untuk membuatkan kamu minum, kamu mau apa? Atau aku pesan di kantin biar diantar kesini," ucap Abi mengelus rambut wanita itu dengan lembut.

"Kenapa nelpon OB, kamu bisa suruh sekertaris kamu untuk membuatkan minum untukku," ujar Diana menatap Sha dengan senyum tipis.

"Jangan, Sayang, dia itu sedang banyak kerjaan. Biar aku pesan sekarang." Abi segera mencari kontak pegawainya yang akan diminta mengantarkan minuman untuk istrinya. Namun Diana menahannya.

"Jangan, Mas! Aku tidak mau orang lain yang membuatkan, aku mau dia!" tunjuk wanita itu pada Sha yang pura-pura tidak mendengar.

"Hei, kamu! Buatkan aku minum sekarang!" titah wanita itu berlagak seperti Boss besar.

Sha hanya diam tak menggubris ucapan wanita itu. Kenapa wanita itu sombong sekali, tentu saja membuat hati Sha jengkel setengah mati. Untung saja istri Boss, kalau bukan maka ia akan mengeluarkan kata-kata mutiara untuknya.

Merasa tak mendapat tanggapan dari Sha, maka Diana mulai panas, ia segera menghampiri meja sekertaris itu, dan menggebrak mejanya.

"Kamu tuli ya, kenapa kamu tak mendengar perintahku?!" sentaknya dengan nada meninggi.

Sha menghentikan aktivitasnya sejenak, lalu menatap wanita yang ada dihadapannya, suaranya yang cempreng benar-benar merusak Indra pendengarannya.

"Nona memanggil saya? Kok saya tidak dengar ya," jawabnya santai.

"Kamu berani sama saya? Lihat, Mas. Kenapa sekertaris kamu ini begitu berani denganku?" adunya pada sang suami yang sedari tadi hanya diam seperti patung KB.

Abi bingung harus berbuat apa, sebenarnya sikap Diana sangat tidak sopan, tetapi jika dia membela Sha maka akan memancing emosi Diana semakin memuncak dan akan menjadi ribut, maka dari itu dia hanya memperhatikan sejenak untuk melihat siapa yang lebih elegan dalam menanggapi masalah.

Bersambung...

Jangan lupa dukungannya ya, jangan lupa subscribe, like, komen, vote, hadiah. Agar Author semangat Update 🙏🤗

Happy reading 🥰

1
Irni Yusnita
bagus ceritanya 👍
dd'arhie
Luar biasa, bagus alur ceritanya gampang di mengerti...
Langit Jingga
jijay bgtt dahhh itu si Diana zina sama akik" selama 3 thun kasian kmu abi
Sweet Girl
Sejak hari ini i
Sweet Girl
Tanyakan aja Bi... jangan terus aja percaya sama Diana...
Sweet Girl
Jarno ae Sha...
Sweet Girl
Pinter Papa... jangan Sampek deh Pa... percaya Diana.
Sweet Girl
What this
degil...?
Sweet Girl
Akhirnya Abi banyak belajar sama Diana.
pandai berbohong.
Sweet Girl
Cemburu juga kali Sha...???
cuma belum menyadari...
Sweet Girl
Ndak bo'ong tuuuu???
Sweet Girl
Maksudnya, Abi sudah tau... kelakuan buruk suaminya?
memaafkan, terus sekarang di ulang lagi.
Sweet Girl
Lagi cencitip
Sweet Girl
❓❓❓❓❓
Sweet Girl
Naaaa akhirnya, ada yg tau aslinya Diana.
Sweet Girl
Yakin Ndak cinta...???
Sweet Girl
Ndak ada keberatan tu Din...
Sweet Girl
Istri tak berakhlak udah tauuu suami baru pulang, kasih minum dulu kek...
Sweet Girl
Lhaaa kamu Khan masih punya Wali Sha...
mana boleh pakek Wali Hakim?
Sweet Girl
Terus klo kamu hamil, bakal bikin drama apa kamu ke keluarga mu...???
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!