NovelToon NovelToon
Rahasia Di Balik Kematian Kakakku

Rahasia Di Balik Kematian Kakakku

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Keluarga / Menikah Karena Anak / Naik ranjang/turun ranjang
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: Bareta

Berita kematian Rosa, kakak satu-satunya membuat Olivia sangat terguncang.


Olivia curiga Thomas, suami Rosa punya andil dalam kematian istrinya yang tiba-tiba karena 5 hari sebelum kematiannya, Rosa sempat mendatangi Olivia dan bercerita sedikit soal prahara rumah tangganya.


Kecurigaan Olivia makin bertambah saat Thomas menjual rumah dan mobil pribadi milik Rosa seminggu setelah kematian istrinya.


Tidak ingin harta peninggalan Rosa yang jatuh ke tangan Thomas dipakai untuk wanita lain sekaligus ingin membuktikan rasa curiganya, Olivia nekad menawarkan diri menjadi ibu sambung untuk Gaby, putri tunggal Rosa dan Thomas yang berusia 5.5 tahun.


Akankah Thomas menerima Olivia yang bertekad membuktikan firasatnya ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bareta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Masuk Rumah Sakit

Sesekali Olivia menyeka kedua sudut matanya aambil berharap-harap cemas melihat ke layar handphonenya.

Bayangan kejadian siang ini masih terus berkelebat membuat perasaan Olivia campur aduk, antara marah, benci dan sakit hati.

Tidak pernah Olivia menyangka Thomas akan melakukan pelecehan seperti itu. Meskipun status mereka tunangan tapi bagi Olivia yang sedikit kolot, tidak seharusnya Thomas memaksa mencium bibirnya dalam posisi seperti tadi.

Bukan Olivia naif tapi senyuman smirk dan kata-kata tajam Thomas membuat harga diri Olivia seperti diinjak-injak, apa yang dilakukan pria itu bukan sekedar nafsu tapi niatnya ingin membuat mental Olivia terjun bebas.

Tidak lama pintu kamar Olivia diketuk.

Setelah membersihkan wajahnya dengan tisu, Olivia berjalan ke arah pintu. Tidak sedikit pun terpikir olehnya akan mendapati Thomas di balik pintu kamarnya.

Dengan sigap pria itu berhasil menjegal pintu bahkan langsung masuk kamar Olivia tanpa ijin.

“Keluar !” geram Olivia sambil berusaha mendorong tubuh Thomas yang bergeming.

“Tidak ! Ada yang ingin aku sampaikan kepadamu.”

“Tidak ada lagi yang perlu dibicarakan !” Olivia masih terus berusaha mendorong Thomas namun tubuh pria itu hampir tidak bergerak sedikit pun.

“Aku sudah memberitahu tante Yuli kalau pertunangan kita…. Thomas !”

Untuk kedua kalinya Olivia dibuat kaget hari ini saat tangan Thomas malah menariknya ke dalam pelukan pria itu lalu mendekapnya erat-erat.

“Lepas ! Lepaskan aku !” pekik Olivia sambil terus meronta.

“Tidak ! Aku tidak akan melepaskan kamu ! Aku akan bertanggungjawab karena sudah merampas ciuman pertamamu tanpa ijin.”

“Tidak perlu !” tukas Olivia sambil terus meronta dan berteriak.

Olivia berharap suaranya terdengar sampai ke lantai bawah dan menarik perhatian papa dan mama tapi anehnya sudah beberapa kali memekik; tidak ada yang naik dan menggedor kamarnya.

“Lepaskan aku atau….”

Olivia sedang berpikir apa yang akan dilakukannya supaya bisa dilepaskan tapi Thomas malah menertawakannya.

“Atau apa ?” goda pria itu.

“Aaawwww !”

Gantian Thomas yang berteriak dan akhirnya melepaskan Olivia membuat gadis itu tersenyum puas melihat Thomas kesakitan gara-gara bagian dadanya digigit kuat-kuat.

“Apa kamu sudah tidak sabar ingin melakukan lebih denganku ?”

Olivia melotot saat Thomas masih sempat-sempatnya meledek sambil tertawa. Kali ini tawa Thomas berbeda, tidak mengandung ejekan hanya menggoda Olivia.

Seandainya permintaan maaf yang keluar dari mulut pria itu mungkin suasana hati Olivia bisa sedikit membaik tapi sejak tadi Thomas tidak menyinggung permintaan maaf sama sekali.

“Ternyata kamu bukan hanya belum pernah pacaran tapi bibirmu belum pernah…”

“Stop !” pekik Olivia sambil mengulurkan telapak tangannya. “Jangan asal bicara ! Kamu bukanlah yang pertama untukku.”

Benar-benar langka melihat Thomas kembali tertawa bahkan Olivia sempat terperanjat melihat pria itu ternyata punya lesung pipit sebelah.

“Aku tidak asal tapi bisa merasakan saat menciumnya tadi siang.”

“Dasar lelaki buaya !” cebik Olivia. “Aku merasa jijik karena membayangkan entah sudah berapa banyak wanita yang kamu sentuh dengan bibirmu selain itu bagiku kamu masih tetap kakak ipar bukan pria yang aku inginkan menjadi suami.”

Thomas mengangguk-anggukkan kepala sambil tersenyum. Olivia sempat memalingkan muka, tidak mau terjebak dalam sikap Thomas yang jauh dari kata kaku, dingin dan sinis.

“Tidak masalah, siapapun aku bagimu dalam waktu dekat kita tetap akan menikah.”

“Tidak ! Aku sudah mengirimkan pesan pada tante Yuli kalau pertunangan kita berakhir.”

“Apa mami sudah membalas pesanmu ? Kalau kamu benar-benar serius, seharusnya kamu datang menemuinya langsung.”

“Besok aku akan menemui orangtuamu.”

Thomas tertawa pelan, “Hati kecilmu masih ragu-ragu, apa jangan-jangan kamu mulai jatuh cinta padaku ?”

”Dalam mimpi !” tukas Olivia sambil melotot tapi Thomas malah tertawa lagi.

“Mana handphonemu ?”

“Buat apa ?”

“Memastikan apakah pesanmu sudah dibaca dan melihat apa balsan mami.”

Olivia merentangkan kedua tangannya untuk menghalangi Thomas mendekati nakas. Mendapati pria itu berada di kamarnya sudah tidak nyaman apalagi membiarkan Thomas menelusuri setiap jengkalnya.

Suara dering handphone membuat Thomas menunda niatnya. Dahinya berkerut saat melihat tulisnya MOM di layar, sebelum dijawab, Thomas menunjukkannya pada Olivia.

“Kita dengarkan sama-sama,” ujar Thomas menekan ikon speaker usai menggeser tombol di layarnya.

Ternyata bukan Yuli yang menghubungi tapi salah seorang pelayan yang mengabarkan kalau Yuli pingsan dan sedang dibawa ke rumah sakit.

Tubuh Olivia langsung membeku, rasa cemas, khawatir dan takut membuat jantungnya berdegup kencang.

“Ganti bajumu, kita ke rumah sakit sekarang !”

***

Bukan hanya Thomas dan Olivia yang pergi ke rumah sakit, papa dan mama ikut juga bersama mereka.

Begitu sampai di sana, Yuli sudah dibawa ke ruang rawat inap dan sedang terbaring menggunakan selang oksigen dan infus di tangan.

Matanya terpejam karena dokter memberikan ohat tidur dalam dosis rendah supaya Yuli lebih tenang dan bisa tidur.

Olivia tidak sadar kalau sejak tadi ia berpegangan pada lengan Thomas dan sekarang kepalanya menempel di situ karena tidak kuasa menahan rasa bersalahnya pada Yuli.

Thomas pun memeluknya lalu mengusap-usap punggung Olivia.

“Nggak apa-apa, dokter bilang tidak terlalu mengkhawatirkan.”

Olivia mulai terisak dan tangannya memeluk pinggang Thomas membuat pria itu tidak bisa menahan senyum.

“Aku tidak bermaksud membuat mami begini.”

Senyum Thomas makin lebar karena Olivia kembali memanggil Yuli dengan sebutan mami.

“Sekarang kamu membuktikannya sendiri aku tidak mengada-ada, kondisi mami memang rentan.”

Kepala Olivia mengangguk-angguk dan membiarkan dirinya dalam pelukan Thomas untuk beberapa saat.

Akhirnya malam itu Thomas memutuskan untuk tinggal di rumah sakit menemani Olivia yang bersikeras menjaga mami, bahkan Olivia sudah minta ijin pada atasannya untuk tidak masuk kerja satu hari.

Papa dan mama pulang diantar Hendri. Malam ini Gaby tidak ikut karena selain sudah tidur saat Yuli pingsan, Hendri tidak mengijinkan cucunya diajak karena belum tahu akan berapa lama di rumah sakit.

Sudah lewat tengah malam, Olivia dan Thomas masih duduk di sofa.

Cahaya ruangan sudah temaram bahkan televisi juga dimatikan.

“Sebetulnya aku juga belum siap untuk menikah lagi secepatnya tapi tawaranmu waktu itu membuatku berpikir untuk mengalahkan egoku. Selain kedua orangtuamu, yang paling kehilangan Rosa adalah mami.”

“Dan kamu sendiri tidak merasa kehilangan istrimu ?”

Dengan tatapan menelisik, Olivia memperhatikan Thomas. Wajah pria itu kembali datar hingga Olivia tidak bisa mengambil kesimpulan apa-apa:

“Jangan bilang kamu malah mengharapkan mbak Rosa hilang dari kehidupanmu,” ujar Olivia.

Thomas masih belum menjawab bahkan tidak tergoda untuk membalas tatapan Olivia padahal posisi duduk mereka cukup dekat meski tidak persis sebelahan.

“Kenapa diam ? Takut rahasiamu terbongkar ?” sindir Olivia.

“Sudah malam, sebaiknya kita tidur.”

Thomas beranjak dan memberi isyarat menyuruh Olivia bangun karena sofa ini akan menjadi tempat tidurnya sementara Olivia menggunakan kasur lipat di samping ranjang Yuli.

“Kenapa kamu tidak mau menjawab pertanyaanku ?” tanya Olivia sambil berdiri di dekat sofa.

Thomas sudah berbaring di situ bahkan matanya juga terpejam.

“Tidurlah ! Bukan waktu yang tepat membahas masalah ini di depan mami.”

Meskipun kesal karena Thomas lagi-lagi menghindar, Olivia tidak bersikeras memaksanya karena sadar dengan situasinya sekarang.

1
Bunda Ochie
ayo semangat livi..kaki tangan tom sptnya yg buat kamu kena pecat..
vj'z tri
semangat livi ...🤩🤩🤩🤩
vj'z tri
Brian kah 🤔🤔🤔🤔🤔🤔
vj'z tri
iya Livi pelan pelan sajaaaaa aaa bicara dengan mamer ,semoga bisa pisah dari tom cat biar nyeselll terus nagis guling guling dia 😤😤😤😤
Seri ArSyarief
sy rasa Olivia nggak perlu mempertimbangkan kesehatan mami nya Thomas, biar Thomas juga mikir gimana sakitnya tidak di perdulikan dan mgkn di tinggalkan oleh mami
ninik setiorini
bagus, menimbulkan penafsiran yg ambigu untuk tom
ninik setiorini
tomcat sungguh tak melewatkan kesempatan. ayo dilanjut
vj'z tri
dasar tom cat aji mumpung 🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
tom cat ,Lo pasti akan nyesel ,😏😏😏😏
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
Anto D Cotto
menarik
Baretta
Kak, jangan lupa bintang limanya 😘😘
vj'z tri
ayo Livi balas perlakuan tom cat 🥳🥳🥳🥳🥳
vj'z tri
tunggu pembalasan Livi tom tom 🤣🤣🤣
vj'z tri
tambah penasaran loh ,lanjut Thor 🥳🥳🥳🥳
vj'z tri
apa yang kamu sembunyikan tom tom 🤔🤔🤔🤔🤔🤔
vj'z tri
dan di saat Livi menyerah kamu sendiri yang akan memohon agar Livi tidak pergi 🤭🤭🤭🤭🤭🤣🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
tom tom keterlaluan lu jadi co live bukan barang yang bisa lu lempar kesana kemari sesuka mu 😏😏😏😏 jangan nyesel kalau nanti Livi pergi 😤😤😤😤
vj'z tri
wooohhhhooo bales livi 😤😤😤😤😤
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!