NovelToon NovelToon
Tetangga Idaman

Tetangga Idaman

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang / Romansa / Bercocok tanam
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Zhy-Chan

Arif Pradipta, begitu Emak memberiku nama ketika aku terlahir ke dunia. Hidup ku baik-baik saja selama ini, sebelum akhirnya rumah kosong di samping rumah ku di beli dan di huni orang asing yang kini menjadi tetangga baruku.

kedatangan tetangga baru itu menodai pikiran perjakaku yang masih suci. Bisa-bisanya istri tetangga itu begitu mempesona dan membuatku mabuk kepayang.
Bagaimana tidak, jika kalian berusia sepertiku, mungkin hormon nafsu yang tidak bisa terbendung akan di keluarkan paksa melalui jari jemari sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhy-Chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

¹⁸ Menguntit

Ah iya, mungkin semua ini adalah peringatan untukku yang sering melupakan-NYA. Selama ini memang sering absen, tanpa merasa bersalah. Baru saja keluar dari pintu kaca, tapi tiba-tiba hujan turun dengan deras nya. Akhirnya, kami memilih untuk kembali masuk lobi.

"Bentar, biar ku tanyakan pada resepsionis. Siapa tahu, ada mushola di dalam hotel ini," ujar Arif seraya berlalu.

Tidak lama, dia kembali menghampiriku, "Ada, Mbak. Di lantai tiga, bersebelahan dengan kamar penginapan."

Kami berdua masuk kotak besi yang berukuran dua kali tiga meter, lalu memencet angka tiga. Hati bergemuruh ketika melewati lorong panjang dengan gelaran karpet coklat di sepanjang lantai yang ku pijak.

Melihat pintu-pintu yang berada di sisi kanan kiri membuat ku merinding. Aktivitas macam apa yang terjadi di dalam sana? Aku jadi membayangkan, jika saja Mas Nata benar-benar ada di sini bersama selingkuhannya. Hal apa yang harus ku lakukan?

"Rif, ini beneran, mushola ada di samping kamar penginapan?" tanyaku ragu, karena biasanya mushola hotel itu berada di basement. Berdampingan dengan tempat parkir.

"Iya, Mbak. Kata resepsionisnya tadi, itu dulu memang bekas kamar yang udah gak kepake, makanya di manfaatkan untuk mushola," terangnya.

Tidak terasa sampai di satu ruangan dengan nomor yang di sebutkan sebagai mushola. Kami pun masuk setelah menyopot alas kaki dan menaruhnya di tempat yang sudah di sediakan.

Ruangan ini sangat sepi, hanya ada kami berdua. Kamar mandi dan tempat wudhu berada di dalam. Tempat salat pria dan wanita pun juga menjadi satu tanpa penyekat.

"Hotel berbintang yang sangat luas dan mewah, tapi tempat salat ala kadarnya," batinku.

Arif mengajakku salat berjamaah dan aku menyetujuinya. Lantunan bacaan salat Arif membuatku berseri, suara nya merdu dan menentramkan.

Tidak terasa air mata menitik dan jatuh satu-satu. Mas Nata bahkan belum pernah mengajakku salat berjamaah seperti ini. Benar kata Arif, setelah menunaikan ibadah salat, hati menjadi tenang.

Ketika melipat mukena, tak sengaja aku melihat bayangan Mas Nata melewati lorong di depan. Aku pun mempercepat gerakan, hendak menyusulnya.

"Rif, saya seperti melihat bayangan Mas Nata di lorong itu. Kamu tunggu di lobi aja ya! Biar saya mencari Mas Nata sendiri."

"Gak, Mbak. Biar aku temani mencari Mas Natanya. Aku gak mungkin tenang menunggu di lobi, sementara Mbak Rifani berada di lorong-lorong sunyi itu sendirian. Nanti kalo terjadi apa-apa gimana?"

"Gapapa, saya bisa sendiri." Rasanya malu sekali, jika nanti Arif melihat hal yang harusnya tidak dia lihat.

"Gak, pokoknya aku gak akan membiarkan, Mbak Rifani sendirian."

Pemuda itu masih teguh pada kengototannya. Akhirnya aku mengiyakan usul tersebut, dari pada waktu kami habis hanya untuk berdebat.

Kami berjalan perlahan menyusuri lorong sunyi, membuntuti satu orang yang mengenakan jas selayaknya orang yang bekerja di kantoran.

Di lihat dari belakang, lekuk tubuh, potongan rambut dan caranya berjalan, benar-benar mirip dengan Mas Nata. Iya, tidak salah lagi. Itu pasti suami ku, aku sudah hapal dengan semua yang ada pada dirinya.

Aku bermonolog sendiri. "Aduh." Aku menghentikan langkah. Karena berjalan terburu-buru, aku tersandung sepatu ku sendiri.

Lelaki di depan tiba-tiba menghentikan langkah dan hendak menoleh ke belakang. Mungkin dia mendengar suara pekikku tadi. Jantung ku berdebar, takut jika ketahuan menguntit seseorang.

Arif langsung menarik ku untuk bersembunyi. Kebetulan kami berada di pertigaan lorong, hingga bisa menyembunyikan tubuh di balik tembok.

"Mbak, Mbak Rifani gak papa?" tanya Arif panik, tapi dengan nada rendah, yang di perkirakan hanya bisa ku dengar saja.

"Enggak, gapapa."

Aku membungkuk dan melepas sepatu berhak sedikit tinggi itu, mengambil nya dalam genggaman lalu kembali berdiri.

"Mbak, gak pakai alas kaki?" tanya Arif lagi.

"Iya, gapapa, Rif. Kalau pakai alas kaki, saya tambah lama jalannya."

Setelah di rasa aman, kami kembali mengikuti pria berjas abu-abu tua. Meski kaki sedikit sakit akibat terkilir tadi, aku harus menahannya. Rasa sakit di kaki ini tidak seberapa, di banding dengan hati yang di hantui kecurigaan. Was-was dan tidak tenang.

Pria itu masuk lift, terpaksa kami harus menunggu lift tersebut dan mempergunakan setelahnya.

"Ke kanan, atau ke kiri?" Sekeluar dari lift, aku kehilangan jejak lelaki yang mirip dengan suamiku.

"Sepertinya ke kanan, Mbak," ujar Arif dengan mantab.

Kami mempercepat langkah hingga berbelok ke lorong yang lain. Tertinggal siluet tubuh yang masuk pada salah satu kamar yang ada di sana. Kami mengejarnya hingga kaki berhenti di depan pintu kamar.

"Lelaki itu tadi sepertinya masuk ke sini 'kan, Rif?"

"Iya, aku juga melihatnya masuk kamar ini." Arif memperkuat dugaan ku.

"Tapi, gimana jika ternyata bukan"

Aku membalikkan tubuh dan bersandar pada dinding di samping pintu kamar.

"Jika bukan, ya tinggal bilang aja kalo salah kamar. Hehe."

"Mbak, masih panik dan gugup ya? Coba tarik napas perlahan... hembuskan ...," sambung Arif dengan mempraktekkan ucapan nya.

"Atau kalo enggak, biar aku aja yang mendobrak pintunya. Kalo yang di dalam bener-bener Mas Nata dan selingkuhannya, pasti bakal ku hajar dia. Kecil-kecil gini, aku udah sabuk putih loh, Mbak."

Pemuda itu bisa-bisanya mengajak bercanda, padahal hatiku sudah tidak karuan. Sebenarnya aku tahu, Arif hanya berusaha menghibur ku agar tidak terlalu tegang, tapi tetap, aku belum baik-baik saja. Lama aku bergeming, dengan hanya berdiri di samping pintu, tanpa melakukan apa pun. Percayalah, jari-jari ini seperti kram. Sulit untuk di gerakkan.

"Mbak?" Panggilan Arif menyadarkan ku dari lamunan.

"Akh, iya."

Aku harus berani menerima kenyataan, sepahit apapun itu. Lebih baik tahu sekarang dari pada belakangan, ku mantapkan niat. Menjauhkan punggung dari dinding yang tadi ku jadikan tempat bersandar, lalu kembali mendekati pintu.

Dengan tangan gemetar, aku memencet tombol bel pintu. Sepuluh detik... dua puluh detik... waktu berlalu tanpa respon dari penghuni kamar. Aku pun memencet tombol itu lagi, hingga beberapa kali.

Perlahan pintu terbuka bersamaan dengan jantung ku yang berdenyut tak karuan, seperti genderang mau perang. Hingga pintu itu terbuka sempurna dan menampilkan seseorang yang ku kenal. Rasanya seperti bom atom meledak di rongga dadaku. Malu, takut, dan tidak percaya.

"Apa yang Anda lakukan di sini?" Pria yang hanya memakai bathrobe putih itu menatap ku tidak suka.

"Maaf, saya tidak bermaksud mengganggu, Tuan," ujarku seraya membungkukkan badan

"Iya tidak apa-apa. Jika tidak ada kepentingan lagi, silahkan pulang ke rumah, Nona. Di luar sangat tidak baik untuk Anda." Pak Alex mengingatkan.

Tapi kata-katanya terasa sedikit aneh menurut ku. Di telinga ku terdengar seperti ancaman. Ah, mungkin itu hanya perasaan ku saja. Aku menepis prasangka-prasangka tidak penting.

1
dnr
jangan" rifani hamil anaknya si arif lagi pas mkan mlam itu
⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾
bagus sekali ❤️❤️❤️
kalea rizuky
lanjut
kalea rizuky
nata belok
⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾
astaga...alex n Nata ternyata terong malam terong
Tutian Gandi
kan...bener kah dugaan q..kalo mereka itu belok kanan dan belok kiri ..🤔🤔
dnr
kyknya nata sma pa alex ada serong dah
Tutian Gandi
kok q curiga sama bos nya ya...jgn2 si nata ada belok nya kali y....
Ardiawan
mantap
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!