NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Pak GM

Mengejar Cinta Pak GM

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Deche

Penampilan Yanuar yang bersahaja membuat Amanda senang menatap Yanuar. Tanpa sengaja Amanda sering bertemu dengan Yanuar.

Sinta ibu kandung Amanda tidak tahu kalau putri bungsunya sedang jatuh cinta pada seorang duda. Ia mengatur kencan buta Amanda dengan Radit. Sebagai anak yang baik, Amanda menyetujui kencan buta dengan Radit. Namun, alangkah terkejutnya Amanda ternyata kencan buta itu bertempat di restoran hotel tempat Yanuar bekerja.

Akhirnya Sinta mengetahui Amanda sedang dekat dengan seorang duda. Ia tidak setuju putrinya menjalin kasih dengan Yanuar. Sinta berusaha menjauhkan Amanda dari Yanuar dengan cara memperkenalkan orang yang satu tipe dengan Yanuar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deche, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15.

Amanda menjawab telepon Sinta. “Assalamualaikum,” ucap Amanda.

“Wa'alaikumsalam. Amanda, kamu dimana? Radit sudah menunggumu dari tadi,” ujar Sinta.

“Amanda baru sampai di depan hotel, Ma. Tadi Amanda kuliah dulu. Lagipula jalanannya macet,” jawab Amanda.

“Ya sudah, sekarang cepat kamu temui Radit. Kasihan dia sudah menunggumu dari tadi,” ujar Sinta.

“Iya, Ma. Assalamualaikum.” Amanda mengakhiri pembicaraannya.

Amanda memasukkan kembali telepon seluler ke dalam tas. Dengan wajah lesu Amanda masuk ke dalam lobby hotel. Ia berjalan menuju ke dining room sambil memperhatikan sekitarnya takut ada Yanuar sedang berada di hotel.

‘Mudah-mudahan Bang Yanuar sedang sibuk bekerja di kantor dan tidak ke hotel. Jadi tidak melihat Amanda sedang berkencan dengan laki-laki lain,’ kata Amanda di dalam hati.

Sesampai di dining room, ia menghampiri pegawai restaurant yang bertugas di depan restaurant. “Selamat siang, Mbak Amanda,” sapa pegawai restaurant. Semua pegawai di hotel sudah mengenal Amanda sebagai adik bos mereka.

“Siang, Teh. Saya ada janji dengan seseorang yang bernama Radit. Bisa tolong tunjukan dia duduk dimana? Sebab saya belum pernah bertemu dengannya,” ujar Amanda.

Pegawai restaurant memeriksa buku tamu yang memesan tempat. Ia menemukan nama Radit. “Pak Radit sudah datang. Mari saya antar.” Pegawai itu mengantar Amanda menuju meja Radit. Ia berhenti di meja yang diduduki oleh seorang pria. Pria itu sedang fokus ke layar telepon seluler.

“Ini meja Pak Radit.” Pegawai menunjuk ke meja yang ditempati oleh pria tersebut.

“Terima kasih,” ucap Amanda.

Pria itu mengalihkan pandangannya dari layar telepon seluler ketika mendengar suara pegawai restaurant dan Amanda. Ia menatap Amanda yang berdiri di depan meja. “Amanda?” tanya pria tersebut.

“Iya,” jawab Amanda dengan wajah yang tidak semangat.

Pria itu cepat-cepat berdiri dari tempat duduk. “Kenalkan saya Radit.” Pria itu mengulurkan tangan, mengajak Amanda salaman. Amanda menyalami tangan Radit.

“Amanda.” Amanda menyebutkan nama dirinya.

“Silahkan duduk,” ujar Radit.

“Terima kasih.” Amanda pun duduk di kursi di hadapan Radit.

Radit memperhatikan wajah Amanda. “Sepertinya kita pernah bertemu,” ujar Radit.

“Iya. Kita bertemu di rumah sakit,” jawab Amanda dengan datar.

“Oh, iya saya ingat. Kalau tidak salah kamu mempunyai adik yang masih bayi. Namanya.” Radit berhenti sebentar, ia mencoba mengingat nama pasiennya. Ia punya banyak pasien sehingga sulit mengingat satu persatu.

“Alvina,” sahut Amanda.

“Iya. Alvina.” Ia baru ingat nama adik Amanda.

“Bagaimana dengan keadaan Alvina sekarang?” tanya Radit.

“Alhamdulillah sudah sehat. Sekarang minum susunya banyak. Berat badannya sudah naik lagi,” jawab Amanda.

“Syukurlah kalau sudah sehat,” ucap Radit.

“Kita pesan makanan sekarang.” Radit melambaikan tangan ke pelayan restaurant. Pelayan restaurant itu menghampiri mereka.

“Ada yang bisa saya bantu, Pak?” tanya pelayan restaurant.

“Saya minta daftar menu,” jawab Radit.

“Sebentar saya ambilkan.” Pelayan itu pergi menuju counter yang berada di tengah-tengah dining room. Tidak lama kemudian ia kembali membawa buku menu lalu ia berikan kepada Radit dan Amanda.

Radith dan Amanda membuka buku menu. Mereka memilih makanan yang ada di dalam buku menu. Setelah mereka memesan makanan pelayan itu meninggalkan meja mereka. Tiba-tiba telepon seluler Radit berdering. Radit melihat ke layar telepon selulernya.

“Sebentar. Saya harus menjawab telepon dulu.” Radit memperlihatkan telepon selulernya yang berdering.

“Silahkan,” jawab Amanda.

Radit pun menjawab panggilan masuk. Amanda mengedarkan pandangannya ke sekeliling dining room. Dining room di hotel tersebut tempatnya terbuka sehingga orang yang berlalu lalang di luar dining room bisa melihat ke dalam dining room.

Tanpa sengaja Amanda melihat Yanuar yang sedang berjalan di depan dining room. Yanuar berjalan sambil menoleh ke arah dining room. Tanpa sengaja Yanuar melihat Amanda. Mata mereka bertemu. Raut wajah Yanuar sulit diartikan ketika melihat Amanda duduk berhadapan dengan seorang pria. Yanuar kembali memandang ke depan dan ia terus berjalan.

‘Abang,’ kata Amanda di dalam hati.

Cepat-cepat Amanda menyelempangkan tali tasnya ke bahu lalu mengambil telepon seluler miliknya yang berada di atas meja. “Mas Radit, Amanda ke WC dulu,” pamit Amanda sebelum meninggalkan tempat duduknya. Radit yang sedang menelepon pun mengangguk. Amanda berjalan cepat meninggalkan dining room, ia mengejar Yanuar.

“Abang!” Amanda memanggil Yanuar. Namun, Yanuar terus saja berjalan seperti tidak mendengar suara Amanda.

“Bang Yanuar!” Sekali lagi Amanda memanggil Yanuar. Kali ini Yanuar pun berhenti, ia pun menoleh ke belakang. Amanda berlari kecil mendekati Yanuar.

“Abang, Amanda minta maaf. Amanda bisa jelaskan semuanya,” kata Amanda dengan napas ngos-ngosan karena berlari mengejar Yanuar.

“Kita bicara sebentar. Amanda akan jelaskan semuanya,” lanjut Amanda.

“Saya sedang bekerja, Mbak,” ujar Yanuar.

“Sebentar saja, please.” Amanda menangkupkan kedua telapak tangan di depan wajah dengan wajah memohon.

Yanuar menghela napas. “Baiklah. Tapi sebentar saja,” ujar Yanuar.

Amanda melihat ke sekelilingnya. Ia mencari tempat untuk berbicara dengan Yanuar. Ia melihat sebuah pintu yang bertuliskan gudang. Ia mendekati pintu tersebut lalu membuka pintu itu. Yanuar mendekati Amanda.

“Mbak mau apa ke situ?” tanya Yanuar.

“Cari tempat untuk kita bicara,” jawab Amanda.

“Jangan di situ, Mbak. Ayo ikut saya.” Yanuar pun berjalan meninggalkan tempat itu. Amanda mengikuti Yanuar dari belakang. Amanda berjalan sambil menikmati pemandangan di depannya. Ia memperhatikan pria idamannya dari belakang.

Yanuar berbelok ke sebuah ruangan. Ia membuka pintu ruangan tersebut.  “Ayo Mbak, masuk.” Yanuar mengajak Amanda masuk ke ruangan tersebut. Di dalam ruang itu banyak orang yang sedang berbicara sambil bekerja.

“Pak Andi ada di dalam?” tanya Yanuar kepada para pegawai di ruangan tersebut.

“Ada, Pak,” jawab salah seorang pegawai.

Yanuar menghampiri pintu yang berada di ruangan tersebut lalu mengetuk pintu tersebut. “Masuk.” Terdengar suara orang dari dalam.

“Mbak Amanda tunggu di sini dulu,” ujar Yanuar.

Yanuar membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan. Ia membiarkan pintu ruangan itu terbuka. Yanuar menghampiri seseorang pria muda yang sedang duduk di belakang meja. Ia mengatakan sesuatu kepada pria tersebut. Pria itu melihat ke arah Amanda, kemudian pria itu mengangguk tanda mengerti.

Pria itu beranjak dari tempat duduknya lalu berjalan keluar ruang. Ia menghampiri Amanda. Amanda membaca name tag yang menempel di baju pria itu. Nama pria itu adalah Andi. Ia supervisor di hotel tersebut.

“Silahkan masuk, Mbak,” ujar Andi.

Amanda masuk ke dalam ruangan kerja Andi. Yanuar pun menutup pintu ruangan itu. Yanuar tidak takut jika disangka melakukan apa-apa bersama Amanda di ruang kerja Andi. Karena pada pintu ruangan Andi terdapat kaca berukuran dua puluh kali dua puluh centi meter. Semua orang yang berada di luar ruangan bisa melihat apa yang sedang mereka lakukan.

.

.

Hai pembaca, hari ini Deche up 3 bab. Nanti sore Deche up 1 bab lagi. Tetaplah mengikuti kisah Amanda dan Yanuar.

1
Rahma Inayah
Amanda dilema antara milih Reza dan yanuar
Rahma Inayah
lanjut thor
Rahma Inayah
emak GK sadar.dr.mending yanuar GK mau manfaatkan Amanda .percuma punya pacar bule tp benalu GK sadar dr sinta
Rahma Inayah
bisa.aja papa Boby becandanya
Rahma Inayah
lanjut thor
Rahma Inayah
yanuar cemburu
dee
hadeeuuuuhhhh... mama shinta munafik lah. bilang khawatir klo bang yanuar bkalan nyakitin neng manda lah, diduain lah.
lha wong sampeyan aja "samen leven" laki² yg bukan mahrom gitu lho /Sweat/
Rahma Inayah
yanuar ternyata punya rasa jg SMA Amanda tp.takut mengungkapkan ibarat langit dan bumi
Rahma Inayah
lanjut thor
Rahma Inayah
,deche ni cerita baru or ada kaitannyadgn novel sblmnya mkn
Deche: cerita tentang adik sambung Rendi di novel Terjebak Pesona Mamah Muda.
total 1 replies
Rahma Inayah
mampir thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!